Rex dan rombongan kembali ke rumah saat sore hari. Tini dan Rusminah pun menyambut kepulangan mereka dengan gembira.
" Kok lama banget. Emang Kalian kemana aja tadi...?" tanya Rusminah.
" Mang Daud ngajakin mampir ke keraton kasepuhan Nek...," sahut Lilian sambil meluruskan kakinya.
" Gimana, seneng ga...?" tanya Rusminah sambil menatap Lilian, Rex dan Gama bergantian.
" Seneng dong Nek...!" sahut tiga remaja itu bersamaan.
" Kalo Septia seneng ga jalan-jalan sama Kak Lian...?" tanya Rusminah sambil mengusap kepala Septia dengan lembut.
" Seneng Nek. Tadi Aku nemenin Kak Lian berenang sambil berendam air hangat. Makan es krim dan beli boneka juga. Liat Nek, bagus kan...?" tanya Septia sambil memperlihatkan mainan yang dibelikan Lilian tadi.
" Bagus banget. Tapi Septia suka kan...?" tanya Rusminah.
" Iya. Kak Lian nyuruh Aku pilih sendiri mainan yang mau dibeli...," sahut Septia sambil tersenyum.
Kemudian Septia mulai menceritakan keseruan yang dialaminya. Rex dan Gama pun tak mau kalah. Suasana ruang tamu pun menjadi ramai karena tak ada yang mau mengalah. Daud dan Tini tersenyum melihat kedekatan Septia dengan tiga remaja itu. Diam-diam Daud menatap istrinya dan berharap Rusminah telah berhasil menasehatinya.
" Mau ngopi di sini atau di rumah Mas...?" tanya Tini tiba-tiba.
" Di sini aja Tin...," sahut Daud cepat.
" Kalo gitu Aku buatin sebentar ya...," kata Tini sambil berjalan ke dapur.
Daud pun mengangguk lalu mengekor di belakang Tini. Ia penasaran apa saja yang dibicarakan Rusminah pada istrinya itu hingga wajahnya terlihat sembab.
" Kamu abis nangis ya Tin. Kenapa...?" tanya Daud hati-hati.
" Oh ini, gapapa Mas. Aku emang abis nangis tapi nangis bahagia...," sahut Tini sambil tersenyum.
" Nangis bahagia, kok bisa...?" tanya Daud.
" Ya bisa dong. Gimana Aku ga terharu dan menangis pas tau kalo Landung nungguin Kita di pintu surga Mas. Kata Mak Rus, Landung ga bakal mau kembali ke surga kalo Kita ga diijinin masuk ke sana. Bukan kah itu hal yang menyenangkan ?. Di saat orang lain berlomba-lomba mengejar surga, Kita justru udah nabung duluan biar bisa masuk ke sana. Sekarang Kita memang kehilangan Landung, tapi dia justru menunggu Kita di tempat terbaik...," kata Tini dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Mendengar ucapan Tini membuat Daud terharu. Ia meraih Tini ke dalam pelukannya sambil membisikkan kalimat yang menenangkan.
" Aku seneng akhirnya Kamu bisa mengikhlaskan kepergian Landung. Sekarang Kita fokus menata masa depan Kita bersama Septia ya Tin. Kita didik dia dengan baik supaya bisa membuat Kita dan Landung bangga...," kata Daud.
" Iya Mas...," sahut Tini sambil balas memeluk Daud.
Jika Daud dan Tini sedang saling memeluk, di ruang tamu justru terjadi kegaduhan. Itu dikarenakan Rex buang gas. Akibatnya bisa ditebak. Lilian menyuruh Rex keluar dari rumah supaya aroma tak sedap yang dikeluarkannya tadi segera menguap.
" Dasar jorok...," kata Lilian kesal.
" Kan ga sengaja Kak...," sahut Rex sambil tertawa.
" Ga percaya !. Buktinya Kamu ketawa keras setelahnya. Liat kan semua orang tutup hidung karena kentut Kamu tuh bau banget...!" kata Lilian sambil melempar bantalan kursi kearah Rex.
" Ini kan cuma angin. Kalo ga seneng kan tinggal pulangin. Gitu aja kok repot...," sahut Rex dengan mimik wajah tak bersalah.
" Reeexxx...!, keluaaarr...!" kata Lilian lantang sambil bersiap melempar gelas kosong di atas meja kearah sang adik.
Rex pun lari tunggang langgang ke teras rumah. Gama dan Septia tertawa melihatnya sedangkan Rusminah hanya menggelengkan kepala sambil menutup hidung.
" Bau banget sih. Emang makan apa aja di sana tadi...?" tanya Rusminah.
" Makan codot Nek...," gurau Gama.
" Gue denger ya Gajah Mada...!" kata Rex dari teras rumah.
" Udah ga usah nyamber. Tetap di situ selama satu jam biar baunya ga balik lagi...!" kata Lilian galak.
" Buset, lama banget Kak...!" protes Rex.
" Bodo amat...!" sahut Lilian cuek.
Kembali tawa menggema di ruang tamu. Rex pun hanya bisa pasrah menunggu di teras seperti perintah Lilian tadi.
Rex menggerutu dalam hati dengan kedua mata yang menatap ke sekelilingnya. Saat itu lah Rex kembali melihat Zada melintas. Kali ini bukan di jalan tapi di kebun mangga milik keluarganya. Zada berhenti di salah satu pohon mangga sambil memegangi perutnya.
Rex berdiri karena curiga melihat gerak-gerik Zada. Remaja itu terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri seolah menghindari sesuatu atau justru tak ingin dilihat orang lain.
" Kaya orang ketakutan. Tapi takut kenapa, emangnya dia mau nyolong. Ga kan...," gumam Rex sambil melangkah pelan menuju kebun mangga.
Dari jarak dekat Rex bisa melihat penampilan Zada yang lusuh. Rex mengerutkan keningnya saat melihat darah di pakaian Zada, tepatnya di bagian belakang roknya. Mata Rex membulat saat tahu jika darah itu adalah darah menstruasi. Rex bingung bagaimana mengatakannya tapi ia harus memberitahu Zada supaya gadis itu segera pulang dan ganti baju.
" Ehm, Zada kan...?!" sapa Rex dengan ramah.
Zada terkejut lalu menoleh kearah Rex. Zada nampak menggeser tubuhnya karena khawatir Rex akan menyakitinya.
" Jangan takut Zada, Aku bukan orang jahat kok. Namaku Rex. Aku cucunya Nek Rusminah, pemilik rumah ini. Kamu kenal kan sama Nek Rusminah...? " tanya Rex yang diangguki Zada.
Saat itu lah Lilian dan Gama keluar dari dalam rumah lalu menghampiri Rex dan Zada. Dari tempatnya berdiri Lilian bisa melihat jika Zada sedang mengalami menstruaai. Lilian bergegas masuk ke dalam rumah untuk mengambil selimut dan pembalut, kemudian berlari keluar.
" Pake selimut ini dulu ya biar noda merah di rokmu ga keliatan...," bisik Lilian sambil menyelimuti tubuh Zada dengan selimut.
Zada menatap Lilian dengan lekat. Di bibirnya nampak terulas senyum tipis mendapat perlakuan lembut Lilian.
" Dan ini pembalut. Kamu pake setelah Kamu mandi nanti ya. Kalo Kamu belum pernah pake, Kamu bisa liat cara pakenya di luar kemasannya...," kata Lilian sambil menyodorkan sebungkus pembalut.
" Makasih...," kata Zada lirih lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
" Namaku Lilian, jangan lupa ya...!" kata Lilian lantang.
Zada berhenti melangkah lalu tersenyum kearah Lilian. Setelahnya ia berlari cepat menuju jalan raya.
" Mudah-mudahan dia beneran pulang ke rumah kali ini...," gumam Lilian.
" Emangnya dia mau kemana lagi selain pulang ke rumah Kak...?" tanya Gama tak mengerti.
" Panjang ceritanya Gam...," sahut Lilian.
" Gapapa Kak, Aku siap dengerin kok...," kata Gama.
" Tapi sayangnya justru Gue yang males ceritainnya...," kata Lilian cuek.
Rex tertawa melihat bagaimana sahabatnya dikerjai. Namun sesaat kemudian mereka kembali terlihat serius.
" Cewek itu aneh, lumayan manis tapi kenapa lusuh banget ya...?" tanya Gama.
" Ga tau. Gue rasa dia ngumpetin sesuatu...," sahut Rex.
" Mungkin dia punya alasan kenapa berpenampilan mirip orang ga waras. Soalnya setau Kakak Zada dulu ga kaya gitu...," kata Lilian.
" Kakak kenal Zada...?" tanya Rex.
" Ga kenal deket, cuma sering ngeliat aja. Katanya sih dia berubah setelah kehilangan orangtuanya...," sahut Lilian sambil berlalu.
Rex dan Gama terdiam sambil saling menatap. Mereka berniat menyelidiki Zada. Karena keduanya merasa tertantang mengungkap misteri yang menyelimuti gadis itu.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Siti komalasari
wah semoga masih panjang ceritanya kak...
2022-11-19
1
💎hart👑
Rex dan Gama jadi detektif gaib nih kayaknya 😁
semangat lanjut ummibebs 🌹
2022-11-18
2
Guntar Nugraha
makin seru Nich Roman"nye...
Semangaaaaatt UmmiQu... mantuuulll....
2022-11-18
1