Part 18

Cup.

Degh!

Jantung Abimana berdetak lebih cepat saat dia nggak sengaja menindih dan mengecup kening Fani walapun nggak di sengaja, Fani membulatkan matanya saat Abimana sang bos sedang mengecup keningnya dia langsung mendorong Abimana dari tubuhnya tanpa rasa takut.

Abimana terjungkal akibat dorongan keras dari Fani, Abimana menatap tajam pengasuh baru anaknya beraninya dia mendorongnya sampai dirinya terjungkal, Fani segera bangun dan mengusap-usap keningnya yang di kecup Abimana. "Ya ampun jantungku kenapa lagi ini ?" Tanyanya dalam hati.

"Hei, kamu berani mendorong saya!" Teriak Abimana.

"Maaf pak saya nggak sengaja," Ucapnya menunduk.

"Pak Abi." Suara seseorang yang baru dateng mengagetkan mereka bedua.

Bi Sumi heran melihat Abimana dan Fani yang sedang menundukan kepalanya, bi Sumi menyangka kalau Fani habis di marahin sama majikannya soal yang tadi waktu Dikta menyuruh Fani untuk mengambilkan makanan untuk tuan mudahnya.

"Bi Sumi kenapa datang nggak ketuk pintu dulu? Apa bibi sudah lupa sama peraturan di rumah ini?" Tanyanya.

"Maaf tuan bibi nggak sengaja, bibi tadi cuma mau memanggil Fani untuk mengobati lukahnya terus bibi lihat kalau pintu kamar den Dikta nggak di tutup jadi bibi nggak ketuk pintu dulu." Jawab bi Sumi menjelaskan sama tuan mudanya.

Abimana melihat Fani yang sedari tadi menundukan kepalanya, dia beralih melihat tangan Fani yang di perban dan kembali melihat bi sumi meminta penjelasan dari bi Sumi.

Bi Sumi yang tau maksud dari tuan mudahnya menganggukan kepalanya pelaj, Abimana keluar dari kamar anaknya dan berjalan keluar menuju ke ruang kerjanya di ikuti bi Sumi dari belakang, Abimana duduk di kursi kebesarannya yang ada di ruangan kerjanya.

"Ceritakan bi apa yang terjadi sama dia?" Tanyanya to the point.

"Sewaktu Fani lagi membantu saya di dapur, nggak sengaja Sinta menumpahkan kua sup yang baru mateng dan mengenai tangan Fani." Ujar bi Sumi menceritakan kejadian tadi sore.

Abimana mengepalkan tangannya mendengar cerita bi Sumi, Abimana bingung kenapa dia merasa sangat marah saat mendengar Sinta yang sudah menumpahkan kua panas di tangan Fani. "Ada apa denganku nggak mungkin kan kalau aku marah hanya karena mendengar tangan pengasuh anakku terluka."

"Panggilkan Fani dan Sinta untuk menemui saya bi," Ucapnya.

"Baik tuan." Jawab bi Sumi beliau meninggalkan ruangan kerja tuan mudanya.

Saat ini Fani dan Sinta sudah ada di depan Abimana, Fani bingung kenapa dia dan Sinta bisa di panggil ke ruang kerja tuan mudanya? Sinta sudah merasa was-was dia tau kalau dia di panggil pasti mau membahas masalah tangan Fani yang terluka Sinta nggak bakalan salah tebakannya. Sinta menyangka kalau Fani sudah mengadukannya sama Dikta dan membuat Dikta mengadukannya sama papahnya. "Dasar brengsek berani-beraninya dia mengaduh lihat saja aku akan membalasnya." Sinta merencanakan sesuatu untuk Fani.

"Bisa kamu jelaskan Sinta kenapa kamu menyiram tangan Fani dengan kua panas?" Tanyanya melihat Sinta yang sedang meremas tangannya.

Sinta belum menjawab pertanyaan tuan mudanya dia bingung nggak tau harus menjawab apa? Nggak mungkin dia jujur kalau dia sengaja menumpahkan kua panas di tangan Fani karena di suruh sama bu Rina mamahnya, kalau dia nggak jujur pasti Abimana bakalan tau sendiri kalau dia berbohong.

"Saya nggak sengaja tuan Abi, saat saya lagi membawa sayur tiba-tiba kakiku terpeleset." Jawabnya menunduk.

"Apa kamu yakin?" Tanya Abimana melihat Sinta.

"Iya tuan, saya yakin." Sahutnya.

"Baiklah marin kita lihat cctv yang ada di dapur sama-sama." Ujar Abimana tersenyum melihat Sinta.

Sinta membelakakan matanya dia sungguh nggak tau kalau di dapur ada cctv, dahinya berkeringat badannya bergetar hebat, dia sudah ketakutan kalau dirinya sudah berani membohongi tuan mudanya.

