Ibu Sambung Untuk Anakku
Saat ini aku lagi berkumpul bareng sama kedua orang tuaku.Ibu dan Bapak sebentar lagi mau berangkat ke sawah sedangkan adiku, Wulan sudah berangkat sekolah sejak pukul jam enam pagi. Aku sudah lulus sekolah SMA setahun yang lalu aku hanya membantu ibu bekerja menjadi tukang cuci gosok keliling di rumah para tetangga yang membutuhkan tenaga cuci gosok.
"Ibu, Bapak, Aku ingin merantau ke Jakarta, aku ingin membantu ibu dan bapak supaya bapak dan ibu nggak terlalu cape, ngurusin sawah para tetangga dari pagi sampai sore." Aku mengutarakan keinginanku.
Bapak dan Ibu hanya saling berpandangan, mungkin mereka bingung kenapa tiba-tiba aku memutuskan untuk merantau ke jakarta, sebenernya aku kasian sama kedua orang tuaku, mereka kerja banting tulang menghidupi kedua anaknya hanya sebagai buru tani bayarannya nggak seberapa, sedangkan Wulan sudah kelas tiga SMP sebentar lagi dia akan masuk SMA yang pastinya butuh banyak uang.
"Nak, kenapa kamu tiba-tiba ingin merantau ke jakarta? Di jakarta nanti kamu mau kerja apa dan tinggal sama siapa?" Tanya ibuku.
Sedangkan bapak hanya menganggukan kepalanya, bahwa beliau setuju sama yang di katakan ibu barusan.
"Aku ingin bekerja sebagai baby sitter pak, bu. Kalau jadi baby sitter nanti aku tinggal di yayasan dulu, sampai ada majikan yang memilihku untuk bekerja dengan mereka." Ujarku sama bapak dan ibu.
"Tapi, Ibu takut terjadi sesuatu sama kamu nak, kita nggak punya saudara yang ada di jakarta, memangnya kenapa kamu juga kan kerja ke para tetangga sebagai cuci gosok." Sahut ibuku lagi keberatan.
"Tapi bayarannya nggak cukup bu, sebentar lagi Wulan akan masuk SMA butuh biaya banyak bu, kalau ngandelin uang hasil kerja aku dan bapak, ibu nggak bisa mencukupi untuk biaya sekolah Wulan saat mau SMA nanti.
"Jadi tolong ijinkan aku merantau ke jakarta." Aku masih sajah meminta ijin sama kedua orang tuaku.
Lagi-lagi ibu dan bapak hanya saling pandang, aku tau pasti mereka berat memberikan keputusan untuk aku berangkat ke jakarta.
"Nanti bapak dan ibu pikirkan lagi, sekarang bapak harus berangkat ke sawah," Ucap bapak dan langsung berpamitan.
Selepas bapak pergi berangkat ke sawah, aku membereskan meja bekas kami sarapan, sebentar lagi ibu juga harus berangkat ke ruma bu Tini bu RT yang sering memakai jasa ibu untuk menjadi tukang masak di rumahnya. Terkadang juga ibu jadi tukang masak di rumah pak Jaya untuk para petani yang kerja di kebunnya.
Sedangkan aku berangkat agak siangan, aku harus mencuci piring bekas sarapan, cuci baju dan beberes rumah. Setelah semuanya selsai aku baru berangkat dari rumah yang satu ke rumah yang lain, itulah pekerjaanku sejak lulus SMA makanya aku kepengen banget merantau ke jakarta membantu ibu dan bapak.
Pagi berganti siang, berganti malam. Saat ini kami semua lagi ngumpul di ruang Tv, bersantai setelah seharian bekerja.
"Pak, tadi pagi guruku sudah menanyakan uang SPP yang sudah nunggak tiga bulan, kalau aku ngga bayar aku nggak boleh ikut ujian kelulusan pak, bapak tau kan sebentar lagi ujian dan kalau aku lulus SMP aku mau masuk SMA favorit, aku mau kaya temen-temen pak yang bisa masuk SMA." Ujar Wulan panjang lebar.
Kami bertiga saling berpandangan, mungkin bapak dan ibu bingung mau bayar, Spp dari manah sedangkan mereka belum gajian, aku pun sama mau kas bon juga pasti nggak boleh.
"Bapak dan Ibu denger kan? Wulan butuh biaya sekolah yang tidak sedikit, jadi ijinkan aku merantau ke jakarta buat membantu kebutuhan kalian." Kataku lagi meminta ijin sama bapak dan ibu.
Setelah memikirkan tentang sekolah Wulan, dan memikirkan ucapan aku akhirnya mereka setuju dengan keputusan aku.
"Baiklah, bapak dan ibu izinkan kamu kerja di jakarta." Ujar bapak membuat aku seneng.
"Terimakasih, pak, bu sudah mengizinkan aku berangkat ke jakarta," Ucapku lagi.
Kami berempat berpelukan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰😎🙄
2023-04-09
0
susi 2020
🙄🙄😍😘
2023-04-09
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
sebagai orang tua pasti berat mengizinkan anaknya pergi merantau, apalagi anak gadis. khawatir, itu pasti tapi kadang yang ada dipikiran mereka benar adanya. tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan
2023-02-24
2