Kidung Petaka

Kidung Petaka

1. Gosip

Matahari tampak mulai beranjak ke peraduan saat dua kelompok remaja pria meninggalkan lapangan bola. Namun dua remaja pria terlihat masih duduk di pinggir lapangan bola sambil meluruskan kedua kaki masing-masing di atas tanah. Nampaknya mereka kelelahan karena baru saja usai bermain bola bersama beberapa teman lainnya. Itu terlihat jelas dari peluh yang membasahi wajah dan tubuh termasuk kaos yang mereka kenakan.

Dua remaja pria yang memiliki wajah rupawan itu bernama Rex Aldan dan Gama. Mereka bersahabat sejak kecil. Alasan persahabatan mereka adalah selain tempat tinggal mereka yang berdekatan, keduanya juga mengenyam pendidikan di SD dan SMP yang sama.

" Kita balik duluan ya Rex, Gam...!" pamit Fatir mewakili teman-temannya.

" Iya Tir. Gue sama T-rex sebentar lagi juga balik kok...," sahut Gama yang diangguki Rex.

Gama memang selalu memanggil Rex dengan sebutan T-rex, yaitu makhluk purba sejenis dinosaurus yang dikenal sebagai raja dinosaurus karena ukurannya yang super besar. Sedangkan Rex sendiri memanggil Gama dengan sebutan Gajah Mada karena waktu kecil Gama bertubuh gemuk dengan lipatan lemak di sana sini. Saking gemuknya Gama terlihat mirip dengan Gajah Mada yang ada di buku pelajaran sejarah SD.

Gama seringkali protes saat Rex menyebutnya Gajah Mada. Gama merasa julukan itu tak layak disematkan lagi padanya mengingat postur tubuhnya sekarang jauh dari kata gemuk. Tapi Rex tak peduli dan tetap memanggil Gama dengan sebutan Gajah Mada karena menurutnya nama itu lebih cocok untuk Gama.

" Beneran masih mau di sini ?. Ini udah hampir Maghrib lho...," kata Bara sambil memasukkan bola ke dalam jaring yang dibawanya.

" Kan Gue udah bilang sebentar lagi. Ga sampe Maghrib juga Kita pulang kok...," sahut Gama cepat.

" Sebaiknya sih emang begitu Gam...," sahut Bara sambil mulai melangkah.

" Emang kenapa sih Bar ?. Lo keliatan cemas gitu...?" tanya Fatir curiga.

" Gapapa sih. Cuma ada gosip yang bilang kalo di sekitar sini sering terdengar ada yang nyanyi kalo hari mulai gelap. Tapi ga ada yang tau darimana asalnya...," sahut Bara dengan enggan.

" Emang kenapa kalo ada yang nyanyi. Wajar aja lah, tempat ini kan ada di tengah pemukiman padat penduduk yang otomatis dikelilingi rumah penduduk. Jadi kalo terdengar suara nyanyian, suara orang ketawa atau orang ribut mah biasa...," kata Gama sambil berdiri lalu menepuk belakang celananya yang kotor.

" Kalo itu juga Gue paham Gam. Yang Gue maksud tuh, ada suara nyanyian terdengar jelas tapi ga ada wujud si penyanyinya alias penyanyinya ga keliatan...," kata Bara gusar.

" Maksud Lo yang nyanyi hantu...?!" tanya Gama lantang.

" Ssstt..., ga usah teriak juga kali...," kata Fatir menengahi.

Saat ketiga temannya berdebat, Rex hanya diam sambil mengamati ketiga temannya itu. Nampaknya Rex tertarik dengan obrolan mereka karena baru kali ini ia mendengar cerita tentang penyanyi tanpa wujud.

Rex mendengarkan dengan seksama hingga sesaat kemudian ia bangkit diam-diam tanpa disadari oleh ketiga temannya.

" Abisnya si Bara tuh yang bikin gara-gara...," sahut Gama.

" Itu kan baru dugaan. Gue ga bilang kalo itu hantu yang nyanyi kan...?!" kata Bara tak mau kalah.

" Tapi Lo kan...," ucapan Gama terputus saat melihat sahabatnya bangkit lalu berjalan perlahan meninggalkan lapangan.

Fatir dan Bara pun saling menatap kemudian bergegas mengikuti Rex.

" Eh, monyong. Kok Gue ditinggalin sih ?!. Bara, Fatir, T-rex !. Tunggu Gue wooii...!" panggil Gama sambil berlari kecil menyusul ketiga temannya.

Bara dan Fatir nampak tertawa sedangkan Rex hanya menggelengkan kepala melihat tingkah absurd Gama.

" Makanya ga usah ngerumpi. Udah tau mau Maghrib, malah pada ngomongin hantu. Kaya pada berani aja Lo sama hantu...," kata Rex sambil tersenyum sinis.

" Tau tuh Bara...," sahut Gama sambil mensejajarkan langkahnya dengan ketiga temannya.

" Lo juga Gajah Mada...!" sentak Rex kesal.

" Dih nyolot...," kata Gama sambil menatap Rex dengan tatapan sinis hingga membuat Rex melengos kesal.

" Andai Gajah Mada tau namanya dipake sama orang yang ga kompeten kaya Lo, Gue jamin pasti dia bangkit dari kuburnya buat ngemplang kepala Lo...," kata Rex sambil menggelengkan kepalanya.

" Eh, sia*an Lo ya !. Yang minta dipanggil Gajah Mada tuh siapa. Kan Lo yang ngasih julukan itu sama Gue T-rex. Lagian nama pahlawan kok dijadiin bahan becandaan. Yang ada tuh Lo yang didatengin sama arwahnya si Gajah Mada itu buat bikin perhitungan...!" sahut Gama kesal.

" Mustahil. Gue kan selalu doain dia. Justru Lo yang didatengin sama arwahnya si Gajah Mada itu karena udah pake nama dia dan ga bertanggung jawab...," kata Rex santai.

" Makanya jangan panggil Gue Gajah Mada, monyong !. Gue udah langsing sekarang...!" kata Gama lantang.

Rex nampak menggedikkan bahunya seolah tak peduli dengan kondisi Gama saat ini yang jauh berbeda dengan saat mereka masih duduk di bangku SD. Hal itu membuat Gama meradang. Gama pun melampiaskan kemarahannya dengan menjitak kepala Rex lalu lari tunggang langgang sambil tertawa puas.

" Anjrit. Sakit woiii...!" kata Rex sambil memegangi kepalanya.

" Rasain...!" kata Gama sambil terus berlari.

Fatir dan Bara pun kembali tertawa melihat tingkah Rex dan Gama.

Melihat Gama yang lari meninggalkannya, Rex hanya mendengus kesal. Kemudian Rex, Fatir dan Bara melanjutkan perjalanan dan berpisah di perempatan jalan tepat saat adzan Maghrib berkumandang.

Rex nampak berlari kecil menuju rumahnya karena khawatir dimarahi sang ayah. Hal itu karena Nenek Rex percaya jika pulang saat adzan Maghrib berkumandang berarti pulang bersama hantu. Dan sudah bisa dipastikan Rex tak bisa masuk ke dalam rumah hingga orang-orang yang sholat Maghrib berjamaah di musholla kembali ke rumah mereka masing-masing.

Kali ini lagi-lagi Rex terpaksa menerima konsekwensinya saat melihat sang ayah berdiri di depan pagar. Sang ayah yang bernama Ramon, sudah terlihat rapi dengan baju koko dan sarungnya pertanda siap berangkat ke musholla.

" Assalamualaikum...," sapa Rex dengan gontai.

" Wa alaikumsalam. Terlambat lagi Rex...!" tegur sang ayah dengan tatapan mengintimidasi.

" Maaf Yah...," sahut Rex sambil menundukkan kepalanya.

" Ck, selalu begini setiap hari. Padahal Ayah sering bilang, sepuluh menit sebelum adzan Maghrib Kamu harus udah di rumah. Kenapa disiplinmu rendah sekali sih Rex. Apa ga capek diomelin tiap hari...?!" kata Ramon sambil berdecak sebal.

