Selepas meninggalkan Sekte Hutan Bambu, Li Yao dan Tang Xinyue pergi melanjutkan perjalanan mereka. Rupanya sejak kejadian di bawah tanah pada malam itu, beberapa jam telah berlalu. Kini sang surya sudah melambung tinggi, di temani langit biru yang sangat cerah.
Langkah kaki mereka mantap, mereka banyak mengobrol di tengah perjalanan yang tenang itu. Ketika mereka sampai ke persimpangan, sejenak langkah mereka terhenti.
Mereka punya arah dan tujuan yang berbeda, perpisahan itu tidak dapat mereka hindari. Sebelum berpisah dengan gadis cantik tersebut, ada satu hal yang ingin dipastikan oleh Li Yao.
"Apa nenek kakak bernama Ling Ru?" tanya Li Yao.
"Bagaimana kamu tahu?" Tang Xinyue balas bertanya. Entah kenapa ia menanyakan hal itu, sebab semua orang di daratan ini mengetahui fakta tersebut.
"Jadi itu benar," ucap Li Yao lalu tertawa terbahak-bahak.
"Tang Wu, bocah ingusan itu ternyata berhasil menikahi pujaan hatinya. Takdir memang misterius, tidak bisa di tebak."
Tang Xinyue heran melihat tingkah Li Yao. Apa bocah gila ini benar-benar menjadi gila? Li Yao belum berhenti tertawa. Tang Xinyue kesal karena merasa bocah itu sedang menghina kakeknya.
"Bagaimana kabar nenekmu?" Li Yao bertanya setelah tawanya berhenti.
"Sudah meninggal," jawab Tang Xinyue agak sedih.
Li Yao sementara menahan lidahnya untuk berbicara. Satu menit keheningan, barulah Li Yao kembali membuka mulutnya.
"Jika kamu bertemu lagi dengan kakekmu. Katakan, Kakek Li dari Sekte Jalan Surgawi bangga dengan pencapaiannya!" ungkap Li Yao menyombongkan diri.
Walau Tang Xinyue tahu bahwa Li Yao hanya bercanda, dahinya tetap terlipat. Gadis itu tetap jengkel mendengar kata-kata Li Yao yang seolah tidak menghormati kakeknya.
Tangan Tang Xinyue mengepal, ia lekas menepuk kepala Li Yao dengan cukup keras. Bocah itu kesakitan, sebuah benjolan besar muncul di kepalanya.
"Kenapa kakak memukul kepalaku?" ujar Li Yao berang.
"Kamu pikir aku bodoh, tidak mungkin aku mengatakan itu kepada kakekku," balas Tang Xinyue kelihatan marah, sebenarnya ia sedang menahan senyum.
"Katakan saja! Kakekmu pasti akan sangat terkejut," ucap Li Yao, seketika Tang Xinyue menepuk benjolan di kepala Li Yao dengan cukup keras.
"Hey!" seru Li Yao sambil mengelus kepalanya, tidak terima di perlakukan sedemikian. Jika ia berada di puncak kekuatannya, gadis tersebut pasti tidak akan berani memperlakukannya seperti itu.
"Itu karena kamu sudah tidak sopan kepada kakekku." Tang Xinyue mengarang alasan.
Li Yao menatap sengit ke mata gadis tersebut. Waktu tangan kecilnya turun, mendadak Tang Xinyue lagi-lagi menepuk kepala Li Yao tepat di bagian yang benjol.
"Ada masalah apa kamu dengan kepalaku!?" bentak Li Yao, ia sangat tidak berdaya melawan gadis cantik tersebut.
"Itu salam perpisahan dariku," ucap Tang Xinyue seraya tersenyum cerah, secerah matahari di atas langit.
Li Yao tersenyum lembut.
"Sampai jumpa, Yaoyao!" Tang Xinyue baru saja menciptakan nama panggilan untuk Li Yao.
Tang Xinyue lekas mengambil jalan yang berbeda, mereka akhirnya berpisah. Li Yao melihat punggung Tang Xinyue perlahan menghilang. Walau baru bertemu dan waktu bersama mereka lumayan singkat, ternyata mereka sudah sangat akrab.
Li Yao menghela napas kemudian melanjutkan perjalanannya. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitu juga sebaliknya. Itu sudah biasa untuk Li Yao yang sering melakukan perjalanan di masa lalunya.
Langkah kaki Li Yao mantap. Tanpa menoleh ke belakang, Li Yao berjalan lurus sembari mengelus benjolan dikepalanya yang sudah bertingkat tiga.
