Shhhh....
Waktu terus berlalu, malam semakin larut, namun kini di area pepohonan rindang Kota Frost ada seorang pemuda berjubah hitam yang tergeletak di sana.
"Argh!" Stephen tidak hentinya meronta kehausan, tubuhnya terbaring menahan rasa itu, seperti layaknya anak kecil yang merengek pada orang tuanya.
Kini apa yang terjadi pada dirinya sudah tidak bisa diubah lagi, pada akhirnya segala kejadian yang sudah terjadi akan tetap terjadi dan tidak bisa berubah, bagaimana pun yang terjadi.
Stephen tidak memersiapkan dirinya untuk situasi ini, bahkan jika mempersiapkan diri pun Stephen sama sekali tidak yakin dari awal apa ia bisa merubah apa yang merupakan 'bagian' dalam dirinya tersebut.
"Meng... apa ... begini?" Stephen berusaha menahan perasaan yang perlahan menguasainya, karena satu kelengahannya kini ia harus mengalami kejadian seperti ini.
"To- long ...." Stephen memegangi tenggorokkannya dengan keras, seolah ia hendak melakukan sesuatu yang berbahaya, namun perlahan namun pasti Stephen mulai kehilangan kesadaran dirinya.
"Ahahah..."
"Hahaha ...."
"...."
DEG!
Stephen mendengar suara tepatnya suara anak kecil, bersamaan dengan itu hati Stephen bergetar hebat, keinginannya menggebu-gebu akan mencari tahu soal suara yang didengarnya tadi.
Seolah ada bagian dalam dirinya yang lain, Stephen berusaha untuk berpikir sebagaimana mestinya, namun pikirannya itu tidak cukup kuat untuk menahan 'bagian lain' dalam dirinya itu.
Pada akhirnya ia diiringi rasa penasaran yang hebat, Stephen bangkit dengan perlahan, seolah ada kekuatan lain dalam dirinya, yang dirinya sendiri tidak mau berurusan dengan kekuatan itu.
Perlahan namun pasti Stephen berjalan perlahan hendak mencari tahu asal suara anak kecil yang ia dengar sebelumnya, dan beberapa saat kemudian tidak jauh darinya ia menemukan apa yang dicarinya.
Melihat dua gadis kecil cantik tak jauh darinya sedang bermain, pikiran Stephen mulai melayang kemana-mana.
"Ah...."
Pada akhirnya dalam hatinya berkecamuk dengan keinginan-keinginan yang sebelumnya tak ada dalam hatinya itu.
'Sepertinya mereka cocok untuk memuaskan dahagaku ....'
Begitulah pikir pemuda itu, alam bawah sadarnya mulai memerintahnya dengan lebih keras lagi, memaksanya untuk menuruti apa yang diinginkan hatinya.
Perlahan namun pasti penampilan Stephen mulai berubah, dari kulitnya muncul bulu halus, lebih panjang dari bulu manusia biasa, dan lagi sorot hitamnya berubah menjadi kekuningan, menatap tajam kedua gadis kecil itu.
Dengan berubahnya penampilannya saat ini, Stephen hampir kehilangan kendali ada dirinya sendiri, pada akhirnya ia yang berusaha melawan kehendaknya sendiri hanya berakhir sia-sia saja.
Krttt...
Gigi pemuda itu bergemetak, giginya berubah menjadi tajam dalam waktu yang singkat, perubahan lain yang cukup drastis.
Kini penampilannya tidak lagi terlihat seperti manusia, setidaknya begitulah kenyataan yang sesungguhnya.
Perubahan fisik ini membuat siapapun yang melihatnya secara langsung sulit percaya dengan mata kepalanya sendiri.
Cahaya mata kuningnya menyorot tajam dalam kegelapan, memerhatikan setiap gerak-gerik anak kecil yang tak jauh darinya saat ini.
'Aku harus lebih dekat lagi....'
Kata hati Stephen mulai menggebu-gebu seperti memerintahkannya melakukan apa yang sebenarnya ia inginkan sekarang ini.
"Ti-tidak ...."
Sebuah kata terucap pertama kali ketika Stephen sudah berada di titik ini, meskipun sudah hampir kehilangan alam bawah sadarnya, ia tidak pasrah begitu saja.
Stephen berusaha menahan langkah kakinya yang perlahan berjalan ke arah kedua gadis kecil itu, tubuhnya gemetaran namun seberapa keras ia berusaha, langkah kakinya tetap saja tidak berhenti.
