NovelToon NovelToon

Who Are You

Tersesat

Di salah satu daerah Eropa yang sedikit lebih jauh dari kota. Tepat nya berada sedikit di pinggiran kota.

Keadaan alam yang terlihat masi asli dan terjaga. Pepohonan tinggi terlihat masih banyak yang menjulang tinggi.

Masih banyak hutan hutan yang masih belum terjamah oleh jejak kaki manusia.

Seperti hutan yang akan di kunjungi oleh salah satu organisasi pecinta alam, dari sekolah ternama di daerah kota itu. Letak nya memang hampir mendekati pinggiran kota.

Berbeda dengan sekolah sekolah lain nya, yang biasanya di bangun di tengah tengah kota.

Setelah ujian semester, pihak sekolah memberi ijin pada organisasi nya untuk melakukan campng.

Senja hampir datang. Sekelompok siswa siswi pecinta alam bebas tampak sedang berjalan menyusuri hutan.

Mereka baru saja selesai mendaki, dan ingin segera kembali ke perkemahan sebelum malam tiba.

"Wah, indah sekali pemandangan di sana!" ucap salah satu siswi sambil menunjuk kearah tepi tebing.

"Iya, pemandangan nya semakin terlihat indah karena ada sinar senja" sahut yang lain.

Perhatian siswa siswi langsung tertuju ke arah tepi tebing.

Mereka semua berdecak kagum, pemandangan di tepi tebing itu memang sangat indah. Apalagi sinar matahari yang berwarna jingga, semakin mempercantik keindahan alam ketika berfoto.

"Hati hati yah, jangan sampai ada yang terjatuh di tebing itu!" Peringat bu Dila pada murid murid nya yang pergi ke tepi tebing untuk berfoto.

Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk berhenti sejenak di sana, mereka sibuk mengambil foto diri mereka bersama alam untuk di abadikan. Kesempatan ini tidak bisa di lewatkan.

Seperti gadis cantik ini. Dia asik selfi sendiri, tanpa menyusahkan rekan rekan nya untuk di mintai tolong mengambil foto nya.

Gadis itu terlihat membelakangi tebing, sepertinya dia berniat ingin mengambil latar langit senja dan hamparan jurang yang tampak rimbun.

Lalu, gadis itu berjalan mendekati sebuah pohon, dia ingin berfoto tetapi di dalam foto itu memperlihatkan deretan pohon pohon besar. Sehingga, kesan alam bebas di foto nya akan sangat jelas terlihat.

Dia terus asik berselfi, tanpa menyadari bahwa teman teman nya dan juga para guru pendamping telah berangsur melanjutkan perjalanan.

"Umm...Foto nya sangat bagus" sorak nya girang, setelah melihat hasil potret diri nya sendiri.

Dia adalah Rania Angelina , siswi kelas 3 SMA yang berusia 18 tahun. Memiliki wajah cantik, kulit putih bersih, bibir tipis dan pipi yang tembem. Jadi, kesan nya Rania itu cantik dan imut.

Rania sangat suka berpetualang, dia suka alam bebas. Tapi dia tidak suka kegelapan.

Rania merupakan gadis yang penakut. Jauh berbeda dengan teman teman nya yang memiliki hobi seperti nya. Mereka semua sangat pemberani dan tomboi. Sedangkan Rania, dia tak lain dan tidak bukan seperti gadis manja dan penakut.

Rania tinggal bersama bibi nya yang sudah berusia 45 tahun. Sejak kecil, Rania sudah tinggal dengan wanita paru baya itu.

Menurut cerita yang Rania tahu dari Claudia yaitu bibi, kedua orang tua nya telah meninggal karena sebuah kecelakaan beruntun, sehingga merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Kini Rania terdiam membisu, mata nya menelisik ke segala arah. Tidak ada satu orang pun di sana. Hanya dirinya, dan suara jangkrik yang menemaninya.

"Mereka kemana?" gumam rania terkejut, karena sekarang dia hanya tinggal seorang diri di tengah hutan itu.

"Bu!!!"

"Pak!" panggil Rania.

Dia mencoba memanggil bapak dan ibu guru nya, namun tidak ada balasan dari mereka.

