Setelah Gao Ming mengantar Li Yao masuk ke dalam asrama, ia langsung pergi menemui Tao Zhen untuk membahas keputusannya menerima Li Yao.
Kehadiran bocah berusia 8 tahun itu sangat tidak masuk akal. Apalagi penampakan pedang yang ditunjukkannya pada saat itu, intimidasi dan kekuatan dari gambaran pedang raksasa tersebut sangat tidak masuk akal.
Gao Ming sadar bila Li Yao bukan bocah biasa. Sejujurnya Gao Ming bahkan tak bisa melihat tingkat kultivasinya. Untuk menerima bocah mencurigakan seperti Li Yao, walau bocah itu jenius sekalipun mereka tidak boleh memasukkan sembarang orang menjadi murid.
"Ketua, coba pikirkan baik-baik! Bagaimana bisa ketua menerimanya menjadi murid sekte kita? Dia sangat mencurigakan, apalagi asal usulnya tidak jelas." Gao Ming protes kepada Tao Zhen.
"Pelatih Gao, apa kamu tahu bagaimana kondisi sekte kita?" tanya Tao Zhen dengan serius.
Mendengar pertanyaan itu, Gao Ming lantas menghela napas. Kondisi Sekte Jalan Pegunungan sekarang sangat mengenaskan, keadaannya berbeda sekali menurut cerita orang 100 tahun yang lalu.
100 tahun yang lalu, sebelum Aliansi Surgawi secara paksa mengganti nama Sekte Jalan Surgawi, sekte yang hampir hancur ini pernah menjadi salah satu sekte terkuat yang ada di daratan.
Sekarang Gao Ming agak meragukan cerita itu.
"Kita bisa hancur kapan saja." Gao Ming mendesah lalu melanjutkan kata-katanya.
"Tapi apa hubungannya itu dengan ketua yang menerima bocah tersebut?"
"Aku akan mengganti pertanyaanku. Apa kamu tahu seni pedang yang digunakan oleh anak itu?" Tao Zhen bertanya lagi.
"Aku tidak tahu," jawab Gao Ming sigap.
"Itu bukan jurus atau seni pedang, itu adalah pedang jalan surgawi milik sekte kita yang telah hilang," jelas Tao Zhen kelihatan agak bersemangat.
"Apa? Bagaimana Ketua tahu bila itu pedang milik sekte kita?" Gao Ming terkejut, setengah tidak percaya dengan ucapan Tao Zhen.
Pedang milik Sekte Jalan Surgawi sudah lama punah. Sejak kematian pendiri sekte dan murid-murid langsungnya, pedang jalan surgawi tidak sempat diwariskan ke orang lain.
"Ketika aku masih muda, aku pernah diselamatkan oleh tetua misterius. Tetua itu mengatakan bila ia berasal dari Sekte Jalan Surgawi, lalu ia menunjukkan kepadaku pedang jalan surgawi. Itu pedang yang sama, dengan pedang yang ditunjukkan oleh bocah itu," jelas Tao Zhen panjang lebar.
Gao Ming menyimak dengan sangat baik.
"Dia juga mengatakan saat sekte kita hampir hancur, seorang anak akan muncul lalu menunjukkan pedang jalan surgawi. Saat waktunya tiba, ia akan menjadi harapan dan mengembalikan nama Sekte Jalan Surgawi. Anak itu pastilah murid tetua misterius yang telah menyelamatkanku," sambung Tao Zhen dengan mata berbinar.
Muncul sebuah kesalahpahaman. Itulah akibat mencoba menjadi orang yang misterius. Seandainya orang tersebut menjelaskannya dengan lebih seksama, mungkin saja kesalahpahaman ini tidak akan terjadi.
Saat ini Li Yao tak tahu tentang kesalahpahaman itu. Walaupun tahu, ia hanya akan berterima kasih kepada tetua misterius itu. Masalah apapun yang akan terjadi akibat kesalahpahaman itu, Li Yao akan membereskannya di masa depan.
***
Tubuh Li Yao ambruk di tempat tidur. Setelah berjalan dan mendaki selama seharian penuh, ia akhirnya bisa mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan.
Keadaan sektenya memang sangat mengkhawatirkan, sedikit demi sedikit Li Yao berencana untuk memulihkan Sekte Jalan Pegunungan.
Li Yao berbalik lalu merentangkan kedua tangan dan kakinya, tidak ada tempat yang lebih nyaman daripada di rumah. Semua hal mengganggu seperti kondisi sekte dan aliansi surgawi, ia tepis di dalam pikirannya.
Saat ini Li Yao hanya ingin tidur dengan tenang.
"Aku akhirnya pulang ke rumah."
Li Yao mendesah lalu menutup mata. Waktu kesadaran Li Yao hampir terlelap, tiba-tiba pintunya digedor oleh seseorang. Suara itu sangat mengganggu ketenangannya.
Mata Li Yao terbuka, ia bergegas menghampiri pintu lalu membukanya. Jika kedatangan orang di balik pintu sangat tidak penting, Li Yao akan menghajar orang tersebut.
Semoga saja orang itu bukan tetua, melainkan seorang murid sama seperti dirinya. Jika yang muncul seorang tetua, Li Yao jadi tidak bisa menghajar orang tersebut.
"Siapa kamu? Kenapa Pelatih Gao membawamu ke asrama kami?" tanya seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
Li Yao tanpa basa basi langsung menonjok dada anak tersebut. Tubuh anak itu terhempas menabrak dinding, seketika kesadaran anak tersebut lenyap. Anak itu telah pingsan.
Pintu kamar Li Yao segera tertutup lagi, ia lekas berbaring lalu tertidur dengan sangat pulas. Keesokan paginya, pintu kamar Li Yao kembali digedor dengan sangat kuat.
Perlahan Li Yao membuka mata lalu menguap. Suara gedoran pintu semakin kuat namun Li Yao mengabaikannya. Setelah mengumpulkan kesadaran selama satu menit, barulah Li Yao bangkit dari atas kasur.
Ketika Li Yao membuka pintu, terlihat sekelompok anak laki-laki tengah mengepung kamarnya. Diantara mereka, terdapat seorang anak laki-laki yang semalam dipukul oleh Li Yao.
"Jadi begitu," gumam Li Yao seraya tersenyum tipis.
Mereka pasti murid tingkat 3, dengan kata lain kakak seperguruan Li Yao mulai hari ini. Melihat teman mereka dipukul sampai pingsan, mereka pasti datang untuk membalas dendam.
"Siapa Kamu?" ujar Song Chao, anak laki-laki berusia 12 tahun yang kelihatan seperti berandalan. Semua anak di tempat tersebut terlihat sangat menghormatinya, Ia sepertinya salah satu pemimpin di tempat ini.
"Perkenalkan nama junior adalah Li Yao, mulai hari ini junior bergabung menjadi murid Sekte Jalan Pegunungan," ucap Li Yao sembari menangkupkan tangan. Rasanya ia memang harus mengenalkan diri kepada para penerus sektenya.
"Begitu," ucap Song Chao, senyum sinis muncul di wajahnya.
"Jadi adik junior, kenapa semalam kamu memukul kakak senior sampai pingsan?"
"Aku nggak memukulnya. Apalagi kalau aku memukulnya sampai pingsan, pasti ada bekas pukulannya. Coba dia tunjukkan!" tantang Li Yao, ia berbohong.
Song Chap melirik anak tersebut lalu menyuruhnya menunjukkan bekas pukulan di dadanya. Anak itu segera membuka baju, betapa terkejutnya ia saat mengetahui bila tubuhnya baik-baik setelah menerima pukulan sekuat itu.
"Pasti itu sudah sembuh, semalam dia memukulku sampai tercampak menabrak dinding." Anak itu buru-buru mengarang alasan.
Semalam saat Li Yao memukul dada anak tersebut, ia memukul dengan ringan tepat di bagian yang bisa membuatnya langsung pingsan. Jadi tentu saja, tidak akan ada bekas luka.
"Aku lebih mempercayai dia, tidak mungkin dia membohongiku. Adik mengertikan, alasannya?" ucap Song Chao, seketika seluruh murid di sana menyeringai jahat.
"Ya, aku mengerti!" balas Li Yao dengan senyum di wajah. Senyum itu, entah kenapa membuat bulu kuduk sebagian anak jadi merinding.
"Adik junior, cepat lepaskan semua pakaianmu lalu menarilah! Kami akan memberimu beberapa pukulan agar hubungan kita sebagai adik dan kakak seperguruan bisa terjalin."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti aulia syifa Az_zahra
wah,, berani kurang ajar ama leluhur ni pada
2023-03-24
0
Siti aulia syifa Az_zahra
eh, Song Chao,, habis dipalak guru Zhang kenapa reinkarnasi jadi bocil lu??, aliansi Xuanxuan ditinggal gitu aja,,??
ngakak klo inget nama tuh orang songong, tapi pas ketemu Guru Zhang keder juga dia😁😁😁
2023-03-24
0