8. Lega

Setelah proses 'mengantar Landung' selesai, ustadz Adil dan para santri pun pergi meninggalkan rumah Rusminah. Daud masih di sana ditemani Rex dan Gama.

Kemudian Rex mengetuk pintu kamar sang nenek.

" Udah selesai Nek. Sekarang Nenek dan Kak Lian boleh keluar...," kata Rex.

" Alhamdulillah..., " sahut Rusminah lalu melangkah keluar kamar diikuti Lilian.

" Apa artinya Landung berhasil diselamatkan Rex...?" tanya Lilian.

" Diantar ke tempat seharusnya, itu lebih tepat...," kata Rex mengoreksi ucapan sang kakak.

" Iya itu. Gimana, berhasil kan...?" tanya Lilian sedikit kesal.

" Alhamdulillah berhasil...," sahut Rex hingga membuat Lilian tersenyum.

" Sekarang tugas Kita adalah membuat Tini sadar jika Landung telah pergi...," kata Rusminah.

" Septia juga Mak...," kata Daud cepat.

" Septia ga perlu dikhawatirkan. Dia anak yang pintar, dia pasti ngerti apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan. Semua ini berawal dari sikap Tini dan Septia hanya korban. Septia adalah orang pertama yang terkena imbasnya karena dia diabaikan oleh Tini yang terus fokus meratapi kepergian Landung..., " kata Rusminah.

Daud pun mengangguk membenarkan ucapan Rusminah.

" Biar Aku coba bantu bicara sama dia nanti. Insya Allah dia akan mengerti...," kata Rusminah.

" Makasih Mak. Saya percaya kalo Mamak yang ngomong Tini pasti mau dengar. Tini kan sangat segan dan hormat sama Mak...," kata Daud dengan wajah berbinar.

" Iya iya, udah pulang sana. Pasti keluargamu menunggu. Ingat, jangan katakan apa pun sama Tini. Biar Aku yang bicara sama dia nanti...," kata Rusminah sambil mendorong Daud yang tertawa itu keluar rumah.

" Siap Mak. Anak-anak, makasih ya. Assalamualaikum...! " kata Daud lantang sambil mengayuh sepedanya dengan cepat.

" Wa alaikumsalam...! " sahut semua orang bersamaan.

Rex mengurungkan niatnya menutup pintu rumah saat melihat sosok gadis remaja melintas di jalan. Rex merasa gadis itu sedikit aneh karena terus berjalan dengan menunduk. Rusminah yang melihat reaksi Rex pun menepuk pundaknya.

" Liat apa Rex...?" tanya Rusminah.

" Mmm..., cewek yang di sana itu Nek...," sahut Rex sambil menunjuk gadis remaja yang tadi melintas.

" Kenapa Kamu ngeliatin kaya gitu, apa ada yang aneh...?" tanya Rusminah.

" Sedikit...," sahut Rex sambil nyengir lalu beranjak ke dalam.

Rusminah pun tersenyum mengetahui cucunya memiliki kepekaan pada lingkungan.

" Namanya Zada. Umurnya dua tahun lebih muda darimu. Dia kehilangan orangtuanya karena musibah tanah longsor di kampungnya dulu. Sekarang dia tinggal bersama ibu angkatnya. Sayangnya Zada itu sulit diatur dan kerap membuat masalah. Makanya ibunya pun membiarkan Zada berbuat semaunya karena sudah lelah mengurusnya. Jadi ga heran kalo dia keliatan kurus dan lusuh. Pasti dia ga pulang ke rumah setelah berhari-hari pergi...," kata Rusminah.

" Apa dia ga sekolah Nek...?" tanya Rex.

" Dia ga suka sekolah. Dia selalu ngamuk tiap kali diantar ke sekolah. Sudah beberapa sekolah didatangi dan Zada selalu bertingkah sama. Karena itu ga ada sekolah yang mau menerima Zada...," sahut Rusminah.

Rex termenung mendengar ucapan Rusminah. Entah mengapa ia merasa iba dengan nasib Zada. Namun lamunan Rex buyar saat Gama memanggilnya.

" Ayo Rex siap-siap. Kan tadi udah janjian sama Mang Daud mau sholat berjamaah di masjid...!" kata Gama mengingatkan.

