Part 19

"Jangan mau!" Teriak seseorang yang baru dateng.

Voke melihat kebelakang melihat perempuan yang lagi berjalan mendekat ke arah mereka bertiga, dia mengepalkan tangannya saat melihat pengasuh anaknya dateng dia mengumpati Fani karena dateng di waktu yang nggak tepat dasar perempuan brengsek bagaimana bisa dia datang di waktu yang tidak tepat di saat dirinya hampir membawa Dikta pergi.

Fani mendekati mereka bertiga dan duduk di samping Dikta dan mengusap kepala Dikta, Dikta tersenyum melihat Fani yang sudah datang menjemputnya.

"Bu Dea Terimakasih yah sudah mau jagain Dikta," Ucapnya melihat Dea.

"Sama-sama bu ini sudah jadi tugas saya sebagai guru untuk menjaga murid saya." Jawabannya.

Fani menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum, Fani melihat perempuan cantik bak model ada di depannya Fani belum tau siapa sebenarnya perempuan yang sedang berdiri di depannya? Fani berpesan sama Dea guru yang mengajar Dikta agar dia selalu menjaga Dikta saat dirinya belum dateng.

"Bu Dea saya boleh minta tolong?" Tanyanya melihat Dea.

"Boleh bu, ibu Fani mau minta tolong apa? Kalau saya bisa saya akan menolong ibu." Jawabnya.

"Saya minta tolong sama ibu buat jagain Dikta kalau saya belum datang menjemput Dikta, dan tolong jangan biarkan orang asing mendekati Dikta, apa ibu Dea bisa?" Tanyanya melihat Dea.

"Baik bu saya bisa, dan saya akan menjaga Dikta kalau ibu belum datang menjemput Dikta." Ujarnya tersenyum.

"Baik bu Dea, terimakasih karena ibu sudah berkenan di mintain tolong." Jawabannya.

"Sama-sama bu Fani kalau gitu saya permisi dulu yah." Dea berpamitan dan pergi meninggalkan mereka bertiga.

Voke mengepalkan tangannya saat mendengar Fani menyebutnya orang asing, apa perempuan kampung seperti dia nggak tau siapa dirinya? "Berani sekali perempuan kampung ini mengatakan gue orang asing."

Fani melihat Dikta dan mengusap kepala Dikta dengan sayang, Dikta tersenyum manis melihat Fani, dan itu semua tak luput dari pandangan Voke.

"Den Dikta dengerin apa yang mba Fani katakan yah? Den Dikta nggak boleh deket-deket sama orang asing dan jangan sesekali den Dikta mau di ajak pergi sama orang yang nggak den Dikta kenal, apa den Dikta mengerti?" Fani mengingatkan Dikta dan bertanya padanya apa Dikta mengerti sama apa yang dia katakan barusan.

"Iya mah Dikta mengerti, jadi apa tante yang ada di depannya ini orang asing?" Tanyanya meminta jawaban.

Fani melihat perempuan yang ada di depannya sedang menahan amarah di lihat dari wajahnya yang memerah, dia kembali melihat Dikta dan tersenyum.

"Menurut Dikta tante ini orang asing atau bukan? Dikta pernah melihat tante ini nggak sebelumya?" Tanyanya lagi.

"Nggak pernah mah." Jawabanya.

"Kalau Dikta belum perna ketemu sama tante ini itu tandanya apa coba?" Fani kembali bertanya.

"Itu tandanya tante ini orang asing kan mah? Berarti Dikta nggak boleh deket-deket sama tante ini dong." Sahutnya.

"Itu Dikta pinter, terus yang menurut Dikta bukan orang asing siapa coba mba Fani mau tau dong," Ucapnya.

"Oma Rina, papah, om Alfin, aunty Pricilia dan aunty Ayumi betul kan mah?" Tanyanya tersenyum bahagia seakan dia tau semua.

"Iya betul, den Dikta memang pinter." Fani mengakat dua jempolnya.

Voke sudah nggak tahan mendengar ucapan Fani yang menyuruh Dikta nggak boleh deket-deket dengannya, Voke menarik kasar tangan Fani dan membawanya menjauh dari Dikta, Fani melepaskan tangan Voke yang menarik tangannya.

"Lepasin saya," Fani melepaskan tangan Voke dari tangannya.

Voke melepaskan tangan Fani dan melihat nyalang Fani yang berani melawannya, dia sungguh geram sama perempuan kampung yang ada di depannya.