"Hello!!! Kalian di mana? Jangan bercanda deh, aku takut sendiri!!!!" teriak Rania mulai frustasi. Dia masih berpikir jika teman teman nya sedang mengerjainya.

Rania mencoba berjalan menelusuri hutan, mengikuti jejak yang menurut nya itu adalah jejak kaki teman teman nya.

Rania tidak bisa mengerti, mengapa dia tidak menyadari kepergian teman teman nya. Kenapa dia bisa tertinggal oleh rombongan nya.

Sekarang, dia hanya mencoba untuk tidak panik dan tidak takut. Walau kenyataan nya dia sangat takut dan gemetar.

"Bu Dila?? Pak Johan!!"

Panggil nya lagi.

Rania terus menyusuri hutan, dengan ketakutan yang ada, dia terus berteriak memanggil nama nama teman yang dia ingat. Berharap mereka akan mendengar teriakan nya, lalu mencari dirinya.

Matahari tenggelam dengan sepenuh nya, dan malam pun mulai menguasai bumi.

Hutan rimbun itu terlihat sangat gelap gulita.

Rania pun berhenti sejenak, dia mengeluarkan lampu senter dari dalam tas ransel nya.

Krik...Krik...

Suara jangkrik terdengar sangat nyaring di pendengaran nya, seakan binatang kecil itu sedang menyemangatinya untuk terus berjalan dan tidak merasa takut.

Setelah lampu senter menyala, Rania kembali melanjutkan perjalanan nya menyusuri hutan, mencari jalan keluar dari hutan, meskipun itu terlihat mustahil.

KREK.

Langkah Rania terhenti, ketika mendengar suara ranting pohon patah.

Ketakutan semakin menghampiri dirinya, Rania hampir menangis. Namun, dia berusaha tetap tegar dan berani.

Dengan keberanian yang tersisa, Rania mengarahkan lampu senternya ke segala arah, namun dia tidak melihat apapun di sana.

Seketika bulu kuduk nya berdiri, Rania langsung mengambil ancang ancang untuk berlari.

"Apa itu?"pikir nya.

Rania merasakan kaki nya sudah mulai bergetar, jantung nya berdegup kencang.

KREK! KREK!

"Ahrrgg!!!!!" Rania langsung berlari kencang ketika mendengar suara ranting di injak lagi. Dia sangat ketakutan.

Rania terus berlari, mengabaikan rasa sakit pada kaki dan juga tangan nya yang tergores oleh ranting ranting kayu ketika dia berlari kencang.

Bruk!

Seketika tubuh gadis itu terhempas di tanah.

Dia terjatuh karena kaki nya tidak sengaja tersandung akar pohon.

"Aws.... Sakit sekali" ringis Rania menahan rasa perih di bagian lutut dan juga pergelangan kaki nya.

Gadis itu meraih lampu senter yang terjatuh tidak jauh dari nya, lalu dia mencoba untuk berdiri kembali.

Namun, kaki nya terasa sangat sakit.

"Aw aw, sakit sekali?" teriak Rania kembali terduduk di tanah.

Tangan nya memegangi pergelangan kaki nya, sepertinya kaki Rania terkilir, dia berusaha mengingat pelajaran yang bu Dila jelaskan, bagaimana cara mengatasi kaki atau tangan yang terseleo, ketika mereka berada di dalam keadaan darurat.

"Arrrrgggg...... Fyuh" Rania teriak sangat kuat, lalu dia juga menghembuskan nafas lega ketika dia berhasil, kaki nya sudah terasa lumayan enak.

Krek!

Suara itu kembali terdengar, dan yang membuat gadis itu ketakutan adalah, suaranya semakin dekat.

Rania menoleh ke kiri dan ke kanan, menatap kegelapan yang memang tidak ada pencahayaan sedikit pun.

Dengan sisa kekuatan yang ada, rania kembali berusaha berdiri. Mencoba menghidupkan senter yang tiba tiba saja mati.

"astaga, kenapa senter nya tidak mau menyala?" gumam nya bingung sembari memukul mukul kaca senter, berharap dengan begitu senter akan hidup. Namun tetap sia sia, senter itu sudah rusak, dan tidak akan mau hidup.

Krek!

