Semakin hari, Adam semakin gencar mendekati Rania. Dia semakin sering mendatangi rumah gadis SMA itu. Berbagi alasan dan berbagai cara, Adam selalu mendekatinya.
Seperti malam ini, Rania tengah makan malam bersama Claudia, mereka tengah membicarakan soal liburan setelah pengumuman kelulusan nanti.
Di saat mereka asik mengobrol, tiba-tiba bel rumah Rania berbunyi.
Tin Tong..
"Huh, siapa yang bertamu malam malam begini?" Gumam Rania. Dia hendak beranjak ke depan, dia ingin melihat siapa tamu nya.
Baru dua langkah Rania berjalan, Claudia langsung menghentikan nya.
"Eh sayang, biar bibi saja yang melihat nya. Kamu lanjut makan saja"cegat Claudia.
Dari aroma nya, Claudia sudah bisa menebak, siapa yang datang bertamu.
Rania mengangguk, dia kembali ke kursi nya, melanjutkan kembali acara makan malam nya.
"Jika itu pria aneh, usir saja!"seru nya.
Claudia berlalu ke depan, dia membukakan pintu untuk alpa, pemimpin dunia immortal, khusus nya bangsa Serigala.
"Salam Alpa"
Adam tersenyum, dia melihat kearah dalam rumah Claudia.
"Luna sedang makan di ruang makan Alpa, silahkan masuk!" Ucap Claudia mempersilahkan Adam masuk.
Tanpa basa basi, pria itu pun langsung masuk ke dalam rumah. Dia melangkah masuk mengikuti arah datangnya aroma mate nya.
Saat melihat Rania tengah duduk di meja makan, Adam langsung mengukir senyum manis.
"Hallo sayang, selamat malam!"sapa Adam.
Rania terkejut, dia segera bangkit dari tempat duduk nya.
"Bibi, kenapa bibi malah menyuruh nya masuk?. Bukan kah aku sudah bilang, jika dia yang datang maka usir saja!"
Rania menghentakkan kakinya, dia benar-benar kesal malam ini. Selera makan nya pun langsung hilang.
Entah apa yang membuat Rania sangat membenci Adam. Padahal, pria itu sudah menolong nya ketika di serang oleh pria aneh.
Rania duduk di ruang tamu, menghempaskan bokong nya di atas sofa.
"Maaf Alpa, dia masih sangat muda. Sikap nya masih sangat labil"ucap Claudia, dia merasa tidak enak pada Adam.
Namun, pria itu malah menyukai nya. Dia tidak peduli dengan sikap Rania. Yang penting baginya, Rania adalah milik nya.
"Tidak Maslaah, aku yakin sebentar lagi dia akan jatuh hati pada ku"
"Semangat Alpa!" ucap Claudia menyemangati.
Adam menyusul Rania ke ruang tamu, begitu juga dengan Claudia. Tapi, wanita paru baya itu membereskan meja makan terlebih dahulu.
Rania duduk di sofa, tangan nya mengusap dada nya yang tiba-tiba berdetak kencang.
Dia berpikir sesuatu telah terjadi pada tubuh nya, jantung nya berdetak tidak normal. Bahkan Rania berniat akan memeriksa kesehatan nya besok ke rumah sakit.
"Hai sayang, kamu kenapa sendiri di sini?" Adam duduk di samping mate nya.
"Sudah lah, anda pergi saja dari sini. Tolong jangan dekati aku lagi!" ucap Rania dengan nada memohon.
"Tidak baby, aku tidak bisa melakukan hal itu. Kau belahan jiwa ku, aku tidak akan bisa hidup tanpa mu"
Rasanya Rania ingin muntah mendengar kata kata gombal yang sudah basi dari mulut Adam.
"Basi"dengus Rania.
"Tidak honey, bagi ku itu adalah kenyataan, bukan sekedar gombalan. Setelah kau tahu semuanya, kau pasti akan bersyukur mendapatkan aku"balas Adam tersenyum bangga.
"Cih, tidak mungkin. Aku tidak akan pernah seperti itu" dengus Rania lagi.
Adam mengeluarkan sebuah cincin emas dari dalam kantong nya. Cincin itu di simpan di dalam sebuah kotak berwarna emas juga.
"Aku datang ke sini, untuk memberi mu hadiah ini sweetie"
Adam memberikan nya pada Rania, meletakkan di telapak tangan nya.
"Aku tidak butuh hadiah dari mu!" Tolak nya. Padahal di dalam hatinya, dia sangat penasaran dan ingin tahu apa isi dari kotak berwarna emas itu.
Demi menegakkan ego nya, Rania berpura-pura tidak mau menerima nya.
"Wahh ada hadia, apa yah isinya" ujar Claudia, dia baru saja datang dari arah dapur.
"Ini adalah hadia khusus untuk kekasih ku" ungkap Adam.
"Aku bukan kekasih mu!" Sela Rania cepat. Dia memang bukan kekasih Adam.
"Sampai mati pun, kau akan menjadi milik ku" klaim Adam.
Rania menghembuskan nafas gusar, dia semakin jengah dengan sikap Adam terhadap nya.
"Sayang, apa kamu tidak mau menerima hadia itu? Seperti nya itu isi nya cincin" tebak Claudia memanasi keponakan nya.
Adam tersenyum, Claudia menebak dengan benar. Sekali lagi, Adam memberikan kotak itu ke tangan mate nya. Dia menunggu mate nya untuk membuka kotak itu.
Setelah Rania membukanya, maka Adam akan memakaikan ke jari mate nya.
"Buka saja Sayang, bibi jadi penasaran" sorak Claudia.
Rania melirik kotak kecil berwarna gold di tangan nya. Terlihat dari kotaknya yang kecil, seperti nya tebakan Claudia memang benar.
