Saat ini aku dan keluarga lagi ada di terminal. Bapak dan ibu serta adik ku, Wulan terpaksa harus izin untuk nggak masuk sekolah kami pun mengizinkan karena baru kali ini juga dia nggak masuk sekolah.
"Fani, nak, nanti kamu di sanah jaga diri baik-baik ya? Jaga kesehatan, jaga pergaulan jangan percaya sama orang yang belum di kenal. Jangan lupa sholat lima waktu," Ucap bapak memberi wejangan untukku.
"Iya nak, dengerin pesan dari bapak kamu ya?" Tanya ibu lagi.
"Bapak dan ibu tenang sajah, Fani bakalan jaga diri baik-baik, Fani juga nggak akan melampaui pergaulan selama ada di jakarta." Jawabku tersenyum ke arah bapak dan ibu.
Aku mendekati adikku Wulan yang sedari tadi diem sajah, ada apa dengannya, dia yang melihat aku berjalan ke arahku langsung memelukku dan menangis.
"Hei, ada apa kenapa kamu menangis? Apa kamu masih memikirkan pembayaran sekolah?" Tanyaku mengelus rambutnya.
Dia menggelengkan kepalanya dan kembali menangis, aku jadi heran tumben-tumbenan dia nggak cerewet kaya biasanya.
"Hei, kamu kenapa dari tadi menangis terus?" Tanyaku lagi.
Dia melepaskan pelukannya masih menangis, baru kali ini aku melihat dia menangis rasanya lucu sekali udah mau tumbuh remaja masih sajah menangis.
"Wulan nggak papa mba, Wulan hanya sedih saja mau di tinggal mba merantau ke jakarta, Wulan pasti kesepian saat pulang sekolah ngga ada bapak dan ibu dan nggak ada yang bisa di ajak ngobrol lagi," Ucapnya.
Ya ampun ternyata gara-gara ini dia sampai menangis, kirain ada apa bikin kaget saja ini anak, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sajah.
"Ya ampun dek, kirain apaan bikin mba takut saja, kamu tenang saja dek nanti setelah mba sudah bekerja dan sudah dapat gaji nanti bapak dan ibu nggak boleh bekerja banting tulang lagi. Kamu jagain bapak dan ibu ya? Kalau pulang sekolah langsung pulang nggak boleh main. Dan kalau malem juga jangan keluyuran ikut-ikutan sama kaya temen kamu, dan kalau sudah pulang sekolah juga jangan lupa beresin rumah kalau lagi berantakan, apa kamu mengerti?" Tanyaku sama adiku Wulan.
"Iya mba tenang sajah, aku pasti akan ingat semua pesen mba." Jawabnya.
Bis tujuan ke jakarta sudah datang, aku berpamitan sama bapak dan ibu serta adikku Wulan.
"Pak, bu, Fani berangkat dulu yah itu mobilnya sudah dateng, takut ketinggalan, dek inget pesan mba ya?" Aku berpamitan dan mengingatkan kembali adikku.
"Iya nak kamu hati-hati di jalan, kalau sudah sampai jakarta kamu kabarin bapak dan ibu jangan lupa telpon, Wulan kalau sudah sampai di jakarta." Ujar Bapak.
Aku melepaskan pelukan bapak, ibu dan juga Wulan, karena bisnya mau segera berangkat.
"Iya, bapak dan Ibu tenang saja." Sahutku.
"Ini ada sedikit uang buat pegangan kamu di sana ya, maaf bapak dan ibu cuma bisa kasih uang yang nggak banyak mudah-mudahan bisa buat beli makanan di sana selama kamu belum mendapatkan pekerjaan," Ucap Bapak.
"Kamu hati-hati ya, inget pesan bapak dan ibu." Ujar ibu lagi.
"Iya kalau begitu Fani berangkat." Pamit ku sama mereka bertiga.
...****************...
Sekitar pukul jam empat sore aku sudah sampai di terminal jakarta, rasanya cape seharian dalam perjalan. Aku turun dari bis berniat mau melangka untuk beristirahat di warung yang ada di terminal.
Setelah cukup beristirahat, aku melangkah di halte tempat untuk menunggu angkutan umum lewat aku duduk di halte.
"Mamah, mamah kemanah saja?" Tanya anak kecil menarik-narik tasku.
Degh.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
susi 2020
😎😎😎
2023-04-09
0
susi 2020
😍😍😘🥰
2023-04-09
0
muthia
mampir br nemu 🤭
2023-03-12
0