Rania semain ketakutan, dia berusaha berjalan secepat mungkin.

Krek!

"Siapa di sana? jangan membuat ku takut!" teriak Rania dengan suara bergetar. Dia hanya memberanikan diri untuk berteriak, sedangkan di dalam hati nya rania berharap suara itu bukanlah dari binatang buas.

Rania berdiri di depan pohon besar, menantang hutan yang gelap gulita.

Suara itu terdengar semakin kuat dan semakin dekat.

Apakah itu hewan buas?? Rania berharap tidak, karena dirinya tidak bernah berharap mati dalam keadaan seperti ini. Apalagi sampai di mangsa oleh binatang buas. Kasian bibi, tidak bisa melihat jasat nya untuk terakhir kali nya.

Di Kepung Serigala Liar

KREK!

Rania menoleh waspada, melihat ke dalam kegelapan hutan. Jantung nya berdegup kencang, ketakutan kian besar menghampiri hati nya.

KREK!

Gadis itu kembali menoleh kearah sumber suara, dia tidak melihat apapun, hanya suara yang dapat dia dengar.

Insting kewaspadaan mulai menyala, Rania membuat ancang ancang untuk berlari kencang.

"Ggrrr...." Suara Geraman hewan buas.

Rania menajamkan penglihatan nya, mata nya langsung terbelalak ketika melihat 3 ekor Serigala berjalan pelan menghadap kearah nya.

Ketiga hewan itu menatapnya penuh lapar, apalagi air liur yang terlihat mencuat dari bibir serigala itu.

"Se-serigala?" gumam Rania terbata karena takut.

Rania merasa sangat takut, apa yang dia takutkan terjadi. Seperti nya dia akan mati di cabik cabik oleh serigala liar itu.

"Awuuuuuuuu"

Lolongan serigala membuat Rania berteriak ketakutan, lalu gadis itu langsung memacu kaki nya untuk berlari kencang.

Dia mengabaikan rasa sakit yang ada di kaki nya.

"Bu Dila!!!! Pak Johan!!!!" teriak nya sambil terus berlari membela hutan di dalam ke gelapan.

_______

Di perkemahan, murid murid tampak terkejut ketika Bu Dila melakukan absen.

Ketika nama Rania di panggil, tidak terdengar sahutan dari gadis itu.

"Rania Anglina?" ulang Bu Dilla lagi.

"Bu, Rania tidak ada"sahut salah satu siswi.

"Huh? Kemana dia? Bukan nya tadi dia bersama kita pergi mendaki?"ucap pak Johan terkejut mendengar Rania tidak ada di dalam perkumpulan mereka.

"Sejak kita kembali, saya tidak melihat Rania di mana pun. Saya pikir dia bersama bapak dan ibu"ujar Baina, pria yang super pemberani.

"Jangan bilang, kalau Rania tertinggal di hutan"

"Huaaaa jangan sampai itu terjadi, Rania sangat takut gelap, dia pasti sangat ketakutan. Bu, pak ayo kita cari. Kasian Rania" ucap meli.

Meli adalah gadis yang paling peduli dengan teman teman nya, yang sama sama suka berpetualang. Dia pemberani, dan juga gampang sedih.

Pak Johan langsung bergegas mengecek tenda tenda siswi. Dia mencoba memastikan, apakah Rania benar benar tidak ada.

Lalu, pak Johan kembali ke perkumpulan dengan nafas terengah.

"Seperti nya dia benar benar tertinggal di hutan!"

"Apa?" Bu Dila langsung berdiri, dia sangat terkejut mendengar ucapan rekan nya.

"Rania tidak ada di mana pun, dia benar benar tidak ada" ucap pak Johan panik.

"Ya sudah, kita cari sekarang " Bu Dila langsung mengambil jaket dan senter nya dari dalam tas.

Namun, pak Johan menahan Bu Dila. Dia tidak ingin semua orang masuk ke dalam hutan.

"Tidak bu Dila, sebaiknya para siswi dan ibu tetap di tenda. "

"Tidak pak, saya harus ikut mencari Rania!" Kekeuh Bu Dila ingin ikut mencari Rania.