Abimana membuka laptopnya dan mecari rekaman cctv tadi sore saat kejadian di dapur, Abimana mengarahkan laptopnya ke arah Fani dan Sinta agar mereka bisa melihatnya dengan jelas.

Fani dan Sinta melihat rekaman cctv yang sedang menujukan kejadian tadi sore saat di dapur, dari Fani yang sedang mengulek sambel, bi Sumi yang sedang menggoreng ikan dan Sinta yang baru sajah mengangkat sayur dan dengan sengaja menumpahkan kua panas di tangan Fani walaupun cuma sedikit.

"Jadi kamu mau menjelaskan apa Sinta? Kamu berani membohongi saya kamu tau apa akibatnya kalau sampai Fani terluka, dia nggak akan bisa menjaga Dikta dan dia cuma bisa makan gaji buta. Saya nggak mau rugi apa kamu mengerti." Ucapnya.

Abimana terpaksa mengatakan kalau Fani cuma makan gaji buta, dia nggak mau kalau Fani dan Sinta tau kalau dia lagi membela Fani di depan mereka berdua, Sinta tersenyum kirain di bakalan kena omelan ternyata tuan mudanya nggak mau kalau beliau rugi karena mengeluarkan gaji untuk Fani.

Fani geram mendengar Abimana mengatakan kalau dia hanya akan makan gaji buta saat dia terluka, tapi Fani hanya bisa diam nggak mau mengatakan apa-apa sama tuan mudahnya yang super kaku ini.

"Jadi sebagai gantinya gaji kamu saya potong satu bulan ini," Ucap Abimana melihat Sinta.

"Tapi tuan." Sinta nggak jadi protes saat melihat tatapan maut dari Abimana.

"Bapak nggak usa potong gaji Sinta, bapak bisa potong gaji saya sajah biar saya nggak menerima gaji buta." Sahutnya.

Abimana merasa tersindir dengan ucapan Fani, dia menatap Fani yang berani membantah ucapan tuan mudanya.

"Saya nggak menerima protesan kalian dan saran dari kalian sekarang kalian boleh pergi dari sini." Perintahnya.

...****************...

Voke suda sampai di sekolahan Dikta dia ingin menjemput Dikta dan mengajaknya jalan ke mall, karen sudah waktunya Dikta pulang sekolah sedangkan Fani belum datang menjemput Dikta akibat terkena macet di jalan.

Dikta sudah keluar dari kelasnya dia duduk di kursi biasa saat dia menunggu Fani menjemputnya, tapi tumben sekali Fani belum dateng menjemputnya nggak seperti biasanya Fani nggak perma telat menjemputnya tapi untuk hari ini untuk pertama kalinya Fani terlambat.

"Dikta kamu belum di jemput sayang?" Tanya guru yang mengajarnya.

"Belum bu mungkin mamah Fani terkena macet di jalan." Jawabnya.

"Ooh, begitu ibu guru temenin mau nggak, biar Dikta nggak sendirian?" Tanyanya meminta izin sama Dikta.

"Boleh bu, apa bu Dea nggak keberatan untuk temenin Dikta di sini?" Dikta balik bertanya.

"Nggak dong sayang." Sahutnya.

Dari jau Voke melihat Dikta yang sedang ngobrol sama gurunya, di lihat dari seragam yang di pakai perempuan muda yang lagi ngobrol sama Dikta anak semata wayangnya bua cintanya bersama mantan suaminya Abimana.

Voke rasanya sudah sangat merindukan anaknya yang sudah bertahun-tahun nggak ketemu. Dia ingin berusaha mengambil hati anaknya agar dia gampang untuk mendapatkan Abimana kembali bersamanya. Voke berjalan dan mendekati Dikta dia sudah ada di depan mereka berdua.

"Hai, kamu Dikta kan?" Tanya Voke basa basi.

Dikta dan Dea melihat perempuan cantik yang ada di depanya. Dikta nggak menjawab dia masi sangat asing dan nggak mengenal perempuan yang ada di depannya, Voke yang tau kalau Dikta bingung langsung menjelaskannya.

"Kenalin nama ma.. eh... Maksudnya nama tante Voke, tante temen dari mba Fani tante di suruh tante Fani untuk menjemput Dikta untuk mengantarkan Dikta pulang karena mba Fani lagi di suruh omah buat belanja, apa Dikta mau pulang bersama tante." Ujar Voke meminta mengajak Dikta untuk pulang bersama.

"Jangan mau!" Teriak seseorang dari belakang.

Bersambung..

Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35.
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 part 53
54 Par 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Par 84
85 Part 85
86 Par 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Par 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35.
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
part 53
54
Par 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Par 84
85
Part 85
86
Par 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Par 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!