"Kamu ikut saya, ada yang harus saya katakan sama kamu." Voke meminta Fani ikut dengannya.

"Kalau mau mengatakan sesuatu ya di sini saja, ngapain pake tarik-tarik segala, saya lagi menjaga Dikta." Fani menolak ajakan Voke.

"Saya nggak mau tau pokoknya kamu harus ikut saya sekarang," Ucapnya nggak mau di bantah.

"Ya tunggu saya harus pamit dulu sama Dikta." Fani meninggalkan Voke sendirian.

Fani menghampiri Dikta yang sedang bingung karena melihat Fani di tarik-tarik sama perempuan asing, Fani berdiri dan melihat sekeliling saat melihat penjaga sekolah lewat Fani memanggilnya.

"Iya bu ada apa?" Tanyanya.

"Saya minta tolong jagain Dikta sebentar yah, saya mau mau bicara dulu sama temen saya sebentar apa bapak bisa," Fani meminta tolong satpam untuk menjaga Dikta sebentar.

"Baik bu." Sahutnya.

"Terimakasih pak, Dikta sayang, mba Fani mau bicara sebentar sama tante yang tadi, Dikta di sini dulu yah jangan ke mana-mana apa Dikta mengerti?" Tanya Fani mengusap rambut Dikta.

"Baik mah, tapi jangan lama-lama yah." Ujarnya.

"Iya sebentar ko, Dikta tunggu di sini ok."

Fani meninggalkan Dikta sama pak satpam, dia kembali menemui Voke yang sedang menunggunya, Voke geram melihat Fani yang begitu akrab sama anaknya.

Plak!

Voke menampar Fani dengan keras, Fani memegangi pipinya yang di tampar Voke.

"Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu menampar aku, apa kamu nggak waras!" Teriak Fani geram.

Nggak ada angin dan nggak ada hujan perempuan yang nggak dia kenal berani menamparnya.

"Itu pantas kamu dapatkan karena sudah mau memisahkan saya dan anak saya." Ujar Voke berang.

"Apa maksud kamu saya nggak ngerti?" Tanyanya bingung.

"Dikta anak yang kamu ingatkan untuk tidak boleh mendekati saya, dia adalah anak saya anak kandung saya bersama mas Abimana apa kamu mengerti!" Teriaknya menujuk wajah Fani.

Degh.

Jantung Fani berdetak lebih cepat kenapa rasanya nggak rela, kalau perempuan yang ada di depannya itu adalah ibu kandung Dikta.

"Kalau kamu memang ibu kandung Dikta kenapa kamu nggak nemuin Dikta langsung di rumahnya,? Kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi menemui Dikta. Apa jangan-jangan kamu punya maksud nggak baik sama Dikta." Fani menatap curiga.

"Jangan asal ngomong kamu yah, saya ini ibu kandung Dikta, ibu yang melahirkan Dikta jadi bebas mau bertemu anak saya dimana saja! Dan kamu hanya perempuan kampung yang bekerja sebagai pengasuh anak saya jadi inget setatus kamu adalah seorang babu, jangan berharap untuk menjadi ibu dari anak saya." Voke berbicara kasar dan menunjuk Fani.

"Terus apa masalahnya kalau saya cuma pengasuh Dikta? Dan kamu yang mengaku sebagai ibu kandung Dikta kemana saja selama ini? Meninggalkan Dikta dari dia berumur satu tahun membuat anak sekecil Dikta nggak perna merasakan kasih sayang seseorang ibu, dan sekarang kamu datang hanya untuk mengambil Dikta dari pak Abi? Saya nggak akan biarkan itu terjadi, kalau kamu memang berniat untuk bertemu sama anak kamu datang langsung di kediaman rumah bapak Abimana Silky Hartawan. Jangan sembunyi kaya gini." Ujar Fani penuh penegasan.

"Dasar perempuan kampung berani kamu melawan saya!" Teriak Voke mengangkat tangannya mau menampar Fani.

Seseorang datang dan menangkap tangan Voke yang mau mendarat di pipi Fani.

"Kau," Ucap Voke melihat seseorang yang ada di depannya.

Bersambung..

Jangan lupa vote, coment

Terpopuler

Comments

Elfrina Binelka

Elfrina Binelka

up lg thor

2023-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35.
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 part 53
54 Par 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Par 84
85 Part 85
86 Par 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Par 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35.
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
part 53
54
Par 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Par 84
85
Part 85
86
Par 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Par 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!