Secret Of Werewolf

Secret Of Werewolf

Bab 1: Tempat Pelarian

Rumor yang ditakuti oleh para masyarakat, akan adanya sesuatu yang tersembunyi ada di sana.

Desa Wolfden, sebuah desa kecil yang terletak cukup jauh dari kota besar, menyimpan rahasia yang ditakuti banyak orang.

Pertanyaannya adalah, apa yang sebenarnya ada di desa kecil Wolfden? Semuanya dimulai sejak saat itu.

*

DELAPAN BELAS TAHUN YANG LALU...

Hujan deras, dekat area desa Wolfden...

Sshhh..

"Uukh... Argh..."

Terlihat seorang pemuda berjubah hitam panjang tengah menyusuri jalan setapak, langkah kakinya sangat lambat dan terlihat kepayahan juga.

"Aku harus, cepat.... "

Langkah kakinya tak terarah pasti, ia bergumam berkali-kali seolah sedang kebingungan.

Kemudian ia terhenti karena melihat ada bukit yang cukup tinggi di sebuah desa tak jauh dari tempatnya saat ini.

"Tempat itu sepertinya cocok untukku...."

Pemuda berjubah hitam itu akhirnya melangkahkan kakinya ke arah desa kecil, menuju tempat yang ia lihat tadi.

Hujan begitu deras dan kilatan-kilatan petir menghiasi malam yang gelap ini, beberapa waktu berikutnya pada akhirnya pemuda berjubah hitam itu sampai di tempat tujuannya.

"Area pekuburan Wolfden? Tempat ini memang cocok untukku."

"Tempat peristirahatan orang-orang ...."

Pemuda itu menghela nafasnya, ia sudah ada di puncak tertinggi bukit ini dan kemudian melihat langit malam di mana ada cahaya bulan yang tak mampu menerangi karena terhalang awan tebal dan hujan deras.

"Mengapa semuanya jadi begini? Apa aku tidak bisa jadi seperti mereka?"

Pemuda itu menghela nafasnya lagi, dan kemudian menyingkapkan tudung jubah hitamnya itu, dan bersamaan dengan itu muncullah kilatan cahaya yang terang di tempat itu.

JEDER!

Bersamaan dengan itu pula suara yang memekakan telinga terdengar, membuat siapapun yang mendengarnya terkejut kecuali pemuda yang satu ini.

Sekilas tidak ada yang aneh dari pemuda berjubah hitam ini, perawakannya tinggi dan wajahnya tampan kisaran umur dua puluh tahun.

Di tengah ketidak-anehannya pada penampilannya itu, ia memiliki aura misterius dan tidak bisa ditebak.

Raut wajahnya menandakan ia sedang kebingungan dan terlihat memiliki pertanyaan besar dari dalam dirinya sendiri.

"Sampai kapan aku harus mengalami ini? Apa dunia ini terlalu sempit untukku?"

Ia masih melihat ke atas ke arah bulan tertutup awan. "Andai saja bulan tidak pernah ada...."

Pemuda itu mencurahkan isi hatinya sekaligus keinginannya yang mustahil untuk terjadi, pada akhirnya ia tidak bisa menentang kehendak alam yang sudah ada.

Dalam harapan yang sia-sia itu pemuda itu terdiam, keheningan terasa sekali di tengah malam hujan deras di area pekuburan ini dan beberapa saat setelahnya kembali kilatan dan gemuruh yang hebat terjadi.

Drttt...

Hal itu membuat tanah sedikit gemetar, pemuda itu masih saja terdiam di sana.

"Stephen...."

Tiba-tiba terdengar suara pria dewasa memanggil pemuda itu.

Pemuda itu perlahan menoleh ke arah suara itu berasal, dalam sekejap raut wajahnya berubah jadi muram.

Dar!

Kilatan dan gemuruh tidak lagi ragu menujukkan dirinya, mempertemukan dua orang asing di tempat yang tidak biasa.

Pria berjubah merah panjang kini berada tak jauh dengan pemuda tadi, ia menyembunyikan identitasnya sama seperti yang dilakukan pemuda ini juga.

"Kau tahu aku?" Pemuda itu menatap pria tadi dengan serius, tangannya sedikit gemetar, namun ia tidak menunjukkan ekspresi ketakutan.

"Kau seharusnya tidak ada di dunia ini," ujar pria itu dengan nada bicara yang berat.

