Tatapan Alice dan pria bernama Mike bertemu. Pria yang merupakan atasan sekaligus pria yang selama ini Alice kagumi. Mike menatap dengan begitu tajam kepadanya seakan ingin membunuh Alice dan Esme lewat tatapannya. Mike yang sudah berhasil mengangkat tubuh Raina dengan cepat membawa Raina masuk ke dalam kamar yang paling mudah dijangkau olehnya.
"Apa yang kalian lihat? Cepat panggilkan dokter!" teriaknya membentak para pelayan yang hanya diam menyaksikan itu semua.
Mendengar bentakan dari Mike, semua pelayan bergegas membubarkan diri dan menelpon dokter, mengikuti perintah tuan muda mereka.
Setelah Mike menghilang dari pandangannya, Alice kembali menatap ibu dan ayahnya yang sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang telah mereka lakukan. Haris bahkan dengan santainya mengajak Esme dan Alice untuk duduk di sofa yang ada di sana sembari menunggu dokter datang dan selesai memeriksa Raina.
Hening dan mencekam, itulah suasana yang terasa. Semua orang larut dalam pikiran mereka masing-masing, begitu juga dengan Alice yang merasa sangat bersalah dan terpuruk akan semuanya.
Semua kebahagiaan yang tadi Alice rasakan berubah menjadi kesedihan yang mendalam setelah tahu jika selama ini ibunya benar-benar menjadi pelakor dari wanita yang merupakan ibu dari pria yang Alice cintai. Rasa bersalah, kecewa dan semua rasa yang buruk menyelimuti Alice. Alice bahkan tidak mampu lagi untuk menatap Mike. Alice benar-benar merasa malu dan merasa bersalah. Tak ada kata yang bisa mengungkapkan apa yang Alice rasakan sekarang.
"Jika tahu pada akhirnya akan menjadi seperti ini, aku lebih baik hidup sebagai yatim piatu," ucap Alice pelan, sambil menunduk menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Esme yang mendengar itu menjadi kesal. Esme baru saja akan memarahi Alice, tetapi suara langkah kaki seseorang yang masuk dengan sangat tergesa-gesa dari arah luar sana menghentikannya. Dokter tiba begitu cepat dan sudah menghilang di balik pintu kamar dimana Mike sudah menunggunya.
"Kenapa bisa kondisi nyonya Raina memburuk seperti ini? Sebelumnya sudah saya ingatkan untuk tidak membuatnya stres, terlebih dalam kondisinya yang sangat lemah akhir-akhir ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Dokter setelah memeriksa Raina dan menjelaskan sedikit tentang kondisi Raina.
"Apa Mama baik-baik saja?" tanya Mike mengabaikan pertanyaan dokter padanya.
"Seperti yang saya katakan, dia pingsan karena terlalu stres. Kondisinya begitu lemah, tolong jangan memperburuk keadaannya jika tidak ingin sesuatu yang jauh lebih buruk terjadi padanya," jawab dokter itu.
Mike tak lagi mempertanyakan apapun, setelah semua urusan dokter itu selesai, Mike meminta pelayan untuk mengantar dokter itu keluar dari rumah mereka.
Tatapan yang tadi diselimuti oleh amarah dan kekhawatiran sekarang terlihat meredup, kesedihan menyelimuti Mike. Mike menghampiri ibunya yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang.
"Ma. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga Mama dengan baik. Maafkan aku," ucap Mike duduk di tepi ranjang, berulang kali mencium punggung tangan Raina.
Mike teringat akan apa yang dokter katakan padanya. Mike melepaskan tangan Raina, lalu bangkit berdiri. Tatapannya kembali berubah tajam dan semakin tajam saat langkah kakinya sudah membawanya pada ketiga orang yang diduga menjadi penyebab kondisi ibunya memburuk.
"Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!" ucap Mike dengan penuh penekanan dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Haris sama sekali tidak membuka suaranya, Haris sadar jika saat ini emosi putranya tidak akan bisa dikendalikan, untuk itu Haris memilih diam daripada membuat putranya semakin marah. Namun, Alice yang merasa amat bersalah justru membuka suara.
"Maafkan kami. Maafkan aku dan ibuku karena sudah menyakiti ibumu," ucap Alice tanpa berani menatap Mike yang juga menatapnya.
"Alice!" bentak Haris dan Esme secara bersamaan. Alice yang mendengar itu langsung menatap keduanya dengan tangis yang sudah menyelimutinya.
"Kita penyebab dari semua ini," ucapnya lirih.
"Siapa kalian?" Mike kembali bertanya.
Haris yang tak ingin Alice mengambil alih pembicaraan akhirnya memutuskan untuk menjelaskan semuanya kepada Mike.
"Mike. Tolong dengarkan dulu penjelasan papa. Papa tahu papa salah, tapi semua juga sudah terjadi dan semua tidak akan berubah," ucap Haris menjeda sejenak penjelasannya, menunggu respon Mike, dan berharap Mike dapat mengerti.
"Alice adalah saudaramu karena dia juga putri ayah meski berbeda ibu denganmu," sambung Haris terdengar ragu dan takut mengatakannya.
"Dasar biadab!" maki Mike bersamaan dengan tinjunya yang sudah mendarat ke wajah Haris–ayahnya.
Tak ada lagi rasa hormat yang Mike miliki untuk Haris. Tatapan penuh kebencian Mike perlihatkan pada pria yang tak pantas disebut sebagai ayah menurutnya.
"Kamu terima atau tidak. Inilah kenyataannya, Esme juga istri ayah dan Alice adalah adikmu," ucap Haris mengusap sudut bibirnya yang berdarah, dibantu oleh Esme yang memapahnya.
"Aku tidak akan menerima kedua ****** ini. Aku bahkan tidak ingin mengakui kau sebagai ayahku," balas Mike dengan begitu lantang, setelah itu memilih kembali ke kamar ibunya, membawa dendam dan amarah yang ada di hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bunda Hani
karna kelakuan bapaknya Mike jadi begitu..
serem deh ya kalau liat orang yg marah nya begitu
2022-12-04
1
Bunda dinna
serem juga Mike kalau marah..bahkan berani mukul ayahnya sendiri
2022-11-25
0
arvi azka
aq berharap mike ini anak hasil adopsi 🙊
2022-11-17
0