"Tidak bu, jika nanti Rania kembali. Dia menemukan orang di sini, lagi pula akan sangat bahaya jika wanita juga ikut. " Jelas pak Johan.

"Biarkan kami yang laki laki pergi mencari Rania ke dalam hutan" sambung nya.

Dengan berat hati, Bu Dila menuruti ucapan Pak Johan. Karena, ada benar nya juga apa yang pak Johan katakan.

"Baik lah, kami akan menunggu kalian di sini. Tolong temukan dia "

Pak Johan mengangguk pasti, lalu pergi membawa murid laki laki kembali ke dalam hutang untuk mencari Rania.

Sementara di dalam hutan, Rania berlari ketakutan. Lampu senter yang yang rusak masih ada di dalam genggaman nya.

Di dalam ke gelapan, Rania tanpa sadar melewati sebuah portal yang menjadi batas antara dunia manusia dan immortal.

Ketika langkah pertama Rania menginjak dunia immortal. Saat itu pula bumi dunia immortal terasa bergetar.

"Apa yang terjadi?" gumam Guntur. Dia merasakan sesuatu yang besar telah hadir .

"Apa kau juga merasakan nya Alpa?" tanya Guntur pada pria yang sudah tidak ada di samping nya.

"Alpa?"gumam nya melihat ke sana ke mari mencari keberadaan pria yang di panggil Alpa oleh nya.

Rania masih berlari, dia tidak tahu kemana arah dia pergi. Yang paling penting baginya saat ini, dia terhindar dari kejaran 3 serigala yang menakutkan itu.

Bruk!

Rania kembali terjatuh, dia berusaha untuk bangkit kembali. Tapi, kaki nya kembali terkilir. Sehingga Rania tidak bisa bergerak lagi.

"Sudah tidak ada harapan, mereka pasti akan memangsa ku" batin Rania.

Gadis itu menatap 3 serigala yang berhenti berlari, kemudian melangkah pelan kearah nya .

"Awuuuuu" serigala itu kembali melolong kuat, seakan akan mereka tengah bersorak gembira telah mendapatkan makanan lezat.

"Hust! Hust!" Rania berusaha mengusir, dia melempar senter rusak ke arah serigala, berharap hewan predator itu takut dan pergi jauh dari nya.

"Grrrr..."

Bukan nya pergi, serigala itu malah semakin marah. Dan berlati kearah nya.

"Aaakkkkk!!!" Rania berteriak ketakutan, dia menutup mata nya ketika melihat serigala melompat kearah nya.

Bruk

Serigala itu tiba-tiba terlempar menubruk pohon besar, hingga tak bisa bergerak.

Seekor serigala besar muncul dengan tiba-tiba dan menghadang serigala yang hendak menyerang Rania.

"Grrr.." geram nya terdengar marah. Mata tajam nya menatap dua ekor serigala liar yang bersiap bertarung dengan nya.

"Awwuuuuu" dua ekor serigala liar itu secara bersamaan berlari menyerang serigala besar.

Namun, lagi lagi serigala liar dapat di kalah kan dengan muda oleh serigala besar.

Melihat dari ukuran tubuhnya, tentu ketiga serigala liar itu bukanlah tandingan nya .

Setelah berhasil mengalahkan ketiga serigala itu. Serigala besar yang memiliki bulu yang sangat tebal dan berwarna gold agak kecoklatan. Mendekati Rania. Dia mengendus endus tubuh Rania yang tengah terbaring di rerumputan.

"Grrrr....."

Serigala itu menggeram kesenangan setelah menghirup aroma wangi lavender yang mencuat dari tubuh Rania.

"Mate! Mate!" Teriak seseorang di dalam pikiran serigala itu. Membuat serigala menggeram kesal, dia merasa kepalanya berdenyut karena teriakan itu.

"Diam lah Adam! Kau membuat kepala ku sakit!" Dengus serigala itu kesal.

"Ayo berganti Adit! Aku ingin memeluk Mate ku!"

"Grr..." Serigala itu kembali menggeram kesal.

Serigala besar itu pergi ke balik pohon besar, dia berganti sift. Kini serigala bersar sudah berganti menjadi seorang pria tampan.