Stephen sedikit kaget, baru saja ia kira menemukan tempat beristirahat, namun ternyata semuanya tidak seperti yang diharapkannya.

Lambang bulan dengan tanda kedua pedang di sisinya, menandakan seseorang yang sudah punya kekuatan sihir tingkat tinggi, namun yang paling dikenal dari antara banyaknya ahli sihir tingkat tinggi adalah Keluarga Reiss.

Keluarga Reiss adalah keluarga kaya yang tinggal di kota besar, Kota Frost yang letaknya cukup jauh dari desa Wolfden.

Memiliki pengaruh besar di bidang kekuatan sihir dan juga ekonomi membuat Keluarga Reiss dikenal dan dihormati di tempatnya, bahkan orang-orang luar pun tahu tentang keluarga yang satu ini.

"Sial.... Keluarga Reiss benar-benar merepotkan." Pemuda bernama Stephen menatap dengan tajam lambang jubah merah yang terletak di dada pria itu.

Stephen tahu akan begitu tersohornya keluarga Reiss, dan pada kenyataannya ia berurusan dengan keluarga ini.

Pria berjubah merah itu terdiam sejenak seolah ia tidak mengira Stephen tahu identitasnya yang ia sembunyikan sekarang ini.

"Jadi kau tahu aku?" Pria berjubah merah itu menyingkapkan tudung kepalanya, dan bersamaan dengan itu terlihat raut wajah yang tidak jauh berbeda dari yang ditunjukkan oleh Stephen.

Wajah dari pria itu ada luka di sebagian area dekat mata kanannya, terlihat seperti sedikit melepuh namun tidak terlalu parah, dan ia sendiri tidak terlihat kesulitan melihat.

Memiliki kumis dan janggut tipis di sekitar wajahnya, tatapannya menatap tajam ke arah lawan bicaranya sekarang ini.

Penampilannya sama tinggi dengan Stephen namun badannya jauh lebih berisi dan aura yang dipancarkannya begitu hidup.

"Ini bukan kali pertama aku bertemu denganmu, aku tidak mau lagi berurusan denganmu. Mengapa tidak kau saja yang hilang di dunia ini!?"

Pada akhirnya tidak ada waktu istirahat untuk Stephen, yang ada hanyalah urusan yang belum selesai yang mendatanginya sekarang.

HUSSH!

Stephen melesat dengan cepat melancarkan tinjunya ke arah pria itu, gerakannya sangat cepat sampai-sampai tidak terlihat oleh mata telanjang.

Brak!

Husshhh!

Tinjuan Stephen terhenti dan menciptakan gelombang kejut di area itu, menghentikan guyuran hujan sementara saat itu juga.

"Apa?!" Stephen tidak bisa menyembunyikan eskpresi terkejutnya, serangannya itu terhenti tepat ketika pria itu menyingkapkan jubah merahnya itu.

Seakan jubah merah itu perisai yang amat kuat yang bisa menahan serangan apapun, itulah yang membuat Stephen tertegun sejenak.

Untuk beberapa momen ke depan, Stephen meloncat ke belakang menjaga jarak dengan pria berjubah merah itu.

Pria itu menyingkapkan jubahnya, dan sedikit menepuk-nepuk membersihkannya. "Lumayan juga untuk ukuran sepertimu."

Stephen menggertakkan giginya tanda ia tidak percaya, padahal ia sendiri sudah cukup yakin tadi seharusnya serangan itu bisa memojokkan pria berjubah merah, namun pada kenyataannya berkata lain.

"Sudah cukup apa yang kau perbuat Stephen," ujar pria itu dengan pelan.

"A- apa yang kau ketahui dariku Reiss?! Kalian hanya memikirkan apa yang baik menurutmu saja!" Stephen berteriak keras.

Kata 'kalian' merujuk pada begitu banyaknya orang yang dimaksud Stephen, namun tak satupun nama yang ia sebutkan kecuali nama keluarga Reiss.

"Apa yang menurutku baik? Aku tidak tahu definisi 'baik' mu seperti apa, namun ... sudah cukup dengan apa yang kau perbuat."

