TCS 5

"Tidak!" teriak Raina histeris, kedua matanya bergerak, keringat membanjiri dahinya membuat Mike cukup panik melihat sang ibu begitu.

"Mike! Mike! Mama mimpi buruk!" pekiknya setelah tersadar, dan mendapati anak laki-lakinya tengah berada di samping kasur.

"Mike ... Mama bermimpi jika ayahmu membawa selingkuhannya kemari, bersama anak gadisnya!" Rania mengoceh, menceritakan apa yang telah terjadi. "Mama kenapa bisa tidur di sini?" lanjutnya setelah sadar jika dia tak berada di kamarnya, melainkan di kamar tamu. Padahal seingatnya, sebelum tak sadarkan diri dirinya tidak berada di kamar ini.

Dengan berat hati, Mike berkata: "Mama pingsan."

Mendengar sang anak berkata begitu, membuat Raina perlahan mengingat sesuatu. Air matanya langsung menetes dengan cepat ketika sadar jika yang barusan terjadi bukanlah mimpi, melainkan fakta. Dirinya benar-benar diselingkuhi oleh pria yang dia cintai sepenuh hati.

Pria yang selama ini dia puja rupanya mampu menorehkan luka yang amat dalam. Hatinya saat ini terasa porak poranda. Namun, rasa cinta itu tidak berkurang sepersen pun. Apakah ini yang dinamakan obsesi? Mengapa meski sudah disakiti berkali-kali, rasa itu tetap mengakar di dalam hati?

Raina menghapus air matanya, dia tak mau terlihat lemah di depan sang putra. Meski Mike tahu betul jika wanita di depannya ini begitu rapuh.

"Ma, aku tidak mau melihat Mama begini terus, lebih baik Mama ceraikan saja pria bajingan itu!" desak Mike penuh amarah, mengingat kejahatan sang ayah membuatnya tak bisa diam saja. Terlebih ibu yang sangat dia sayangi telah dilukai berkali-kali.

Mike tak sudi jika wanita yang sudah memberikan kasih sayang—dan rela mempertaruhkan nyawanya ketika dulu melahirkannya—ini dilukai begitu saja oleh seorang pria. Tak peduli meski itu ayahnya sendiri, Mike tidak mau pandang bulu.

Raina menggeleng kuat ketika Mike memintanya untuk cerai dengan Haris. Raina tak mau kalah, dia tak mau pisah! Lebih tepatnya, dia masih sangat menyayangi Haris. "Mama tidak akan pernah meninggalkan Papamu! Mama harus berjuang, Mama tidak mau mundur dan dikalahkan oleh wanita pelakor itu! Tidak Mike. Mama tidak akan membiarkan wanita itu merebut posisi Mama."

Mendengar sang ibu berkata demikian membuat Mike tak bisa memaksa. Dia hanya bisa bergumam dan mengutuk orang jahat itu di dalam hatinya. Niat-niat buruk mulai dirancangnya untuk membalas semua kesakitan Raina, dan kehancuran mahligai keluarga ini.

Kenapa mama mempunyai hati yang begitu lemah, Ma? Lihatlah! Karena itu mereka dengan mudah menyakiti Mama. Batin Mike.

"Mike, Mama ingin ke kamar, antarkan Mama, Sayang," lirih Raina yang segera dibalas anggukan oleh anaknya.

Mike langsung membopong ibunya menuju kamar yang berada di lantai dua. Kamar yang tepat berada di dekat kamar Esme. Tentu saja ketika dirinya dan sang ibu melewati kamar itu, terdengar sayup-sayup suara ******* dan teriakan nakal dari dalam kamar. Suara yang berhasil membuat Raina semakin terluka, dan Mike yang semakin tak bisa mengontrol emosinya.

Raina tak kuasa mendengar itu semua, dia tak bisa membayangkan jika suaminya kini sedang bermesraan dengan wanita lain. Di rumahnya sendiri! Dan suara itu terdengar langsung oleh telinganya. Daripada semakin teriris, Raina meminta kepada Mike untuk melanjutkan perjalanannya.

"Mike, ayo!" pintanya membuat Mike yang sudah mengepalkan tangan langsung sedikit teredam emosinya.

"Ma! Aku harus mengusir mereka!" Mike tak mau melanjutkan perjalanannya menuju kamar Raina, dia justru ingin mendobrak pintu kamar Esme. Meski emosi itu sedikit teredam, tetap saja ketika mendengar suara dari dalam membuatnya kewalahan untuk mengontrol amarahnya.

"Jangan!" pinta Raina, "Antarkan Mama ke kamar, Mama ingin istirahat," lanjutnya sembari menarik lengan sang anak supaya tidak merealisasikan niatnya untuk melabrak suami dan selingkuhan yang sedang bermesraan di dalam kamar.

Mendengar suara mereka saling mendesah saja sudah sangat menyakiti Raina, bagaimana bisa Raina menyaksikan itu semua jika Mike melabrak kedua insan tak punya hati itu?

Merasakan kelembutan tangan Ibunya, membuat amarah Mike langsung mencair. Alhasil, dia menuruti apa maunya Raina, meski rasanya dia ingin sekali meluapkan amarahnya.

Mike benar-benar heran, terbuat dari apa hati ibunya ini? Kenapa bisa menerima semua yang terjadi dan tidak membiarkannya mengusir sepasang manusia tak punya hati itu?

Dendam dan kebencian semakin menumpuk, membuat Mike tak bisa lagi berpikir jernih, dia akan melakukan apa pun untuk menghancurkan kebahagiaan Esme, ayahnya, dan Alice tentunya.

Dia tersenyum jahat ketika ide gilanya melintas, dirinya akan memulai membalas dendamnya kepada gadis 18 tahun itu. Tak peduli meski hal ini melanggar norma yang ada. Yang jelas, dia akan melakukan itu! Membalas semua dendam, dan akan menyengsarakan gadis malang yang sebetulnya tak tahu apa-apa.

Mike merasa Alice dan Esme sama saja. Sama-sama perempuan kotor dan tidak ada harga dirinya di dunia. Mereka hanyalah sampah yang seharusnya dibuang dan tidak dibiarkan berkeliaran.

Bisikan-bisikan setan semakin menguatkan dirinya untuk melakukan itu. Mike mengabaikan suara hatinya, dia menutup semua celah baik yang berusaha menggagalkan niat buruknya.

Saat ini, Mike benar-benar digelapkan oleh kebencian dan dendam yang begitu besar. Dia sampai lupa jika Tuhan saja Maha Pemaaf.

"Lihat saja! Akan kuhancurkan masa depanmu!" lirihnya dalam hati sembari terus berjalan membopong Raina ke dalam kamar.

Setelah melihat Raina perlahan menutup matanya ketika sudah berbaring di kamarnya, Mike segera keluar dari ruangan itu, dan hendak melabrak gadis malang yang saat ini masih menangis di kamarnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***