" Ok...!" sahut Rex lalu bergegas masuk ke kamar.

\=\=\=\=\=

Rex, Gama dan Lilian mengisi liburan dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di Cirebon. Daud adalah orang yang ditunjuk menjadi tour guide dadakan untuk mereka.

Hari ini Daud bermaksud mengajak tiĝa remaja itu berkunjung ke pemandian air panas di Palimanan. Rusminah tak ikut serta karena harus menjalankan misinya menasehati Tini. Sedangkan Septia memilih ikut bersama sang ayah. Selain bisa sedikit refrehing, tujuan lainnya adalah agar bisa menemani Lilian nanti.

Setelah melepas Daud pergi di teras rumah, Tini pun bergegas kembali ke dalam rumah.

" Mereka udah pergi ya Tin...?" tanya Rusminah.

" Udah Mak...," sahut Tini sambil tersenyum.

" Kalo gitu duduk sini Tin. Temenin Aku ngobrol...," kata Rusminah sambil menepuk kursi di sampingnya.

" Saya beresin piring dulu ya Mak. Kalo meja makan rapi kan enak ngobrolnya...," sahut Tini yang diangguki Rusminah.

Setelah membereskan meja makan Tini juga mencuci piring kotor bekas sarapan tadi. Rusminah menoleh saat Tini melangkah ke ruang tamu sambil membawa dua gelas kopi susu kesukaannya.

" Buat temen ngobrol Mak...," kata Tini sambil meletakkan gelas berisi kopi di hadapan Rusminah.

" Kamu tau aja kalo Aku nungguin ini daritadi. Makasih ya Tin...," kata Rusminah sambil tersenyum.

" Sama-sama Mak...," sahut Tini.

" Begini Tin. Maaf kalo dua malam kemarin Daud pulang telat. Itu karena Aku memang memintanya datang ke sini. Aku kangen sama dia...," kata Rusminah.

" Oh gapapa Mak. Saya ga ngelarang kalo Mas Daud mau ke sini. Saya justru senang karena itu artinya Mak sayang sama keluarga Saya...," sahut Tini cepat.

" Bagus kalo gitu. Aku memang menganggap Kamu dan Suamimu itu seperti anakku sendiri. Dan masalah apa pun yang Kalian hadapi juga jadi masalahku termasuk kesedihan. Kalian sedih karena kehilangan Landung, Aku pun ikut sedih. Dan yang membuatku makin sedih adalah karena Kalian ga bilang apa-apa soal meninggalnya Landung...," kata Rusminah.

" Maaf Mak. Kata siapa Landung meninggal ?. Mamak pasti salah dengar...," kata Tini gusar.

" Aku tau dari Landung...," sahut Rusminah hingga mengejutkan Tini.

" Maksud Mamak gimana ya...?" tanya Tini tak mengerti.

" Asal Kamu tau ya Tin. Arwah Landung memperlihatkan diri di depan Rex, Lilian dan Gama. Awalnya hanya Rex yang melihat Landung mondar-mandir di dalam rumah. Tapi ga lama kemudian Lilian dan Gama juga ngeliat Landung lagi main di sawah di samping rumah. Ucapan Rex dan Gama bikin Aku curiga jika telah terjadi sesuatu sama Landung. Makanya Aku memanggil Daud ke sini. Daud udah cerita semuanya dan Aku menyuruhnya untuk mencari bantuan...," kata Rusminah.

" Bantuan, untuk apa dan siapa yang dipanggil Mas Daud...?" tanya Tini penasaran.

" Daud memanggil Ustadz Adil. Beliau bilang Landung ga bisa pergi karena ada seseorang yang masih meratapi kepergiannya dengan cara ga wajar. Dan Aku tau orang itu adalah Kamu. Tangisanmu telah membuat Landung tersesat Tin, kasian dia. Beruntung Ustadz Adil dan santrinya berhasil mengantar Landung pergi ke tempat seharusnya. Dan Landung pergi dengan bahagia...," kata Rusminah sambil menatap Tini dengan lekat.

Ucapan Rusminah membuat Tini terkejut. Sesaat kemudian Tini pun menangis.

