Tiga hari menjelang akhir cuti, Ramon mengajak rombongan untuk wisata ke bukit Gronggong. Ramon juga mengajak mereka menginap untuk menggenapi liburan mereka.
Kebahagiaan terlihat jelas di wajah mereka hingga membuat Rusminah pun bahagia. Apalagi hubungan antara Ramon dan Lanni dengan Tini kini telah mencair. Mereka menjelma menjadi kakak adik yang sesungguhnya dan itu membuat Rusminah terharu.
" Semoga Kalian bisa selalu seperti ini meski pun Aku telah tiada nanti...," gumam Rusminah sambil mengusap ujung matanya yang basah.
" Aamiin...," sahut Rex lirih tepat di telinga sang nenek hingga membuat Rusminah menoleh.
Rusminah tersenyum lalu membelai kepala Rex dengan lembut. Rex mencium pipi Rusminah sambil memeluknya dari belakang.
" Kamu denger apa doa Nenek barusan Rex...?" tanya Rusminah yang diangguki Rex.
" Sayangnya Om Ramzi ga ada di sini ya Nek...," sahut Rex sambil tersenyum kecut.
" Mungkin belum saatnya Nak. Nenek yakin suatu saat keluarga Kita akan kembali utuh dan bahagia seperti dulu..., " kata Rusminah sambil menatap kejauhan.
Rex tersenyum lalu memeluk Rusminah lebih erat sambil merapatkan baju rajut yang dipakai sang nenek. Rex ikut menikmati pemandangan malam hari yang tersaji di depan mata.
Suasana malam hari di tempat itu sangat memanjakan mata. Selain udaranya sejuk, pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner dan live musik.
Dari tempatnya berdiri Rex bisa menyaksikan anggota rombongan tengah berkumpul. Orangtuanya sedang berbincang hangat dengan orangtua Gama, Tini dan Daud. Mereka tampak tertawa bahagia. Sedangkan di sisi lain terlihat Septia sedang mengamati perdebatan Lilian dan Gama sambil mengunyah makanan ringan. Rupanya Lilian marah karena Gama curang saat bermain catur tadi. Sedangkan Gama tak mau mengakui kesalahannya. Rex pun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihatnya.
Rex pun menoleh kearah sang nenek yang tampak menutupi mulutnya saat menguap.
" Kalo Nenek ngantuk, Nenek boleh ke kemar duluan. Yuk, Aku anterin...," kata Rex sambil merengkuh bahu sang nenek.
" Boleh deh Rex. Nenek benar-benar gampang capek dan ngantuk sekarang. Mungkin karena udah tambah tua atau memang udaranya yang dingin ya...," kata Rusminah malu-malu.
" Gapapa Nek. Sekarang Nenek istirahat aja biar Aku yang pamitin sama yang lain nanti...," kata Rex yang diangguki Rusminah.
Tiba-tiba Septia menghampiri Rusminah dan Rex.
" Nenek mau tidur di kamar ya Mas...?" tanya Septia.
" Iya. Apa Kamu juga udah ngantuk ?. Kalo gitu Kamu bisa tidur bareng Nenek sekalian nemenin Nenek di kamar. Gimana...?" tanya Rex.
" Iya Mas. Ntar tolong bilang sama Ibu kalo Aku duluan ke kamar ya...," sahut Septia sambil mengucek matanya.
" Beres...!" sahut Rex sambil mengacungkan ibu jarinya hingga membuat Rusminah dan Septia tertawa kecil.
Setelah memastikan Rusminah dan Septia istirahat, Rex pun kembali bergabung dengan keluarganya.
" Itu Rex...!" kata Gama hingga membuat semua menoleh.
" Lho, kok sendirian ?. Bukannya Nenek dan Septia sama Kamu tadi...?" tanya Lilian.
" Iya, Nenek sama Septia udah ngantuk Kak. Makanya mereka Aku anterin ke kamar biar bisa istirahat...," sahut Rex sambil duduk di samping Gama.
" Makasih ya Mas udah nganterin Septia ke kamar...," kata Tini.
" Sama-sama Bi. Septia kan Adikku juga, jadi udah kewajiban Aku jagain dia...," sahut Rex bangga hingga membuat Tini dan Daud tersenyum.
Rex pun menoleh kearah Ramon yang sedang bicara serius dengan seseorang di ponselnya. Wajah Ramon tampak tegang seolah isi pembicaraannya sangat menyita emosi. Beberapa saat kemudian pembicaraan Ramon pun berakhir. Ia tampak menghela nafas panjang lalu mengusap wajahnya.
" Siapa yang telephon Yah ?. Keliatannya Kamu kesel gitu...?" tanya Lanni hati-hati.
" Bu Arini, polwan yang mengawal kasusnya Zada Bu...," sahut Ramon sambil memijit keningnya.
" Oh ya. Kenapa Ayah kesel ?. Apa ada sesuatu Yah...?" tanya Lanni cemas.
" Gimana Ga kesel Bu. Si Karsih itu ternyata terlibat juga dalam kasus penganiayaan Zada. Dia dianggap telah lalai dan membiarkan Suaminya menyakiti Zada padahal dia jelas tau apa yang dilakukan si Tako...," sahut Ramon hingga membuat semua orang terkejut.
" Terus sekarang si Karsih ditahan juga Mas...?" tanya Tini penasaran.
" Iya Tin. Statusnya meningkat dari saksi menjadi tersangka. Makanya Karsih ditahan di kantor polisi sambil nunggu kasusnya disidang di pengadilan nanti...," sahut Ramon.
