Kembalinya Ketua Sekte Terhebat
Chapter Terakhir
Dataran seribu bunga terkenal karena keindahannya. Mawar, melati, lavender, anggrek, hampir semua jenis bunga dapat ditemukan di tempat itu.
Lautan warna warni seluas mata memandang. Pemandangan bak surgawi, terlebih ketika matahari hampir terbenam, sungguh seperti pemandangan dunia lain.
Hal itu menyebabkan daratan seribu bunga di tetapkan menjadi salah satu tempat paling indah yang ada di dunia. Tak ada seorang pun di daratan ini yang dapat menampik fakta tersebut.
Sayangnya, kini tempat itu telah luluh lantak. Pemandangan bak surgawi itu berubah 180 derajat menjadi neraka. Hanya butuh waktu satu minggu, keindahan yang ada di tempat itu sirna dibakar api peperangan.
Di bawah kepemimpinan Raja Jurang Maut Chenyu, Suku Iblis hampir berhasil menguasai seluruh daratan. Satu-satunya penghalang bagi Suku Iblis untuk menguasai dunia adalah Sekte Jalan Surgawi.
Li Yao, Ketua Sekte sekaligus Pendiri Sekte Jalan Surgawi, membawa seluruh murid-murid terkuatnya untuk bertarung habis-habisan melawan Suku Iblis.
Di dataran seribu bunga, peperangan antara Suku Iblis dan Sekte Jalan Surgawi akhirnya mencapai puncak. Setelah perang selama tujuh hari tujuh malam, kini yang tersisa di tanah itu hanyalah Li Yao dan Chenyu.
Li Yao berdiri tegak melihat seorang pria tampan tinggi berambut putih. Pria itu adalah Chenyu, Raja Jurang Maut yang membawa malapetaka ke seluruh daratan.
Berbeda dengan Chenyu yang kelihatan berumur 20 puluhan, Li Yao adalah pria tua berwibawa dengan gurat wajah tegas dan dalam. Kelihatan sekali pada masa mudanya Li Yao adalah pria yang cukup tampan.
Meski tampak berbeda, mereka berdua memiliki satu kesamaan, yaitu tatapan mata. Mereka berdua memiliki tatapan sayu yang mencerminkan kesedihan dan kepedihan, terlebih ketika mereka melihat keadaan di sekitarnya.
Mayat bertebaran sampai menumpuk menjadi gunung, tanah di bawah kaki mereka hancur lebur, bekas pertempuran hebat terjadi dimana-mana, bunga layu terciprat darah dan tertindih mayat manusia.
Itu benar-benar pemandangan neraka.
"Jadi pada akhirnya hanya tersisa kita berdua," ucap Chenyu sinis.
Li Yao menggertakkan giginya lalu berteriak.
"DIAM!"
Tepat di hadapan Li Yao, Chenyu duduk bersila di atas tumpukan mayat murid-murid Sekte Jalan Surgawi. Penghinaan itu, bagaimana bisa Li Yao membiarkannya.
[Seni Jalan Surgawi Chapter Ketujuh - Keheningan di Jalan Berdarah]
Seluruh dunia mereka tiba-tiba menjadi gelap. Chenyu tak bisa melihat hal lain selain dirinya dan kegelapan. Ketika setetes darah membasuh rambut panjangnya, Chenyu lantas mengeluarkan seni beladirinya.
[Seni Iblis Neraka - Jeritan Dosa]
Jeritan itu menghancurkan dunia yang diciptakan oleh Li Yao. Dunia mereka kembali seperti sediakala. Kini mereka berdua telah bertukar posisi dan saling membelakangi. Hening lagi, langit sore kala itu cerah memancarkan sinarnya yang merah pekat.
Mendadak segaris sayatan muncul di dada Chenyu. Sayatan itu cukup dalam dan panjang, namun tidak cukup membahayakan nyawa Chenyu. Di saat yang bersamaan, tangan kiri Li Yao terpotong kemudian jatuh ke tanah.
Li Yao berbalik begitu juga Chenyu. Darah mengalir deras dari luka mereka, namun mereka mengabaikannya. Setelah bertarung selama seminggu, tenaga mereka banyak terkuras, baju mereka compang camping, dan tubuh mereka dipenuhi banyak luka.
Tangan kanan Li Yao semakin erat menggenggam pedang, sementara itu Chenyu dengan santai memegang tombaknya.
"Meski sudah berhasil mengoyak langit, kamu tetap tak akan bisa mengalahkanku. Aku berada di alam yang lebih tinggi daripadamu," ucap Chenyu dengan sombongnya.
"Lihatlah mayat murid-muridmu! Bukankah semua yang kamu lakukan sampai sekarang adalah sia-sia?" sambung Chenyu begitu melihat Li Yao tetap mengacungkan pedang kearahnya.
Sia-sia? Li Yao mengulang kalimat itu di dalam hatinya. Semua murid langsungnya sudah mati dalam pertempuran. Dari tempatnya berdiri, Li Yao bisa melihat jasad murid pertamanya, murid keempat, murid kelima, dan murid-murid dari muridnya.