Namun itu lebih baik dibanding tidak sama sekali, Stephen berupaya untuk melakukan yang terbaik agar ia tidak lagi menuruti 'bagian lain' dari dirinya sendiri itu.
Kedua keinginan yang berlawanan ada pada diri pemuda itu sekarang ini, namun tekadnya masih belum cukup untuk menghentikan jati dirinya yang sebenarnya.
Tangan Stephen yang kiri berusaha untuk menghentikan tangannya yang terus menerus mencoba meraih ke dekat kedua gadis kecil itu, raut wajahnya begitu buas layaknya seorang yang sangat lapar.
Air liurnya menetes perlahan selagi ia menggeram, sedikit demi sedikit, ia semakin dekat dengan kedua gadis kecil itu ... hanya tinggal beberapa langkah saja.
"Men... jauh ...." Untuk terakhir kali Stephen mengeluarkan usaha terbaiknya, ia berusaha memberi tahu tahu anak kecil di dekatnya untuk menjauh, namun apa daya ucapannya itu terlalu pelan untuk bisa didengar kedua anak kecil yang sedang tertawa dan bercanda satu sama lain.
Pada akhirnya kesadaran Stephen hilang sepenuhnya, perlahan guratan bibirnya naik ke atas, wajahnya begitu sumringah melihat apa yang ia inginkan ada di depan matanya.
Perlahan namun pasti Stephen hendak meraih kedua gadis kecil itu, dan dalam waktu yang singkat saja ia akan segera menyelesaikan urusannya di sini.
HUUHSSH!
"!"
Tepat sebelum Stephen menyentuh kedua gadis kecil tadi tiba-tiba muncul angin yang cukup kencang di area itu, kedua gadis kecil di dekatnya menghilang tanpa jejak.
"Grrr...." Stephen kembali mengerang, raut wajahnya berubah menjadi muram dengan cepat.
Perasaan dipermainkan ini membuat Stephen terdiam sejenak dan kemudian mengarahkan pandangannya ke arah lain, ia melihat bayangan hitam sedang menggendong kedua gadis kecil yang menjadi sasarannya sebelumnya.
Tidak sampai di sana, Stephen melihat dengan jelas bagaimana rupa bayangan hitam yang tak jauh darinya itu, ternyata yang dilihatnya adalah seorang pria dewasa berjanggut tipis, menggendong kedua gadis itu.
Pria yang berpenampilan rapi itu memandangi Stephen dengan tajam, kedua gadis digendongnya tidak bergerak seolah mereka tengah tertidur pulas, padahal sebelumnya mereka bermain satu sama lain dengan penuh semangat.
Kedua mata pun saling menatap satu sama lain, sebelumnya Stephen tidak merasakan hawa kehadiran orang lain, namun kini pada kenyatannya ada orang lain di area ini.
Pria berkumis dan berjanggut tipis ini punya semacam luka di dekat mata kanannya, namun itu tidak menghalangi pandangan mata yang masih menatap tajam padanya.
"Grrr...." Stephen mulai mencoba jalan lain yaitu dengan menggunakan kekerasan di sini, ia hendak mengambil apa yang seharusnya ia dapatkan tadi.
Shhhh...
Perlahan namun pasti Stephen mulai menghimpun kekuatannya, hendak menyelesaikan urusannya dengan secepat mungkin.
DEG!
Tiba-tiba Stephen merasa ada sesuatu yang berbeda terjadi pada pria yang tiba-tiba muncul tak jauh darinya itu, sebuah hal yang sama sekali tidak ia duga sebelumnya.
Tidak hanya dirinya yang sedang mengumpulkan kekuatan ternyata, namun pria berpenampilan rapi itu pun melakukannya, atau lebih tepatnya sudah siap sedia.
Perubahan atmosfer terjadi sini, selayaknya aura kekuatan sedang beradu, padahal di antara mereka belum terjadi apa-apa.
Stephen cukup kaget melihat hal ini, pasalnya ia merasa kekuatan yang begitu luar biasa terpancar dari pria yang punya luka di dekat mata kanannya itu.
Pria itu masih menatap serius pada Stephen, entah apa yang akan dilakukannya selanjutnya, namun sepertinya apapun yang akan dilakukannya, tentulah ia tidak mau membahayakan kedua gadis kecil yang kini dalam gendongannya itu.
"Mengapa makhluk sepertimu bisa ada di sini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments