Part 14

Degh.

Abimana yang sedari tadi ngintip di kamar anaknya merasa tertampar mendengar curhatan Dikta sama Fani, apa karena itu Dikta ingin memanggil Fani dengan sebutan mamah, karena dia ingin merasakan kasih sayang seorang ibu, tapi kalau bener begitu kenapa kalau sama Jenna dan perempuan lain yang ingin berusaha mendekati dirinya Dikta selalu menolak dan terlihat nggak suka dan terlihat galak.

Abimana masih mencerna ucapan anaknya apa bener dirinya terlalu sibuk ke kantor berangkat pagi dan pulang kalau malam kalau anaknya sudah tidur, tapi dirinya merasa kalau selama ini dia baik-baik sajah dia selalu melihat anaknya yang ceria dan selalu memperlihatkan kelucuannya dan itu ternyata hanya topeng belaka. "Maafin papah sayang kalau papah nggak ada waktu buat kamu, papah melakukan ini demi kebaikan kamu."

Abimana masih memikirkan tentang ucapan anaknya sampai-sampai dia nggak tau kalau Fani mau keluar dari kamar anaknya dan ketahuan kalau dia sedari tadi ngintip mereka berdua.

"Pak Abi," Ucapnya.

Abimana terkejut kalau Fani sudah ada di depannya, mau ngomong apa dia nanti kalau Fani tau dia lagi ngintipin mereka berdua. "Ya ampun ini perempuan ngapain si tiba-tiba nongol Abimana hanya bisa membatin."

"Apa Dikta sudah tidur?" Tanyanya datar menutupi kegugupannya.

"Sudah pak, kalau gitu saya permisi dulu." Jawabnya.

Abimana menganggukan kepalanya pelan, Fani turun kebawah untuk kembali ke kamarnya, selepas kepergian Fani Abimana masuk kedalam kamar anaknya dia membaringkan badannya di samping anaknya dan memeluknya.

"Apa kamu bener-bener kesepian sayang? Maafin papah yah," Ucapnya memeluk anaknya.

Byurr.

Fani lagi jalan mau ke kamar tiba-tiba dia di kagetkan sama Sinta yang menyiram air satu ember di kepalanya, Fani mendongakan kepalanya dia melihat Sinta ada di depannya yang sedang terssnyum meledek, apa maksudnya kenapa tiba-tiba Sinta menyiramkan air padanya.

"Mba sinta apa yang mba lakukan?" Tanyanya heran.

Sinta maju selangkah mendekati Fani dan mendorong Fani cukup keras sampai Fani terjatuh duduk di lantai, Sinta tersenyum puas ingin rasanya dia membuat Fani nggak betah di sini.

Auh! Fani mengaduh karena dorongan Sinta yang cukup keras sampai dia terjatuh terduduk di lantai, apa dia punya salah sama Sinta sampai dia nggak menyukainya padahal dia merasa kalau dia nggak punya masalah dengannya.

"Mba Sinta apa yang mba lakukan? Kenapa mba menyiram saya dan mendorong saya?" Tanyanya.

"Itu balasan buat kamu yang sudah beraninya ingin cari perhatian di depan pak Abi dan nona Pricil, apa luh sengaja deketin mereka dan kamu mau merayu pak Abi dengan cara mendekati Dikta supaya pak Abi mau menikahi kamu karena Dikta memanggilmu dengan sebutan mamah? Itu pasti kamu kan yang ngajarin Dikta untuk memanggilmu mamah? Kamu itu nggak cocok level kalian jau berbeda sangat jau yang cocok bersanding dengan pak Abi itu nona Jenna." Ujar Sinta menatap tajam Fani.

Fani menggelengan kepalanya bagaimana bisa Sinta berfikiran seperti itu? Fani juga sadar diri kalau setatus dia dan setatus keluarga Hartawan jelas jau berbeda dan dia juga nggak punya pikiran mengambil hati Dikta untuk menarik perhatian orang tuanya, pikiran kotor darimana itu.

"Mba Sinta jangan asal nuduh ya, saya nggak ada punya niatan seperti yang mba tuduhkan kalau mba mau jadi pengasuh Dikta ya silakan saya nggak keberatan, tapi jangan sekali-kali menuduh saya seperti itu." Jawabnya menatap Sinta yang terlihat kesal.

"Berani yah kamu melawan saya? Saya ini sudah lama kerja di sini dan kamu itu baru kemarin jadi jangan coba-coba kamu melawan saya." Ujar Sinta geram.

Sinta menjambak kerudung Fani sampai Fani mengaduh karena tarikan Sinta yang cukup kuat, Sinta tersenyum mengejek Fani yang lagi berusaha untuk melepaskan tangan Sinta dari kepalanya.

"Mba Sinta tolong lepaskan sakit," Fani memohon sama Sinta untuk di lepaskan.

"Ini balasan untuk kamu yang suka cari muka." Jawabnya Sinta terbahak.

Seseorang datang membuat Sinta kaget dan langsung melepaskan jambakannya dari kepala Fani, Sinta sangat gugup melihat seseorang yang ada di depannya, sedangkan Fani merapihkan kerudungnya yang sedikit berantakan akibat ulah Sinta.

"Nona Pricil," Ucap Sinta gugup.

Pricilia melihat Sinta yang lagi ketakutan dan dia melihat Fani yang sedikit berantakan, Pricil tau apa yang Sinta lakukan sama Fani tapi dia nggak mau menuduhnya dia cuma mau pengen menayakan kejadian yang tadi di lihatnya apa mereka mau menjawabnya dengan jujur atau nggak.

"Apa yang kamu lakukan Sinta? Kenapa baju Fani basah?" Tanyanya menatap Sinta.

Sinta gugup nggak tau dia harus menjawab apa, dia melihat ke arah Fani untuk meminta bantuan, Pricil tau kalau Sinta lagi minta bantuan Fani dia pengen tau apa Fani mau membantu temen kerjanya yang sudah memperlakukan dia tidak baik.

"Nggak papa non Pricil, Saya yang tadi jalannya meleng dan nggak lihat mba Sinta yang lagi bawa air jadi airnya mengenai baju saya." Jawab Fani menundukan kepalanya.

"Ok, sekarang kalian istirahat ini sudah malam." Sahutnya.

Sinta dan Fani berjalan mau masuk kedalam tapi Pricil memanggil Fani, Fani menoleh dan mendekati nonanya.

"Iya nona apa nona butuh sesuatu?" Tanyanya melihat Pricil.

"Jangan menutupi kesalahan teman kamu, dan jangan suka mengakui kesalahan yang nggak kamu lakukan. Apa kamu mengerti?" Tanyanya dengan tegas.

"Iya saya mengerti non." Sahutnya menganggukan kepalanya.

"Kalau gitu kamu istirahatlah." Pricil menggelengkan kepalanya.

...****************...

Di kediaman Voke dia lagi menyuruh anak buanya untuk mencari tau tentang anak laki-laki yang berumur lima tahun siapa lagi kalau bukan Dikta putra semata wayangnya bersama Abimana, dia ingin mengetahui apaka Dikta sudah mempunyai ibu sambung pengganti dirinya? Apaka selama empat tahun dia berpisah dengan Abimana dia sudah mencari istri baru apa dia masih setia nungguin dirinya.

"Kalian pantau rumah pak Abimana dan cari tau tentang anak laki-laki yang berumur lima tahun kabarin segera kalau kalian sudah dapet informasi, apa kalian mengerti?" Voke melihat para bodyguardnya.

"Mengerti nona." Jawab mereka kompak.

"Inget kabarin segera, jangan sampai gagal saya butuh informasi lengkap dan nggak setengah-setengah, kalau kalian gagal kalian akan tau akibatnya." Ujar Voke menatap tajam para bodyguardnya.

"Siap laksanakan nona." Mereka berpamitan meninggalkan rumah nonanya.

Mereka lagi memantau kediaman rumah Abimana dan melihat anak kecil keluar dari rumahnya memakai seragam Tk ya mereka tau dimana sekolahan itu, dia keluar bersama seorang perempuan berhijab mereka penasaran siapa perempuan itu, apa pengasuhnya atau siapa mereka harus memastikannya.

"Apa anak itu yang di maksud nona Voke? Ayo kita ikuti mereka jangan sampai kecolongan." Ujar salah satu di antara mereka.

Mereka semua mengikuti mobil yang di tumpangi Dikta dan Fani dari belakang sedikit jau, mobil yang di tumpangi Dikta dan Fani sudah sampai di sekolah Tk, Dikta turun dari mobil dan di ikuti Fani yang mau mengantarkan Dikta ke pintu gerbang sekolahannya.

"Dikta sayang belajar yang rajin ya." Fani menyemangati Dikta supaya Dikta rajin belajar dan nggak males.

"Ok, mamah Dikta masuk dulu ya, mamah hati-hati di jalam." Sahutnya menyalami tangan Fani dan mengecup kedua pipi Fani.

"Iya sayang, Dikta baik-baik yah di sekolah dan inget jangan nakal," Ucapnya berpesan sama anak majikannya yang selalu memanggilnya mamah.

Fani kini sudah terbiasa kalau mendengar Dikta memanggilnya mamah walaupun sering sekali dia mendapat tatapan tajam dari bu Rina, tapi mau gimana lagi dia juga nggak mau menyakiti perasaan Dikta dia nggak masalah kalau setiap hari dapat makian dari nyonya besarnya! Fani melambaikan tangannya sampai Dikta masuk kedalam karena sudah di tungguin teman-temannya.

Fani melangkah ke mobil dan masuk kedalam, mereka berdua kembali pulang ke rumah Abimana, nanti siang baru Fani menjemput Dikta saat Dikta pulang sekolah.

"Sekarang kita pergi dari sini, kita laporkan sama nona soal anak laki-laki dan perempuan tadi." Ujarnya

Mereka meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah Voke.

Di kantor Abimana baru sampai dia langsung berjalan masuk ke dalam ruangannya, baru sajah mendudukan bokongnya di kursi, pintu ruangannya di ketuk seseorang masuk sebelum di persilakan masuk.

"Hai." Sapanya.

Bersambung..

Jangan lupa Like, Coment dan vote kasih hadia bunga buat author yah 🙏

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Bu Rina itu curang..dia memperalat Sinta utk menyakiti Fani..pdhl Fani statusnya jg art..ngapain sombong jg..

2022-12-29

0

Reny Saputro

Reny Saputro

semangat

2022-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35.
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 part 53
54 Par 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Par 84
85 Part 85
86 Par 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Par 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35.
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
part 53
54
Par 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Par 84
85
Part 85
86
Par 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Par 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!