Semuanya mati. Li Yao sadar bahwa dirinya sudah mencapai batas, sebentar lagi dirinya akan menyusul murid-muridnya. Untuk apa semua pengorbanan itu? Kenapa mereka harus bertarung sampai seperti itu?
Sebenarnya apa arti kehidupan yang telah Li Yao dijalani?
Semua kenangan masa lalunya seketika di putar, bagai gulungan film di dalam kepalanya. Li Yao kecil membuka pintu lalu merasakan kehangatan cahaya matahari untuk pertama kalinya.
Itu adalah titik balik dalam hidupnya yang sejak lahir terkurung di kegelapan. Li Yao memulai perjalanannya dengan tubuh kotor terciprat darah. Ia bertemu berbagai macam orang, mengunjungi berbagai tempat, dan melakukan perpisahan.
Di tengah perjalanan itu, Li Yao bertemu dengan guru kehidupan, teman, dan musuh. Li Yao juga berkultivasi lalu menciptakan seni beladiri. Hal itu membuat Li Yao dikenal sebagai orang gila, tidak mungkin seorang anak kecil menciptakan seni beladiri.
Tapi Li Yao berhasil.
Li Yao bahkan dinobatkan menjadi pendekar terkuat nomor 1 setelah berhasil mengoyak langit. Ia mengangkat murid lalu mendirikan Sekte Jalan Surgawi. Sekte yang ia dirikan dengan cepat bisa menjadi salah satu sekte terkuat di daratan.
Meski Li Yao sering membuat masalah, murid-muridnya selalu bisa mengurus masalah yang ia diperbuat. Li Yao benar-benar melimpahkan seluruh kehidupannya ke Sekte Jalan Surgawi.
Di saat yang membahagiakan itu, Suku Iblis muncul kemudian berperang melawan seluruh orang di daratan. Penderitaan terjadi dimana-mana. Sekte Jalan Surgawi sebagai benteng terakhir umat manusia bertarung melawan mereka sampai akhir.
"Sepertinya ini adalah akhir dari perjalananku," ungkap Li Yao setelah menghela napas.
Chenyu menyipitkan matanya, pria berambut putih itu merasakan perubahan pada diri Li Yao. Saat Li Yao menutup mata, Chenyu seketika melempar kuat tombaknya ke arah Li Yao.
[Seni Jalan Surgawi Chapter terakhir - Tidak Ada yang Abadi]
Li Yao membuka mata kemudian menebaskan pedangnya ke depan. Itu adalah serangan terakhir Li Yao setelah mendapat pencerahan dan menerima takdirnya.
Tebasan itu terkesan pelan di mata lawan namun sebenarnya sangat cepat. Mendadak tombak Chenyu terbelah menjadi dua. Semilir Angin berembus, mereka berdua masih berdiri saling berhadapan.
"Jadi beginilah akhir kita berdua," tutur Chenyu pelan seraya tersenyum kecut.
Li Yao diam, pedang di tangan kanannya jatuh ke tanah. Perlahan namun pasti, Li Yao merasakan tubuhnya berubah menjadi abu.
"Aku mengakuimu sebagai orang terkuat di dunia ini. Kamu boleh bangga, kamu telah berhasil membunuh diriku yang abadi ini," puji Chenyu sungguh-sungguh.
Li Yao masih diam.
"Walau begitu, di masa depan nanti kami pasti akan kembali merangkak naik. Kebencian kami tak akan mati bahkan jika kami musnah. Saat itu terjadi dan kamu sudah tidak ada, kami akan menikmati cahaya matahari dan menggiring kalian ke jurang neraka," ancam Chenyu dingin.
"Tidak ada yang abadi, itu adalah nama jurus yang barusan aku ciptakan," ungkap Li Yao.
Kelopak mata Chenyu naik usai mendengar kalimat itu. Beberapa saat kemudian, pria berambut putih itu lekas tertawa pelan lalu berbicara.
"Pada akhirnya aku juga kalah berdebat denganmu."
"Kamu jadi banyak bicara ketika mau mati," ujar Li Yao sedikit heran.
"Kamu jadi lebih pendiam ketika mau mati," balas Chenyu.
Setengah tubuh Li Yao sudah menghilang menjadi abu. Sebelum meninggalkan dunia, Chenyu sempat mengucapkan sesuatu kepada Li Yao.
"Jika punya kesempatan, aku ingin duduk dan bertukar cawan dengan dirimu."
Tubuh Li Yao lenyap. Di sisi lain tubuh Chenyu terbelah dua lalu berubah menjadi abu, sama seperti Li Yao. Di bawah lokasi Li Yao tadi berdiri, Chenyu sekilas melihat sebuah bunga lily putih kecil berhasil bertahan hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
ade prima
dari sinopsis ny sya liat ini crta ny ampir mirip sma komik d apk sbelah
mngkin author ny trinspirasi dri stu wkwkw
2022-12-04
2
Pixel 3
kayanya suku iblis kurang pantas. mending clan atau pasukan atau sekte iblis
2022-11-27
1
Lezhin Zee
Aduh baru pertama aj udah seruuuu❤️
2022-11-26
0