Pria itu keluar dari balik pohon besar, tubuh kekar nya terlihat sangat jelas, karena pria itu tidak mengenakan baju. Dia hanya mengenakan celana panjang saja.

Pria itu mendekati Rania, dia menggendong wanita yang masih pingsan.

"Kasian Mate" gumam nya membelai pipi tembam Rania.

"Bawa dia ke pack kita Adam!" seru Adit, di dalam pikiran Adam.

Namun, Adam menggeleng pelan. Dia tidak bisa membawa Rania pulang. Belum saat nya Mate nya tinggal bersama nya di golden pack.

"Seperti nya Mate kita tersesat, dia di ganggu oleh para Rogue"

"Yah, Adam para brandalan itu membuat Mate kita terluka" sahut Adit.

Adam wils, sosok manusia serigala yang paling kuat. Tidak ada yang bisa melawan dirinya. Tidak ada pula yang berani membantah nya.

Sedangkan Adit wils, serigala yang bersemayam di dalam diri Adam. Mereka adalah satu, Adam dan Adit,

Golden Pack merupakan daerah kekuasaan Adam, tidak ada yang berani menyerangnya. Jika mereka melakukan hal itu, maka mereka harus siap kehilangan nyawa.

Adam adalah pria yang bersama Guntur tadi, dia merasakan sesuatu yang luar biasa dan mencium aroma wangi menusuk ke Indra penciuman nya.

Ketika menyadari kalau itu adalah aroma dari mate nya, Adam langsung berlari mengikuti arah aroma itu berasal, meninggalkan Guntur tanpa berkata.

Adam memutuskan untuk mengembalikan Rania ke perkemahan. Dengan menggunakan kekuatan nya, Adam dan Rania tiba di perkemahan dengan sangat cepat.

Jika Rania terbangun, mungkin dia akan kembali pingsan melihat apa yang terjadi pada dirinya.

Setelah tiba di perkemahan manusia itu, Adam membaringkan Mate nya di atas rerumputan yang tiba-tiba tumbuh menjadi kasur untuk Rania.

Adam sengaja membuat keributan, untuk memancing perhatian manusia agar mengetahui Rania berada di sana.

Benar, Bu Dila menoleh ke arah belakang tenda. Dia mengerut, seperti melihat sosok wanita yang terbaring.

"Siapa di sana???" tanya Bu Dila dengan suara keras.

"Bu, itu Rania!" Pekik Meli ketika lampu senternya menerpa wajah Rania.

Mereka segera mendekati Rania, mengangkat tubuh Rania bersama sama masuk ke dalam tenda.

" Dia pingsan Bu" ucap meli setelah memeriksa Rania.

Bu Dila langsung mengusapkan Minya kayu putih ke tubuh Rania, dan berbagai macam cara untuk menyadarkan Rania.

Tak lama setelah itu, pak Johan dan murid laki-laki kembali dari hutan. Mereka tidak bisa menemukan Rania, dengan wajah menyesal pak Johan menemui Bu Dila.

Bersyukur Bu Dilla memberitahukan pak Johan, jika Rania telah kembali.

Setelah mendengar cerita Rania di pagi hari, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. Hutan itu tidak aman bagi mereka sekarang.

Perkemahan yang di rencanakan 1 minggu lamanya, terpaksa di percepat menjadi 2 hari saja.

Di Kejar orang Aneh

Setelah pulang dari perkemahan itu, Rania menjalani kehidupan nya seperti semula.

Pergi dan pulang sekolah berjalan kaki. Jarak rumah dengan sekolah nya cukup jauh. Namun, karena rumah Rania lumayan dekat dengan halte, jadi dia bisa menggunakan bus untuk pergi ke sekolah.

Seperti saat ini, Rania baru saja pulang dari sekolah. Dia berjalan kaki menyusuri jalan setapak dari halte.

Sangat segar, udara yang Rania hirup sangat segar. Meskipun saat ini sudah pukul 3 sore. Namun, udara masih terasa segar dan bersih.

Pepohonan yang rimbun membuat udara tetap terjaga.

Di sepanjang jalan setapak, dan juga di sekitar rumah warga yang berjarak sangat jauh antar rumah ke rumah. Terdapat banyak pohon pohon besar.