"Memangnya apa yang kuperbuat?! Kau tidak akan pernah bisa mengerti!" Stephen lagi-lagi berbicara keras, raut wajahnya perlahan berubah menjadi penuh beban yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Kau tidak sadar? Makhluk sepertimu berbahaya bagi dunia ini, dan apa yang kau perbuat tidak bisa ditolelir lagi."

"Khh...." Stephen mengerang, ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pria berjubah merah ini, pada akhirnya kebingungan dan beban yang ada di dalam hatinya itu perlahan berubah menjadi amarah.

"Aku berhak menjalani hidup bebas!" seru Stephen, bersamaan dengan itu aura sekitarnya berubah, ia perlahan mengacungkan tangannya ke atas.

Kilat dan Gemuruh menjadi-jadi seakan merespon apa yang tengah dilakukan oleh Stephen sekarang ini.

Shhh...

Aura kekuatan gelap mulai terkumpul pada Stephen, dari tubuhnya muncul asap namun bukan berarti ia menjadi terbakar tanpa sebab juga, melainkan ini adalah caranya ia menunjukkan tekad dan maksud yang ia kemukakan tadi.

"Terus-terusan membela diri? Stephen kau tidak bisa mengubah apa dirimu sekarang ini... kau tidak bisa memberikan pembelaan pada perbuatan yang buruk...." Pria itu kembali berbicara pelan, tenang dan dalam pada Stephen yang tengah menghimpun kekuatannya.

Stephen tidak menghiraukan apa yang dkatakan pria itu, sebaliknya energi gelap yang ia kumpulkan semakin banyak sampai-sampai matanya berubah menjadi merah seperti darah.

"Reiss! Kau tidak berhak merebut kebebasan itu dariku!" Stephen mengarahkan kedua tangannya, dan seketika itu juga muncullah energi sihir gelap yang kuat, bulat dan besar.

"Sihir Gelap: Bola Energi Hitam!"

Dengan cepat Stephen melepaskan energi sihirnya.

Dan benar saja, energi gelap itu menyerap apapun yang ada di hadapannya, tidak merusak sekitar hanya saja.... menghilangkan apa saja yang didepannya.

Dengan bola energi kegelapan itu Stephen mengerahkan kekuatan yang dihimpunnya tadi, kekuatan sihir yang begitu hebat yang bisa menghapus keberadaan apapun juga.

...

Shhhh...

Bola hitam itu mendekat ke arah pria berjubah merah, siap untuk menghapus keberadaannya dengan cepat dan tepat.

"Lenyaplah kau Reiss!" Stephen yakin serangannya itu lebih dari cukup untuk mengatasi orang dari keluarga sihir yang hebat itu.

"Stephen ...."

Pria itu mengangkat tangannya.

"Sihir Terang: Penghapus Energi Gelap."

Srriiingg!

Seketika itu juga cahaya terang muncul dari tangan pria itu, membuat semuanya jadi silau, sangat terang.

"Ukh...." Stephen menghalangi cahaya yang terang itu dengan tangannya, selagi ia berusaha untuk melihat sebagian kecil yang terjadi di sana.

Setelah beberapa saat kemudian cahaya itu hilang, Stephen bergegas melihat apa yang sebenarnya tadi terjadi.

"A- apa?" Lagi-lagi Stephen tidak menyangka akan apa yang terjadi.

Semua efek dari bola sihir gelap miliknya menghilang, semua hal yang tadinya di telan, termasuk gundukan tanah, kuburan, pohon, dan rumput kembali ada di tempatnya.

Dan pria berjubah merah itu masih saja berdiri di sana, seolah-olah tidak terjadi sesuatu.

"Mengapa? Mengapa sihir Gelapku tidak mempan?!" Stephen mengarahkan pandangannya ke arah kedua tangannya.

Rasa frustasi makin menjadi-jadi, kepercayaan dirinya perlahan pudar dan ia tangannya kembali bergetar... kali ini terlihat jelas ekspresi putus asa dan ketakutan yang dalam.

"Aku tidak mengerti.... kau menganggapku apa?" tanya Stephen dengan nada yang berat, dan sedikit hilang.

Pria itu terdiam. Ia sendiri tidak meyangka Stephen akan berhenti di sini.

"Aku tidak mengerti dirimu, begitupula kau terhadapku, sesederhana itu," jawab pria itu.

"Kedatanganku ke sini adalah untuk menghentikan perbuatan jahatmu pada manusia di dunia ini," lanjutnya.