" Maaf Yah...," ulang Rex.

" Maaf, maaf. Ayah bosen dengernya !. Udah sana. Tunggu sampe Ayah pulang dari musholla baru Kamu masuk ke dalam rumah. Ngerti ga...?!" tanya Ramon sambil menatap tajam kearah Rex.

" Iya Yah...," sahut Rex sambil melangkah menuju kursi teras dan duduk di sana.

Ayah Rex menghela nafas panjang lalu melangkah meninggalkan rumah. Rex hanya bisa menatap kepergian ayahnya sambil merutuki dirinya sendiri. Rex kesal karena tak bisa pulang tepat waktu dan sholat berjamaah di musholla bersama ayahnya.

Saat sedang menatap ayahnya yang menjauh, tiba-tiba Rex melihat Gama melintas sambil tersenyum mengejek kearahnya. Rex nampak mengepalkan tangannya karena kesal sedangkan Gama nampak melambaikan tangan sambil mengedipkan sebelah matanya.

" Semoga happy ya ditemenin sama nyamuk-nyamuk cantik...," sindir Gama sambil melambaikan tangan.

" Sia*an. Awas Lo Gajah...!" kata Rex sambil mengepalkan tangannya.

Gama pun tertawa puas sambil menutupi kepalanya dengan sarung.

\=\=\=\=\=

Rex sedang mengerjakan PR di kamarnya saat sang ibu memanggilnya untuk makan malam.

" Sebentar lagi Bu...," kata Rex.

" Sekarang Rex. Jangan biasain bikin orang menunggu. Lagian makanan udah terhidang di meja, ga baik membiarkan makanan menunggu Kita. Harusnya Kita yang nunggu makanan bukan sebaliknya..," tegur sang ibu yang bernama Lanni sambil berlalu.

Dengan enggan Rex menyeret langkahnya menuju ruang makan. Di sana sudah berkumpul semua anggota keluarganya. Ada kedua orangtuanya, nenek dari pihak ayah dan seorang remaja berparas cantik yang merupakan kakak Rex bernama Lilian.

Sang Nenek bernama Rusminah, nampak menatap lekat kearah Rex dan terus mengamati hingga Rex duduk di samping Lilian. Rex pun tampak tak peduli dan mulai mengambil nasi beserta lauknya lalu mulai melahap makanannya.

" Ga doa dulu Rex...?" tanya Lilian sambil menyenggol lengan sang adik.

" Udah dalam hati...," sahut Rex cuek sambil mengunyah makanannya.

" Dasar ga sopan. Ditungguin daritadi, eh malah makan duluan...," gumam Lilian kesal lalu mulai menyuap makanannya ke dalam mulut.

" Sudah Lian, jangan ribut di meja makan...," kata sang nenek mengingatkan.

" Iya Nek...," sahut Lilian cepat.

Suasana makan malam terasa tak menyenangkan untuk Rex. Karenanya dia bergegas menyudahi makan malamnya dan bersiap masuk ke dalam kamar.

Namun saat langkahnya menjauh dari ruang makan, terdengar Lilian mulai membahas gosip yang dikatakan Bara tadi. Rex pun menghentikan langkahnya dan berniat mendengar cerita penyanyi tanpa wujud itu dari mulut sang kakak.

bersambung

Terpopuler

Comments

ramanda

ramanda

keluarga yang menjujung tinggi kedisiplinan dan tata krama.

