Chapter 3 ~ Bandit Pengemis

Ketika Bo Cheng mendengar ejekan pertama keluar dari mulut Li Yao, Bo Cheng pikir telinganya sedang bermasalah. Tetapi ketika Bo Cheng mendengar Li Yao menghinanya sekali lagi, Bo Cheng pikir kepala bocah di hadapannyalah pasti yang bermasalah.

"Bocah si****n! Coba ulangi kata-katamu barusan," tantang Bo Cheng, matanya menatap sengit ke arah Li Yao.

"Apa kamu tuli?" tanya Li Yao, sengaja memprovokasi pria itu.

Bo Cheng mengepalkan tangannya, siap meninju bocah kecil dihadapannya.

"Aku akan memberimu sebuah pelajaran agar kamu berhati-hati menggunakan mulutmu, bocah kurang ajar!"

"Mulutmu bau, kamu seharusnya hati-hati saat membuka mulut," balas Li Yao sembari menutup hidung lalu mengipas udara di depan wajahnya.

Kesabaran Bo Cheng habis. Meski merasa aneh dengan tingkah laku Li Yao, Bo Cheng sekarang sudah tidak peduli. Tinjunya segera melesat mengincar perut Li Yao. Li Yao dengan santai mengalirkan Qi ke tangannya lalu menepis pukulan Bo Cheng.

Bo Cheng terkejut, ia tidak menduga bocah berusia 8 tahun bisa menepis tinjunya. Keterkejutan Bo Cheng tidak berhenti sampai di sana, seketika Li Yao meninju perut Bo Cheng sampai tubuhnya terangkat naik.

Napas Bo Cheng sesak, ia meremehkan bocah sombong berusia 8 tahun itu. Tubuh Bo Cheng ambruk ke depan, kemudian sambil menunduk ia mengeluarkan makanan yang belum selesai di cerna oleh perutnya.

"Bocah Si****n!" pekik Bo Cheng seraya memegang perutnya.

"Siapa yang kamu panggil bocah si****n?" ucap Li Yao lalu menendang wajah pria tersebut.

Bo Cheng terkapar kesakitan, dua giginya putus akibat tendangan barusan. Ia benar-benar menyesal telah meremehkan Li Yao. Andaikan dirinya tak lengah, Bo Cheng pikir bocah seperti Li Yao pasti sudah habis di tangannya.

"Katakan! Apa keinginanmu? Apa kamu ingin menjadi Raja Pengemis?" ucap Bo Cheng lemah, ia sedang menunggu kesempatan untuk menyerang Li Yao.

"Apa kamu pikir aku tertarik menjadi Raja Pengemis? Aku bahkan tak tertarik menjadi Raja Pendekar. Secepatnya aku akan kembali merobek langit lalu mencapai alam tak terbatas," ucap Li Yao sembari mendekati Bo Cheng.

Ia lekas menarik rambut Bo Cheng menggunakan tangan kirinya. Bo Cheng hendak menyerang, tetapi tangan kanan Li Yao sudah terlebih dahulu mendarat di wajahnya.

Bertubi-tubi dan tanpa ampun, Li Yao memukuli wajah Bo Cheng sampai tak terbentuk.

"Preman sepertimu memanfaatkan anak-anak jalanan untuk mengemis, kamu pasti punya banyak uang."

Tidak punya pilihan, Bo Cheng hanya bisa menganggukkan kepala. Ia sudah menyerah menghadapi Li Yao yang tampak seperti iblis. Kini Bo Cheng hanya ingin menjauh dari iblis kecil tersebut.

"Cepat berikan padaku!" ucap Li Yao dengan wajah polos. Tangan Li Yao berhenti memukul dan menarik rambut Bo Cheng.

Mendengar itu, bulu kuduk Bo Cheng langsung berdiri. Bo Cheng dengan tergesa-gesa mengambil sekantong besar koin perak dari balik lantai, kemudian memberikannya kepada Li Yao.

Li Yao menerima lalu memeriksa kantong tersebut. Sambil tersenyum Li Yao mengangguk puas. Di dalam hati Bo Cheng mengutuk Li Yao, sebab bocah itu telah merampas hasil kerjanya selama beberapa tahun.

"Kamu tak menyembunyikan yang lain, kan?" tanya Li Yao ramah, senyum di wajahnya belum pudar.

"A-aku sudah memberikan semuanya kepadamu," jawab Bo Cheng buru-buru.

Kelihatan sekali Bo Cheng tengah berbohong. Li Yao tak mau mengambil pusing. Ia sudah mendapatkan uang yang cukup untuk perjalanannya ke Sekte Jalan Surgawi.

"Terima kasih," ucap Li Yao lembut lalu pergi dari tempat itu.

Kepalan tangan Bo Cheng semakin kuat, iblis kecil itu ternyata adalah pencuri kecil. Sebelum Bo Cheng sempat mengutuk Li Yao, bocah itu kembali lalu menasihatinya.

"Setelah ini berhentilah memeras para pengemis, cari pekerjaan lalu hiduplah dengan benar."

Usai mengatakan kalimat tersebut, Li Yao akhirnya pergi meninggalkan Bo Cheng yang sedang merana mengutuk nasib.

Meski sangat lapar, tujuan Li Yao berikutnya adalah toko pakaian. Li Yao saat ini tak ada bedanya dengan pengemis sebab pakaian dan tubuhnya sangat kotor.

Li Yao tak ingin ada drama, ia diusir dari rumah makan karena penampilannya. Apalagi ada satu hal yang sangat diinginkan oleh Li Yao setelah hidup kembali, yaitu arak.

