Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa

Ruangan itu benar-benar dipenuhi oleh mayat manusia yang telah mengering. Kebanyakan dari mayat tersebut adalah perempuan dan anak kecil. Mereka terlihat seperti mumi yang telah diawetkan selama ratusan tahun.

Dahulu Li Yao pernah masuk ke dalam ruangan seperti itu, ruangan tersebut adalah Penjara Ratapan Jiwa. Seperti namanya, Penjara Ratapan Jiwa adalah sebuah jebakan berbentuk penjara.

Orang yang masuk ke dalam jebakan itu akan terpenjara dan tersiksa secara mental, karena mendengar jeritan-jeritan jiwa yang mati karena siksaaan seni iblis.

Penjara Ratapan Jiwa adalah seni iblis tingkat tinggi. Seni iblis ini bahkan bisa memenjarakan Pendekar Ahli yang telah mencapai Alam Menghancurlan Kehidupan, dan Raja Pendekar yang telah mencapai Alam Menyatu dengan Langit.

"Dimana ini?" ucap Han Peng panik.

"Bukankah itu murid-murid sekte kita?" Fu Liu menunjuk lantai di hadapannya.

Mereka semua menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Fi Liu. Di sana terdapat mayat mengering yang mengenakan seragam Sekte Hutan Bambu.

"Yan Jie, Cao Xue, Fan Meng, kenapa ada banyak sekali murid sekte kita di sini? Tadi pagi aku masih melihat mereka berlatih," ucap Han Peng dengan suara serak.

Selain ketiga nama yang disebutkan oleh Han Peng, ada banyak murid perempuan dari Sekte Hutan Bambu yang telah menjadi mayat. Baik Han Peng, Fu Liu, Dong Bao, dan Xiao Chen, mereka berempat dengan putus asa dan air mata melihat sekelilingnya.

Bahkan Tang Xinyue juga ikut bersedih, ia sangat jijik dan marah saat membayangkan seseorang membangun tempat seperti ini.

"Tempat apa ini sebenarnya?"

Di buku yang membahas tentang seni iblis, Tang Xinyue tak pernah melihat tempat seperti ini. Sudah berapa banyak buku seni iblis yang dibaca oleh Tang Xinyue, hampir semuanya telah ia baca.

Gurunya juga tak pernah menceritakan tentang seni iblis di tempat ini. Semuanya tengah kebingungan, hanya Li Yao yang mengetahui seberapa berbahayanya tempat yang sedang di singgahinya, terutama bagi orang yang mentalnya tidak terlalu kuat.

Mayat dilangit-langit mulai bergerak, menutup lubang besar yang disebabkan oleh hentakan Kaki Tang Xinyue. Jebakan itu akan aktif ketika semua mayat membungkus ruangan tersebut.

Butuh waktu kurang dari setengah menit agar Penjara Ratapan Jiwa mulai bekerja. Sebelum itu, Li Yao harus menghabisi orang yang telah membangun ruangan ini.

"Xinyue, cepat bunuh pemuda di sebelahmu! Dia adalah pengguna seni iblis dan orang yang telah membangun ruangan ini!" ujar Li Yao dengan wajah serius.

Kabar baiknya, Li Yao bisa menebak orang yang telah membangun ruangan ini. Orang itu adalah pemuda bernama Xiao Chen, murid nomor 1 Sekte Hutan Bambu.

Sejak pertama kali bertemu dengan Xiao Chen di pintu gerbang, Li Yao samar-samar bisa merasakan Qi iblis yang ada di tubuh Xiao Chen. Meski pemuda itu dapat menyembunyikan Qi iblis itu dengan sangat baik, namun Li Yao tetap bisa merasakannya.

Tang Xinyue kebingungan dengan perintah Li Yao. Gadis cantik itu menoleh ke arah Xiao Chen lalu memeriksanya, sedikit pun Tang Xinyue tak bisa merasakan Qi iblis di dalam tubuh Xiao Chen.

Ada alasan kenapa pendekar sekaliber Tang Xinyue tak bisa merasakannya, itu karena Xiao Chen memakai Pusaka tingkat tinggi yang dapat mengunci Qi iblis di dalam dirinya.

Li Yao tak mengetahui keberadaan pusaka tersebut. Alasan kenapa Li Yao bisa mengetahui Qi iblis di dalam tubuh Xiao Chen, itu karena Li Yao menghabiskan sisa hidupnya di masa lalu untuk berperang melawan suku iblis.

Li Yao sangat sensitif terhadap Qi iblis.

Melihat Tang Xinyue tidak bergerak, Li Yao mengambil pisau kecil dari sakunya lalu melemparkannya ke arah Xiao Chen.

Pisau itu melesat dengan sangat cepat. Waktu pisau itu hampir mendarat di tubuh Xiao Chen, Han Peng menepis pisau tersebut kemudian memandang Li Yao dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Tuan, apa yang anda lakukan? Tidak mungkin murid saya mempraktikkan seni iblis dan melakukan perbuatan tidak bermoral seperti ini," tutur Han Peng dengan suara bergetar.

"Mengenai kedatanganku, apakah kamu memberitahukannya kepada semua orang?" tanya Li Yao malas dengan terburu-buru, waktunya sekarang sangat sedikit.

"Aku cuma memberitahukannya kepada para tetua sekte dan beberapa murid," ucap Han Peng seraya melirik Xiao Chen yang ketakutan. Pemuda itu kelihatan tidak paham dengan semua hal yang barusan telah terjadi.

"Apa kamu memberitahu pemuda itu?"

"Ya," jawab Han Peng agak ragu.

"Kamu bilang tadi pagi kamu masih melihat murid-murid itu, bukankah itu artinya ruangan ini baru dibuat karena kedatanganku?" Li Yao menunjuk murid-murid perempuan Sekte Hutan Bambu yang telah berubah menjadi lantai dan hiasan dinding.

"Apa maksud anda?" tanya Han Peng lalu menelan ludahnya kasar.

"Hari ini apa kamu tahu semua kegiatan yang dilakukan muridmu itu?" Li Yao terus menginterogasi.

"Chen'er, seharian ini aku sangat jarang melihatmu. Apa saja yang telah kamu lakukan hari ini?" Han Peng menatap ke dalam mata Xiao Chen, mencoba melihat kejujuran atau kebohongan yang ada di dalam sana.

"Seperti biasa, murid seharian berlatih teknik desiran angin di ruangan Tetua He," jawab Xiao Chen pelan.

Han Peng menghela napas lega usai mendengar jawawan itu. Satu bulan belakangan ini, Xiao Chen memang sering berlatih dengan Tetua He di ruangannya. Tetua He adalah salah satu tetua di Sekte Hutan Bambu

"Guru, murid berani bersumpah tidak menggunakan seni iblis! Jika guru masih tidak percaya, murid bersedia melakukan penyucian!" tegas Xiao Chen.

"Aku percaya denganmu," ucap Han Peng seraya tersenyum kecut. Bagaimanapun, ia sangat sedih melihat mayat murid-murid perempuan sektenya di tempat ini.

"Ketua, tadi pagi Tetua He tiba-tiba mendapatkan panggilan lalu pergi ke rumah keluarganya. Hanya aku yang mengetahui hal itu karena Tetua He pergi terburu-buru." Dong Bao akhirnya membuka mulut, setelah dari tadi hanya diam karena syok melihat sekelilingnya.

Han Peng terkejut mendengar informasi itu. Tubuhnya bergetar, sesuatu di dalam rongga dadanya seakan ditusuk sebilah pisau. Mata Han Peng memerah, pria itu menatap tajam ke arah Xiao Chen.

Panik, ketakutan, dan kebingungan. Semua emosi itu seketika menghilang dari wajah Xiao Chen. Xiao Chen tiba-tiba tertawa parau, tawanya yang terkesan jahat itu menggema di ruangan yang menyeramkan itu.

"Sial, aku salah memilih alasan!" ucap Xiao Chen sehabis tawanya usai.

"XIAO CHEN!" teriak Han Peng marah besar.

Lubang di atas kepala mereka kini sepenuhnya telah tertutup. Kegelapan segera menyelimuti setiap orang yang ada di ruangan itu.

[Seni Iblis Pemakan Jiwa - Penjara Ratapan Jiwa]

Jebakan itu aktif. Li Yao menghela napas, ia kesal melihat percakapan orang-orang dihadapannya.

"Inilah akibat kebanyakan drama."

Terpopuler

Comments

Siti aulia syifa Az_zahra

Siti aulia syifa Az_zahra

wkwkwk,, betul ketua sekte, tinggal tusuk aja dah beres, pakek banyak cincau

2023-03-23

0

Lezhin Zee

Lezhin Zee

Laiknya jan lupa

2022-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3 Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4 Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5 Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6 Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7 Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8 Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9 Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10 Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11 Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12 Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13 Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14 Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15 Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16 Chapter 15 - Berbeda Jalan
17 Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18 Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19 Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20 Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21 Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22 Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23 Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24 Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25 Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26 Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27 Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28 Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29 Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30 Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31 Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32 Chapter 31 ~ Turun Gunung
33 Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34 Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35 Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36 Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37 Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38 Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39 Chapter 38 ~ Terdiam
40 Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41 Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42 Chapter 41 ~ Hutan Timur
43 Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44 Tingkatan
45 Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46 Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47 Chapter 45 ~ Rubah Emas
48 Chapter 46 ~ Permata Siluman
49 Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50 Chapter 48 ~ Makan Malam
51 Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52 Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53 Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54 Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55 Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56 Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57 Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58 Chapter 56 ~ Istirahat Total
59 Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60 Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61 Chapter 59 ~ Masalah Baru
62 Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63 Chapter 61 ~ Murid Baru
64 Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65 Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66 Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67 Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68 Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69 Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70 Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71 Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72 Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3
Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4
Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5
Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6
Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7
Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8
Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9
Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10
Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11
Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12
Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13
Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14
Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15
Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16
Chapter 15 - Berbeda Jalan
17
Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18
Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19
Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20
Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21
Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22
Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23
Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24
Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25
Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26
Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27
Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28
Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29
Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30
Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31
Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32
Chapter 31 ~ Turun Gunung
33
Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34
Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35
Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36
Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37
Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38
Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39
Chapter 38 ~ Terdiam
40
Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41
Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42
Chapter 41 ~ Hutan Timur
43
Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44
Tingkatan
45
Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46
Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47
Chapter 45 ~ Rubah Emas
48
Chapter 46 ~ Permata Siluman
49
Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50
Chapter 48 ~ Makan Malam
51
Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52
Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53
Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54
Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55
Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56
Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57
Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58
Chapter 56 ~ Istirahat Total
59
Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60
Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61
Chapter 59 ~ Masalah Baru
62
Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63
Chapter 61 ~ Murid Baru
64
Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65
Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66
Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67
Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68
Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69
Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70
Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71
Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72
Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!