Who Are You
Di salah satu daerah Eropa yang sedikit lebih jauh dari kota. Tepat nya berada sedikit di pinggiran kota.
Keadaan alam yang terlihat masi asli dan terjaga. Pepohonan tinggi terlihat masih banyak yang menjulang tinggi.
Masih banyak hutan hutan yang masih belum terjamah oleh jejak kaki manusia.
Seperti hutan yang akan di kunjungi oleh salah satu organisasi pecinta alam, dari sekolah ternama di daerah kota itu. Letak nya memang hampir mendekati pinggiran kota.
Berbeda dengan sekolah sekolah lain nya, yang biasanya di bangun di tengah tengah kota.
Setelah ujian semester, pihak sekolah memberi ijin pada organisasi nya untuk melakukan campng.
Senja hampir datang. Sekelompok siswa siswi pecinta alam bebas tampak sedang berjalan menyusuri hutan.
Mereka baru saja selesai mendaki, dan ingin segera kembali ke perkemahan sebelum malam tiba.
"Wah, indah sekali pemandangan di sana!" ucap salah satu siswi sambil menunjuk kearah tepi tebing.
"Iya, pemandangan nya semakin terlihat indah karena ada sinar senja" sahut yang lain.
Perhatian siswa siswi langsung tertuju ke arah tepi tebing.
Mereka semua berdecak kagum, pemandangan di tepi tebing itu memang sangat indah. Apalagi sinar matahari yang berwarna jingga, semakin mempercantik keindahan alam ketika berfoto.
"Hati hati yah, jangan sampai ada yang terjatuh di tebing itu!" Peringat bu Dila pada murid murid nya yang pergi ke tepi tebing untuk berfoto.
Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk berhenti sejenak di sana, mereka sibuk mengambil foto diri mereka bersama alam untuk di abadikan. Kesempatan ini tidak bisa di lewatkan.
Seperti gadis cantik ini. Dia asik selfi sendiri, tanpa menyusahkan rekan rekan nya untuk di mintai tolong mengambil foto nya.
Gadis itu terlihat membelakangi tebing, sepertinya dia berniat ingin mengambil latar langit senja dan hamparan jurang yang tampak rimbun.
Lalu, gadis itu berjalan mendekati sebuah pohon, dia ingin berfoto tetapi di dalam foto itu memperlihatkan deretan pohon pohon besar. Sehingga, kesan alam bebas di foto nya akan sangat jelas terlihat.
Dia terus asik berselfi, tanpa menyadari bahwa teman teman nya dan juga para guru pendamping telah berangsur melanjutkan perjalanan.
"Umm...Foto nya sangat bagus" sorak nya girang, setelah melihat hasil potret diri nya sendiri.
Dia adalah Rania Angelina , siswi kelas 3 SMA yang berusia 18 tahun. Memiliki wajah cantik, kulit putih bersih, bibir tipis dan pipi yang tembem. Jadi, kesan nya Rania itu cantik dan imut.
Rania sangat suka berpetualang, dia suka alam bebas. Tapi dia tidak suka kegelapan.
Rania merupakan gadis yang penakut. Jauh berbeda dengan teman teman nya yang memiliki hobi seperti nya. Mereka semua sangat pemberani dan tomboi. Sedangkan Rania, dia tak lain dan tidak bukan seperti gadis manja dan penakut.
Rania tinggal bersama bibi nya yang sudah berusia 45 tahun. Sejak kecil, Rania sudah tinggal dengan wanita paru baya itu.
Menurut cerita yang Rania tahu dari Claudia yaitu bibi, kedua orang tua nya telah meninggal karena sebuah kecelakaan beruntun, sehingga merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Rania terdiam membisu, mata nya menelisik ke segala arah. Tidak ada satu orang pun di sana. Hanya dirinya, dan suara jangkrik yang menemaninya.
"Mereka kemana?" gumam rania terkejut, karena sekarang dia hanya tinggal seorang diri di tengah hutan itu.
"Bu!!!"
"Pak!" panggil Rania.
Dia mencoba memanggil bapak dan ibu guru nya, namun tidak ada balasan dari mereka.
"Hello!!! Kalian di mana? Jangan bercanda deh, aku takut sendiri!!!!" teriak Rania mulai frustasi. Dia masih berpikir jika teman teman nya sedang mengerjainya.
Rania mencoba berjalan menelusuri hutan, mengikuti jejak yang menurut nya itu adalah jejak kaki teman teman nya.
Rania tidak bisa mengerti, mengapa dia tidak menyadari kepergian teman teman nya. Kenapa dia bisa tertinggal oleh rombongan nya.
Sekarang, dia hanya mencoba untuk tidak panik dan tidak takut. Walau kenyataan nya dia sangat takut dan gemetar.
"Bu Dila?? Pak Johan!!"
Panggil nya lagi.
Rania terus menyusuri hutan, dengan ketakutan yang ada, dia terus berteriak memanggil nama nama teman yang dia ingat. Berharap mereka akan mendengar teriakan nya, lalu mencari dirinya.
Matahari tenggelam dengan sepenuh nya, dan malam pun mulai menguasai bumi.
Hutan rimbun itu terlihat sangat gelap gulita.
Rania pun berhenti sejenak, dia mengeluarkan lampu senter dari dalam tas ransel nya.
Krik...Krik...
Suara jangkrik terdengar sangat nyaring di pendengaran nya, seakan binatang kecil itu sedang menyemangatinya untuk terus berjalan dan tidak merasa takut.
Setelah lampu senter menyala, Rania kembali melanjutkan perjalanan nya menyusuri hutan, mencari jalan keluar dari hutan, meskipun itu terlihat mustahil.
KREK.
Langkah Rania terhenti, ketika mendengar suara ranting pohon patah.
Ketakutan semakin menghampiri dirinya, Rania hampir menangis. Namun, dia berusaha tetap tegar dan berani.
Dengan keberanian yang tersisa, Rania mengarahkan lampu senternya ke segala arah, namun dia tidak melihat apapun di sana.
Seketika bulu kuduk nya berdiri, Rania langsung mengambil ancang ancang untuk berlari.
"Apa itu?"pikir nya.
Rania merasakan kaki nya sudah mulai bergetar, jantung nya berdegup kencang.
KREK! KREK!
"Ahrrgg!!!!!" Rania langsung berlari kencang ketika mendengar suara ranting di injak lagi. Dia sangat ketakutan.
Rania terus berlari, mengabaikan rasa sakit pada kaki dan juga tangan nya yang tergores oleh ranting ranting kayu ketika dia berlari kencang.
Bruk!
Seketika tubuh gadis itu terhempas di tanah.
Dia terjatuh karena kaki nya tidak sengaja tersandung akar pohon.
"Aws.... Sakit sekali" ringis Rania menahan rasa perih di bagian lutut dan juga pergelangan kaki nya.
Gadis itu meraih lampu senter yang terjatuh tidak jauh dari nya, lalu dia mencoba untuk berdiri kembali.
Namun, kaki nya terasa sangat sakit.
"Aw aw, sakit sekali?" teriak Rania kembali terduduk di tanah.
Tangan nya memegangi pergelangan kaki nya, sepertinya kaki Rania terkilir, dia berusaha mengingat pelajaran yang bu Dila jelaskan, bagaimana cara mengatasi kaki atau tangan yang terseleo, ketika mereka berada di dalam keadaan darurat.
"Arrrrgggg...... Fyuh" Rania teriak sangat kuat, lalu dia juga menghembuskan nafas lega ketika dia berhasil, kaki nya sudah terasa lumayan enak.
Krek!
Suara itu kembali terdengar, dan yang membuat gadis itu ketakutan adalah, suaranya semakin dekat.
Rania menoleh ke kiri dan ke kanan, menatap kegelapan yang memang tidak ada pencahayaan sedikit pun.
Dengan sisa kekuatan yang ada, rania kembali berusaha berdiri. Mencoba menghidupkan senter yang tiba tiba saja mati.
"astaga, kenapa senter nya tidak mau menyala?" gumam nya bingung sembari memukul mukul kaca senter, berharap dengan begitu senter akan hidup. Namun tetap sia sia, senter itu sudah rusak, dan tidak akan mau hidup.
Krek!
Rania semain ketakutan, dia berusaha berjalan secepat mungkin.
Krek!
"Siapa di sana? jangan membuat ku takut!" teriak Rania dengan suara bergetar. Dia hanya memberanikan diri untuk berteriak, sedangkan di dalam hati nya rania berharap suara itu bukanlah dari binatang buas.
Rania berdiri di depan pohon besar, menantang hutan yang gelap gulita.
Suara itu terdengar semakin kuat dan semakin dekat.
Apakah itu hewan buas?? Rania berharap tidak, karena dirinya tidak bernah berharap mati dalam keadaan seperti ini. Apalagi sampai di mangsa oleh binatang buas. Kasian bibi, tidak bisa melihat jasat nya untuk terakhir kali nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
lie2k
masih menyimak crtnya thor...
2023-06-25
0