Jika di lihat dari atas langit menggunakan drone, daerah tempat tinggal Rania terlihat seperti hutan, saking rimbun nya pohon pohon itu.

Awal nya, Rania berjalan dengan santai. Namun, lama kelamaan gadis itu melangkah lebih cepat

Dia merasa ada orang yang sedang mengikutinya.

Karena merasa penasaran, Rania berjalan dengan cepat, lalu dengan tiba tiba dia berbalik. Agar orang yang sedang mengikuti nya tidak sempat bersembunyi.

"Siapa di sana?" Seru nya.

Rania melirik ke sana kemari, tidak ada siapapun di sana. Hanya dia dan hembusan angin.

"Huh, apa ini perasaan ku saja?" Gumam nya.

Rania kembali melanjutkan langkah nya. Sebentar lagi dia akan tiba di rumah.

KREK.

Lagi dan lagi, dia mendengar suara grasak grusuk itu, membuat jantung nya berdegup kencang.

Dia berusaha mengabaikan nya, berusaha tetap tenang.

Semakin lama, grasak grusuk itu semakin terdengar. Membuat Rania semakin panik dan langsung berlari kencang tanpa menoleh ke belakang.

Rumah nya sudah terlihat.

KREK!

KREK!

"Akkhh!!!!"

Seekor kucing jatuh dari atas pohon, membuat Rania terkejut dan langsung berlari kencang.

Blam!

Rania langsung menutup pintu rumah nya dengan hempasan kuat, lalu menguncinya dari dalam.

Wanita paru baya yang sedang duduk di kursi, terkejut mendengar hempasan keras dari pintu.

Wanita itu menoleh kearah pintu, dia melihat keponakan nya tengah bersandar di pintu dengan nafas tersengal sengal.

Wanita itu menghampiri Rania, dia merasa cemas dan khawatir melihat kondisi keponakan nya yang terlihat seperti habis di kejar anjing.

Rania menoleh, dia masih sibuk menetralkan nafas nya. Rania tidak sempat menjawab pertanyaan dari bibi nya.

Claudia, wanita 45 tahun. Dia adalah bibi Rania, keluarga satu satunya yang Rania punya.

Claudia menuntun keponakan nya duduk di sofa, lalu dia mengambilkan Rania air minum.

"Nih, minum dulu" ucap Claudia sambil menyodorkan segelas air putih.

Rania menerima nya, lalu meneguk habis segelas air putih itu.

"Nak, apa yang terjadi? Kenapa kamu seperti di kejar hantu begini?" tanya Claudia penasaran. Mata nya menatap keponakan nya khawatir.

"Ada seseorang yang mengikuti aku Bi, aku tidak tahu siapa, tapi aku merasa ada yang mengikuti ku" jelas Rania, nafas nya masih tersengal sengal.

"Siapa? Kenapa mereka mengikuti kamu?"

Rania menggeleng, dia juga tidak tahu siapa yang mengikutinya.

Claudia terdiam, dia berpikir keras. Siapa yang telah mengikuti keponakan nya.

"Bi, aku merasa sejak tersesat di hutan itu. Tubuh ku sedikit aneh"ucap Rania memberitahu bibi nya tentang apa yang dia rasakan pada bibi nya.

Claudia sudah tahu, namun dia berpura-pura tidak menanggapinya dengan baik.

"Mungkin karena kamu ke kelahan, atau karena efek kamu takut, dan trauma" sahut Claudia.

Rania mengangguk pelan, mungkin ucapan bibi nya ada benar nya juga.

"Ya sudah, kamu mandi dulu. Lalu kita akan makan bersama"

"Iya bi" jawab Rania patuh, dia segera berlalu pergi ke kamar nya.

Sedangkan Claudia termenung seorang diri di ruang tengah, dia mulai merasa khawatir dengan keponakan nya.

"Apa mereka sudah mulai mengetahui keberadaan Rania?"

"Tidak! Ini tidak bisa di biarkan, Rania dalam bahaya jika mereka mengetahuinya!" gumam Claudia mulai cemas dengan Rania.

Malam hari nya, Rania duduk di balkon kamar nya. Mata nya menatap jauh ke langit malam.