2024-10-09

2

Ali B.U

Ali B.U

hadir

2024-09-23

2

Ayu Achmad

Ayu Achmad

👍👍👍👍

2023-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 1. Gosip
2 2. Penyanyi tanpa wujud
3 3. Apaan Tuh ?
4 4. Salah Liat ?
5 5. Berseliweran
6 6. Hantu Landung ?
7 7. Kalimat Penentuan
8 8. Lega
9 9. Siapa Zada ?
10 10. Masa Lalu Tini
11 11. Teman Rex
12 12. Luka Zada
13 13. Terlibat ?
14 14. Jadi Tersangka
15 15. Salam Perpisahan
16 16. Dikejar Preman
17 17. Rencana Jahat
18 18. Lilian Kecewa
19 19. Selanjutnya
20 20. Mantan Sahabat
21 21. Salah Paham
22 22. Mungkin Jodoh ?
23 23. Menghindar
24 24. Terlambat
25 25. Datang
26 26. Boleh Numpang
27 27. Selidiki
28 28. Suara Yang Sama
29 29. Pasien Bernama Aura
30 30. Ditemenin Gama
31 31. Sebuah Nama
32 32. Kena Deh...
33 33. Bukan Dia
34 34. Ditangkap
35 35. Keluarga Dipo
36 36. Ruwet
37 37. Hanya Boneka
38 38. Liat Ruko
39 39. Ga Baik - Baik
40 40. Suara Itu Lagi
41 41. Cewek Di Bawah Pohon
42 42. Menyapa
43 43. Dia Lagi...
44 44. Mirip Rex
45 45. Inget Agus
46 46. Mengintai
47 47. Berkaitan kah ?
48 48. Membantu Satria
49 49. Hukuman
50 50. Dokter Aksara
51 51. Pingsan
52 52. Hampir Ditipu
53 53. Gamaa...!!
54 54. Sampe Jakarta
55 55. Menghindar Lagi
56 56. Hantunya Ada Dua
57 57. Konsultasi
58 58. Nurut
59 59. Kapok
60 60. Udah Punya
61 61. Mereka Adalah...
62 62. Gama Cemburu
63 63. Mantan Lilian
64 64. Lilian
65 65. Ledakan
66 66. Sedih Atau Senang ?
67 67. Ditelephon Polisi
68 68. Lilian dan Riko
69 69. Melapor...
70 70. Kios Baso
71 71. Pasangan Mesum
72 72. Reni Dan Hamidah
73 73. Buronan
74 74. Merekam
75 75. Bubuk Apa ?
76 76. Dua Bukti
77 77. Restu Urung
78 78. Meminta Kesempatan
79 79. Liat Brosur
80 80. Ngecek Rumah
81 81. Hantu Penunggu
82 82. Kenapa... ?
83 83. Ga Ingat
84 84. Meluruskan
85 85. Angko Datang
86 86. Anterin Gue Gam...
87 87. Bertemu Untuk Bersama
88 88. Tower Crane
89 89. Guling Bau ?
90 90. Gama Terluka
91 91. Menjenguk Gama
92 92. Tentang Cinta
93 93. Dilema
94 94. Ketemu Lagi
95 95. Nyaman...?
96 96. Pocong Itu Lagi
97 97. Namanya Martin
98 98. Pria Yang Sama ?
99 99. Berbunga-bunga
100 100. Gara-Gara Wafel
101 101. Saling Mendoakan
102 102. Makasih Wanita Misterius
103 103. Lakukan Saja !
104 104. Tolong Datang...
105 105. Akhirnya Tau...
106 106. Ternyata...
107 107. Dipercepat
108 108. Saahh...!
109 109. Gagal Fokus
110 110. Hari Pertama
111 111. Makhluk Apaan Tuh ?
112 112. Siluman Apa ?
113 113. Jadi Korban Juga
114 114. Cari Tempat Lain
115 115. Terbakar
116 116. Tak Pernah Ada
117 117. Pertanyaan Random
118 118. Pria Menangis
119 119. Mayat Di Dasar Danau
120 120. Jadi Tersangka
121 121. Sudahi Saja
122 122. Gusar
123 123. Ditangkap
124 124. Tak Sia-Sia
125 125. Elvira Hilang
126 126. Romansa ?
127 127. Misi Berakhir
128 128. Panti Asuhan
129 129. Hamil
130 130. Berita