Di sisi lain, Bo Cheng tengah mengamuk menghancurkan barang-barang di ruangannya. Tidak pernah terbayang dalam pikirannya, bila ia akan dipermalukan oleh seorang anak kecil.

Tentu saja, Bo Cheng tidak peduli dengan nasihat Li Yao. Baginya itu adalah omong kosong.

Pintunya dibuka paksa, Bo Cheng yang sangat kesal menoleh ke arah pintu lalu melihat seorang pria berusia empat puluhan. Pria itu adalah pengawal yang diperintahkan untuk mencari Li Yao.

"Hey, di masa sopan santunmu? Kenapa kamu sembarangan masuk ke rumah orang? Kamu cari masalah, ya?" ucap Bo Cheng, berupaya mengintimidasi pria tersebut.

"Kemana perginya bocah berusia 8 tahun yang tadi datang ke sini?" tanya pria itu santai, ia sama sekali tidak peduli dengan ancaman Bo Cheng.

"Oh, jadi begitu? Pasti kamu orang tua bocah kurang ajar itu!" ujar Bo Cheng lalu tiba-tiba melayangkan pukulan.

Sekarang Bo Cheng tak akan meremehkan lawannya. Sebab itulah Bo Cheng menyerang pria itu ketika sedang lengah. Meski itu kotor, tapi begitulah cara Bo Cheng bertahan hidup di dunia yang kejam ini.

Pria itu dengan sigap menangkap pukulan Bo Cheng lalu mematahkan tangannya. Bo Cheng tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak menjerit. Hari ini sungguh hari yang sial bagi Si Bandit Pengemis.

"Jika kamu masih sayang dengan nyawamu! Cepat katakan dimana bocah itu!" ancam pria itu, sukses membuat Bo Cheng ketakutan.

***

Di dalam rumah makan sederhana, ada seorang wanita cantik yang menarik perhatian semua pengunjung. Wanita itu bernama Tang Xinyue.

Wanita berusia 17 tahun itu memiliki kulit seputih porselen, mata berwarna biru langit, rambut pirang keemasan, dan tubuh yang sangat menggoda walau umurnya terbilang muda.

Persis dihadapan Tang Xinyue, terdapat empat orang pemuda yang mencoba untuk mengajaknya masuk ke sekte mereka. Bukan masuk sebagai murid, tapi masuk sebagai tamu.

Mereka menawarkan sebuah imbalan kepada Tang Xinyue jika datang ke sekte mereka. Tentu saja Tang Xinyue menolak, ajakan mereka kelihatan sangat mencurigakan.

Walau begitu mereka tetap bersikeras. Mereka memerlukan kekuatan Tang Xinyue untuk menghapus kutukan di sekte mereka. Tang Xinyue kesal, ia bahkan tidak bisa makan dengan tenang.

Ketika Tang Xinyue melihat seorang pria tua bertubuh kecil masuk ke dalam rumah makan, Tang Xinyue langsung bergegas menghampirinya.

"Kakek!" panggil Tang Xinyue, ia menyambar tangan pria tua itu lalu membawanya keluar dari rumah makan.

Semua orang di rumah makan itu langsung membatu, terutama keempat murid yang berusaha memaksa Tang Xinyue untuk datang mengunjungi sektenya.

Tidak ada orang yang tahu, kalau sosok kakek-kakek itu sebenarnya adalah seorang bocah kecil bernama Li Yao.

Terpopuler

Comments

Lezhin Zee

Lezhin Zee

Up nya sehari bera Ch ngab

2022-11-26

1

Lezhin Zee

Lezhin Zee

Jng lupa lek

2022-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3 Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4 Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5 Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6 Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7 Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8 Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9 Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10 Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11 Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12 Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13 Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14 Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15 Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16 Chapter 15 - Berbeda Jalan
17 Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18 Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19 Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20 Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21 Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22 Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23 Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24 Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25 Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26 Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27 Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28 Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29 Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30 Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31 Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32 Chapter 31 ~ Turun Gunung
33 Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34 Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35 Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36 Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37 Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38 Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39 Chapter 38 ~ Terdiam
40 Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41 Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42 Chapter 41 ~ Hutan Timur
43 Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44 Tingkatan
45 Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46 Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47 Chapter 45 ~ Rubah Emas
48 Chapter 46 ~ Permata Siluman
49 Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50 Chapter 48 ~ Makan Malam
51 Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52 Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53 Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54 Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55 Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56 Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57 Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58 Chapter 56 ~ Istirahat Total
59 Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60 Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61 Chapter 59 ~ Masalah Baru
62 Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63 Chapter 61 ~ Murid Baru
64 Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65 Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66 Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67 Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68 Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69 Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70 Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71 Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72 Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3
Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4
Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5
Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6
Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7
Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8
Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9
Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10
Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11
Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12
Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13
Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14
Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15
Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16
Chapter 15 - Berbeda Jalan
17
Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18
Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19
Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20
Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21
Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22
Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23
Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24
Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25
Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26
Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27
Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28
Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29
Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30
Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31
Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32
Chapter 31 ~ Turun Gunung
33
Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34
Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35
Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36
Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37
Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38
Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39
Chapter 38 ~ Terdiam
40
Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41
Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42
Chapter 41 ~ Hutan Timur
43
Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44
Tingkatan
45
Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46
Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47
Chapter 45 ~ Rubah Emas
48
Chapter 46 ~ Permata Siluman
49
Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50
Chapter 48 ~ Makan Malam
51
Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52
Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53
Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54
Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55
Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56
Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57
Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58
Chapter 56 ~ Istirahat Total
59
Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60
Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61
Chapter 59 ~ Masalah Baru
62
Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63
Chapter 61 ~ Murid Baru
64
Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65
Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66
Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67
Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68
Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69
Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70
Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71
Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72
Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!