***
Ada alasan kenapa Li Yao lebih memilih berjalan kaki. Bukankah lebih nyaman menaiki kuda atau angkutan umum lainnya? Terlebih perjalanan Li Yao akan memakan waktu selama beberapa minggu.
Tentu saja untuk berkultivasi.
Sejak awal Li Yao sadar bila dirinya terlalu terburu-buru. Hal itu tidak baik untuk perkembangan kultivasinya. Li Yao tahu, bahwa ia telah melewatkan dasar yang sangat penting.
Tanpa dasar tersebut, pada akhirnya tubuh Li Yao akan roboh tidak peduli seberapa tinggi tingkat kultivasinya. Butuh dasar dan pondasi yang kuat, agar bangunan dapat berdiri tinggi dan tidak hancur saat terhantam badai.
Agar hal itu dapat tercapai, pertama Li Yao harus berhenti mengumpulkan Qi. Qi di dalam tubuhnya sangat tidak murni, ia perlu memurnikan seluruh Qi tersebut sembari berlatih dan menempa tubuhnya.
Seminggu berlalu, Li Yao hanya fokus melatih tubuhnya dengan sangat keras. Pil dan sumber daya yang diperolehnya pada saat itu sangat membantu perkembangannya. Kini tubuh Li Yao sudah mulai berisi.
Di bawah pohon yang rindang, Li Yao duduk bersila setelah push up 1000 kali dengan beban batu besar di punggungnya.
[Memulai Perjalanan]
Inti dari seluruh seni beladiri Sekte Jalan Surgawi adalah memulai perjalanan. Itu merupakan teknik dasar yang berfungsi untuk membersihkan kotoran tubuh dan memurnikan Qi.
Lantaran Li Yao memiliki Qi yang sangat banyak dibanding orang yang baru mulai berkultivasi, butuh waktu dan usaha ekstra agar Li Yao dapat memurnikan seluruh Qi di dalam tubuhnya.
Tidak perlu buru-buru, sedikit demi sedikit Qi di dalam tubuh Li Yao semakin murni. Tubuhnya juga semakin kuat berselang banyaknya waktu yang berlalu.
Walau Qi milik Li Yao tidak bertambah, ia bisa merasakan perbedaannya. Qi miliknya menjadi lebih ringan dan halus. Kekuatan Li Yao memang tidak meningkat secara signifikan, tapi ia tidak mempermasalahkannya.
Sekarang Li Yao sedang fokus membangun, memperbaiki, dan menguatkan seluruh pondasi kultivasinya.
***
Tidak terasa satu setengah bulan sudah berlalu. Butuh waktu lebih banyak dari perkiraannya, untuk sampai ke Sekte Jalan Surgawi.
Sekte Jalan Surgawi berada di atas pegunungan tinggi. Sebelum mendaki gunung tersebut, Li Yao mampir ke sebuah kota yang ada di bawahnya.
Kota Awan Biru.
Seratus tahun tidak banyak mengubah kota kecil yang familiar itu. Li Yao segera memasuki kedai kecil lalu memesan makanan. Selesai makan dan membayar, ia berbincang-bincang dengan si pemilik kedai.
"Sekte Jalan Surgawi? Dahulu memang ada nama sekte seperti itu. Bukankah itu nama sekte di atas sana?" ucap Deng Xue, pemilik kedai yang dimasuki oleh Li Yao.
"Apa sekte itu masih ada?" tanya Li Yao.
"Tentu saja masih ada, meskipun sudah sangat hancur," jawab Deng Xue, pria berusia empat puluhan berbadan kekar dengan kumis yang sangat lebat.
"Benarkah?" Informasi itu membuat Li Yao senang
"Sekte Jalan Pegunungan, itu namanya sekarang. Bukankah itu sangat menggambarkan lokasi sekte tersebut?" ungkap Deng Xue seraya mengelus kumis lebatnya.
"Kenapa mereka mengubah namanya?" tanya Li Yao penasaran. Jadi itu alasan kenapa orang-orang tidak mengetahui nama Sekte Jalan Surgawi, namanya telah berubah.
"Aku dengar seratus tahun yang lalu, pendiri sekte mereka bersekongkol dengan suku iblis untuk menguasai daratan. Setelah Aliansi Surgawi membunuh mereka, Aliansi Surgawi dengan kekuasaannya menyuruh sekte itu untuk mengganti namanya sebagai bentuk pengampunan mereka," jelas Deng Xue panjang lebar.
Wajah Li Yao seketika memerah, hawa membunuh yang sangat besar keluar dari dalam tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti aulia syifa Az_zahra
kayaknya perlu dibantai tuh Aliansi surgawi 😡😡😡
2023-03-23
0