Part 13

Seseorang menangkap tangan Abimana saat dia mau melayangkan tangannya ke arah anaknya, semua terkejut terutama Pricilia dia nggak menyangka kakanya hilang kendali dan hampir menapar anaknya dan lebih mengejutkan Pricilia adalah Fani yang berani menangkap tangan kakanya, seenggaknya Pricilia bernafas denga lega kalau nggak ada Fani mungkin Dikta sudah pingsan karena ulah papanya sendiri.

"kamu!" Teriak Abimana menatap tajam Fani.

Fani nggak takut dengan tatapan majikannya itu yang seakan ingin menerkamnya hidup-hidup, dia bahkan rela mati untuk membelah seorang anak kecil yang nggak tau apa-apa mau di sakiti seseorang. Apa lagi ini papahnya sendiri yang mau menyakiti anaknya.

"Maaf pak, enggak seharusnya bapak berlaku kasar sama Dikta, bahkan Dikta nggak tau apa-apa kenapa bapak se marah itu hanya dengan mendengar ucapan Dikta, kalau anak kecil melakukan kesalahan seharusnya di nasehatin bukan di kasarin seperti yang mau bapak lakukan tadi," Ucap Fani di depan semua orang yang melihatnya.

"Mamah!" Teriak Dikta menghambur ke pelukan Fani.

Fani memeluk Dikta dengan sayang di depan semuanya, dia nggak peduli dengan tatapan tajam bu Rina dan Abimana jangankan hanya sekedar tatapan tajam mereka, kalaupun harus di sakiti sama mereka semua Fani rela asal mereka nggak berbuat kasar sama anak kecil, bukan cuma Dikta siapapun anak kecilnya kalau ada orang yang mau berbuat kasar Fani akan membelanya.

"Dia anak saya, kamu nggak usah ikut campur." Ujar Abimana mengeraskan rahangnya.

"Iya saya tau dan saya paham betul kalau Dikta anak bapak, tapi apa bapak tega bermain kasar sama anak sendiri apalagi sampai main tangan? Anak kecil seperti Dikta harusnya di nasehatin kalau dia melakukan kesalahan dia masih ber umur lima tahun pak nggak kebayang kalau anak kecil seperti Dikta sampai kena pukulan dari tangan papahnya yang nggak ringan. Dan cukup berat mungkin Dikta akan terluka bahkan sampai pingsan di depan papahnya sendiri." Sahut Fani tanpa rasa takut.

Degh.

Abimana terkejut saat mendengar penuturan Fani, dirinya nggak sadar hampir sajah dia menyakiti anaknya yang selama ini sudah di jaganya sejak umur satu tahun saat mantan istrinya tega meninggakan anaknya yang masih butuh kasih sayang seorang ibu, Abimana terduduk di sofa dia menyesali perbuatannya sendiri, dia mengumpati kesalahannya yang hampir membuat anaknya terluka, Pricilia bangga sama Fani dia sampai berani melawan ucapan kakanya nggak sia-sia dia memperkejakan Fani sebagai pengasuh ponakannya, Pricilia berharap semoga suatu saat Fani beneran menjadi mamah sambung untuk Dikta putra semata wayang dari Voke dan kakanya Abimana.

"Hei, perempuan udik berani ya kamu menasehati anak saya, dia itu papahnya dia tau apa yang harus dia lakukan untuk mendidik anaknya," Ucap bu Rina berang.

"Dengan cara menyakiti anaknya dan hampir memukul anaknya, apa nyonya membenarkan tindakan putra anda untuk mengasari anaknya sendiri? Nyonya bahkan oma dari Dikta ko bisa-bisanya membela anak nyonya yang salah." Jawab Fani tanpa rasa takut.

Dia nggak peduli walaupun dirinya hanya pengasuh anak dari majikannya, tapi dia nggak takut walaupun harus di caci maki sama mereka berdua, dia nggak akan mentolerir tindak kekerasan orang tua sama anaknya.

"Dasar pembantu nggak punya sopan santun berani melawan ucapan majikan ya kamu." Sahut bu Rina menujuk-nunjuk Fani dengan jari telunjuknya.

"Maaf nyonya bukan maksud saya melawan nyonya dan pak Abi, saya cuma membela apa yang memang harus di bela." Kata Fani lagi.

"Kau." Ujar bu Rina.

"Diam!" Teriak Abimana membanting gelas yang ada di meja membuat bu Rina dan Pricilia terkejut.

Prang!

"Mamah." Dikta memeluk Fani semakin erat.

"Sayang ayo kita kekamar yah, Dikta harus segera tidur besok kan Dikta harus sekolah, Dikta nggak mau terlambat kan biar nanti nggak di suruh bu guru berdiri di depan kelas," Ucap Fani mengusap kepala Dikta.

"Iya mah, mamah bacain dongeng buat Dikta ya?" Tanyanya penuh harap.

"Iya sayang." Jawab Fani membuat Dikta kegirangan.

"Yea, ayo mah kita kemar." Sahutnya.

"Saya permisi dulu nyonya, pak Abi, nona Pricil." Fani berpamitan sama semuanya.

"Good night, papah." Sambung Dikta berpamitan sama papahnya.

Bu Rina mendengus, Pricilia tersenyum sedangkan Abimana masih diam mematung melihat interaksi antara Fani dan juga anaknya, maafin papah nak. Fani berjalan menaiki tangga sambil menggendong Dikta yang terlihat manja.

Pricilia juga ikut berpamitan sama mamahnya dan juga kakanya untuk masuk ke dalam kamarnya meninggalkan mereka berdua, Abimana masih terdiam mengingat kejadian tadi betapa bodohnya dia hampir menampar anaknya sendiri. Bu Rina mendekati anaknya dan memegang pundaknya.

"Abi." Panggilnya.

"Abi cape mah, Abi mau istrirahat dulu mamah istirahatlah ini sudah malam." Abimana meninggalkan bu Rina sendirian.

Bu Rina mengumpati Fani yang sudah berani melawannya dan juga melawan anaknya, seumur-umur nggak ada yang berani melawan dirinya dan juga anaknya Abimana. "Dasar perempuan udik kampungan lihat sajah saya akan membuatmu menderita selama kerja di sini. bu Rina tersenyum sinis dan masuk ke dalam kamarnya."

Bi Sumi yang melihat kejadian barusan sunggu salut dengan sikap Fani yang berani melawan majikannya demi untuk membantu Dikta, beliau nggak menyangka Fani ternyata punya keberanian juga beliau pikir Fani akan diem sajah saat Abimana dan bu Rina menyudutkannya yang sudah berani ikut campur dengan urusan mereka, bi Sumi tesenyum senang beliau juga harus segera istrirahat.

Di dalam kamar Fani lagi menasehati Dikta dengan cara yang mampu di pahami oleh Dikta, biar bagaimanapun Dikta harus mematuhi ucapan bu Rina dan papahnya dan nggak boleh melawannya setiap perkataan yang di katakan oma dan papahnya.

"Dikta, Dikta sayang nggak sama oma dan papah?" Tanyanya.

"Tentu sajah Dikta sayang sama oma dan papah, bukan cuma mereka berdua yang Dikta sayang tapi sama aunty Pricil dan aunty Ayumi sama om Irham juga Dikta sayang mereka semuanya.

Fani tersenyum mendengar jawaban dari Dikta, Fani bisa melihat kalau sesungguhnya Dikta itu anak yang pintar dan bisa mencerna ucapan yang menurutnya baik dan nggak baik.

"Kalau Dikta sayang sama mereka, Dikta nggak boleh menjawab ucapan oma dan papah yah? Mereka cuma mau yang terbaik demi Dikta ko jadi Dikta harus nurut sama mereka ya," Ucapnya membelai rambut Dikta.

"Dikta selalu nurut ko sama mereka, cuma Dikta nggak mau kalau oma menyuruh Dikta untuk memanggil aunty Jenna dengan sebutan mamah." Jawabnya.

"Terus Dikta sayang nggak sama mba Fani?" Tanyanya.

"Jelas sayang lah, Dikta nggak mau memanggil mamah Fani dengan sebutan mba." Jawabnya membuat Fani terharu.

"Kalau Dikta sayang sama mba Fani, Dikta jangan manggil mba Fani dengan sebutan mamah ya, Dikta nggak mau kan kalau mba Fani di marahin sama oma gara-gara Dikta manggil mba Fani dengan sebutan mamah? Karena mba Fani cuma kerja di sini sebagai pengasuh Dikta apa Dikta mengerti?" Tanyanya melihat Dikta yang sedang menatapnya dalam.

"Apa salahnya Dikta memanggil mba Fani dengan sebutan mamah? Sejak kecil Dikta nggak punya mamah dan sejak kecil Dikta nggak pernah merasakan kasih sayang seorang mamah, bahkan setiap hari papah sibuk ke kantor tanpa menanyakan Dikta sudah makan belum? Gimana pelajaran sekolah papah selalu sibuk ke kantor berangkat pagi pulang malam papah nggak ada waktu buat Dikta, hanya aunty Pricil yang perhatian sama Dikta itupun kalau aunty nggak kulia, kalau aunty berangkat kulia Dikta kembali sendirian di rumah, apa Dikta nggak boleh memanggil mba Fani dengan sebutan mamah?Sejak kedatangan mbak Fani Dikta merasakan kasih sayang seorang mamah. Jadi bolehkan Dikta memanggil mba Fani mamah?" Tanyanya penuh harap.

Fani meneteskan air matanya saat mendengar cerita Dikta yang panjang lebar, Fani merasa kasihan ternyata di balik senyum dan kelucuan yang Dikta perlihatkan hanya untuk menutupi kesedihannya yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu, supaya nggak bikin papahnya khawatir kalau sebenernya dia nggak baik-baik sajah. Dimana mamahnya Dikta sampai sekarang dia juga belum tau.

"Boleh sayang, Dikta boleh memanggil mba Fani dengan sebutan mamah." Jawabnya.

"Terimakasih mah, Dikta mau berdoa sama Allah semoga mamah Fani bener-bener menjadi mamah Dikta.

Degh.

bersambung.

Jangan lupa dukung author dengan cara Like, coment kasih hadia buat author atau vote buat author biar dong 🙏

Terpopuler

Comments

delesia

delesia

omongan Dikta terlalu berlebihan deh 😂 sejenius apapun anak kecil, ga bs omong dewasa sepanjang itu😂

2023-07-08

0

LISA

LISA

Kasian Dikta..papanya aj g perhatian ke dia..moga aj Fani beneran jadi Mamanya Dikta

2022-12-29

0

Reny Saputro

Reny Saputro

semangat

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35.
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 part 53
54 Par 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Par 84
85 Part 85
86 Par 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Par 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35.
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
part 53
54
Par 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Par 84
85
Part 85
86
Par 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Par 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!