"Berbuat ... jahat?" Stephen termenung ketika mendengar kalimat itu, ingatannya yang tadi lemah karena kelelahan dan kehabisan tenaga mulai berdatangan kembali.

Akan alasan mengapa ia terus menerus mencari pelarian ....

Alasan yang sebenarnya, dan mengapa pria berjubah merah itu mendatanginya sekarang ini....

Episodes
1 Bab 1: Tempat Pelarian
2 Bab 2: Jati Diri Sebenarnya
3 Bab 3: Kehausan
4 Bab 4: Berhenti, Kumohon
5 Bab 5: Aku Mengerti
6 Bab 6: Keputusan Mutlak
7 Bab 7: Tujuan Awal
8 Bab 8: Sedikit Bantuan
9 Bab 9: Awal Rumor
10 Bab 10: Sedikit Rumor
11 Bab 11: Kedua Teman
12 Bab 12: Hal Hangat
13 Bab 13: Break The Rules
14 Bab 14: Kehangatan Dan Ketakutan
15 Bab 15: Pembuktian
16 Bab 16: Aku Lelah Dan Ingin Pulang
17 Bab 17: Bebas
18 Bab 18: Mencari Kebenaran
19 Bab 19: Rossa dan Fredirica
20 Bab 20: Hal Yang Ditunggu
21 Bab 21: Menerima
22 Bab 22: Kekhawatiran Dan Pertanyaan
23 Bab 23: Hari Penting Aku Datang!
24 Bab 24: Melawan
25 Bab 25: Rasa Penasaran
26 Bab 26: Dilema
27 Bab 27: Melakukan Yang Terbaik
28 Bab 28: Masih Jauh
29 Bab 29: Siapa Yang Dimaksud
30 Bab 30: Coba Jelaskan Apa Yang Kamu Tahu
31 Bab 31: Rencana Baru
32 Bab 32: Apa Yang Terjadi
33 Bab 33: Kehangatan
34 Bab 34: Sebuah Pertanyaan
35 Bab 35: Waktunya Beraksi
36 Bab 36: Cara Lain? Siapa Takut!
37 Bab 37: Berbeda
38 Bab 38: Akhir
39 Bab 39: Berusaha
40 Bab 40: Tepat Waktu
41 Bab 41: Memulai Kembali
42 Bab 42: Yelena
43 Bab 43: Sekarang Atau Tidak Sama Sekali
44 Bab 44: Sebuah Alasan
45 Bab 45: Sebuah Alasan
46 Bab 46: Tumbang
47 Bab 47: Bangga
48 Bab 48: Diskusi
49 Bab 49: Dampak
50 Bab 50: Sembuh
51 Bab 51: Hasil
52 Bab 52: Pulang
53 Bab 53: Perjuangan
54 Bab 54: Konsekuensi
55 Bab 55: Kalian Mengganggu
56 Bab 56: Bukan Diri Sendiri
57 Bab 57: Mencoba Mengerti
58 Bab 58: Menerima Perasaan
59 Bab 59: Menerima Kenyataan
60 Bab 60: Sadar Dan Menerima
61 Bab 61: Menghadapi Tekanan
62 Bab 62: Kabar Dari Jauh
63 Bab 63: Sedikit Berubah
64 Bab 64: Keluar
65 Bab 65: Ada Yang Tidak Beres
66 Bab 66: Membela
67 Bab 67: Waktu Tidak Akan Menunggu
68 Bab 68: Inilah Kekuatanku
69 Bab 69: Melawan Juga
70 Bab 70: Tak Sadar
71 Bab 71: Lebih Kuat? Siapa Takut
72 Bab 72: Lebih Kuat
73 Bab 73: Masih Mau?
74 Bab 74: Kesempatan Emas
75 Bab 75: Tenang
76 Bab 76: Alasan Sebenarnya
77 Bab 77: Memilih
78 Bab 78: Diriku
79 Bab 79: Sebuah Kenyataan
80 Bab 80: Sunguh Nyata
81 Bab 81: Kabar
82 Bab 82: Berdamai
83 Bab 83: Heran
84 Bab 84: Penampilan Baru
85 Bab 85: Insting
86 Bab 86: Tamu
87 Bab 87: Kekuatan Yang Hilang
88 Bab 88: Pertemuan
89 Bab 89: Saudara
90 Bab 90: Alasan Berubah
91 Bab 91: Memanas
92 Bab 92: Makin Panas
93 Bab 93: Menjauh
94 Bab 94: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
95 Bab 95: Berusaha Lebih Keras
96 Bab 96: Sudah Habis
97 Bab 97: Perbedaan
98 Bab 98: Curiga
99 Bab 99: Menunjukkan Tekad
100 Bab 100: Ragu
101 Bab 101: Percaya
102 Bab 102: Tidak Terduga
103 Bab 103: Tanda
104 Bab 104: Terdesak
105 Bab 105: Terima Kasih Sudah Disini
106 Bab 106: Keputusan
107 Bab 107: Undangan
108 Bab 108: Berjalan
109 Bab 109: Dingin
110 Bab 110: Pertanyaan Lagi
111 Bab 111: Jadi Diri Sendiri
112 Bab 112: Balas Budi
113 Bab 113: Menghadapi Kenyataan
114 Bab 114: Sadar
115 Bab 115: Bertemu
116 Bab 116: Terdampar
117 Bab 117: Panggilan Alami
118 Bab 118: Jalan-jalan
119 Bab 119: Jadi Kenyataan
120 Bab 120: Membuka
121 Bab 121: Tertangkap
122 Bab 122: Bersinggah
123 Bab 123: Bertemu... lagi
124 Bab 124: Perasaan
125 Bab 125: Rasakanlah
126 Bab 126: Usaha
127 Bab 127: Perlawanan
128 Bab 128: Kena Mental
129 Bab 129: Sosok Misterius
130 Bab 130: Mengincar
131 Bab 131: Heran
132 Bab 132: Rasakanlah!
133 Bab 133: Yang Kupercayai
134 Bab 134: Penasaran
135 Bab 135: Sadar
136 Bab 136: Jahat
137 Bab 137: Berbalik
138 Bab 138: Belum Selesai
139 Bab 139: Kerinduan
140 Bab 140: Pulang
141 Bab 141: Kunjungan
142 Bab 142: Menyebalkan
143 Bab 143: Mengingatkan
144 Bab 144: Nostalgia
145 Bab 145: Mana Keadilan?
146 Bab 146: Menyelesaikan
147 Bab 147: Fakta
148 Bab 148: Tak Sabar
149 Bab 149: Mengerti
150 Bab 150: Ayah Ibu, Terima Kasih
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Bab 1: Tempat Pelarian
2
Bab 2: Jati Diri Sebenarnya
3
Bab 3: Kehausan
4
Bab 4: Berhenti, Kumohon
5
Bab 5: Aku Mengerti
6
Bab 6: Keputusan Mutlak
7
Bab 7: Tujuan Awal
8
Bab 8: Sedikit Bantuan
9
Bab 9: Awal Rumor
10
Bab 10: Sedikit Rumor
11
Bab 11: Kedua Teman
12
Bab 12: Hal Hangat
13
Bab 13: Break The Rules
14
Bab 14: Kehangatan Dan Ketakutan
15
Bab 15: Pembuktian
16
Bab 16: Aku Lelah Dan Ingin Pulang
17
Bab 17: Bebas
18
Bab 18: Mencari Kebenaran
19
Bab 19: Rossa dan Fredirica
20
Bab 20: Hal Yang Ditunggu
21
Bab 21: Menerima
22
Bab 22: Kekhawatiran Dan Pertanyaan
23
Bab 23: Hari Penting Aku Datang!
24
Bab 24: Melawan
25
Bab 25: Rasa Penasaran
26
Bab 26: Dilema
27
Bab 27: Melakukan Yang Terbaik
28
Bab 28: Masih Jauh
29
Bab 29: Siapa Yang Dimaksud
30
Bab 30: Coba Jelaskan Apa Yang Kamu Tahu
31
Bab 31: Rencana Baru
32
Bab 32: Apa Yang Terjadi
33
Bab 33: Kehangatan
34
Bab 34: Sebuah Pertanyaan
35
Bab 35: Waktunya Beraksi
36
Bab 36: Cara Lain? Siapa Takut!
37
Bab 37: Berbeda
38
Bab 38: Akhir
39
Bab 39: Berusaha
40
Bab 40: Tepat Waktu
41
Bab 41: Memulai Kembali
42
Bab 42: Yelena
43
Bab 43: Sekarang Atau Tidak Sama Sekali
44