" Saya ga terima Landung meninggal Mak. Landung itu masih kecil. Banyak harapan yang Saya sandarkan sama dia. Saya berharap Landung akan menemani Saya ketika Saya tua nanti karena dia adalah anak laki-laki...," kata Tini sambil terisak.

" Sejak awal niatmu itu salah Tin. Makanya Allah murka dan mengambil Landung darimu. Wajar jika Allah marah karena Kamu memilih Landung menjadi sandaran hidupmu. Padahal Kita tau kalo sandaran terbaik dalam hidup Kita adalah Allah...," kata Rusminah sambil menggelengkan kepala.

" Bukan itu maksud Saya Mak...," bantah Tini.

" Tapi itu yang Kamu lakukan Tin. Sekarang Landung telah pergi ke haribaan Allah. Kamu ga perlu cemas, Landung menjadi penghuni surga karena dia meninggal di usia belia. Saat hari hisab tiba dia akan menunggu di pintu surga lalu membawa Kalian masuk ke sana bersama-sama kelak. Sayangnya itu sulit terwujud jika Kamu terus menahannya di sini dengan ratapanmu itu...," kata Rusminah sambil mengusap punggung Tini dengan lembut hingga membuat Tini makin keras menangis.

" Maafkan Ibu Landung, maafkan Ibu...," rintih Tini lirih.

" Ikhlaskan dia Tini. Doamu yang dia butuhkan sekarang. Jangan lupa Kamu masih punya Septia. Dia juga butuh perhatian Kamu. Karena Kamu larut dalam kesedihan, Septia jadi kehilangan kasih sayang ibunya. Kasian Septia. Dia sudah kehilangan Landung, jangan sampe dia kehilangan ibunya juga. Sayangi Septia seperti Kamu menyayangi Landung. Bisa kan Tini...?" tanya Rusminah hati-hati.

" Iya Mak. Mulai sekarang Saya bakal fokus sama Septia...," sahut Tini mantap.

Rusminah pun tersenyum lalu memeluk Tini erat dan membiarkannya menangis di pelukannya. Rusminah lega karena misinya berjalan sesuai rencana.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Siti komalasari

Siti komalasari

alhamdulillah...

2022-11-19

1

uutarum

uutarum

ya begitulah.......

2022-11-18

3

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

ya.. seorang ibu memang berat melepaskan anak kandungnya karena meninggal.. tp memang sdh sehrs nya km ikhlas tini.. hebat nenek rusminah.. siiippp dah..

