#MDS 20#

Kepergian Sekar dari rumahnya tentu saja membuat sang ibu, Sumirah merasa begitu kehilangan. Ia sering menangis di tengah malam bahkan nekat mencari puteri sulungnya itu di hutan yang berada tidak jauh dari rumahnya. Atas saran dari beberapa orang tetangga, akhirnya Darman dan Sumirah memutuskan untuk meminta bantuan pada orang pintar atau yang sering disebut dukun.

"Puteri sulung kami sudah beberapa hari pergi meninggalkan rumah, Mbah. Apa Mbah bisa membantu kami menemukan di mana keberadaannya?" ucap Darman pada laki-laki tua yang mengenakan *blangkon itu.

(kain penutup kepala laki-laki khas orang Jawa)

"Kalian punya uang berapa berani meminta bantuan ku?"

"Maaf, Mbah, kami hanya punya ini."

Sumirah menyodorkan bakul besar berisi satu tandan buah pisang dan beberapa butir kelapa pada laki-laki yang kerap dipanggil Mbah Urip itu.

"Apa-apaan ini! Kalian mau menghinaku? Orang yang meminta bantuan ku biasanya membawa makanan dan buah-buahan mahal. Bukan buah murahan begini!" Mbah Urip menendang bakul itu hingga menumpahkan isi di dalamnya.

"Dukun kampung saja sombongnya bukan main. Aku sumpahi tidak lama lagi usahamu ini gulung tikar!" seru Darman.

"Sudah, Pak ne. Jangan berdebat dengan orang ini. Nanti kalau dia marah dia bisa mencelakai kita," ucap Sumirah setengah berbisik.

"Sana pergi! Orang miskin sok-sokan minta bantuan dukun sekelas Urip."

"Dasar dukun mata duitan!" umpat Darman.

Sumirah mengambil kembali bakulnya, tidak berselang lama keduanya pun meninggalkan tempat tersebut.

"Bagaimana ini Pak ne? Kemana kita harus mencari bantuan?" ucap Sumirah saat keduanya dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Kita pasrahkan saja Gusti Allah, Bu ne. Bapak bingung harus berbuat apa."

"Assalamu'alaikum, Pak Darman … Bu Sumirah," sapa Zainal saat mereka berpapasan di dekat area persawahan.

"Wa'alaikumsalam, Nak Zain."

"Bapak dan Ibu dari mana? Kok bawa bakul?" tanyanya.

"Kami-kami dari rumah mbah Urip."

"Ngapain, Pak … Bu …?"

"Kami ingin minta tolong menemukan di mana keberadaan Sekar."

"Memangnya Sekar kemana, Pak … Bu?"

"Sudah beberapa hari ini Sekar pergi meninggalkan rumah."

"Astaghfirullahaldzim. Kalau boleh saya tahu ada masalah apa hingga membuat Sekar meninggalkan rumah?"

"Semua ini karena Wiguna. Saat keluarga saya mendapat musibah, dia meminjamkan uang pada kami. Awalnya dia bilang iba dan bermaksud menolong, tapi ternyata ada udang di balik batu. Tiba-tiba saja dia mendatangi rumah kami untuk melamar Sekar. Sepertinya Sekar mendengar obrolan kami. Saat kami mendatangi kamarnya, dia sudah pergi. Gendhis mengatakan jika mbakyu nya itu pergi melalui jendela kamarnya," papar Darman.

"Kami mendatangi rumah mbah Urip untuk meminta bantuannya, tapi karena kami tidak membawa barang yang dia inginkan, dia menolak permintaan kami. Dia bahkan menghina dan mengusir kami dari rumahnya." Sumirah menimpali.

"Astaghfirullahaldzim." Zainal menggeleng heran.

"Kami bingung harus kemana lagi meminta bantuan," ucap Darman.

"Insyaallah saya akan membantu Bapak dan Ibu mencari dimana keberadaan Sekar," ucap Zain."

"Alhamdulillah, tetapi sebelumnya kami minta maaf tidak bisa membayar banyak pada Nak Zainal."

"Tidak usah memikirkan hal itu, Bu. Saya ikhlas membantu kalian."

"Oh ya, ngomong-ngomong Nak Zain sendirian saja ke sawah?" tanya Sumirah.

"Ya, Bu. Saya sendirian saja. Umi di rumah merawat Abah yang sedang sakit."

"Semoga abah kamu cepat sembuh."

"Aamiin ya Allah. Terima kasih do'a nya."

"Ya sudah, kami duluan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Darman dan Sumirah pun lantas berlalu dari hadapan Zainal.

Sementara itu di rumah Handoko.

Handoko tengah dibuat kesal lantaran ia baru saja menerima surat pemberhentian jabatannya sebagai kepala desa dari kecamatan.

"Ini benar-benar tidak adil! Masa gara-gara kasus ini aku kena imbasnya," ucapnya.

"Mau bagaimana lagi, Pak. Husein memang bersalah. Apalagi ditambah dengan penemuan barang bukti begitu banyak pakaian dalam ia sembunyikan di bawah kolong tempat tidurnya. Ternyata dia lah pelaku pencurian jemuran yang selama ini dicari warga," ungkap sang istri Miranti.

"Aku sudah tidak memiliki pekerjaan. Bagaimana kita bisa melanjutkan hidup?"

"Kita 'kan masih punya sawah. Bagaimana kalau kita mulai bertani?"

"Daripada harus berkutat dengan lumpur, lebih baik kita jual saja sawah itu, lalu hasil penjualannya kita gunakan sebagai modal."

"Memangnya Bapak mau membuka usaha apa di kampung begini?"

"Aku mau membeli angkutan umum. Bagaimana menurut Ibu?"

"Ibu setuju dengan rencana Bapak."

"Selama ini warga memang kesulitan jika ingin bepergian. Jadi bapak akan menggunakan angkutan itu sebagai bisnis yang tentu saja dengan tarif khusus. Ibu paham 'kan maksud bapak?"

Miranti mengangguk paham.

****

Siang itu Sekar berada sendirian di dalam rumah itu. Mbok Jum dan pak Samsul mengatakan mengambil barang di suatu tempat. Untuk menghilangkan rasa bosan, ia pun memutuskan untuk berkeliling di rumah besar itu. Entah mengapa ia begitu penasaran ingin tahu seperti apa wajah tuan Alvaro pemilik rumah itu. Ia pun mulai menginjakkan kakinya menuju lantai dua.

Rupanya di lantai itu terdapat beberapa kamar. Ia yakin salah satunya adalah kamar sang tuan pemilik rumah.

Sekar mulai membuka gagang pintu sebuah kamar lalu mendorongnya. Namun ia heran saat tak melihat apapun di dalam ruangan itu lantaran di dalam sana benar-benar gelap.

"Ruangan apa ini? Kenapa gelap sekali?" gumamnya.

"Siapa kamu?!" sentak seseorang yang tiba-tiba saja muncul di belakangnya. Sekar pun sontak menoleh ke arahnya.

Tampak di hadapannya sesosok makhluk berbadan tinggi berpakaian serba hitam. Rambutnya panjang tergerai hampir menutupi wajahnya. Sorot matanya pun tajam. Begitu menakutkan.

"Se-se-se-taaan!" 

Tiba-tiba saja badannya gemetar hebat, dengan tangan dan kaki mendadak dingin. Detik kemudian sendi-sendi nya terasa lemas, hingga akhirnya tubuh itu pun luruh di tanah. Semua yang berada di hadapannya kini terlihat gelap.

Bersambung …

Hai, pembaca setia, jangan lupa beri dukungannya ya. Beri like, komentar positif, fav, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰

Happy reading…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!