Bab 44: Sebuah Alasan
45
Bab 45: Sebuah Alasan
46
Bab 46: Tumbang
47
Bab 47: Bangga
48
Bab 48: Diskusi
49
Bab 49: Dampak
50
Bab 50: Sembuh
51
Bab 51: Hasil
52
Bab 52: Pulang
53
Bab 53: Perjuangan
54
Bab 54: Konsekuensi
55
Bab 55: Kalian Mengganggu
56
Bab 56: Bukan Diri Sendiri
57
Bab 57: Mencoba Mengerti
58
Bab 58: Menerima Perasaan
59
Bab 59: Menerima Kenyataan
60
Bab 60: Sadar Dan Menerima
61
Bab 61: Menghadapi Tekanan
62
Bab 62: Kabar Dari Jauh
63
Bab 63: Sedikit Berubah
64
Bab 64: Keluar
65
Bab 65: Ada Yang Tidak Beres
66
Bab 66: Membela
67
Bab 67: Waktu Tidak Akan Menunggu
68
Bab 68: Inilah Kekuatanku
69
Bab 69: Melawan Juga
70
Bab 70: Tak Sadar
71
Bab 71: Lebih Kuat? Siapa Takut
72
Bab 72: Lebih Kuat
73
Bab 73: Masih Mau?
74
Bab 74: Kesempatan Emas
75
Bab 75: Tenang
76
Bab 76: Alasan Sebenarnya
77
Bab 77: Memilih
78
Bab 78: Diriku
79
Bab 79: Sebuah Kenyataan
80
Bab 80: Sunguh Nyata
81
Bab 81: Kabar
82
Bab 82: Berdamai
83
Bab 83: Heran
84
Bab 84: Penampilan Baru
85
Bab 85: Insting
86
Bab 86: Tamu
87
Bab 87: Kekuatan Yang Hilang
88
Bab 88: Pertemuan
89
Bab 89: Saudara
90
Bab 90: Alasan Berubah
91
Bab 91: Memanas
92
Bab 92: Makin Panas
93
Bab 93: Menjauh
94
Bab 94: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
95
Bab 95: Berusaha Lebih Keras
96
Bab 96: Sudah Habis
97
Bab 97: Perbedaan
98
Bab 98: Curiga
99
Bab 99: Menunjukkan Tekad
100
Bab 100: Ragu
101
Bab 101: Percaya
102
Bab 102: Tidak Terduga
103
Bab 103: Tanda
104
Bab 104: Terdesak
105
Bab 105: Terima Kasih Sudah Disini
106
Bab 106: Keputusan
107
Bab 107: Undangan
108
Bab 108: Berjalan
109
Bab 109: Dingin
110
Bab 110: Pertanyaan Lagi
111
Bab 111: Jadi Diri Sendiri
112
Bab 112: Balas Budi
113
Bab 113: Menghadapi Kenyataan
114
Bab 114: Sadar
115
Bab 115: Bertemu
116
Bab 116: Terdampar
117
Bab 117: Panggilan Alami
118
Bab 118: Jalan-jalan
119
Bab 119: Jadi Kenyataan
120
Bab 120: Membuka
121
Bab 121: Tertangkap
122
Bab 122: Bersinggah
123
Bab 123: Bertemu... lagi
124
Bab 124: Perasaan
125
Bab 125: Rasakanlah
126
Bab 126: Usaha
127
Bab 127: Perlawanan
128
Bab 128: Kena Mental
129
Bab 129: Sosok Misterius
130
Bab 130: Mengincar
131
Bab 131: Heran
132
Bab 132: Rasakanlah!
133
Bab 133: Yang Kupercayai
134
Bab 134: Penasaran
135
Bab 135: Sadar
136
Bab 136: Jahat
137
Bab 137: Berbalik
138
Bab 138: Belum Selesai
139
Bab 139: Kerinduan
140
Bab 140: Pulang
141
Bab 141: Kunjungan
142
Bab 142: Menyebalkan
143
Bab 143: Mengingatkan
144
Bab 144: Nostalgia
145
Bab 145: Mana Keadilan?
146
Bab 146: Menyelesaikan
147
Bab 147: Fakta
148
Bab 148: Tak Sabar
149
Bab 149: Mengerti
150
Bab 150: Ayah Ibu, Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!