Kejadian pagi tadi di kantor membuat Alice merasa trauma dan takut bertatap muka dengan Mike. Bahkan selama di kantor Alice memilih untuk diam, tatapan matanya kosong dan wajahnya pucat pasi. Hingga salah seorang teman kantor Alice menegurnya karena merasa khawatir melihat kondisi Alice.
“Hei, apa kau baik-baik saja?” tanya teman Alice sambil menepuk pundaknya.
“Oh, hai ya.. Aku baik-baik saja,” sahut Alice berusaha menutupi ketakutannya.
“Apa kau yakin? Wajahmu terlihat sangat pucat, apa kau sakit?” tanya teman Alice.
“Tidak, sungguh aku tidak apa-apa. Aku hanya merasa lelah karena semalam begadang,” sahut Alice berbohong.
“Baiklah, jika kau butuh sesuatu, kau bisa panggil aku,” ucap temannya lalu berlalu pergi meninggalkan Alice.
Waktu terus berputar, pagi berganti sore. Semburat sinar matahari senja menghiasi langit sore ini. Alice melangkahkan kakinya pulang menuju rumahnya. Namun ia merasa heran ketika melihat kondisi rumah yang sepi, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang sibuk di belakang.
“Bi, Mama dan Papa kemana? Kenapa sepi sekali?” tanya Alice.
“Tuan dan Nyonya sedang pergi keluar Non, katanya mereka baru akan pulang beberapa hari ke depan,” sahut asisten rumah tangga itu.
“Apa? Memangnya mereka pergi kemana?” sahut Alice terkejut.
“Tidak tahu Non, Tuan dan Nyonya tidak bilang mau pergi kemana,” sahut asisten rumah tangga.
“Kenapa mendadak sekali?” sahut Alice.
Asisten rumah tangga itu hanya mengangkat bahunya sambil menggelengkan kepala. Alice merasa kesal, kenapa ibunya tiba-tiba pergi tanpa pamit dan tidak memberitahunya hendak kemana. Hal itu semakin membuat Alice merasa was-was ketika tahu bahwa Esme dan Haris sedang tidak berada di rumah. Itu artinya, malam ini ia hanya akan berdua saja dengan Mike di lantai dua.
Alice meraih ponselnya, mencoba untuk menghubungi ibunya. Namun beberapa kali Alice mengirim pesan, tak ada balasan. Bahkan beberapa kali ia mencoba menelpon tapi tak diangkat oleh Esme.
Tut.. Tut.. Tut..
“Oh ayolah, angkat teleponku,” gumam Alice.
Alice membanting handphone nya ke atas kasur karena kesal. Perasaannya kini bercampur aduk antara sedih, takut, dan marah. Namun tak ada yang bisa ia perbuat selain mengumpat untuk meluapkan perasaannya.
“Akh! Sialan!” umpat Alice dalam hati.
Dan akhirnya ketakutan Alice terjawab malam ini. Alice memilih untuk berdiam diri di kamar sejak sore tadi. Ia juga meminta pada asisten rumah tangganya untuk membawakan makanan naik ke kamarnya. Malam harinya Alice semakin takut ketika mendengar suara deru mobil Mike di halaman depan. Ia tidak tahu apalagi yang akan terjadi malam ini. Alice berbaring di atas tempat tidur sambil memandang langit-langit kamar. Entah apa yang ada di kepalanya, ia hanya merasa saat ini pikirannya di bawa melayang tanpa arah. Hingga akhirnya, ia tertidur dengan sendirinya.
Sementara itu, setelah mandi dan bersih-bersih Mike turun ke lantai bawah untuk mengambil minum. Namun ia juga merasa heran kenapa rumah ini sepi sekali, tak seperti biasanya. Saat hendak ke dapur mengambil minum ia berpapasan dengan asisten rumah tangganya.
“Bi, kemana orang-orang di rumah ini? Tumben sepi sekali,” tanya Mike.
“Tuan dan Nyonya sedang pergi keluar dan mereka baru akan pulang beberapa hari ke depan,” sahut asisten rumah tangga itu.
“Lalu Alice?” tanya Mike.
“Oh, Nona Alice ada di kamarnya. Dari tadi sore ia belum keluar, mungkin sudah tidur,” sahut asisten rumah tangga.
Mike mengangguk mendengar ucapan asisten rumah tangganya. Seketika Mike tersenyum sinis dan muncul pikiran jahat dalam kepalanya. Ia ingin memanfaatkan situasi ini untuk kembali menyiksa batin Alice dan menghancurkannya. Mike kembali menuju kamarnya dan menyiapkan rencana untuk malam ini.
