"Seandainya aku lebih kuat, apa aku bisa menyelamatkan murid-muridku?"
Pertanyaan itu muncul di dalam pikiran Li Yao tatkala kematian menghampiri dirinya. Itu adalah satu-satunya penyesalan yang dimiliki oleh Li Yao.
Menyesal pun percuma, Li Yao tahu sekarang tak ada yang bisa ia perbuat. Masa lalu sudah ditulis dan tintanya sudah mengering. Li Yao menjalani hidupnya dengan luar biasa, seharusnya ia bangga dengan pencapaiannya.
Plak!!!
Sesuatu tiba-tiba memukul tubuh Li Yao. Li Yao terperanjat kemudian refleks membuka mata. Tepat di hadapannya, tiga orang anak tengah menatap Li Yao tanpa menyembunyikan kekesalannya.
"Bocah kurang ajar! Apa yang barusan kamu lakukan?" ujar Li Yao marah.
Seorang raja saja harus bersikap hormat kepada dirinya. Bahkan Chenyu mengakui Li Yao sebagai pendekar terkuat di seluruh daratan.
Bagaimana bisa bocah-bocah seperti mereka menatap Li Yao dengan tatapan kesal? Mereka seharusnya takut.
Bukannya takut, mendengar kata-kata Li Yao barusan malah membuat mereka semakin marah.
Ketiga bocah itu lantas menyerang Li Yao menggunakan tongkat di tangan mereka. Li Yao mengulurkan tangannya ke depan, mencoba menangkap ketiga tongkat yang mengayun menyerang dirinya.
"Eh?" Li Yao terkejut begitu melihat tangannya yang pendek dan kurus.
Ketiga tongkat itu lekas mendarat di tubuh Li Yao. Rasanya sakit sekali, terlebih ketika bocah-bocah itu memukulnya berulang kali. Li Yao mencoba menghadang serangan itu namun berakhir sia-sia.
"Budak sialan ini! Padahal baru sehari bekerja di rumah kami tapi sudah begitu berani!" ujar salah satu anak yang terlihat paling tua.
"Apa kamu meremehkan kami?" lanjut saudara-saudaranya.
"Pelayan tak tahu diri!"
Kesadaran Li Yao perlahan menghilang, ia akhirnya pingsan. Jujur saja, Li Yao tak pernah membayangkan bila dirinya akan dipukuli sedemikian rupa oleh bocah-bocah seperti mereka.
***
Di depan sungai, Li Yao termenung memandangi pantulan wajahnya. Itu adalah wajah seorang anak kecil berumur 8 tahun, bertubuh kurus, dan berpakaian lusuh.
"Apa ini reinkarnasi seperti yang ada di ajaran Buddha?" tanya Li Yao kepada dirinya sendiri di dalam hati.
Li Yao tak menganggap dirinya sedang bermimpi. Meskipun ia tidak bisa menyangkal pernah memikirkan itu, mengingat situasi yang terjadi kepadanya sangat tidak masuk akal. Li Yao yakin bahwa dirinya telah bereinkarnasi.
Setelah bangun Li Yao buru-buru memeriksa keadaan tubuhnya. Di dalam tubuh Li Yao hanya ada sedikit Qi, seperti anak biasa yang belum mulai berkultivasi. Pantas saja Li Yao tak bisa melawan ketiga bocah kurang ajar itu.
Li Yao memandang pantulan wajahnya di sungai itu dengan lebih teliti. Wajah anak kecil itu sangat mirip dengan wajahnya dulu. Li Yao pikir anak ini memang reinkarnasinya di masa depan.
Li Yao segera duduk bersila lalu menutup mata. Tidak peduli pada masa apapun, kekuatan adalah sesuatu yang diperlukan untuk bertahan hidup. Sebab itulah Li Yao memutuskan untuk secepatnya berkultivasi.
Selain karena ingin membalas dendam kepada ketiga bocah yang telah memukulinya. Li Yao juga ingin mendapatkan informasi mengenai keadaan dunianya sekarang.
[Seni Jalan Surgawi Chapter Pertama - Membuka Pintu lalu Merasakan Cahaya]
Seni Jalan Surgawi bukan hanya tentang beladiri, Seni Jalan Surgawi mencakup banyak hal seperti teknik kultivasi, teknik gerakan, dan ajaran hidup. Li Yao menciptakan Seni Jalan Surgawi berdasarkan perjalanan hidupnya.
Dimulai dari membuka pintu lalu merasakan kehangatan cahaya matahari. Seperti namanya, Chapter pertama Seni Jalan Surgawi merupakan teknik untuk membuka meridian dengan bantuan Qi yang berasal dari luar.
Teknik ini sangat sulit dan berbahaya, sebab bila gagal dapat menyebabkan kecatatan pada tubuh. Butuh tubuh yang kuat untuk membuka meridian, oleh karena itu kultivasi dimulai dengan menempa tubuh.
Begitulah yang orang biasa lakukan, namun Li Yao bukan orang biasa. Li Yao adalah jenius. Meski tahu membuka meridian dengan tubuh kurus dan lemah sangat berbahaya, Li Yao tetap berusaha melakukannya.
Setelah membuka meridian, Li Yao juga tidak terlambat untuk menempa tubuh.
Tenang dan damai, Li Yao sukses mencapai kondisi yang diinginkannya. Konsentrasinya meningkat drastis, kini seluruh indranya dapat merasakan Qi yang ada di sekelilingnya.
Seni Jalan Surgawi Chapter Pertama aktif. Qi di sekitarnya perlahan menyerap masuk ke dalam tubuh Li Yao. Li Yao dengan cermat dan hati-hati mulai membuka seluruh meridian yang ada di dalam tubuhnya.
Sekujur tubuh Li Yao terasa panas, seolah lava mengalir lewat pembuluh darahnya. Rasa sakitnya sangat tak tertahankan. Itulah akibat jika membuka meridian secara paksa dengan tubuh lemah.
Seraya menahan rasa sakit dan berkonsentrasi mengalirkan Qi dengan hati-hati, satu persatu meridian di dalam tubuh Li Yao terbuka.
Walau kedengaran mudah, sebenarnya apa yang dilakukan Li Yao hampir mustahil di lakukan oleh orang lain. Bahkan jika orang tersebut memakai teknik yang sama dengan teknik yang pakai oleh Li Yao.
Butuh waktu setengah jam untuk membuka seluruh meridian di dalam tubuhnya. Waktu Li Yao membuka mata, mendadak perutnya mengaum keras meminta makanan.
Tanpa pikir panjang Li Yao langsung memakan rumput di sekitarnya. Rasanya pahit dan asam, walau begitu Li Yao makan dengan cukup lahap.
Kenyang dengan rumput, Li Yao lekas meminum air sungai di hadapannya. Rasa lapar di perut Li Yao segera berkurang. Li Yao tiba-tiba mencium bau busuk yang berasal dari tubuhnya.
Seketika Li Yao merasa mual lalu memuntahkan cairan hitam. Bersama cairan itu, rumput yang barusan ia makan juga ikut dimuntahkan.
Kelaparan lagi-lagi menyerang. Biarpun begitu, Li Yao tahu tubuhnya sekarang sudah cocok untuk berkultivasi. Saat Li Yao sedang makan rumput seperti orang gila, ketiga bocah yang beberapa saat lalu memukulinya datang menghampirinya.
"Bau busuk apa ini?" tanya bocah yang paling muda sambil menutup hidung, begitu juga dengan kedua saudaranya.
"Pelayan itu! Bau busuk ini berasal dari pelayan itu!" jawab bocah lainnya.
"Hey, cepat mandi lalu bekerja! Setelah sadar kamu seharusnya langsung bekerja, kami bahkan repot-repot sampai mencarimu. Seharusnya aku menghukum kamu sekarang, tapi... Sial! bau sekali. Aku bahkan sampai tak mau mendekatimu sekarang," ucap bocah yang paling tua seraya menunjukkan wajah tersiksa.
"Pelayan ini pasti buang kotoran di celananya!" seru bocah yang paling muda.
"Dasar menjijikkan!" timpal bocah lainnya.
"Bocah kurang ajar!" ujar Li Yao pelan, ia naik pitam mendengar percakapan ketiga bocah di hadapannya.
"Kamu juga bocah!" seru bocah lainnya.
"Lihat pelayan ini! Apa dia tak jera dipukuli seperti tadi?" ucap bocah yang paling tua kepada saudaranya.
"Ayah pernah bilang ada banyak orang aneh di dunia ini. Pelayan itu pasti salah satunya, dia senang dipukuli karena itulah dia terus bersikap kurang ajar," jawab bocah yang paling muda sembari melangkah mundur.
Seolah Li Yao adalah sampah paling hina yang ada di dunia, ketiga bocah itu lekas memandang Li Yao dengan tatapan menjijikkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti aulia syifa Az_zahra
orang jenius mah bebas, biarpun hidup lagi jadi pengemis pasti bisa cepet pulih jadi orang tinggi lagi. Apalah daya kita yg remahan peyek, digertak mak aja langsung nangis
2023-03-23
0
Pixel 3
nganeh bin ngajaib ,author bikin versi reinkarnasi yg berbeda hhhhhhhh ntarslah jadi reinkarnasi itu adalah jalan jalan hhhhhhhhhhhhhhhhh
2022-11-27
1
BTN
Renkarnator ini mah, lahir kembali kedalam tubuh orang lain, kalau renkarnasi itu terlahir kembali sebagai bayi ..
2022-11-26
1