TCS 18

Satu-satunya alasan Mike bertahan di rumah ini, yaitu ibunya. Jika tidak ada Ibu, Mike tidak tahan lama-lama melihat ayahnya bersama ****** itu. 

Sekarang, Ibu sudah tidak ada di dunia ini. Seketika sepi menjadi teman Mike. Air matanya seolah tidak mau berhenti setiap kali mengingat wajah ibunya. Suaranya. Serta surat yang ditulis sang Ibu untuk dirinya. 

Kenapa Ibu memutuskan untuk menyerah setelah melewati semuanya? Andai saja Mike waktu itu ada di rumah, ia tidak akan membiarkan ibunya melakukan bunuh diri. Pertanyaan yang ada di kepala Mike setelah ibunya meninggal dan hasil outopsi keluar, dari mana ibunya mendapatkan racun? Sementara sang Ibu selama ini hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar saja. 

Tidak ada yang tahu Mike menangis sejadi-jadinya sambil memeluk surat peninggalan wanita setengah baya itu. Hati Mike sakit. Ia kelewat sedih. Namun ia menyadari jika air mata yang ia keluarkan sebanyak apa pun, tidak mungkin bisa membuat ibunya kembali hidup. 

Mike mengangkat wajahnya perlahan. Wajah pria itu pucat dengan sepasang mata yang sembab akibat banyak menangisi ibunya yang baru saja meninggal. Sebelah tangan Mike terangkat menyentuh bagian belakang lehernya. Mike menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. 

Untuk sementara Mike mengatur napas. Pria itu duduk dan menunduk di atas ranjang. Jujur saja, bahkan saat Mike menghela napas, ia merasakan dadanya sakit. Rasa sakit yang Mike rasakan sekarang tidak akan bisa diobati dengan apa pun. Orang yang sangat ia sayangi, cintai, kini telah berpulang kepada Tuhan dengan cara menyedihkan. 

Ibunya bunuh diri. 

Bunuh diri. 

Dua kata itu menari-nari di kepalanya. Mike sejenak diam dan teringat dua orang yang patut ia salahkan atas keputusan yang diambil sang Ibu. 

Tentu saja si ****** Esme, dan putrinya Alice. 

"Lihat saja, aku tidak akan membiarkan kamu dan anakmu hidup dengan tenang di rumah ibuku," bisik Mike pelan. 

Sumpah itu seolah ia dedikasikan untuk sang Ibu yang telah meninggal. Selama Esme masih bersama Haris, Ayah Mike, ia tidak akan tinggal diam saja. 

Mike menghapus sisa-sisa air matanya di pipi. Ia beranjak dari tempat duduknya—keluar dari kamar hendak melabrak Ibu tirinya, Esme. 

Langkah Mike sedikit lebih cepat mencapai kamar Esme dan Haris. Pria itu mengepalkan tangannya menahan geram pada Esme. 

Mike telah sampai di kamar Ayah dan Ibu tirinya. Pintu itu setengah terbuka, memudahkan dirinya mengintip dari luar. 

Dalam hati Mike memaki. Setelah ibunya meninggal, ayahnya malah mesra-mesraan dengan Esme di kamar. Di mana hati ayahnya? Mike pikir ayahnya akan sama sedihnya seperti dirinya. Namun nyatanya, ayahnya tampak baik-baik saja. 

"Berengsek," umpat Mike kesal. 

*** 

Esme melihat keberadaan Mike di luar pintu. Wanita setengah baya itu menyeringai kala Mike melihat semuanya. Apa yang dilakukannya bersama Haris di kamar—setelah Raina dinyatakan meninggal. 

"Dasar anak bodoh," gumam Esme dalam hati. 

Mike terlalu dikuasai oleh amarahnya sendiri. Padahal tanpa pria itu ketahui, Esme tidak sedang bermesraan dengan Haris. Melainkan Esme menenangkan Haris yang baru saja kehilangan Raina, istri pertamanya. 

Sepeninggal Mike, Esme kembali menghibur Haris yang kini memeluk dirinya. Esme berbisik, mengatakan Haris agar bisa bersabar dan merelakan Raina. 

Haris memeluk Esme dengan erat. Dengan terang-terangan Haris mengatakan bahwa ia merasa sangat bersalah kepada Raina. Haris menyesal karena sudah membuat banyak luka di hati istri pertamanya. 

"Aku mengerti perasaan kamu. Tapi, ini bukan berarti kesalahan kamu. Raina bunuh diri atas kemauannya sendiri. Itu sudah menjadi pilihannya." Esme meletakkan dagunya ke sebelah bahu suaminya. "Kamu boleh saja sedih. Aku akan setia mendampingi kamu. Namun, aku mohon kamu merelakan kepergian Raina. Aku yakin, Raina tidak menyukai suaminya sedih seperti ini." 

Tangan Esme berada di punggung Haris. Mengusapnya naik-turun menenangkan Haris yang tengah berduka. 

Sementara itu, Mike pergi mencari Alice di dalam rumah. Karena ia tidak memiliki kesempatan melabrak Esme, Mike sengaja melampiaskan kemarahannya pada Alice, putri Esme. 

Baik Esme mau pun Alice, sama-sama jahat di mata Mike. Bagi pria itu, luka yang dirasakan ibunya selama ini karena kehadiran Esme yang sengaja memaksa masuk dalam kehidupan ayahnya, merusak kebahagiaan keluarga Mike. 

