Daud datang setelah Rusminah dan tiga orang lainnya menunaikan sholat Isya berjamaah di dalam rumah.
Daud duduk di kursi ruang tamu berhadapan dengan Rusminah. Sedangkan Rex dan Gama duduk di kursi lain. Tak lama kemudian Lilian keluar dengan membawa nampan berisi dua gelas kopi dan tiga gelas teh manis serta piring berisi makanan ringan.
" Ini Neng Lian kan, wah ga nyangka udah sebesar ini. Cantik lagi...," puji Daud sambil tersenyum.
" Mang Daud bisa aja...," sahut Lilian malu-malu.
" Jangan dibilang cantik Mang, ntar yang ada Kak Lian malah ge-er...," sela Rex sambil melengos.
" Ish, iri bilang Bos...," sahut Lilian kesal.
" Siapa yang iri, Aku cuma mau ngingetin Mang Daud supaya ga ketipu sama tampang Kakak yang katanya cantik itu...," kata Rex tak mau kalah.
Wajah Lilian nampak memerah dan siap memukul Rex untuk menumpahkan kekesalannya.
" Udah cukup Rex, Lian !. Sekarang Nenek mau ngomong penting sama Mang Daud. Kalo Kalian masih ribut, lebih baik tunggu di luar aja...," tegur Rusminah.
" Ga Nek, Aku mau di sini aja. Tadi kan Nenek bilang Aku boleh ikut dengerin obrolan Nenek sama Mang Daud...," sahut Rex cepat.
" Makanya diem dan dengerin...," kata Rusminah sedikit kesal.
" Iya Nek...," sahut Rex dan Lilian bersamaan hingga membuat Gama yang melihatnya pun tersenyum simpul.
Daud pun ikut tersenyum lalu meraih gelas berisi kopi dan meneguk isinya perlahan.
" Jadi gimana kabar keluargamu sekarang Ud...?" tanya Rusminah membuka percakapan.
" Alhamdulillah sehat Mak. Belum lama Bapak sama Ibu Saya pergi umroh setelah berhasil menjual tanah yang ada di belokan jalan sana...," sahut Daud.
" Alhamdulillah. Terus gimana kabar anak-anakmu...?" tanya Rusminah.
" Septia udah kelas tiga SD Mak...," sahut Daud mulai gusar dan itu membuat Rusminah mengerutkan keningnya.
" Terus Landung...?" tanya Rusminah tak sabar.
" Landung udah meninggal setahun yang lalu Mak...," sahut Daud sedih.
" Inna Lillahi wainna ilaihi rojiuun..., " kata Rusminah, Rex, Gama dan Lilian bersamaan.
" Meninggal ?. Kok ga ngasih tau kalo Landung meninggal ?. Apa dia sakit...?" tanya Rusminah beruntun.
Tiba-tiba Daud terisak. Rupanya pertanyaan Rusminah kembali mengorek luka lama yang sudah berusaha ditutupi. Semua orang terdiam seolah memberi kesempatan pada Daud untuk meluapkan kesedihannya.
Beberapa saat kemudian tangis Daud pun mereda. Dia mulai menceritakan penyebab kematian Landung, anak laki-laki kebanggaannya itu.
" Landung sehat aja Mak. Tapi mendadak sakit setelah pulang dari kendurian di kampung sebelah. Badannya panas dan sering mengigau. Katanya dia diikutin makhluk hitam besar. Saya dan Tini udah bawa Landung ke Rumah Sakit, tapi kata dokter Landung ga sakit apa pun. Malahan dokter nyuruh Kami bawa Landung pulang. Pas jam dua belas malam setelah dua hari dua malam terus mengigau, Landung meninggal...," kata Daud sambil mengusap ujung matanya yang basah.
Mendengar cerita Daud membuat Rex dan Gama saling menatap curiga. Keduanya mengangguk lalu Rex pun bicara.
" Pasti orang-orang ngira kalo Landung sakit karena disantet ya Mang...," kata Rex.
" Persis Jang...," sahut Daud cepat.
" Pantesan arwahnya gentayangan. Rupanya Landung meninggal dengan cara ga wajar. Iya kan Rex...?" tanya Gama sambil menatap Rex.
" Iya Gam...," sahut Rex.
" Darimana Kamu tau kalo arwah anak Saya gentayangan...?" tanya Daud tak suka sambil menatap Rex dan Gama bergantian.
" Ehm..., begini Daud. Maafkan Rex dan Gama karena udah bikin Kamu tersinggung. Mereka ngomong begitu karena tadi mereka ngeliat penampakan Landung di dalam rumah dan di sawah samping rumah...," kata Rusminah menengahi.
" Ck, darimana mereka tau kalo itu arwah Landung Mak ?. Bisa aja itu tuyul atau hantu lain. Kan rumah ini udah lama ga ditempati...," kata Daud gusar.
" Kan Mang Daud yang barusan bilang kalo Landung meninggal ga wajar. Setau Saya, hantu itu berada di tempat yang paling dia sukai, tempat terakhir yang didatangi atau tempat yang mirip sama tempat yang pernah dia datangi. Kalo itu beneran Landung, artinya Kita harus melakukan sesuatu Mang. Kasian Landung karena belum bisa pergi ke tempat seharusnya. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya tertahan di sini...," kata Rex menjelaskan.
Daud tersentak mendengar ucapan Rex. Ia merasa bodoh karena baru saja 'diceramahi' bocah ingusan di hadapannya itu. Jika tak mengingat Rusminah, ingin rasanya Daud memukul Rex saat itu juga. Tapi sesaat kemudian Daud mengangguk karena sadar jika yang diucapkan Rex adalah sesuatu yang masuk akal.
" Gimana, apa Kamu udah memutuskan mau melakukan sesuatu untuk membantu almarhum anakmu itu Daud...?" tanya Rusminah mengejutkan Daud.
" Mmm..., iya Mak...," sahut Daud ragu.
" Sebaiknya minta tolong sama Ustadz atau pemuka agama supaya bisa segera teratasi...," saran Rusminah.
" Apa diantara mereka ga ada yang bisa bantu Mak...?" tanya Daud sambil melirik kearah Rex dan Gama.
" Mereka, maksudmu Rex dan Gama...?" tanya Rusminah.
" Iya Mak...," sahut Daud.
Jawaban Daud membuat semua orang tertawa. Bahkan Rex dan Gama saling menepuk punggung masing-masing sambil terus tertawa.
" Maaf Daud. Mereka bukan indigo apalagi Ustadz. Jadi mereka ga bisa bantu Kamu. Apa yang diucapkan Rex tadi karena memang itu yang terjadi. Keliatannya anakmu memang ingin menyampaikan pesan itu melalui mereka...," kata Rusminah setelah tawanya reda.
" Oh gitu ya Mak. Saya kirain mereka indigo...," sahut Daud sambil nyengir.
" Mana mungkin mereka indigo sih Mang. Kan Saya juga ngeliat penampakan si Landung tadi. Jadi bukan cuma Rex yang ngeliat, Saya dan Gama juga kok. Cuma Nenek yang belum dikasih liat...," sela Lilian sambil tertawa.
" Mungkin saat ini Rex dan Gama belum dikasih kelebihan itu sama Allah. Tapi dengan keberanian mereka menyampaikan apa yang mereka liat, itu udah cukup membantu Mang Daud lho Li...," kata Rusminah bijak.
" Iya Nek...," sahut Lilian sambil tersenyum bangga.
" Kalo gitu Saya mau ke rumah Ustadz Anom dulu ya Mak. Makasih udah ngasih tau tentang apa yang harus Saya lakukan. Terus terang Saya juga sering denger warga ngomongin hantu Landung. Saya ga percaya karena Saya pikir mereka cuma mengejek Saya aja. Tapi setelah mendengar semua yang Mamak dan anak-anak itu katakan, Saya mulai bisa berpikir jernih...," kata Daud sambil tersenyum.
" Sama-sama. Kamu juga jangan marah sama mereka ya, kan mereka masih muda, kalo ngomong suka ceplas ceplos. Segera urus semuanya ya. Lebih cepat lebih baik...," kata Rusminah.
" Siap Mak...," sahut Daud sambil bergegas keluar dari rumah Rusminah.
" Emang apa yang bakal Mang Daud lakukan Nek...?" tanya Lilian.
" Minta bantuan Ustadz untuk membantu arwah Landung pergi ke tempat seharusnya. Tentang bagaimana teknisnya, pasti Ustadz lebih paham apa yang harus dilakukan..., " sahut Rusminah.
Lilian, Rex dan Gama pun mengangguk tanda mengerti. Mereka berharap arwah Landung bisa pergi dengan tenang.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
ArgaNov
Hai Kak, aku singgah sampai bab ini dulu ya, nanti aku singgah lagi.
Aku tunggu kedatangannya di Tukar Jiwa🥰
2022-11-17
1
Siti komalasari
mendengarkan nasihat itu lebih enak daripada memberi nasihat... terlebih pada orang yang mengerti ke arah itu. thanks up nya kak
2022-11-16
1
Irma Tjondroharto
jangan cepat marah kalau diberitahu orang.. jangan negatif thinking dl sama org... lha kan bener landung blm tenang.. ya ndak thor.. hehhe
2022-11-16
3