Di dalam pikiran Rania, berputar kembali kejadian aneh yang dia alami. Seperti mimpi, dia melihat seekor Serigala besar yang terlihat sangat mengagumkan.

Namun, penglihatan nya tidak terlalu jelas. Semuanya tampak samar samar, sehingga membuat Rania merasa kesal.

Kejadian di hutan itu terasa seperti misteri bagi Rania.

Bagaimana tidak?

Dia tersesat di hutan, dia bertemu dengan serigala liar. Dia pikir, dia tidak akan selamat. Serigala itu pasti akan memakan dirinya.

Namun, kenyataan nya tidak. Dia masih hidup, dan sehat. Meskipun kakinya sempat terkilir.

Rania merasa semua itu adalah mimpi. Tetapi, kata Bu guru dan juga teman teman nya. Dia memang benar benar tertinggal di hutan. Dia tidak di temukan di mana pun. Lalu, dengan tiba-tiba Bu guru menemukan dia sudah pingsan di dekat tenda.

Aneh bukan?

Bagaimana dia bisa selamat dari serigala itu, lalu bagaimana dia bisa tiba di perkemahan.

"Arrggg!!!", Erang Rania frustasi. Ini sungguh di luar nalar nya.

Di sela sela keputusasaan nya, Rania merasa ada orang yang sedang memperhatikan diri nya dari jauh.

Rania melihat ke bawah, ke halaman rumah nya. Dia tidak melihat siapapun di sana.

"Kenapa aku selalu merasa ada seseorang yang memperhatikan aku?"gumam nya.

Rania memeluk tubuhnya sendiri, dia merasakan dingin nya angin malam mulai menerpa kulit nya.

Rania pun pergi masuk ke dalam, dia menutup pintu balkon. Lalu, dia juga menutup kain gorden. Agar Seseorang tidak bisa melihat nya dari luar sana.

Rania pun naik keatas ranjang, berbaring terlentang menatap langit langit kamar.

"Lindungi aku tuhan, aku tidak mau sesuatu yang buruk mendekati Ku" doa Rania di dalam hati, sebelum dia memejamkan mata nya.

Di luar sana, Adam menatap kamar Rania dengan senyum manis nya. Dia merasa bahagia bisa melihat mate nya, meskipun hanya dari jauh.

Yah, yang mengikuti dan memperhatikan Rania adalah Adam. Dia terus mengawasi mate nya dari jauh.

Adam tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mate nya. Cukup serigala liar itu membuat Mate nya ketakutan.

Tidak lagi, Adam tidak akan membiarkan nya sendiri lagi.

Berbeda dengan manusia serigala lain nya, jika mereka sudah menemukan Mate nya, mereka menjadi overprotektif, membawa mate nya bersama nya.

Namun Adam, dia tidak bisa melakukan hal itu. Dia harus menahan dirinya, agar mate nya tetap aman. Setelah waktu nya telah tiba, maka dia akan membawa mate nya ikut bersama nya di mansion pack.

Senyum yang tadi terukir di bibir tebal Adam, kini berubah menjadi kerutan khawatir.

Adam merasakan kegelisahan yang mate nya rasakan.

"Apa kau merasakan nya Adam?" ujar Adit di dalam pikiran nya.

"Yah, aku merasakan nya Adit. Seperti nya Mate kita sedang gelisah"jawab Adam di dalam pikiran nya.

Adam pun memutuskan untuk menyelinap ke dalam kamar tidur Rania.

Dengan menggunakan kekuatan serigala nya, Adam berhasil masuk ke dalam. Dia menatap mate nya yang sedang tertidur di atas ranjang.

Kening Rania terlihat mengerut, tubuh nya juga bergerak gelisah.

"Seperti nya dia sedang bermimpi buruk" gumam Adam.

Pria itu segera menyentuh kening mate nya, Adam berusaha menghapus mimpi buruk dari tidur Rania.

Benar saja, perlahan gadis itu mulai tenang dan tidak gelisah lagi.

"Dia sangat cantik Adam" ungkap Adit.

"Yah, mate ku, calon Luna ku. Dia tentu sangat cantik"

Adam ikut berbaring di samping Rania, merengkuh tubuh sintal gadis itu masuk ke dalam pelukan nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!