Part 9

Degh.

Jantung Abimana berdetak lebih cepat, saat dia nggak sengaja menangkap Tifani yang hampir sajah terjatuh dia langsung melepaskan dekapannya dan menatap tajam sama Tifani.

Tifani yang melihat tatapan tuan mudahnya menundukan kepalanya dia nggak berani melihat tampang serem majikannya.

"Maafkan saya tuan, saya nggak sengaja," Ucapnya menundukan wajahnya.

Abimana meninggalkan Tifani begitu sajah, ada apa denganku kenapa jantungku berdetak sangat cepat, apa ada masalah sama jantungku? Aku harus secepatnya periksakan ke dokter aku takut ada masalah dengan jantungku.

Tifani bergegas masuk kedalam kamar Dikta, dia masih melihat Dikta yang masih bergelut di bawah selimutnya, dia mendekat keranjang Dikta untuk segera membangunkannya.

"Den Dikta bangun yu sudah siang," Ucapnya membangunkan anak majikannya.

Dikta membuka matanya dia melihat Tifani sedang tersenyum ke arahnya. Dikta bangun dan menyadarkan badannya di kepala ranjang dia tersenyum melihat Tifani yang lagi berdiri.

"Pagi mamah." Sapah Dikta sebagai ucapan selamat paginya.

Fani sudah nggak kaget lagi dengan panggilan Dikta untuknya, terkadang dia merasa nggak enak kalau Dikta memanggilnya mamah mengingat bu Rina dan Abimana terlihat nggak suka dengannya.

"Pagi den Dikta, sekarang aden mandi yah kan mau sekolah, papah, omah dan tante Pricil sudah nunggin di luar loh," Ucapnya tersenyum.

"Iya, Dikta mau mandi sekarang." Jawabnya antusias.

Tifani dan Dikta berjalan menuruni anak tangga, Dikta yang melihat papahnya melangkah terburu-buru untung sajah dia nggak terjatuh Tifani sudah was-was takut kalau sampai Dikta terjatuh bisa kena semprot sama tuan mudanya.

"Papah!" Teriaknya langsung duduk di pangkuan papahnya.

"Hai sayang, anak papah sudah ganteng." Ujarnya mencium pipi anaknya.

"Iya dong papah, mamah yang dandanin Dikta sampai Dikta jadi ganteng seperti ini." Dikta berkata dengan mata berbinar.

Abimana bingung siapa perempuan yang Dikta panggil mamah? Apaka Jenna yang sering menyuruh Dikta untuk memanggilnya mamah, tapi Dikta kan selalu menolak kalau Jenna memaksanya untuk memanggil dia dengan sebutan mamah.

"Mamah?" Tanyanya penasaran.

"Iya pah, mama Fani." Sahutnya melebarkan senyumnya melihat ke arah Tifani yang sedang berdiri.

Abimana mengikuti arah pandang anaknya dia terkejut perempuan yang di maksud Dikta adalah perempuan yang dia peluk semalem walaupun tanpa sengaja, Tifani menggelengkan kepalanya pelan dia nggak mau kalau Abimana menuduh dirinya yang menyuruh Dikta untuk memanggilnya mamah.

"Dikta sekarang duduk di kursi ya kita sarapan sekarang, nanti Dikta terlambat loh." Pricil mengalihkan pikiran kakanya.

...****************...

Saat ini Abimana sudah berada di kantornya, banyak karyawan yang menyapanya tapi dia hanya menjawab dengan deheman tanpa bersuara, dia bertemu Alfin sang asistennya.

"Pagi pak." Sapahnya.

Abimana menganggukan kepalanya, sebelum dirinya masuk kedalam ruangannya dia berbalik dan menyuruh Alfin untuk mendatangi ruangannya, Alfin menganggukan kepalanya dan mengikuti Abimana masuk kedalam ruangannya.

Abimana duduk di kursi kebesarannya dia menyuruh Alfin duduk karena ada sesuatu yang mau di katakan padanya, tanpa bantahan Alfin duduk di kursi yang berhadapan dengan atasannya, mereka memang sahabatan tapi kalau di jam kerja mereka tetep konsisten layaknya atasan dan bawahan.

"Fin gue minta luh cari dokter spesialis jantung terbaik yang ada di jakarta, pokoknya yang terbaik." Ujarnya menatap Alfin yang sedang kebingungan.

"Apa bapak sakit?" Tanyanya khawatir.

"Ayolah hanya ada kita berdua nggak usah se formal itu." Sahutnya.

"Ok, ok baiklah, jadi gimana apa luh sakit jantung?" Tanyanya masih tetep khawatir.

"Entah lah gue nggak tau, tiba-tiba sajah tadi pagi jantungku berdetak sangat kencang nggak seperti biasanya.

"Ok, gue pergi sekarang ya untuk mencarikan luh dokter spesialis jantung terbaik yang ada di jakarta, gue juga takut luh mati bagaimanapun luh duda yang belum laku." Sahutnya tergalak.

Abimana melototkan matanya melihat Alfin yang sedang terbahak menetertawakan dirinya, Alfin memang sering kali meledek sahabatnya ini emang sahabat dan asisten nggak ada akhlak.

"Sialan luh, gue mending sudah pernah laku dari pada luh, sekalipun belum pernah laku." Sahut Abimana bergantian meledek Alfin.

"Hah, kebiasaan luh, gue bukannya nggak laku tapi gue lagi pilih-pilih sajah." Ujarnya lagi.

"Hala alesan sajah luh." Kata Aditama lagi.

"Taraaa!" Teriakan seseorang mengagetkan mereka.

Bersambug..

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍🥰

2023-04-09

0

susi 2020

susi 2020

😎😎😎😘

2023-04-09

0

🧸🥀⃞ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ ɢɪʙʀᴀɴ😎

🧸🥀⃞ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ ɢɪʙʀᴀɴ😎

temen ga ada akhlak🤣🤣

2023-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35.
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 part 53
54 Par 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Par 84
85 Part 85
86 Par 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Par 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35.
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
part 53
54
Par 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Par 84
85
Part 85
86
Par 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Par 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!