131 131. Pria Tersenyum
132 132. Ramzi Ketemu
133 133. Kembali Bersama
134 134. Mirip ?
135 135. Ikatan Saudara
136 136. Ke Rumah Arini
137 137. Belum Lengkap
138 138. Kok Ada Tiga ?
139 139. Dua Dimensi Berbeda ?
140 140. Apa Salahku ?
141 141. Mengerti
142 142. Dugaan...
143 143. Pembicaraan Konyol
144 144. Menyapa Karsih
145 145. Firasat Buruk
146 146. Diam-diam
147 147. Semua Sedih
148 148. Tentang Hadini
149 149. Penasaran
150 150. Rex Siuman
151 151. Dukungan Keluarga
152 152. Sang Dokter
153 153. Maaf Zada...
154 154. Disandera
155 155. Terdiam
156 156. Mendadak Sembuh ?
157 157. Pake Kursi Roda
158 158. Teman Baik
159 159. Pemain Juga
160 160. Diringkus
161 161. Ga Menyangka
162 162. Dijemput Zada
163 163. Minta Cucu Menantu
164 164. Pertemuan Yang Unik
165 165. Ada Yang Ga Beres
166 166. Ditungguin Biawak
167 167. Segede Buaya
168 168. Ada apa Lagi...?
169 169. Ikut Tertawa
170 170. Media Santet
171 171. Dimana Anak Kami ?
172 172. Mengawasi Ari
173 173. Keluarga Siluman Biawak
174 174. Satu Tugas Lagi
175 175. Belum Ingin Menikah
176 176. Pria Bermahkota Biawak
177 177. Di Kamar Hotel
178 178. Iya, Aku Ikut...
179 179. Petunjuk Dari Nyai
180 180. Siluman Biawak Itu...
181 181. Bertemu Lagi
182 182. Mau Ngedate
183 183. Setengah Jam
184 184. Mengantar Pulang
185 185. Diajak Sarapan
186 186. Pengertian
187 187. Khawatir...
188 188. Pertengkaran
189 189. Kehilangan
190 190. Mengejar Bayangan
191 191. Menjenguk
192 192. Bertemu Keluarga
193 193. Akan Kembali...!
194 194. Mau Bunuh Diri ?
195 195. Linglung
196 196. Jejak Bau
197 197. Ada Apa Sih ?
198 198. Ga Bisa Nganter
199 199. Pilihan Elvira
200 200. Beda Dimensi
201 201. Wanita Berhati Iblis
202 202. Bukan Lampor
203 203. Mulai Ragu
204 204. Hantu Pengusung Keranda
205 205. Pesta Masa Lalu
206 206. Pria Seperti Ramon
207 207. Gagal Menjebak
208 208. Oh Gitu...
209 209. Bukan Modus Kan...?
210 210. Cewek Unik
211 211. Bukan Temen Gue
212 212. Ditunggu Janjinya
213 213. Bukan Pengganti
214 214. Ketemu Lilian
215 215. Bantuan Lanni
216 216. Kenapa Bukan Saya ?
217 217. Diajak Pergi
218 218. Lepas
219 219. Lanni Cerita
220 220. Dikejar Sepupu
221 221. Masih Tentang Shezi ?
222 222. Sombong Banget...
223 223. Udah Ketemu
224 224. Menyesal Plus Malu
225 225. Dipaksa Menjenguk
226 226. Menyelamatkan Shezi
227 227. Dipanggil Polisi
228 228. Liat Sekeliling
229 229. Kok Tega Banget
230 230. Ngeliat Juga...?!
231 231. Shezi Salah Paham
232 232. Masih Ngambek
233 233. Dimana Shezi ?
234 234. Kok Gitu Sih
235 235. Melamar Paksa
236 236. Pembukaan Klinik Aksara
237 237. Bukan Hukuman
238 238. Ziarah Makam
239 239. Kamu Bahagia...
240 240. Dikerjain Rex
241 241. Keluarga Baru
242 242. Temen Perempuan ?
243 243. Permintaan Ga Masuk Akal
244 244. Panggil Gaza
245 245. Berbeda...
Episodes

Updated 245 Episodes

1
1. Gosip
2
2. Penyanyi tanpa wujud
3
3. Apaan Tuh ?
4
4. Salah Liat ?
5
5. Berseliweran
6
6. Hantu Landung ?
7
7. Kalimat Penentuan
8
8. Lega
9
9. Siapa Zada ?
10
10. Masa Lalu Tini
11
11. Teman Rex
12
12. Luka Zada
13
13. Terlibat ?
14
14. Jadi Tersangka
15
15. Salam Perpisahan
16
16. Dikejar Preman
17
17. Rencana Jahat
18
18. Lilian Kecewa
19
19. Selanjutnya
20
20. Mantan Sahabat
21
21. Salah Paham
22
22. Mungkin Jodoh ?
23
23. Menghindar
24
24. Terlambat
25
25. Datang
26
26. Boleh Numpang
27
27. Selidiki
28
28. Suara Yang Sama
29
29. Pasien Bernama Aura
30
30. Ditemenin Gama
31
31. Sebuah Nama
32
32. Kena Deh...
33
33. Bukan Dia
34
34. Ditangkap
35
35. Keluarga Dipo
36
36. Ruwet
37
37. Hanya Boneka
38
38. Liat Ruko
39
39. Ga Baik - Baik
40
40. Suara Itu Lagi
41
41. Cewek Di Bawah Pohon
42
42. Menyapa
43
43. Dia Lagi...
44
44. Mirip Rex
45
45. Inget Agus
46
46. Mengintai
47
47. Berkaitan kah ?
48
48. Membantu Satria
49
49. Hukuman
50
50. Dokter Aksara
51
51. Pingsan
52
52. Hampir Ditipu
53
53. Gamaa...!!
54
54. Sampe Jakarta
55
55. Menghindar Lagi
56
56. Hantunya Ada Dua
57
57. Konsultasi
58
58. Nurut
59
59. Kapok
60
60. Udah Punya
61
61. Mereka Adalah...
62
62. Gama Cemburu
63
63. Mantan Lilian
64
64. Lilian
65
65. Ledakan
66
66. Sedih Atau Senang ?
67
67. Ditelephon Polisi
68
68. Lilian dan Riko
69
69. Melapor...
70
70. Kios Baso
71
71. Pasangan Mesum
72
72. Reni Dan Hamidah
73
73. Buronan
74
74. Merekam
75
75. Bubuk Apa ?
76
76. Dua Bukti
77
77. Restu Urung
78
78. Meminta Kesempatan
79
79. Liat Brosur
80
80. Ngecek Rumah
81
81. Hantu Penunggu
82
82. Kenapa... ?
83
83. Ga Ingat
84
84. Meluruskan
85
85. Angko Datang
86
86. Anterin Gue Gam...
87
87. Bertemu Untuk Bersama
88
88. Tower Crane
89
89. Guling Bau ?
90
90. Gama Terluka
91
91. Menjenguk Gama
92
92. Tentang Cinta
93
93. Dilema
94
94. Ketemu Lagi
95
95. Nyaman...?
96
96. Pocong Itu Lagi
97
97. Namanya Martin
98
98. Pria Yang Sama ?
99
99. Berbunga-bunga
100
100. Gara-Gara Wafel
101
101. Saling Mendoakan
102
102. Makasih Wanita Misterius
103
103. Lakukan Saja !
104
104. Tolong Datang...
105
105. Akhirnya Tau...
106
106. Ternyata...
107
107. Dipercepat
108
108. Saahh...!
109
109. Gagal Fokus
110
110. Hari Pertama
111
111. Makhluk Apaan Tuh ?
112
112. Siluman Apa ?
113
113. Jadi Korban Juga
114
114. Cari Tempat Lain
115
115. Terbakar
116
116. Tak Pernah Ada
117
117. Pertanyaan Random
118
118. Pria Menangis
119
119. Mayat Di Dasar Danau
120
120. Jadi Tersangka
121
121. Sudahi Saja
122
122. Gusar
123
123. Ditangkap
124
124. Tak Sia-Sia
125
125. Elvira Hilang
126
126. Romansa ?
127
127. Misi Berakhir
128
128. Panti Asuhan
129
129. Hamil
130
130. Berita
131
131. Pria Tersenyum
132
132. Ramzi Ketemu
133
133. Kembali Bersama
134
