"Sekarang kakek benar-benar mirip dengan kakekku," ucap Tang Xinyue, kedua ujung bibirnya naik.
Li Yao tersedak ludahnya sendiri. Usia jiwanya memang sudah tua, tapi sekarang dia tidak lebih dari seorang anak kecil. Bagaimana ekspresi Tang Xinyue jika mengetahui penyamarannya? Li Yao agak penasaran tentang hal itu.
"Biar aku tebak, kamu pasti baru turun dari gunung. Selama ini kamu hanya belajar dari gurumu tanpa mengetahui dunia luar itu seperti apa. Jadi sekarang gurumu menyuruhmu untuk mempelajari dunia," tebak Li Yao.
Alis mata Tang Xinyue naik, kelihatan sekali bila ia sangat terkejut mendengar tebakan Li Yao.
"Wow, bagaimana bisa kakek menebak dengan benar seperti itu?"
"Jika melihat sifat dan tingkat kultivasimu, itu mudah saja," jawab Li Yao dengan santainya.
"Ngomong-ngomong, aku punya firasat buruk tentang kutukan di sekte itu. Ini mungkin bisa jadi pengalaman berharga untukmu yang sedang mempelajari dunia dan manusia."
***
Sesuai dengan janji Li Yao, pada malam harinya ia bersama Tang Xinyue pergi ke Sekte Hutan Bambu. Dalam seratus tahun, Sekte Hutan Bambu tidak banyak berubah.
Li Yao masih mengingat letak dan keadaan lingkungan di sekte tersebut. Ada alasan lain kenapa Li Yao menerima permintaan Han Peng.
Selain karena imbalan yang ditawarkan olehnya, dahulu Li Yao sering menginap dan menjadi tamu di kediaman Sekte Hutan Bambu. Mereka memperlakukan Li Yao dengan sangat baik, jadi kali ini Li Yao akan membalas kebaikan mereka.
Sesampainya di gerbang sekte, Li Yao dan Tang Xinyue langsung di datangi oleh seorang pemuda. Pemuda berusia 20 tahun itu menggunakan seragam berwarna hijau, khas murid Sekte Hitam Bambu.
Kelihatannya dia sudah lama menunggu kedatangan Li Yao dan Tang Xinyue. Setelah memperkenalkan dirinya, pemuda bernama Xiao Chen itu langsung menuntun mereka masuk ke dalam sektenya.
Seperti namanya, Sekte Hutan Bambu adalah sekte sederhana yang dibangun di tengah hutan bambu. Suasana di dalam sekte tersebut sangat tenang dan damai, terlebih dengan adanya suara angin dan bambu yang berpadu membentuk alunan musik.
Di tengah perjalanan, Li Yao diam mengamati Xiao Chen sembari melihat kultivasinya. Pemuda itu telah berada di alam membentuk inti Qi, terlihat cukup berbakat meski tidak bisa dibandingkan dengan Tang Xinyue.
Li Yao tebak, pemuda itu pasti murid nomor satu di Sekte Hutan Bambu. Seandainya Xiao Chen masuk ke sekte besar, ia pasti masih bisa diterima oleh mereka.
Mereka akhirnya sampai di depan bangunan sederhana yang terlihat tidak terlalu besar. Menurut ingatan Li Yao, kalau tidak salah bangunan itu adalah asrama murid-murid perempuan.
Berdiri di tengah lapangan, Han Peng di temani dua pria seumurannya langsung menyambut kedatangan mereka dengan sangat ramah. Li Yao memeriksa sekelilingnya lalu merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Sejak tiba di lapangan ini, Li Yao sudah bisa merasakan Qi yang sangat jahat. Qi seperti itu hanya dapat di temukan di tempat yang memakan banyak nyawa, atau di tempat seseorang tengah melaksanakan seni iblis.
"Bagaimana pendapat anda tentang Xiao Chen? Meski tidak bisa dibandingkan dengan cucu anda, Xiao Chen adalah murid terbaik di Sekte Hutan Bambu." Han Peng mencoba berbasa-basi.
"Lumayan, namun sayang sekali." Li Yao menggelengkan kepala.
"Aku mengerti, Xiao Chen seharusnya masuk ke sekte besar agar bakatnya bisa lebih bersinar," ucap Han Peng pelan, ia melirik ke arah Xiao Chen yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
"Apa maksud anda, Guru? Guru sudah menyelamatkan nyawaku dan memberikanku tempat tinggal, bagaimana mungkin aku keluar dari Sekte Guru hanya karena ingin masuk ke sekte besar!" ujar Xiao Chen, tidak suka dengan ucapan gurunya barusan.
"Apa disini pusat dari kutukannya?" sela Li Yao, mengalihkan pembicaraan antara Xiao Chen dan Han Peng.
"Benar!" jawab Han Peng sigap.
"Bangunan itu adalah asrama murid perempuan," tunjuk Fu Liu, ia adalah salah satu tetua di Sekte Hutan Bambu.
"Sekarang bangunan itu sedang kosong karena kami sudah memindahkan mereka ke tempat lain. Bangunan itu sudah lama tidak dihuni," sambung Fu Liu.
"Pada awalnya kami tak percaya bila tempat ini telah dikutuk, bahkan ketika beberapa murid mengeluh karena selalu bermimpi buruk," jelas Dong Bao, ia juga tetua di Sekte Hutan Bambu.
"Kami percaya tempat ini dikutuk ketika seorang murid melakukan bunuh diri, setelah itu kami memeriksa tempat ini dan mendapati bila Qi di sini sangat gelap."
Penjelasan Dong Bao tentang tempat terkutuk itu memang benar. Ketika seseorang berada di tempat terkutuk, tubuh orang itu pasti akan menyerap Qi negatif di tempat tersebut.
Apa yang terjadi setelah itu? Orang tersebut akan dihinggapi perasaan negatif seperti amarah. Semakin lama ia berada di tempat terkutuk, maka semakin besar dampak yang diberikan.
Orang itu bisa mengalami mimpi buruk berkepanjangan, menjadi gila, bahkan sampai bunuh diri. Kepadatan Qi negatif di tempat terkutuk juga berbeda-beda.
Ada yang sangat pekat, sampai orang itu bisa langsung bunuh diri ketika memasuki tempat tersebut. Ada juga yang sangat kabur, sampai orang itu tak sadar bila tempat yang sedang di kunjunginya adalah tempat terkutuk.
Qi negatif di tempat ini lemah, meskipun tidak terlalu lemah. Orang biasa bahkan pendekar setingkat Han Peng yang telah mencapai Alam Membangun Pondasi tidak menyadari Qi tersebut.
"Kenapa kalian tidak meminta bantuan Biara Laut Putih, bukankah mereka sangat ahli di bidang ini?" tanya Li Yao, penasaran.
"Itu... "
Mereka bertiga tidak bisa menjawab karena malu.
"Aku paham." Li Yao langsung mengerti, mereka pasti tidak punya cukup uang untuk membayar biksu dari Biara Laut Putih.
Waktu Li Yao sedang berbincang dengan ketiga tetua dari Sekte Hutan Bambu, Xiao Chen bergerak mendekati Tang Xinyue yang sedari tadi diam menatap lantai.
"Perkenalkan namaku Xiao Chen," ucap Xiao Chen seraya mengulurkan tangan.
Sejenak Tang Xinyue menoleh ke arah Xiao Chen lalu mengenalkan dirinya.
"Tang Xinyue."
Selesai mengucapkan itu, Tang Xinyue kembali menunduk menatap lantai. Xiao Chen menarik tangannya yang ingin bersalaman lalu mendesah. Memang tidak mudah mendekati gadis selevel Tang Xinyue.
"Kalau boleh tahu, apa yang sedang kamu lakukan dari tadi?" Tanya Xiao Chen heran, ia tidak mengerti kenapa gadis cantik itu lama sekali menatap lantai.
Tang Xinyue tidak menjawab, ia melirik ke arah Li Yao yang masih bercakap-cakap lalu menghela napas. Sesuatu yang ada di bawah sana mengganggu pikiran Tang Xinyue.
Seketika kaki Tang Xinyue menghantam lantai. Lantai di bawah kaki mereka retak lalu hancur membentuk lubang yang sangat besar.
"Kenapa buru-buru sekali?" gumam Li Yao saat tubuhnya mulai jatuh ke bawah tanah.
Mereka semua jatuh, totalnya ada enam orang. Setelah mendarat Li Yao langsung memeriksa keadaan di sekelilingnya, begitu juga dengan semua orang.
Langit cerah tak berawan, bulan bersinar menerangi sekeliling mereka. Di bawah sana, mereka semua melihat pemandangan yang sangat aneh dan menyeramkan.
Mayat manusia yang telah mengering menempel memenuhi segala penjuru. Di dinding, di langit-langit, bahkan sampai di lantai yang sedang mereka pijak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lezhin Zee
Hmm🤔
2022-11-27
0