Entah sudah berapa lama Sekar tertidur. Ia terbangun lantaran merasa kantung kemihnya begitu penuh.
"Astaghfirullahaldzim!" Sekar terperanjat saat mendapati dirinya berbaring di atas makam.
"Bukankah tadi aku diajak nenek itu ke rumahnya? Kenapa aku bisa berada di atas makam ini?" gumamnya.
Sekar mengedarkan pandangannya di sekitar tempat itu. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya gundukan tanah dan batu nisan. Tiba-tiba saja rasa penyesalan itu pun datang.
"Tidak seharusnya aku pergi meninggalkan rumah, semua masih bisa dibicarakan baik-baik," batin nya.
Sekar beranjak dari tempat duduknya. Ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumahnya.
"Tapi, di mana ini? Arah mana yang harus kuambil untuk menuju jalan pulang ke rumahku?" gumamnya.
Setelah berpikir beberapa saat, Sekar pun akhirnya memutuskan untuk berjalan ke arah kanan yang ia yakini sebagai jalan kembali menuju rumahnya. Entah sudah berapa lama ia berjalan. Bukannya menemukan jalan keluar, ia justru merasa sedari tadi hanya berputar putar saja di area pemakaman itu.
"Bapak … Mbok … Gendhis … aku ingin pulang," lirihnya.
"Hihihihihihihihihi."
Bulu kuduknya meremang saat tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang tertawa cekikikan. Meskipun dicekam rasa takut, ia memberantas diri untuk mencari dari mana suara itu berasal. Matanya terbelalak saat menangkap sesosok perempuan berbaju putih berambut panjang tengah duduk di atas pohon tepat di atas tempatnya berdiri. Awalnya sosok itu menundukkan kepalanya, namun perlahan sosok itu mengangkat wajahnya dan memandang tepat ke arahnya.
"Allahuakbar!" Sekar menjerit histeris saat memandang wajah itu rata tanpa mata, hidung, ataupun mulut. Sekar mengumpulkan tenaganya untuk menjauhi sosok mengerikan itu. Entah mengapa ia justru merasa kakinya begitu kaku. Jangankan berlari, menggerakkannya saja begitu sulit. Sementara sosok perempuan bermuka rata itu tiba-tiba saja terbang dan mendekat ke arahnya.
"Bruk!" Tubuh Sekar ambruk di tanah.
*****
Pukul empat pagi.
Sekar membuka matanya perlahan. Ia menguceknya agar penglihatannya lebih jelas. Ia pun mengedarkan pandangannya di ruangan itu. Tampak lemari kayu berukuran besar dan meja rias di sebelahnya. Sementara tempat tidur tempatnya duduk kini berukuran cukup besar, mungkin muat jika ditempati tiga orang dewasa.
"Di mana ini? Bukankah tadi aku berada di pemakaman?" gumamnya.
Sekar tersentak kaget saat seseorang membuka pintu kamar berukuran cukup luas itu.
"Sudah bangun, Nduk?" tanya perempuan paruh baya itu. Di tangannya tampak nampan berisi sepiring roti tawar dan segelas susu.
"Ma-ma-af, saya di mana, dan Mbok ini siapa?" tanya Sekar.
"Saat saya dan suami saya hendak berangkat ke pasar dini hari tadi, saya menemukanmu tak sadarkan diri di bawah pohon beringin besar di area pemakaman. Jadi saya dan suami saya membawamu ke sini. Panggil saya mbok Jum. Saya asisten rumah tangga di rumah ini," papar mbok Jum. Silahkan diminum susunya, saya tinggal ke dapur dulu," imbuh nya.
Mbok Jum pun lantas meninggalkan kamar itu.
Sekar beranjak dari atas ranjang lalu melangkahkan kakinya menuju jendela kamar. Ia pun lantas menyibak tirai tipis berwarna putih itu. Ia sempat berpikir jika dirinya kini berada di perumahan elite, namun ia baru sadar jika rumah itu berada di tengah hutan.
"Bagaimana mungkin ada rumah sebagus ini di tengah hutan? Jangan-jangan, …"
Sekar menyentuh hampir semua benda yang berada di dalam ruangan itu dimulai dari bantal, kursi, hingga piring dan gelas yang berada di atas meja. Dan ternyata semuanya nyata.
"Aku penasaran siapa pemilik rumah ini," batin Sekar.
Bersambung …
Hai, pembaca setia, jangan lupa beri dukungannya ya. Beri like, komentar positif, fav, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian akan sangat berarti bagi Author. 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments