Setelah melewati berbagai macam situasi yang berbahaya, tak heran Li Yao pingsan. Energi mentalnya terkuras habis, terutama saat ia mengkonsumsi pil api phoenix untuk menyembuhkan luka jiwanya.
Perasaan nyaman menghampiri tubuh Li Yao, seolah tubuhnya sedang berandam di air hangat yang menenangkan. Li Yao tiba-tiba membuka matanya, kini dirinya telah berada di ruangan yang terlihat asing.
Aroma rempah dan bunga yang menyejukkan tercium, perasaan hangat itu rupanya berasal dari air yang sedang memandikannya. Sekarang Li Yao sedang berendam di air panas, begitulah keadaannya ketika sadar.
Semua kelelahan di tubuh Li Yao segera lenyap. Sembari memikirkan situasi yang sedang di hadapinya, Li Yao membiarkan dirinya rileks, tenang, dan santai.
Kapan lagi ia bisa bersantai seperti ini? Selepas dari sini, Li Yao akan kembali berkultivasi dan menjalani latihan seperti neraka.
Cincin spasial itu masih terpasang mantap di jari manisnya, Li Yao lekas memeriksa isi cincin tersebut lalu menyadari bila tidak ada barang yang menghilang.
Li Yao bisa menebak bila Tang Xinyue yang membawanya ke tempat ini. Seperti dugaan Li Yao, gadis cantik itu memang gadis yang baik hati. Kemungkinan besar jika orang lain berada di posisinya, ia pasti akan langsung merebut cincin spasial itu dari jari Li Yao.
Siluet tubuh seorang wanita tiba-tiba muncul dari balik dinding bambu yang tipis. Pintu dibuka, Tang Xinyue berjalan menghampiri Li Yao yang kini sedang menutup mata, pura-pura tertidur.
Tangan gadis itu segera mengelus rambut Li Yao. Saat Li Yao pikir Tang Xinyue tak menyadari kebohongannya, gadis tersebut tiba-tiba menceburkan kepala Li Yao ke dalam air.
"Bocah sialan, apa kamu pikir aku bodoh? Jangan coba-coba menipuku! Aku tahu kamu sedang pura-pura tidur," ungkap Tang Xinyue geram.
Ketika Li Yao membuka mulut untuk bicara, hidung dan mulutnya seketika kemasukan air. Gelembung mulai bermunculan saat Li Yao meronta-ronta, Tang Xinyue lekas membiarkan kepala Li Yao naik ke permukaan.
"Kamu gila, ya?" ucap Li Yao serak, sehabis batuk-batuk dan memuntahkan air.
"Jaga cara bicaramu, bocah sialan! Panggil aku kakak! aku lebih tua dari dirimu," balas Tang Xinyue kesal.
"Kakak gila, ya?" ulang Li Yao dengan lebih sopan.
Lagi-lagi Tang Xinyue mencelupkan kepala Li Yao ke dalam air. Li Yao tak bisa melawan, gadis itu jauh lebih kuat dari dirinya. Beberapa saat kemudian, Tang Xinyue membiarkan kepala Li Yao naik mengambil napas.
"Kenapa kakak lakukan itu?" tanya Li Yao marah.
"Kamu gak sadar, ya? Nada bicaramu sangat menyebalkan," ungkap Tang Xinyue, ia puas mengganggu bocah kurang ajar seperti Li Yao.
Li Yao tak bisa menjawab. Apa yang barusan dikatakan oleh Tang Xinyue adalah fakta. Sejak dulu Li Yao memang terkenal dengan sikapnya yang menyebalkan.
"Kamu sebenarnya siapa? Jangan coba-coba untuk menipuku!" tanya Tang Xinyue penasaran.
"Namaku Li Yao, aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah," jawab Li Yao jujur.
Hening sesaat.
"Sebelum itu, apa tidak ada yang ingin kamu ucapkan? Kamu sudah menyebabkan banyak masalah," ucap Tang Xinyue, ia masih kesal dengan sikap Li Yao.
"Aku minta maaf telah menipu kakak! Aku minta maaf telah menyebabkan banyak masalah!" tutur Li Yao kurang ikhlas.
Usai mendengar permintaan maaf dari bocah kecil di hadapannya, Tang Xinyue makin emosi. Seketika Tang Xinyue menceburkan kepala Li Yao ke dalam air untuk yang ketiga kalinya.
"Hey, kenapa kamu terus melakukan itu?" ujar Li Yao jengkel.
Setelah kepalanya naik, Li Yao langsung berdiri tegak. Air panas di dalam bak tersebut tumpah lalu memercik ke pakaian Tang Xinyue.
"Bagaimana bisa kakak masuk ke kamar mandi pria? Cepat keluar!" hardik Li Yao tanpa berpikir panjang.
"Pria? Coba lihat anumu itu!" balas Tang Xinyue seraya menahan tawa.
Li Yao akhirnya sadar bila tubuhnya sedang telanjang bulat. Tangan Li Yao refleks menutupi kem*******a. Melihat Tang Xinyue sudah tertawa terbahak-bahak, hajah Li Yao langsung memerah menahan rasa malu.
"Itu karena aku masih kecil, si***n! Ketika aku besar nanti, kamu pasti akan terkejut melihat ukurannya."
***
Di dalam ruangan yang sederhana, Han Peng dengan ramah menyambut kedatangan Tang Xinyue dan Li Yao. Meski wajahnya masih diselimuti oleh kesedihan, Han Peng tetap berusaha untuk tersenyum saat menyambut kedatangan mereka.
Menurut informasi yang ditemukan oleh Li Yao, Tang Xinyue langsung mencari dirinya begitu menghabisi makhluk penunggu di bawah itu.
Setelah berhasil menemukan Li Yao dan menggendongnya, tanpa berlama-lama gadis tersebut pergi menyelamatkan Han Peng dan kedua tetua dari Sekte Hitam Bambu. Begitulah sampai Li Yao di rawat di ruangan itu.
Semua perbuatan jahat muridnya, Ketua Sekte Hutan Bambu jelas sudah mengetahuinya. Batin Han Peng pasti sangat terpukul, apalagi saat ini jiwanya tengah terluka akibat terkurung di dalam penjara ratapan jiwa.
"Aku dan adikku meminta maaf kepada senior karena telah menyebabkan banyak masalah," ucap Tang Xinyue sambil menundukkan kepala, Li Yao mengikutinya.
"Aku juga minta maaf karena sudah bersikap sangat tidak sopan kepada tetua."
"Jangan meminta maaf, aku sama sekali tidak marah. Kalian sudah menyelamatkan nasib Sekte Hutan Bambu, aku seharusnya berterimakasih kepada kalian," ucap Han Peng, menolak permintaan maaf dari Tang Xinyue dan Li Yao.
"Meski tidak seberapa, sebagai Ketua Sekte Hutan Bambu, aku mohon terima tanda terima kasih ini." Han Peng mengambil sebuah kotak kecil berisikan satu pil tingkat 4 lalu memberikannya kepada Li Yao.
Bagi sekte kecil seperti Sekte Hutan Bambu, pil tingkat 4 sudah seperti harta karun yang harus mereka jaga. Jika itu sebelum Li Yao menemukan gudang harta Sekte Harimau Tua, Li Yao mungkin menerimanya.
Tapi sekarang tidak, ia sudah mendapat imbalan yang nilainya tidak bisa dibandingkan dengan pil tersebut.
"Tetua, aku tidak bisa menerimanya!" tolak Li Yao, seakan tidak enak hati.
"Terima saja! Ini imbalan yang aku janjikan kepada kalian," ucap Han Peng agak memaksa.
"Itu tidak perlu senior, adikku sudah menemukan pelajaran yang sangat berharga di bawah sana." Tang Xinyue mengambil alih kesempatan Li Yao untuk bicara.
"Benarkah? Jangan menyesal, ya!" tutur Han Peng, mencoba bercanda.
Li Yao mengangguk.
Setelah Han Peng menyimpan kotak pil itu dengan hati-hati, ia berbincang sebentar dengan Li Yao dan Tang Xinyue. Saat Tang Xinyue keluar dari ruangan itu, Li Yao hendak mengikutinya namun mendadak Han Peng menghentikannya.
"Apa muridku ada mengucapkan kata-kata terakhir?" tanya Han Peng dengan raut wajah yang sangat sulit untuk diartikan.
"Aku minta maaf! Itu katanya."
Li Yao segera pergi meninggalkan Han Peng sendirian di ruangannya. Saat itu, tanpa Han Peng sadari air matanya tiba-tiba keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti aulia syifa Az_zahra
kasihan bapak Han Peng, sia sia juga pengorbanan ibunya, klo akhirnya anaknya milih jalan yg salah. Lagian orang mati gk butuh balas dendam, butuhnya kiriman doa dari anaknya yg baik, udah deh arwah ibunya bakal lebih happy ketimbang pas hidup, dan pak Han Peng juga bakal bangga klo Xiao Chen sukses.
dapet hidayah kayaknya gue bisa ngomong gini 😁😁😁
2023-03-23
0