Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen

Sekujur tubuh Xiao Chen tegang karena bahaya. Pemuda itu harus selalu berhati-hati atau hidupnya akan berakhir. Begitulah pikir Xiao Chen pada saat itu.

Setelah menganalisis keadaan dan berdebat dengan sosok yang memberinya sinyal bahaya, semua keanehan itu akhirnya terjawab juga. Rupanya sosok berbahaya itu hanyalah anak kecil.

Ketegangan Xiao Chen langsung mereda, berbagai emosi negatif seketika menyusup ke dalam hatinya. Jiwa milik bocah itu sangat terang. Jika Xiao Chen memakan jiwa semurni itu, maka mungkin saja kultivasinya akan langsung meningkat secara drastis.

Ada keanehan di sekeliling bocah tersebut, namun Xiao Chen mengabaikannya. Saat bocah itu mengatakan ingin menggantikan kakaknya untuk di bawa menjadi tumbal, tentu saja Xiao Chen menghiraukannya.

Dasar naif.

Butuh kekuatan yang setara agar kesepakatan bisa dilakukan. Dalam hal ini, Xiao Chen bisa menculik Li Yao karena perbedaan kekuatan yang sangat besar. Ia tidak perlu membuat kesepakatan dengan bocah tersebut.

Di kuasai keserakahan, Xiao Chen menerjang ke depan lalu mencekik leher Li Yao. Li Yao tersenyum, itu adalah senyum kemenangan. Xiao Chen tak tahu alasan bocah itu tersenyum.

Padahal bocah tersebut sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengalahkan dirinya. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang bocah pada tahap mengumpulkan Qi?

[Seni Iblis Pemakan Jiwa - Melahap Jiwa]

Jiwa Li Yao keluar dari tubuh kecilnya. Li Yao bisa merasakan tangan dan kakinya dipasak dengan besi panas, sedangkan tubuh dan lehernya diikat oleh rantai beku.

Persiapannya selesai, jiwa Li Yao yang sudah terbelenggu akhirnya masuk ke dalam tubuh Xiao Chen. Dunia jiwa Xiao Chen gelap, ratusan jiwa menjerit memekakkan telinga Li Yao.

Suara itu berasal dari bawah lantai. Saat Li Yao menunduk, ia melihat ratusan jiwa sedang berenang di air berdarah. Jiwa-jiwa itu mencoba menggapai tubuh Li Yao yang di pasung di tiang berbentuk lingkaran.

Tiang itu perlahan bergerak ke bawah. Sebelum kaki Li Yao sempat menyentuh lautan darah, seluruh pasak dan rantai yang mengikat dirinya dalam sekejap langsung terlepas.

Sosok Xiao Chen muncul, ia terkejut melihat perbuatan Li Yao yang sangat tidak terduga.

"Siapa kamu? Dimana anak kecil itu?" tanya Xiao Chen panik.

Pemuda itu tidak melihat seorang anak kecil, ia hanya melihat seorang pria tua tinggi berwajah tegas telah melepaskan diri dari belenggu yang di ciptakannya.

Wujud jiwa Li Yao memang seorang pria tua tinggi berwajah tegas. Seratus tahun yang lalu, itu adalah wujud Li Yao sebelum kematian menjemput dirinya.

[Seni Jalan Surgawi Chapter Kelima - Jalan Cahaya]

Sebuah pedang raksasa dari cahaya muncul di atas kepala Li Yao. Li Yao lekas menggenggam pedang tersebut dengan kedua tangan lalu mengayunkannya ke arah Xiao Chen.

Xiao Chen berusaha menghindari tebasan tersebut namun gagal. Pedang cahaya itu semakin besar saat menebas jiwa Xiao Chen, alhasil jiwa Xiao Chen yang kecil tertelan oleh tebasan itu.

Pedang cahaya itu perlahan memurnikan jiwa Xiao Chen. Di saat yang bersamaan, seluruh kisah hidup Xiao Chen tiba-tiba diputar ulang di kepalanya.

Hal itu terjadi tanpa Xiao Chen hendaki.

***

Xiao Chen lahir dari keluarga yang sangat miskin. Tumbuh di lingkungan yang kurang baik, tidak membuat Xiao Chen menjadi anak yang nakal. Ia tidak ingin menjadi beban bagi ibunya.

Xiao Chen tak memiliki ayah. Satu-satunya keluarga dan teman bicara yang dimiliki oleh Xiao Chen hanyalah ibunya. Ibunya bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan, dari pagi sampai sore hari.

Saat ibunya pulang, Xiao Chen akan menghabiskan banyak waktu dengan ibunya. Itu adalah kebahagiaan kecil mereka, sungguh kebahagiaan yang sederhana.