Mike turun ke lantai bawah. Kebetulan, Alice baru saja selesai membuat teh hangat. Alice mendapati Mike menuruni anak tangga, berjalan mendekati pria itu tanpa menaruh perasaan buruk sama sekali. 

Jujur saja Alice merasa kasihan pada Mike. Jika Alice berada di posisi pria itu, ia sama hancurnya. Pasti sangat sedih sekali. Kehilangan seorang Ibu sama seperti kehilangan separuh dirinya. 

"Kak Mike mau—" 

"Diam kamu, Alice!" bentak Mike, dengan kejam menunjuk Alice dengan satu jarinya. 

Alice tersentak, langkahnya secara otomatis mundur menghindari Mike. Sorot mata pria itu penuh kemarahan, kebencian, Alice bisa melihat dengan jelas kalau Mike sedang marah kepadanya. 

"Kamu tidak saya izinkan bicara! Saya muak melihat kamu dan Ibu kamu yang ****** itu!" Mike mengeraskan suaranya dengan sengaja. 

Kedua tangan Alice menggenggam cangkir teh dengan erat. Jujur saja ia takut kalau Mike marah. Alice merapatkan bibir, ia memutuskan untuk tetap diam sebelum Mike semakin marah padanya. 

Langkah Mike maju, Alice mundur menghindari pria itu. Alice menundukan kepalanya. Sampai Alice tersentak sendiri karena ia tidak bisa melangkah lagi akibat punggungnya menabrak dinding. 

"Dengar baik-baik. Dan buka telinga kamu dengan lebar," ujar Mike, dingin. "Sampai kapan pun, saya tidak akan memaafkan kamu dan ibumu selamanya!" 

*** 

Waktu berjalan dengan cepat. Setelah satu minggu ibunya meninggal dunia, Esme semakin merajalela. Bagaimana, tidak? Esme mulai menguasai rumah itu. Membuat Mike semakin muak saja. Sedangkan ayahnya cuma diam, seolah membiarkan peran Nyonya rumah itu diganti oleh istri barunya. 

Semenjak Raina meninggal juga, Mike perlahan berubah menjadi sosok yang dingin dan tidak bersahabat. Hampir setiap hari Mike pulang dalam keadaan mabuk. Ia akan mengulang itu dari hari ke hari berikutnya. 

Mike bingung. Ia tidak memiliki seseorang yang akan menunggunya saat pulang. Tidak ada lagi yang akan datang ke kamarnya lalu memberi nasihat. Mike merasakan setengah dirinya menghilang. Membuat pria itu mencari pelarian agar dirinya tidak sedih lagi. 

Lagi-lagi Mike pulang dalam keadaan mabuk. Pria itu berhasil membawa dirinya pulang ke rumah, menyetir mobil walau dalam keadaan setengah sadar. 

Saat Mike masuk ke dalam rumah hendak pergi ke kamarnya yang ada di atas, Mike menatap pintu kamar Alice tanpa sengaja. Pria itu menyeringai, tertawa sinis sembari berjalan menuju ke kamar adik tirinya. 

Dengan mudah Mike membuka pintu itu. Alice sangat ceroboh karena tidak mengunci pintu kamarnya. 

Mike melihat kamar Alice kosong. Sepasang mata pria itu menyipit. Samar, ia mendengar suara pintu kamar mandi dibuka. 

Alice hampir berteriak kala mendapati Kakak tirinya berada di kamar. Mike terkekeh, menutup pintu kamar Alice dengan kakinya. 

"Mike ... apa yang ingin Kamu lakukan di kamarku? Kamu mabuk?" Alice mulai diserang panik sekaligus khawatir. 

Melihat Mike berjalan sempoyongan ke arahnya sesekali terkekeh, Alice mengarahkan pandangannya ke pintu. Alice bersiap-siap keluar dari kamarnya selama Mike masih di sana. 

Namun, tangan Alice ditarik oleh Mike. Perempuan muda itu mematung kala Mike mengusap punggungnya naik lalu turun dengan gerakan sensual. 

"Mike, tolong lepaskan aku. Jangan begini," pinta Alice dengan suara gemetaran. 

Mike mendekatkan bibirnya ke telinga Alice, menjilat telinga adik tirinya lalu berbisik, "Kenapa? Bukannya kamu sama saja seperti ibumu yang ******? Kamu pasti menyukainya. Jangan sok polos." 

Terdengar kekehan Mike dengan jelas di telinga Alice. Mike dengan sengaja membalaskan dendamnya kepada putri Esme—dengan cara melecehkannya. 

Tangan dan kaki Alice gemetaran hebat. Ia berusaha memberontak, namun tenaga Mike jauh lebih kuat. 

Tubuh Alice didorong oleh Mike hingga jatuh ke atas ranjang. Alice semakin ketakutan ketika Mike membuka kancing kemejanya. 

Terpopuler

Comments

Bunda Hani

Bunda Hani

Mike sadar jangan sampai kamu berbuat yg tidak tidak sama Alice

2022-12-04

0

Dhiny Nee

Dhiny Nee

aduh..semoga alice gk di apa2in 😓

2022-12-01

0

arvi azka

arvi azka

mulai seru nich.....

2022-11-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!