Degh.
Abimana yang sedari tadi ngintip di kamar anaknya merasa tertampar mendengar curhatan Dikta sama Fani, apa karena itu Dikta ingin memanggil Fani dengan sebutan mamah, karena dia ingin merasakan kasih sayang seorang ibu, tapi kalau bener begitu kenapa kalau sama Jenna dan perempuan lain yang ingin berusaha mendekati dirinya Dikta selalu menolak dan terlihat nggak suka dan terlihat galak.
Abimana masih mencerna ucapan anaknya apa bener dirinya terlalu sibuk ke kantor berangkat pagi dan pulang kalau malam kalau anaknya sudah tidur, tapi dirinya merasa kalau selama ini dia baik-baik sajah dia selalu melihat anaknya yang ceria dan selalu memperlihatkan kelucuannya dan itu ternyata hanya topeng belaka. "Maafin papah sayang kalau papah nggak ada waktu buat kamu, papah melakukan ini demi kebaikan kamu."
Abimana masih memikirkan tentang ucapan anaknya sampai-sampai dia nggak tau kalau Fani mau keluar dari kamar anaknya dan ketahuan kalau dia sedari tadi ngintip mereka berdua.
"Pak Abi," Ucapnya.
Abimana terkejut kalau Fani sudah ada di depannya, mau ngomong apa dia nanti kalau Fani tau dia lagi ngintipin mereka berdua. "Ya ampun ini perempuan ngapain si tiba-tiba nongol Abimana hanya bisa membatin."
"Apa Dikta sudah tidur?" Tanyanya datar menutupi kegugupannya.
"Sudah pak, kalau gitu saya permisi dulu." Jawabnya.
Abimana menganggukan kepalanya pelan, Fani turun kebawah untuk kembali ke kamarnya, selepas kepergian Fani Abimana masuk kedalam kamar anaknya dia membaringkan badannya di samping anaknya dan memeluknya.
"Apa kamu bener-bener kesepian sayang? Maafin papah yah," Ucapnya memeluk anaknya.
Byurr.
Fani lagi jalan mau ke kamar tiba-tiba dia di kagetkan sama Sinta yang menyiram air satu ember di kepalanya, Fani mendongakan kepalanya dia melihat Sinta ada di depannya yang sedang terssnyum meledek, apa maksudnya kenapa tiba-tiba Sinta menyiramkan air padanya.
"Mba sinta apa yang mba lakukan?" Tanyanya heran.
Sinta maju selangkah mendekati Fani dan mendorong Fani cukup keras sampai Fani terjatuh duduk di lantai, Sinta tersenyum puas ingin rasanya dia membuat Fani nggak betah di sini.
Auh! Fani mengaduh karena dorongan Sinta yang cukup keras sampai dia terjatuh terduduk di lantai, apa dia punya salah sama Sinta sampai dia nggak menyukainya padahal dia merasa kalau dia nggak punya masalah dengannya.
"Mba Sinta apa yang mba lakukan? Kenapa mba menyiram saya dan mendorong saya?" Tanyanya.
"Itu balasan buat kamu yang sudah beraninya ingin cari perhatian di depan pak Abi dan nona Pricil, apa luh sengaja deketin mereka dan kamu mau merayu pak Abi dengan cara mendekati Dikta supaya pak Abi mau menikahi kamu karena Dikta memanggilmu dengan sebutan mamah? Itu pasti kamu kan yang ngajarin Dikta untuk memanggilmu mamah? Kamu itu nggak cocok level kalian jau berbeda sangat jau yang cocok bersanding dengan pak Abi itu nona Jenna." Ujar Sinta menatap tajam Fani.
Fani menggelengan kepalanya bagaimana bisa Sinta berfikiran seperti itu? Fani juga sadar diri kalau setatus dia dan setatus keluarga Hartawan jelas jau berbeda dan dia juga nggak punya pikiran mengambil hati Dikta untuk menarik perhatian orang tuanya, pikiran kotor darimana itu.
"Mba Sinta jangan asal nuduh ya, saya nggak ada punya niatan seperti yang mba tuduhkan kalau mba mau jadi pengasuh Dikta ya silakan saya nggak keberatan, tapi jangan sekali-kali menuduh saya seperti itu." Jawabnya menatap Sinta yang terlihat kesal.
"Berani yah kamu melawan saya? Saya ini sudah lama kerja di sini dan kamu itu baru kemarin jadi jangan coba-coba kamu melawan saya." Ujar Sinta geram.
Sinta menjambak kerudung Fani sampai Fani mengaduh karena tarikan Sinta yang cukup kuat, Sinta tersenyum mengejek Fani yang lagi berusaha untuk melepaskan tangan Sinta dari kepalanya.
"Mba Sinta tolong lepaskan sakit," Fani memohon sama Sinta untuk di lepaskan.
"Ini balasan untuk kamu yang suka cari muka." Jawabnya Sinta terbahak.
Seseorang datang membuat Sinta kaget dan langsung melepaskan jambakannya dari kepala Fani, Sinta sangat gugup melihat seseorang yang ada di depannya, sedangkan Fani merapihkan kerudungnya yang sedikit berantakan akibat ulah Sinta.
"Nona Pricil," Ucap Sinta gugup.
Pricilia melihat Sinta yang lagi ketakutan dan dia melihat Fani yang sedikit berantakan, Pricil tau apa yang Sinta lakukan sama Fani tapi dia nggak mau menuduhnya dia cuma mau pengen menayakan kejadian yang tadi di lihatnya apa mereka mau menjawabnya dengan jujur atau nggak.
"Apa yang kamu lakukan Sinta? Kenapa baju Fani basah?" Tanyanya menatap Sinta.
Sinta gugup nggak tau dia harus menjawab apa, dia melihat ke arah Fani untuk meminta bantuan, Pricil tau kalau Sinta lagi minta bantuan Fani dia pengen tau apa Fani mau membantu temen kerjanya yang sudah memperlakukan dia tidak baik.
"Nggak papa non Pricil, Saya yang tadi jalannya meleng dan nggak lihat mba Sinta yang lagi bawa air jadi airnya mengenai baju saya." Jawab Fani menundukan kepalanya.
"Ok, sekarang kalian istirahat ini sudah malam." Sahutnya.
Sinta dan Fani berjalan mau masuk kedalam tapi Pricil memanggil Fani, Fani menoleh dan mendekati nonanya.
"Iya nona apa nona butuh sesuatu?" Tanyanya melihat Pricil.
"Jangan menutupi kesalahan teman kamu, dan jangan suka mengakui kesalahan yang nggak kamu lakukan. Apa kamu mengerti?" Tanyanya dengan tegas.
"Iya saya mengerti non." Sahutnya menganggukan kepalanya.
"Kalau gitu kamu istirahatlah." Pricil menggelengkan kepalanya.
...****************...
Di kediaman Voke dia lagi menyuruh anak buanya untuk mencari tau tentang anak laki-laki yang berumur lima tahun siapa lagi kalau bukan Dikta putra semata wayangnya bersama Abimana, dia ingin mengetahui apaka Dikta sudah mempunyai ibu sambung pengganti dirinya? Apaka selama empat tahun dia berpisah dengan Abimana dia sudah mencari istri baru apa dia masih setia nungguin dirinya.
"Kalian pantau rumah pak Abimana dan cari tau tentang anak laki-laki yang berumur lima tahun kabarin segera kalau kalian sudah dapet informasi, apa kalian mengerti?" Voke melihat para bodyguardnya.
"Mengerti nona." Jawab mereka kompak.
"Inget kabarin segera, jangan sampai gagal saya butuh informasi lengkap dan nggak setengah-setengah, kalau kalian gagal kalian akan tau akibatnya." Ujar Voke menatap tajam para bodyguardnya.
"Siap laksanakan nona." Mereka berpamitan meninggalkan rumah nonanya.
Mereka lagi memantau kediaman rumah Abimana dan melihat anak kecil keluar dari rumahnya memakai seragam Tk ya mereka tau dimana sekolahan itu, dia keluar bersama seorang perempuan berhijab mereka penasaran siapa perempuan itu, apa pengasuhnya atau siapa mereka harus memastikannya.
"Apa anak itu yang di maksud nona Voke? Ayo kita ikuti mereka jangan sampai kecolongan." Ujar salah satu di antara mereka.
Mereka semua mengikuti mobil yang di tumpangi Dikta dan Fani dari belakang sedikit jau, mobil yang di tumpangi Dikta dan Fani sudah sampai di sekolah Tk, Dikta turun dari mobil dan di ikuti Fani yang mau mengantarkan Dikta ke pintu gerbang sekolahannya.
"Dikta sayang belajar yang rajin ya." Fani menyemangati Dikta supaya Dikta rajin belajar dan nggak males.
"Ok, mamah Dikta masuk dulu ya, mamah hati-hati di jalam." Sahutnya menyalami tangan Fani dan mengecup kedua pipi Fani.
"Iya sayang, Dikta baik-baik yah di sekolah dan inget jangan nakal," Ucapnya berpesan sama anak majikannya yang selalu memanggilnya mamah.
Fani kini sudah terbiasa kalau mendengar Dikta memanggilnya mamah walaupun sering sekali dia mendapat tatapan tajam dari bu Rina, tapi mau gimana lagi dia juga nggak mau menyakiti perasaan Dikta dia nggak masalah kalau setiap hari dapat makian dari nyonya besarnya! Fani melambaikan tangannya sampai Dikta masuk kedalam karena sudah di tungguin teman-temannya.
Fani melangkah ke mobil dan masuk kedalam, mereka berdua kembali pulang ke rumah Abimana, nanti siang baru Fani menjemput Dikta saat Dikta pulang sekolah.
"Sekarang kita pergi dari sini, kita laporkan sama nona soal anak laki-laki dan perempuan tadi." Ujarnya
Mereka meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah Voke.
Di kantor Abimana baru sampai dia langsung berjalan masuk ke dalam ruangannya, baru sajah mendudukan bokongnya di kursi, pintu ruangannya di ketuk seseorang masuk sebelum di persilakan masuk.
"Hai." Sapanya.
Bersambung..
Jangan lupa Like, Coment dan vote kasih hadia bunga buat author yah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
LISA
Bu Rina itu curang..dia memperalat Sinta utk menyakiti Fani..pdhl Fani statusnya jg art..ngapain sombong jg..
2022-12-29
0
Reny Saputro
semangat
2022-12-29
1