Ruangan itu benar-benar dipenuhi oleh mayat manusia yang telah mengering. Kebanyakan dari mayat tersebut adalah perempuan dan anak kecil. Mereka terlihat seperti mumi yang telah diawetkan selama ratusan tahun.
Dahulu Li Yao pernah masuk ke dalam ruangan seperti itu, ruangan tersebut adalah Penjara Ratapan Jiwa. Seperti namanya, Penjara Ratapan Jiwa adalah sebuah jebakan berbentuk penjara.
Orang yang masuk ke dalam jebakan itu akan terpenjara dan tersiksa secara mental, karena mendengar jeritan-jeritan jiwa yang mati karena siksaaan seni iblis.
Penjara Ratapan Jiwa adalah seni iblis tingkat tinggi. Seni iblis ini bahkan bisa memenjarakan Pendekar Ahli yang telah mencapai Alam Menghancurlan Kehidupan, dan Raja Pendekar yang telah mencapai Alam Menyatu dengan Langit.
"Dimana ini?" ucap Han Peng panik.
"Bukankah itu murid-murid sekte kita?" Fu Liu menunjuk lantai di hadapannya.
Mereka semua menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Fi Liu. Di sana terdapat mayat mengering yang mengenakan seragam Sekte Hutan Bambu.
"Yan Jie, Cao Xue, Fan Meng, kenapa ada banyak sekali murid sekte kita di sini? Tadi pagi aku masih melihat mereka berlatih," ucap Han Peng dengan suara serak.
Selain ketiga nama yang disebutkan oleh Han Peng, ada banyak murid perempuan dari Sekte Hutan Bambu yang telah menjadi mayat. Baik Han Peng, Fu Liu, Dong Bao, dan Xiao Chen, mereka berempat dengan putus asa dan air mata melihat sekelilingnya.
Bahkan Tang Xinyue juga ikut bersedih, ia sangat jijik dan marah saat membayangkan seseorang membangun tempat seperti ini.
"Tempat apa ini sebenarnya?"
Di buku yang membahas tentang seni iblis, Tang Xinyue tak pernah melihat tempat seperti ini. Sudah berapa banyak buku seni iblis yang dibaca oleh Tang Xinyue, hampir semuanya telah ia baca.
Gurunya juga tak pernah menceritakan tentang seni iblis di tempat ini. Semuanya tengah kebingungan, hanya Li Yao yang mengetahui seberapa berbahayanya tempat yang sedang di singgahinya, terutama bagi orang yang mentalnya tidak terlalu kuat.
Mayat dilangit-langit mulai bergerak, menutup lubang besar yang disebabkan oleh hentakan Kaki Tang Xinyue. Jebakan itu akan aktif ketika semua mayat membungkus ruangan tersebut.
Butuh waktu kurang dari setengah menit agar Penjara Ratapan Jiwa mulai bekerja. Sebelum itu, Li Yao harus menghabisi orang yang telah membangun ruangan ini.
"Xinyue, cepat bunuh pemuda di sebelahmu! Dia adalah pengguna seni iblis dan orang yang telah membangun ruangan ini!" ujar Li Yao dengan wajah serius.
Kabar baiknya, Li Yao bisa menebak orang yang telah membangun ruangan ini. Orang itu adalah pemuda bernama Xiao Chen, murid nomor 1 Sekte Hutan Bambu.
Sejak pertama kali bertemu dengan Xiao Chen di pintu gerbang, Li Yao samar-samar bisa merasakan Qi iblis yang ada di tubuh Xiao Chen. Meski pemuda itu dapat menyembunyikan Qi iblis itu dengan sangat baik, namun Li Yao tetap bisa merasakannya.
Tang Xinyue kebingungan dengan perintah Li Yao. Gadis cantik itu menoleh ke arah Xiao Chen lalu memeriksanya, sedikit pun Tang Xinyue tak bisa merasakan Qi iblis di dalam tubuh Xiao Chen.
Ada alasan kenapa pendekar sekaliber Tang Xinyue tak bisa merasakannya, itu karena Xiao Chen memakai Pusaka tingkat tinggi yang dapat mengunci Qi iblis di dalam dirinya.
Li Yao tak mengetahui keberadaan pusaka tersebut. Alasan kenapa Li Yao bisa mengetahui Qi iblis di dalam tubuh Xiao Chen, itu karena Li Yao menghabiskan sisa hidupnya di masa lalu untuk berperang melawan suku iblis.
Li Yao sangat sensitif terhadap Qi iblis.
Melihat Tang Xinyue tidak bergerak, Li Yao mengambil pisau kecil dari sakunya lalu melemparkannya ke arah Xiao Chen.
Pisau itu melesat dengan sangat cepat. Waktu pisau itu hampir mendarat di tubuh Xiao Chen, Han Peng menepis pisau tersebut kemudian memandang Li Yao dengan raut wajah bertanya-tanya.
"Tuan, apa yang anda lakukan? Tidak mungkin murid saya mempraktikkan seni iblis dan melakukan perbuatan tidak bermoral seperti ini," tutur Han Peng dengan suara bergetar.
"Mengenai kedatanganku, apakah kamu memberitahukannya kepada semua orang?" tanya Li Yao malas dengan terburu-buru, waktunya sekarang sangat sedikit.
"Aku cuma memberitahukannya kepada para tetua sekte dan beberapa murid," ucap Han Peng seraya melirik Xiao Chen yang ketakutan. Pemuda itu kelihatan tidak paham dengan semua hal yang barusan telah terjadi.
"Apa kamu memberitahu pemuda itu?"
"Ya," jawab Han Peng agak ragu.
"Kamu bilang tadi pagi kamu masih melihat murid-murid itu, bukankah itu artinya ruangan ini baru dibuat karena kedatanganku?" Li Yao menunjuk murid-murid perempuan Sekte Hutan Bambu yang telah berubah menjadi lantai dan hiasan dinding.
"Apa maksud anda?" tanya Han Peng lalu menelan ludahnya kasar.
"Hari ini apa kamu tahu semua kegiatan yang dilakukan muridmu itu?" Li Yao terus menginterogasi.
"Chen'er, seharian ini aku sangat jarang melihatmu. Apa saja yang telah kamu lakukan hari ini?" Han Peng menatap ke dalam mata Xiao Chen, mencoba melihat kejujuran atau kebohongan yang ada di dalam sana.
"Seperti biasa, murid seharian berlatih teknik desiran angin di ruangan Tetua He," jawab Xiao Chen pelan.
Han Peng menghela napas lega usai mendengar jawawan itu. Satu bulan belakangan ini, Xiao Chen memang sering berlatih dengan Tetua He di ruangannya. Tetua He adalah salah satu tetua di Sekte Hutan Bambu
"Guru, murid berani bersumpah tidak menggunakan seni iblis! Jika guru masih tidak percaya, murid bersedia melakukan penyucian!" tegas Xiao Chen.
"Aku percaya denganmu," ucap Han Peng seraya tersenyum kecut. Bagaimanapun, ia sangat sedih melihat mayat murid-murid perempuan sektenya di tempat ini.
"Ketua, tadi pagi Tetua He tiba-tiba mendapatkan panggilan lalu pergi ke rumah keluarganya. Hanya aku yang mengetahui hal itu karena Tetua He pergi terburu-buru." Dong Bao akhirnya membuka mulut, setelah dari tadi hanya diam karena syok melihat sekelilingnya.
Han Peng terkejut mendengar informasi itu. Tubuhnya bergetar, sesuatu di dalam rongga dadanya seakan ditusuk sebilah pisau. Mata Han Peng memerah, pria itu menatap tajam ke arah Xiao Chen.
Panik, ketakutan, dan kebingungan. Semua emosi itu seketika menghilang dari wajah Xiao Chen. Xiao Chen tiba-tiba tertawa parau, tawanya yang terkesan jahat itu menggema di ruangan yang menyeramkan itu.
"Sial, aku salah memilih alasan!" ucap Xiao Chen sehabis tawanya usai.
"XIAO CHEN!" teriak Han Peng marah besar.
Lubang di atas kepala mereka kini sepenuhnya telah tertutup. Kegelapan segera menyelimuti setiap orang yang ada di ruangan itu.
[Seni Iblis Pemakan Jiwa - Penjara Ratapan Jiwa]
Jebakan itu aktif. Li Yao menghela napas, ia kesal melihat percakapan orang-orang dihadapannya.
"Inilah akibat kebanyakan drama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti aulia syifa Az_zahra
wkwkwk,, betul ketua sekte, tinggal tusuk aja dah beres, pakek banyak cincau
2023-03-23
0
Lezhin Zee
Laiknya jan lupa
2022-11-28
1