Saat tengah malam tiba, kondisi rumah sudah sepi dan asisten rumah tangga di rumah ini juga sudah tertidur lelap. Tanpa Alice sadari, ia lupa mengunci pintu kamarnya karena ketiduran. Momen itu dimanfaatkan oleh Mike untuk menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Mike berhasil masuk ke kamar Alice dan segera mengunci pintunya dari dalam.
Ia mengendap perlahan mendekat ke arah Alice yang sedang tertidur lelap. Mike memandang sekejap wajah Alice dengan penuh kebencian.
“Kau pantas untuk mendapatkan ini semua, kau sama jalangnya seperti ibumu,” gumam Mike.
Alice perlahan tersadar lalu membuka matanya ketika ia mendengar suara dan merasakan ada sesuatu yang berdiri di sampingnya. Ketika Alice telah sepenuhnya sadar dan membuka matanya, betapa terkejutnya ia melihat Mike yang sudah berdiri di samping tempat tidurnya. Alice sontak berteriak, namun Mike segera membekap mulutnya menggunakan tangannya.
“Mmpphhh,” Alice mencoba berteriak namun tak bisa.
Mike membuka resleting celananya dan menindih tubuh Alice lalu berusaha memperkosa Alice. Satu tangannya membekap mulut Alice dan tangan satunya menahan tangan kanan Alice. Namun Alice masih saja berusaha berontak, membuat Mike kesulitan. Bahkan Alice sempat berhasil melepas bekapan tangan Mike dari mulutnya dan berteriak.
“Akhh!! Tolong!” teriak Alice.
Alice berharap asisten rumah tangganya mendengar dan menolongnya. Namun karena letak kamar asisten rumah tangganya berada di lantai satu dan terletak di ujung belakang rumah, sehingga suara teriakan Alice yang berada di lantai dua tak terdengar hingga kesana.
“Diam kau ******!” bentak Mike.
Alice hampir kehilangan tenaganya untuk melawan Mike dan menangis. Mike tak peduli sekalipun Alice telah memohon karena Mike tahu jika Alice menyukainya.
“Kumohon lepaskan aku,” ucap Alice sambil menangis.
“Kau jangan munafik, aku tahu kau menyukaiku. Dan sebenarnya kau menginginkan ini semua kan?” sahut Mike sambil membuka pakaian Alice dengan paksa.
“Hentikan! Jangan lakukan ini padaku, aku mohon. Aku minta maaf jika kehadiranku dan ibuku telah menghancurkan hidupmu dan keluargamu. Aku berjanji akan pergi dari sini sekarang juga. Jadi kumohon lepaskan aku Mike!” teriak Alice mencoba menahan agar Mike tak membuka bajunya.
Tapi terlambat saat nafsu dan amarah Mike sudah menyelimuti. Mike berhasil membuka seluruh pakaian Alice dan pakaiannya sendiri dan kini mereka sudah sama-sama telanjang bulat. Mike mencengkram kedua tangan Alice dan memperkosa Alice.
“Akhh.. Mpphh..” terdengar suara ******* nafas Mike.
Alice memejamkan matanya menahan rasa sakit, hingga air mata membasahi pipinya. Mike membuka matanya ketika mendengar isak tangis Alice dan terkejut saat mengetahui Alice masih perawan.
“Sakit.. kumohon lepaskan aku,” ucap Alice dengan suara lirih.
Mike sempat berhenti sejenak, dan menatap wajah Alice yang sudah merah karena menahan sakit. Tetapi mengingat sakit hatinya, Mike pikir menyakiti Alice akan menyakiti Esme juga. Ia menepiskan rasa belas kasihannya pada Alice.
“Kau pikir aku akan iba melihatmu seperti ini? Tentu saja tidak,” ucap Mike sinis.
Mike melanjutkan aksinya tanpa menghiraukan Alice yang sudah tak berdaya. Mike yakin dengan menyakiti Alice maka sama saja ia menyakiti batin Esme. Namun rupanya Mike salah besar. Mike tidak tahu jika Esme bahkan sama sekali tidak peduli itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bunda Hani
Mieke kenapa kamu jadi begini..
kamu udah melebihi batas
2022-12-05
0
arvi azka
esme gendeng,ora waras.seng dipikir gor senenge dewe,jangan2 alice bukan ank haris,ank dr laki laki lain 🤔
2022-12-02
0
Bunda dinna
Dan akhirnya Mike yg jadi penjahat sama seperti Esme..bahkan lbh kejam..
Alice adiknya sendiri yg tak boleh di nikahi
2022-12-02
0