Ibu Xiao Chen berasal dari keluarga terpandang. Ia diusir karena tidak menuruti perintah orang tuanya, mereka tak ingin ibunya melahirkan Xiao Chen.

Ketika Xiao Chen lahir, kedua orang tua ibunya langsung memutuskan hubungan mereka dengan ibunya. Setiap mengingat itu, Xiao Chen langsung di hinggapi rasa bersalah.

Banyak masalah dalam hidup mereka, tapi mereka selalu bisa mengatasinya. Ketika Xiao Chen berusia 10 tahun, ia mencoba mencari teman atas saran dari ibunya.

Tidak ada yang ingin menjadi teman Xiao Chen. Seorang bocah kotor dan bau dari wilayah kumuh, semua anak di kota itu mengejek dan menjauhinya.

Suatu ketika seorang anak menghina ibu Xiao Chen, Xiao Chen langsung berkelahi dengan anak tersebut. Seharusnya Xiao Chen tak melakukan hal itu, itu adalah awal dari kesialan yang menimpa keluarganya.

Ayah anak itu adalah seorang saudagar kaya. Rupanya anak itu mengadukan perbuatan Xiao Chen kepada ayahnya. Di temani pengawal, ayah anak itu datang ke rumah Xiao Chen.

Ayah anak itu meminta ganti rugi dan uang pengobatan untuk anaknya, namun Xiao Chen dengan ibunya tak mampu membayar ganti rugi itu.

"Kalau begitu, biarkan aku memotong tangan anakmu!" ucap ayah anak itu dengan sinis.

"Tuan, tolong ampuni anak saya! Saya akan melakukan apa saja untuk membayar ganti ruginya," ucap ibu Xiao Chen dengan suara bergetar.

Bukan hanya suara ibunya yang bergetar, tubuh ibunya juga bergetar. Xiao Chen bisa merasakannya dengan sangat jelas, karena saat itu ia sedang berada di dalam pelukan ibunya.

Hari itu, ayah anak tersebut membawa ibu Xiao Chen. Xiao Chen terus menunggu kepulangan ibunya. Ibunya pulang ketika ayam jago sudah berkokok.

Pagi itu, ibunya mencambuk punggung Xiao Chen sampai berdarah. Itu adalah hukuman yang diberikan oleh ibunya, Xiao Chen hanya diam menahan rasa sakit dari cambukan itu.

"Walau kamu dihina, walau ibumu ini dihina, kamu jangan pernah membalas perbuatan mereka jika kamu tak memiliki kekuatan," ucap ibunya berlinang air mata, tangannya bergerak mencambuk punggung Xiao Chen.

Sejak hari itu, setiap dua kali seminggu ibu Xiao Chen selalu pulang pagi pagi buta. Kehidupan mereka terus berjalan, Xiao Chen menyerah mencari teman dan tidak peduli dengan segala ejekan yang diucapkan oleh anak-anak itu.

Bahkan saat anak-anak itu mengganggu dan memukulinya, Xiao Chen sama sekali tidak membalas. Ia tidak ingin menjadi beban bagi ibunya. Ibunya sudah sangat kesulitan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

"Chen'er, jika satu keinginanmu bisa dikabulkan, apa yang akan kamu minta?" tanya ibunya, usai Xiao Chen menghabiskan makan malam di atas meja.

"Aku hanya ingin hidup normal dengan ibu," jawab Xiao Chen, sehabis berpikir selama beberapa saat.

Beberapa hari setelah itu, Xiao Chen melihat mayat ibunya tengah diarak menuju ke arahnya. Xiao Chen membatu, telinganya berdenging keras.

Dunia Xiao Chen kini benar-benar runtuh.

"Ibumu sangat menjijikkan! Berani sekali dia menggoda dan tidur dengan suamiku! Wanita seperti itu... "

Terpopuler

Comments

Siti aulia syifa Az_zahra

Siti aulia syifa Az_zahra

serem amat nasibnya,,

2023-03-23

0

Fahruraji Fahruraji

Fahruraji Fahruraji

okay

2023-01-10

0

Lezhin Zee

Lezhin Zee

Kasian si chen"