134. Mirip ?
135
135. Ikatan Saudara
136
136. Ke Rumah Arini
137
137. Belum Lengkap
138
138. Kok Ada Tiga ?
139
139. Dua Dimensi Berbeda ?
140
140. Apa Salahku ?
141
141. Mengerti
142
142. Dugaan...
143
143. Pembicaraan Konyol
144
144. Menyapa Karsih
145
145. Firasat Buruk
146
146. Diam-diam
147
147. Semua Sedih
148
148. Tentang Hadini
149
149. Penasaran
150
150. Rex Siuman
151
151. Dukungan Keluarga
152
152. Sang Dokter
153
153. Maaf Zada...
154
154. Disandera
155
155. Terdiam
156
156. Mendadak Sembuh ?
157
157. Pake Kursi Roda
158
158. Teman Baik
159
159. Pemain Juga
160
160. Diringkus
161
161. Ga Menyangka
162
162. Dijemput Zada
163
163. Minta Cucu Menantu
164
164. Pertemuan Yang Unik
165
165. Ada Yang Ga Beres
166
166. Ditungguin Biawak
167
167. Segede Buaya
168
168. Ada apa Lagi...?
169
169. Ikut Tertawa
170
170. Media Santet
171
171. Dimana Anak Kami ?
172
172. Mengawasi Ari
173
173. Keluarga Siluman Biawak
174
174. Satu Tugas Lagi
175
175. Belum Ingin Menikah
176
176. Pria Bermahkota Biawak
177
177. Di Kamar Hotel
178
178. Iya, Aku Ikut...
179
179. Petunjuk Dari Nyai
180
180. Siluman Biawak Itu...
181
181. Bertemu Lagi
182
182. Mau Ngedate
183
183. Setengah Jam
184
184. Mengantar Pulang
185
185. Diajak Sarapan
186
186. Pengertian
187
187. Khawatir...
188
188. Pertengkaran
189
189. Kehilangan
190
190. Mengejar Bayangan
191
191. Menjenguk
192
192. Bertemu Keluarga
193
193. Akan Kembali...!
194
194. Mau Bunuh Diri ?
195
195. Linglung
196
196. Jejak Bau
197
197. Ada Apa Sih ?
198
198. Ga Bisa Nganter
199
199. Pilihan Elvira
200
200. Beda Dimensi
201
201. Wanita Berhati Iblis
202
202. Bukan Lampor
203
203. Mulai Ragu
204
204. Hantu Pengusung Keranda
205
205. Pesta Masa Lalu
206
206. Pria Seperti Ramon
207
207. Gagal Menjebak
208
208. Oh Gitu...
209
209. Bukan Modus Kan...?
210
210. Cewek Unik
211
211. Bukan Temen Gue
212
212. Ditunggu Janjinya
213
213. Bukan Pengganti
214
214. Ketemu Lilian
215
215. Bantuan Lanni
216
216. Kenapa Bukan Saya ?
217
217. Diajak Pergi
218
218. Lepas
219
219. Lanni Cerita
220
220. Dikejar Sepupu
221
221. Masih Tentang Shezi ?
222
222. Sombong Banget...
223
223. Udah Ketemu
224
224. Menyesal Plus Malu
225
225. Dipaksa Menjenguk
226
226. Menyelamatkan Shezi
227
227. Dipanggil Polisi
228
228. Liat Sekeliling
229
229. Kok Tega Banget
230
230. Ngeliat Juga...?!
231
231. Shezi Salah Paham
232
232. Masih Ngambek
233
233. Dimana Shezi ?
234
234. Kok Gitu Sih
235
235. Melamar Paksa
236
236. Pembukaan Klinik Aksara
237
237. Bukan Hukuman
238
238. Ziarah Makam
239
239. Kamu Bahagia...
240
240. Dikerjain Rex
241
241. Keluarga Baru
242
242. Temen Perempuan ?
243
243. Permintaan Ga Masuk Akal
244
244. Panggil Gaza
245
245. Berbeda...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!