" Kasian juga ya si Karsih...," kata Tini lirih namun cukup mengejutkan semua orang.
" Kok kasian sih Bi. Ibunya Zada itu jahat, dia ga membela Zada waktu tau suaminya menganiaya Zada...," kata Lilian dengan mimik wajah tak suka.
" Bukan gitu maksud Bibi. Karsih itu pernah menikah sebelumnya. Tapi suaminya kabur karena kepincut sama wanita lain yang lebih cantik. Waktu Karsih ngangkat Zada jadi anak semua warga pun senang. Tapi warga kaget saat Karsih memutuskan menikah lagi. Lebih mengejutkan karena Karsih menikah dengan Tako, si bujang lapuk dan mesum itu...," kata Tini.
" Ga usah sebut bagian itu Bu, ga enak dengernya...," kata Daud mengingatkan istrinya.
" Iya Yah, maaf keceplosan...," sahut Tini sambil nyengir.
" Jadi sejak awal Karsih tau kalo Suaminya emang punya sifat yang buruk...?" tanya Mira.
" Iya Mbak. Mungkin karena cinta atau karena Tako yang pandai merayu, akhirnya mereka menikah juga. Sejak menikah dengan Tako, Karsih jadi cuek sama Zada. Dia lebih fokus ngurusin suaminya yang benalu itu. Padahal warga tau kalo Tako menikahi Karsih karena Karsih itu kaya. Buktinya warga pernah ngeliat Tako menjual perhiasan Karsih hanya untuk judi dan mabuk. Saat warga melaporkan temuan mereka, Karsih malah marah. Akhirnya warga tak peduli lagi sama dia...," kata Tini.
" Termasuk sama Zada...," sela Lanni.
" Betul Mbak. Saya yakin kalo Karsih tau apa yang dilakukan suaminya ke Zada. Tapi karena terlalu cinta, dia pura-pura ga tau. Keliatannya Karsih ga mau lagi menyandang status janda seperti dulu...," kata Tini.
" Persis !. Bu Arini juga ngomong begitu tadi. Polisi menduga Karsih khawatir Tako kepincut sama kecantikan Zada yang sekarang beranjak remaja itu. Makanya Karsih membiarkan Zada pergi dan ga pulang berhari-hari. Tanpa sadar Karsih iri pada kecantikan Zada dan menganggap gadis itu adalah rivalnya. Makanya Karsih berusaha mengusir Zada melalui Tako...," kata Ramon.
" Jahat banget sih...," kata Lilian kesal.
" Terus Zada dimana sekarang Yah...?" tanya Lanni.
" Untuk sementara Zada tinggal bersama keluarga Bu Arini. Mereka keluarga polisi juga, insya Allah Zada aman bersama mereka. Bu Arini janji akan menyekolahkan Zada dan menghilangkan trauma berat yang Zada alami akibat penganiayaan itu. Dan ke depannya Ayah bakal bolak balik ke Cirebon karena Bu Arini mencantumkan nama Ayah sebagai salah satu saksi yang memberatkan Tako...," kata Ramon.
" Bagus Yah. Kita harus bikin si Tako membusuk di penjara...," kata Lanni yang diangguki Ramon.
" Insya Allah Zada bisa hidup normal lagi kaya remaja seusianya. Bisa kembali sekolah dan mewujudkan cita-citanya yang tertunda...," kata Ramon.
" Aamiin...," sahut semua orang.
Topik pembicaraan seputar Zada pun masih berlanjut hingga larut malam. Saat jam menunjukkan pukul dua belas malam mereka memutuskan masuk ke kamar untuk beristirahat.
\=\=\=\=\=
Kini Lilian, Rex dan Gama telah kembali ke sekolah. Untuk sejenak mereka melupakan Zada dan fokus dengan pendidikan mereka masing-masing.
Ramon beberapa kali pulang ke tanah kelahirannya di Cirebon karena harus menghadiri sidang penganiayaan Zada dengan Tako dan Karsih sebagai tersangkanya.
Di sidang terakhir Ramon dan Lanni pun bisa tersenyum lega karena hakim menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara untuk Tako dan tiga tahun untuk Karsih. Tako terbukti bersalah melakukan penganiayaan dan percobaan pembunuhan kepada Zada. Sedangkan Karsih dianggap lalai menjaga Zada dan membiarkan kejahatan yang Tako lakukan.
Meski pun hukuman itu terbilang rendah namun cukup membuat Tako dan Karsih jera. Mereka juga tak punya muka untuk kembali ke rumah Karsih karena sanksi sosial dari warga telah menanti mereka.
Saat Karsih hendak dimasukkan ke dalam mobil tahanan, Zada pun menghampiri dan memeluknya dengan erat.
" Maafin Ibu ya Zada...," kata Karsih sambil menangis.
" Iya Bu. Zada udah maafin Ibu. Zada ga akan pernah lupain kasih sayang Ibu untuk Zada. Walau sebentar tapi Zada bahagia bisa diasuh sama Ibu...," sahut Zada lirih.
Mendengar ucapan Zada membuat Karsih sedih dan terus menangis hingga tiba di rumah tahanan khusus wanita.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
💎hart👑
ampun dah karsih ternyata emang takut kalah cantik dan menjanda ...
2022-11-21
2
Irma Tjondroharto
bu ibu.. udah prnh di selingkuhi kok malah nikah sama orang kayak gt.. salah pilih lagi... kasian... zada semoga kamu bahagia..
2022-11-21
2
uutarum
penyesalan slalu datang diakhir... kl diawal namanya pendaftaran
2022-11-21
3