Dengan menekan ego nya, Rania mulai membuka kotak cincin itu. Dia beralasan bibi nya yang menyuruhnya, padahal karena dia yang juga penasaran melihat isinya.
Jantung Rania semakin berdegup kencang, dia semakin gelisah dan tidak bisa tenang apabila Adam berada di sekitar nya. Itulah yang membuat Rania selalu sentimen ketika Adam berada di dekatnya.
Bukan karena benci, Rania sama sekali tida pernah membenci Adam. Bahkan dia berterimakasih pada Adam yang sering menolongnya.
"Wahhh beneran cincin, cantik banget"sorak Claudia girang. Rania melirik bibi nya, sedikit rasa kesal yang dia rasakan saat melihat bibi seperti itu.
"Bagus gak honey? Kamu suka?"tanya Adam.
Rania tidak menjawab, dia hanya diam sambil matanya menatap lekat kearah cincin tersebut.
Hati nya berbunga bunga, jika boleh jujur Rania sangat bahagia dan sangat menyukai cincin itu.
"Boleh aku pakaikan honey?"
"Tidak perlu!" Jawab Rania cepat, dia menolak tawaran Adam. Jika hal itu di lakukan oleh pria itu, maka Rania tidak bisa membayangkan kemana jantung dan hatinya melayang.
Melihat keduanya dalam keadaan romantis, Claudia memutuskan uny pergi ke kamarnya.
"Kalian lanjut aja mengobrol nya yah. Bibi mau tidur dulu" pamit Claudia.
"Loh kok cepat?" Heran Rania.
Claudia tersenyum kada keponakan nya, lalu baru dia segera pergi.
Rania mengerti, bibi nya sengaja meninggalkan dirinya berdua dengan Adam.
Memang bibi terlaknat, Rania menggerutu marah di dalam hatinya. Bisa bisa nya Claudia berkhianat dari nya, dia lebih memilih bersekutu dengan pria asing itu dari pada dirinya sendiri.
"Semoga mimpi indah" ujar adam kesenangan pada Claudia yang berlalu pergi.
Kini, tinggal mereka berdua saja yang tinggal di ruang tamu itu.
Rania menatap Adam sengit, dia ingin pria itu cepat cepat pergi dari rumah nya.
"Sebaiknya anda pergi!"usir nya.
"Tidak mau, aku ingin bersama mu" tolak Adam.
"Tapi aku tidak mau, tolong lah pria asing. Jangan mengganggu hidup ku lagi" ucap Rania terdengar memelas.
Adam mengambil kota cincin itu, lalu menarik jarik Rania secara paksa.
Awal nya Rania menolak, tapi tarikan tangan Adam sangat kuat dan dia tidak bisa menolak.
"Wahhh sangat pas di jari mu sayang" puji Adam setelah memakaikan cincin itu di jari Rania.
Memang benar, cincin itu terlihat sangat manis di jari Rania. gadis itu sempat tersenyum manis melihat jarinya.
"Adam, dia menyukainya. Di suka Adam!!!" Adit melompat lompat girang di dalam sana.
Senyum yang manis, segera patah dan memudar ketika Rania mulai sadar. Dia kembali menatap Adam sinis.
"Keluar lah!!!!"usir Rania lagi! Dia menarik tangan Adam, berusaha mengusir Adam dari rumah nya.
Sekuat apapun Rania menarik, Adam tetap tidak bergerak sedikit pun. Pria itu hanya tersenyum geli melihat usaha mate nya.
Kelewat gemas, Adam menarik tangan nya dan membuat tubuh Rania terhuyung ke depan.
Bruk..
Rania jatuh di atas tubuh Adam, matanya terbelalak menatap wajah Adam yang sangat dekat dengan nya. Hanya berjarak 5 cm saja.
"Kau sungguh manis sayang" gumam Adam, matanya menatap lekat mata Rania, kemudian turun ke bibir ranum yang merah merona itu.
"Lepaskan aku" rontah Rania berusaha melepaskan tubuh nya dari dekapan tangan Adam.
Namun, pria itu menguasai situasi. Dia membelai pelan wajah Rania, membuat Rania terbuai dan tidak sadar dengan jarak mereka semakin dekat.
Cup.
Sebuah kecupan mendarat di bibir Rania, mata nya lebar ketika merasakan hangat dan lembab nya bibir Adam.
Gadis itu mendorong dada Adam, berusaha menjauhkan pria itu darinya. Namun, ad lebih kuat mendekap Rania dan mulai bermain di sana.
Lama kelamaan Rania mulai menikmatinya, perlawanan tadi mulai memudar.
Jantung nya tak henti hentinya berpacu cepat, mengalahkan detak jantung seorang yang selesai berlari.
Adam menggeram di sela ciuman nya, dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Sebelum dia semakin menggila, cepat cepat dia menghentikan aksinya.
Adam melepaskan tautan bibir merah, menatap Rania yang memejamkan mata.
Cup.
Sekali kecupan menyadarkan Rania dan membuat dia membuka matanya.
"Huh!" Kedua nya terengah, Rania segera bangkit dan memberi jarak di antara mereka.
Adam tersenyum, wajah malu Rania sungguh lucu.
"Baiklah, setelah ini aku baru bisa tidur dengan nyenyak" Adam bangkit dari duduk nya, dia mendekati Rania dan memeluk nya sebentar.
Sebelum pergi, Adam sempat membisikan sesuatu yang membuat Rania semakin malu.
"Bibir mu benar benar membuat ku candu" bisik Adam. Dia pun berlalu pergi dari rumah Rania.
"Dasar mesum!!!"teriak Rania menatap kepergian Adam dengan raut kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments