Ketika Bo Cheng mendengar ejekan pertama keluar dari mulut Li Yao, Bo Cheng pikir telinganya sedang bermasalah. Tetapi ketika Bo Cheng mendengar Li Yao menghinanya sekali lagi, Bo Cheng pikir kepala bocah di hadapannyalah pasti yang bermasalah.
"Bocah si****n! Coba ulangi kata-katamu barusan," tantang Bo Cheng, matanya menatap sengit ke arah Li Yao.
"Apa kamu tuli?" tanya Li Yao, sengaja memprovokasi pria itu.
Bo Cheng mengepalkan tangannya, siap meninju bocah kecil dihadapannya.
"Aku akan memberimu sebuah pelajaran agar kamu berhati-hati menggunakan mulutmu, bocah kurang ajar!"
"Mulutmu bau, kamu seharusnya hati-hati saat membuka mulut," balas Li Yao sembari menutup hidung lalu mengipas udara di depan wajahnya.
Kesabaran Bo Cheng habis. Meski merasa aneh dengan tingkah laku Li Yao, Bo Cheng sekarang sudah tidak peduli. Tinjunya segera melesat mengincar perut Li Yao. Li Yao dengan santai mengalirkan Qi ke tangannya lalu menepis pukulan Bo Cheng.
Bo Cheng terkejut, ia tidak menduga bocah berusia 8 tahun bisa menepis tinjunya. Keterkejutan Bo Cheng tidak berhenti sampai di sana, seketika Li Yao meninju perut Bo Cheng sampai tubuhnya terangkat naik.
Napas Bo Cheng sesak, ia meremehkan bocah sombong berusia 8 tahun itu. Tubuh Bo Cheng ambruk ke depan, kemudian sambil menunduk ia mengeluarkan makanan yang belum selesai di cerna oleh perutnya.
"Bocah Si****n!" pekik Bo Cheng seraya memegang perutnya.
"Siapa yang kamu panggil bocah si****n?" ucap Li Yao lalu menendang wajah pria tersebut.
Bo Cheng terkapar kesakitan, dua giginya putus akibat tendangan barusan. Ia benar-benar menyesal telah meremehkan Li Yao. Andaikan dirinya tak lengah, Bo Cheng pikir bocah seperti Li Yao pasti sudah habis di tangannya.
"Katakan! Apa keinginanmu? Apa kamu ingin menjadi Raja Pengemis?" ucap Bo Cheng lemah, ia sedang menunggu kesempatan untuk menyerang Li Yao.
"Apa kamu pikir aku tertarik menjadi Raja Pengemis? Aku bahkan tak tertarik menjadi Raja Pendekar. Secepatnya aku akan kembali merobek langit lalu mencapai alam tak terbatas," ucap Li Yao sembari mendekati Bo Cheng.
Ia lekas menarik rambut Bo Cheng menggunakan tangan kirinya. Bo Cheng hendak menyerang, tetapi tangan kanan Li Yao sudah terlebih dahulu mendarat di wajahnya.
Bertubi-tubi dan tanpa ampun, Li Yao memukuli wajah Bo Cheng sampai tak terbentuk.
"Preman sepertimu memanfaatkan anak-anak jalanan untuk mengemis, kamu pasti punya banyak uang."
Tidak punya pilihan, Bo Cheng hanya bisa menganggukkan kepala. Ia sudah menyerah menghadapi Li Yao yang tampak seperti iblis. Kini Bo Cheng hanya ingin menjauh dari iblis kecil tersebut.
"Cepat berikan padaku!" ucap Li Yao dengan wajah polos. Tangan Li Yao berhenti memukul dan menarik rambut Bo Cheng.
Mendengar itu, bulu kuduk Bo Cheng langsung berdiri. Bo Cheng dengan tergesa-gesa mengambil sekantong besar koin perak dari balik lantai, kemudian memberikannya kepada Li Yao.
Li Yao menerima lalu memeriksa kantong tersebut. Sambil tersenyum Li Yao mengangguk puas. Di dalam hati Bo Cheng mengutuk Li Yao, sebab bocah itu telah merampas hasil kerjanya selama beberapa tahun.
"Kamu tak menyembunyikan yang lain, kan?" tanya Li Yao ramah, senyum di wajahnya belum pudar.
"A-aku sudah memberikan semuanya kepadamu," jawab Bo Cheng buru-buru.
Kelihatan sekali Bo Cheng tengah berbohong. Li Yao tak mau mengambil pusing. Ia sudah mendapatkan uang yang cukup untuk perjalanannya ke Sekte Jalan Surgawi.
