Terjebak Cinta Saudara
Di Praja Hotel, dua orang wanita cantik berdiri di balik meja resepsionis. Salah satu dari keduanya terlihat jauh lebih cantik, dengan dandanan yang begitu natural, tetapi dapat membuatnya terlihat lebih memukau. Name tag yang ada di kemeja yang dikenakannya bertuliskan nama Alice Lorina. Ya, itulah nama gadis cantik itu.
Ke mana dia? Apa dia tidak datang hari ini? Batin Alice berulang kali terlihat melirik jam di pergelangan tangannya.
Alice terlihat gelisah menanti seseorang yang setiap hari sangat ingin dilihatnya, mengagumi seseorang dalam hati itulah yang Alice lakukan dan yang Alice kagumi adalah atasannya sendiri. General Manager yang ada di Praja Hotel.
Satu jam telah berlalu, Alice masih saja berharap dapat melihat pria yang dikaguminya. Alice kembali menatap ke arah lift dimana sosok yang selalu di tunggunya biasa terlihat. Tak lama kemudian, pintu lift itu terbuka dan dari dalam sana keluarlah sosok yang dikagumi oleh Alice. Pria dengan tubuh yang kekar serta wajah yang begitu tampan, membuat Alice dan banyak wanita lainnya tak akan bosan memandang pria itu.
"Pemandangan yang benar-benar indah," gumam wanita yang berdiri di samping Alice. Alice yang mendengar itu mengakuinya dalam hati.
Akhirnya sekarang aku bisa pulang dengan tenang setelah melihatnya. Andai saja dia juga merasakan apa yang aku rasakan. Andai saja dia menyukaiku seperti aku menyukainya. Sadar Alice, sadar. Dia bahkan tidak pernah melirikmu. Ucap Alice berbicara dalam hati, lalu bersiap untuk pulang sebab jam kerjanya akan berakhir dalam lima belas menit.
***
Alice yang baru saja tiba di rumah, dibuat terkejut saat melihat ibunya tengah memasukan pakaiannya ke dalam koper. "Ibu mau ke mana?" tanya Alice seketika panik saat berpikir jika ibunya akan pergi meninggalkannya.
"Kamu sudah pulang. Bereskan barang-barangmu! Karena nanti malam kita akan pergi dari sini," titah Esme pada Alice.
"Kita akan ke mana?" tanya Alice semakin dibuat bingung dengan apa yang ibunya katakan.
"Bukankah selama ini kamu selalu bertanya di mana ayahmu? Hari ini Ibu akan mempertemukanmu dengan ayahmu. Dia akan menjemput kita untuk tinggal bersamanya," jawab Esme membuat Alice terdiam mencoba mencerna ucapan ibunya.
Delapan belas tahun sudah Alice hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Alice bahkan tidak tahu siapa ayahnya karena ibunya selalu merahasiakan hal itu. Alice hidup dalam rasa malu karena ibunya terkenal sebagai simpanan pria kaya. Hal itu juga yang membuat Alice tumbuh menjadi gadis yang tertutup.
"Apa yang kamu tunggu? Cepatlah berkemas! Sebentar lagi ayahmu akan datang," bentak Esme pada Alice yang dengan cepat keluar dari kamar ibunya menuju ke kamarnya yang berada tepat di samping kamar ibunya.
Tiba di kamarnya, Alice kembali terdiam. Alice jelas merasa senang jika pada akhir ya Alice akan bertemu dengan pria yang selama ini Alice pertanyakan keberadaannya, tetapi entah mengapa Alice juga merasa sesuatu akan terjadi padanya.
Alice berusaha untuk berpikir positif, mengembuskan nafas dalam dan mengucap syukur karena akhirnya dia akan bertemu dengan ayahnya.
Satu jam berlalu. Suara mobil berhenti tepat di depan rumahnya terdengar, Alice yang baru selesai membereskan barang-barangnya mengintip dari jendela kamarnya. "Apa itu dia? Apa itu ayahku?" gumamnya dengan mata berkaca-kaca bergegas keluar dari kamar.
Air mata Alice menetes saat melihat ibunya dan pria yang baru saja dilihatnya tengah berpelukan, terlihat cinta diantara keduanya dan itu membuat Alice semakin yakin jika pria itu benar ayahnya.
Esme melepaskan pelukannya, saat menyadari keberadaan Alice. Esme dan pria itu menatap ke arah Alice yang masih terdiam dengan mata berkaca-kaca menatap mereka. "Alice. Kamu tidak ingin memeluk ayahmu?" tanya Esme.
Alice yang mendengar itu semua dengan cepat menghambur masuk ke dalam pelukan pria itu, melepaskan semua tangis dan kerinduannya selama ini. Alice benar-benar merasa bahagia. "Ayah minta maaf untuk semuanya," ucap pria yang bahkan belum Alice ketahui namanya.
"Ayah tidak perlu meminta maaf, melihat ayah disini saat ini sudah sangat cukup untukku. Aku sangat merindukan Ayah," jawab Alice mempererat pelukannya, menikmati hangatnya berada dalam dekapan seorang ayah.
Kebahagiaan menyelimuti ketiganya, Alice dan kedua orang tuanya menikmati waktu dengan sedikit berbincang tentang rencana mereka ke depannya. Apa yang Esme katakan sebelumnya benar, jika ayahnya akan membawa Alice dan ibunya untuk tinggal bersama, memulai kehidupan yang bahagia.
Terima kasih, Tuhan. Hari ini aku merasa sangat bahagia. Batin Alice.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
rain03
baru baca thor.
maaf ya bacnya maraton 🙏🙏
2022-12-23
1
Bunda Hani
sekian lama ga bertemu dan ngerasain pelukan ayah akhirnya sekarang bisa dapet itu semua..
2022-12-04
0
Bunda dinna
Semoga Alice akan bahagia berkumpul dengan orang tua yg lengkap
2022-11-25
0