2022-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3 Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4 Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5 Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6 Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7 Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8 Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9 Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10 Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11 Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12 Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13 Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14 Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15 Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16 Chapter 15 - Berbeda Jalan
17 Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18 Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19 Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20 Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21 Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22 Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23 Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24 Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25 Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26 Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27 Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28 Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29 Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30 Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31 Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32 Chapter 31 ~ Turun Gunung
33 Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34 Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35 Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36 Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37 Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38 Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39 Chapter 38 ~ Terdiam
40 Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41 Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42 Chapter 41 ~ Hutan Timur
43 Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44 Tingkatan
45 Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46 Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47 Chapter 45 ~ Rubah Emas
48 Chapter 46 ~ Permata Siluman
49 Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50 Chapter 48 ~ Makan Malam
51 Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52 Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53 Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54 Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55 Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56 Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57 Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58 Chapter 56 ~ Istirahat Total
59 Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60 Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61 Chapter 59 ~ Masalah Baru
62 Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63 Chapter 61 ~ Murid Baru
64 Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65 Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66 Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67 Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68 Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69 Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70 Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71 Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72 Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 ~ Seorang Pelayan
3
Chapter 2 ~ Seratus Tahun ke Masa Depan
4
Chapter 3 ~ Bandit Pengemis
5
Chapter 4 ~ Aku Adalah Kakekmu!
6
Chapter 5 ~ Makan dengan Wanita Cantik
7
Chapter 6 ~ Mayat yang Mengering
8
Chapter 7 ~ Penjara Ratapan Jiwa
9
Chapter 8 ~ Dunia Jiwa
10
Chapter 9 ~ Tanpa Kekuatan
11
Chapter 10 ~ Kisah Xiao Chen
12
Chapter 11 - Penunggu di Bawah Tanah
13
Chapter 12 ~ Tang Xinyue Unjuk Kekuatan
14
Chapter 13 ~ Sekte Harimau Tua
15
Chapter 14 ~ Imbalan yang Setimpal
16
Chapter 15 - Berbeda Jalan
17
Chapter 16 ~ Pulang ke Rumah
18
Chapter 17 ~ Mengenalkan Diri
19
Chapter 18 ~ Pusaka Tingkat Surga
20
Chapter 19 ~ Hierarki antar Murid
21
Chapter 20 ~ Memulai Latihan yang Sebenarnya
22
Chapter 21 ~ Sopan Santun Kepada Senior
23
Chapter 22 ~ Keputusan Sulit
24
Chapter 23 ~ Hari yang Melelahkan
25
Chapter 24 ~ Gerombolan Kurang Ajar
26
Chapter 25 ~ Gadis Hantu
27
Chapter 26 ~ Gadis yang Lemah
28
Chapter 27 ~ Terbuka Setelah 100 Tahun
29
Chapter 28 ~ Bayangan di Balik Cahaya
30
Chapter 29 ~ Hari Pembayaran
31
Chapter 30 ~ Pendekar Aliansi Surgawi
32
Chapter 31 ~ Turun Gunung
33
Chapter 32 ~ Serangan Dadakan
34
Chapter 33 ~ Kebetulan Janggal
35
Chapter 34 ~ Kunjungan Belakang
36
Chapter 35 ~ Surat dari Kota
37
Chapter 36 ~ Sekelompok Pria Botak
38
Chapter 37 ~ Tantangan Mesum
39
Chapter 38 ~ Terdiam
40
Chapter 39 ~ Kultivasi Lumpuh
41
Chapter 40 ~ Tuan Muda Cacat
42
Chapter 41 ~ Hutan Timur
43
Chapter 42 ~ Siluman Terkutuk
44
Tingkatan
45
Chapter 43 ~ Cairan Hitam
46
Chapter 44 ~ Hawa Membunuh Murni
47
Chapter 45 ~ Rubah Emas
48
Chapter 46 ~ Permata Siluman
49
Chapter 47 ~ Dongeng Romantis
50
Chapter 48 ~ Makan Malam
51
Chapter 49 ~ Keberuntungan Bodoh
52
Chapter 50 ~ Seni Terlarang Surgawi
53
Chapter 51 ~ Pembohong Besar
54
Chapter 52 ~ Menyusup Paksa
55
Chapter 53 ~ Melanggar Janji
56
Chapter 54 ~ Bunuh Dirimu Sendiri
57
Chapter 55 ~ Pengakuan Seorang Anak
58
Chapter 56 ~ Istirahat Total
59
Chapter 57 ~ Kejujuran Tak Masuk Akal
60
Chapter 58 ~ Rahasia Ketua Sekte
61
Chapter 59 ~ Masalah Baru
62
Chapter 60 ~ Murid Tingkat Kedua
63
Chapter 61 ~ Murid Baru
64
Chapter 62 ~ Pengacau Sudah Datang
65
Chapter 63 ~ Bangunan Hancur
66
Chapter 64 ~ Perbedaan Kekuatan
67
Chapter 65 ~ Satu Pukulan
68
Chapter 66 ~ Tantangan Duel
69
Chapter 67 ~ Masalah Lagi
70
Chapter 68 ~ Pantas Dihajar
71
Chapter 69 ~ Esensi Seni Jalan Surgawi
72
Chapter 70 ~ Beban Murid Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!