"Terima kasih," ucap Li Yao lembut lalu pergi dari tempat itu.
Kepalan tangan Bo Cheng semakin kuat, iblis kecil itu ternyata adalah pencuri kecil. Sebelum Bo Cheng sempat mengutuk Li Yao, bocah itu kembali lalu menasihatinya.
"Setelah ini berhentilah memeras para pengemis, cari pekerjaan lalu hiduplah dengan benar."
Usai mengatakan kalimat tersebut, Li Yao akhirnya pergi meninggalkan Bo Cheng yang sedang merana mengutuk nasib.
Meski sangat lapar, tujuan Li Yao berikutnya adalah toko pakaian. Li Yao saat ini tak ada bedanya dengan pengemis sebab pakaian dan tubuhnya sangat kotor.
Li Yao tak ingin ada drama, ia diusir dari rumah makan karena penampilannya. Apalagi ada satu hal yang sangat diinginkan oleh Li Yao setelah hidup kembali, yaitu arak.
Di sisi lain, Bo Cheng tengah mengamuk menghancurkan barang-barang di ruangannya. Tidak pernah terbayang dalam pikirannya, bila ia akan dipermalukan oleh seorang anak kecil.
Tentu saja, Bo Cheng tidak peduli dengan nasihat Li Yao. Baginya itu adalah omong kosong.
Pintunya dibuka paksa, Bo Cheng yang sangat kesal menoleh ke arah pintu lalu melihat seorang pria berusia empat puluhan. Pria itu adalah pengawal yang diperintahkan untuk mencari Li Yao.
"Hey, di masa sopan santunmu? Kenapa kamu sembarangan masuk ke rumah orang? Kamu cari masalah, ya?" ucap Bo Cheng, berupaya mengintimidasi pria tersebut.
"Kemana perginya bocah berusia 8 tahun yang tadi datang ke sini?" tanya pria itu santai, ia sama sekali tidak peduli dengan ancaman Bo Cheng.
"Oh, jadi begitu? Pasti kamu orang tua bocah kurang ajar itu!" ujar Bo Cheng lalu tiba-tiba melayangkan pukulan.
Sekarang Bo Cheng tak akan meremehkan lawannya. Sebab itulah Bo Cheng menyerang pria itu ketika sedang lengah. Meski itu kotor, tapi begitulah cara Bo Cheng bertahan hidup di dunia yang kejam ini.
Pria itu dengan sigap menangkap pukulan Bo Cheng lalu mematahkan tangannya. Bo Cheng tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak menjerit. Hari ini sungguh hari yang sial bagi Si Bandit Pengemis.
"Jika kamu masih sayang dengan nyawamu! Cepat katakan dimana bocah itu!" ancam pria itu, sukses membuat Bo Cheng ketakutan.
***
Di dalam rumah makan sederhana, ada seorang wanita cantik yang menarik perhatian semua pengunjung. Wanita itu bernama Tang Xinyue.
Wanita berusia 17 tahun itu memiliki kulit seputih porselen, mata berwarna biru langit, rambut pirang keemasan, dan tubuh yang sangat menggoda walau umurnya terbilang muda.
Persis dihadapan Tang Xinyue, terdapat empat orang pemuda yang mencoba untuk mengajaknya masuk ke sekte mereka. Bukan masuk sebagai murid, tapi masuk sebagai tamu.
Mereka menawarkan sebuah imbalan kepada Tang Xinyue jika datang ke sekte mereka. Tentu saja Tang Xinyue menolak, ajakan mereka kelihatan sangat mencurigakan.
Walau begitu mereka tetap bersikeras. Mereka memerlukan kekuatan Tang Xinyue untuk menghapus kutukan di sekte mereka. Tang Xinyue kesal, ia bahkan tidak bisa makan dengan tenang.
Ketika Tang Xinyue melihat seorang pria tua bertubuh kecil masuk ke dalam rumah makan, Tang Xinyue langsung bergegas menghampirinya.
"Kakek!" panggil Tang Xinyue, ia menyambar tangan pria tua itu lalu membawanya keluar dari rumah makan.
Semua orang di rumah makan itu langsung membatu, terutama keempat murid yang berusaha memaksa Tang Xinyue untuk datang mengunjungi sektenya.
Tidak ada orang yang tahu, kalau sosok kakek-kakek itu sebenarnya adalah seorang bocah kecil bernama Li Yao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lezhin Zee
Up nya sehari bera Ch ngab
2022-11-26
1
Lezhin Zee
Jng lupa lek
2022-11-26
0