2022-11-18

4

lihat semua
Episodes
1 1. Gosip
2 2. Penyanyi tanpa wujud
3 3. Apaan Tuh ?
4 4. Salah Liat ?
5 5. Berseliweran
6 6. Hantu Landung ?
7 7. Kalimat Penentuan
8 8. Lega
9 9. Siapa Zada ?
10 10. Masa Lalu Tini
11 11. Teman Rex
12 12. Luka Zada
13 13. Terlibat ?
14 14. Jadi Tersangka
15 15. Salam Perpisahan
16 16. Dikejar Preman
17 17. Rencana Jahat
18 18. Lilian Kecewa
19 19. Selanjutnya
20 20. Mantan Sahabat
21 21. Salah Paham
22 22. Mungkin Jodoh ?
23 23. Menghindar
24 24. Terlambat
25 25. Datang
26 26. Boleh Numpang
27 27. Selidiki
28 28. Suara Yang Sama
29 29. Pasien Bernama Aura
30 30. Ditemenin Gama
31 31. Sebuah Nama
32 32. Kena Deh...
33 33. Bukan Dia
34 34. Ditangkap
35 35. Keluarga Dipo
36 36. Ruwet
37 37. Hanya Boneka
38 38. Liat Ruko
39 39. Ga Baik - Baik
40 40. Suara Itu Lagi
41 41. Cewek Di Bawah Pohon
42 42. Menyapa
43 43. Dia Lagi...
44 44. Mirip Rex
45 45. Inget Agus
46 46. Mengintai
47 47. Berkaitan kah ?
48 48. Membantu Satria
49 49. Hukuman
50 50. Dokter Aksara
51 51. Pingsan
52 52. Hampir Ditipu
53 53. Gamaa...!!
54 54. Sampe Jakarta
55 55. Menghindar Lagi
56 56. Hantunya Ada Dua
57 57. Konsultasi
58 58. Nurut
59 59. Kapok
60 60. Udah Punya
61 61. Mereka Adalah...
62 62. Gama Cemburu
63 63. Mantan Lilian
64 64. Lilian
65 65. Ledakan
66 66. Sedih Atau Senang ?
67 67. Ditelephon Polisi
68 68. Lilian dan Riko
69 69. Melapor...
70 70. Kios Baso
71 71. Pasangan Mesum
72 72. Reni Dan Hamidah
73 73. Buronan
74 74. Merekam
75 75. Bubuk Apa ?
76 76. Dua Bukti
77 77. Restu Urung
78 78. Meminta Kesempatan
79 79. Liat Brosur
80 80. Ngecek Rumah
81 81. Hantu Penunggu
82 82. Kenapa... ?
83 83. Ga Ingat
84 84. Meluruskan
85 85. Angko Datang
86 86. Anterin Gue Gam...
87 87. Bertemu Untuk Bersama
88 88. Tower Crane
89 89. Guling Bau ?
90 90. Gama Terluka
91 91. Menjenguk Gama
92 92. Tentang Cinta
93 93. Dilema
94 94. Ketemu Lagi
95 95. Nyaman...?
96 96. Pocong Itu Lagi
97 97. Namanya Martin
98 98. Pria Yang Sama ?
99 99. Berbunga-bunga
100 100. Gara-Gara Wafel
101 101. Saling Mendoakan
102 102. Makasih Wanita Misterius
103 103. Lakukan Saja !
104 104. Tolong Datang...
105 105. Akhirnya Tau...
106 106. Ternyata...
107 107. Dipercepat
108 108. Saahh...!
109 109. Gagal Fokus
110 110. Hari Pertama
111 111. Makhluk Apaan Tuh ?
112 112. Siluman Apa ?
113 113. Jadi Korban Juga
114 114. Cari Tempat Lain
115 115. Terbakar
116 116. Tak Pernah Ada
117 117. Pertanyaan Random
118 118. Pria Menangis
119 119. Mayat Di Dasar Danau
120 120. Jadi Tersangka
121 121. Sudahi Saja
122 122. Gusar
123 123. Ditangkap
124 124. Tak Sia-Sia
125 125. Elvira Hilang
126 126. Romansa ?
127 127. Misi Berakhir
128 128. Panti Asuhan
129 129. Hamil
130 130. Berita
131 131. Pria Tersenyum
132 132. Ramzi Ketemu
133 133. Kembali Bersama
134 134. Mirip ?
135 135. Ikatan Saudara
136 136. Ke Rumah Arini
137 137. Belum Lengkap
138 138. Kok Ada Tiga ?
139 139. Dua Dimensi Berbeda ?
140 140. Apa Salahku ?
141 141. Mengerti
142 142. Dugaan...
143 143. Pembicaraan Konyol
144 144. Menyapa Karsih
145 145. Firasat Buruk
146 146. Diam-diam
147 147. Semua Sedih
148 148. Tentang Hadini
149 149. Penasaran
150 150. Rex Siuman
151 151. Dukungan Keluarga
152 152. Sang Dokter
153 153. Maaf Zada...
154 154. Disandera
155 155. Terdiam
156 156. Mendadak Sembuh ?
157 157. Pake Kursi Roda
158 158. Teman Baik
159 159. Pemain Juga
160 160. Diringkus
161 161. Ga Menyangka
162 162. Dijemput Zada
163 163. Minta Cucu Menantu
164 164. Pertemuan Yang Unik
165 165. Ada Yang Ga Beres
166 166. Ditungguin Biawak
167 167. Segede Buaya
168 168. Ada apa Lagi...?
169 169. Ikut Tertawa
170 170. Media Santet
171 171. Dimana Anak Kami ?
172 172. Mengawasi Ari
173 173. Keluarga Siluman Biawak
174 174. Satu Tugas Lagi
175 175. Belum Ingin Menikah
176 176. Pria Bermahkota Biawak
177 177. Di Kamar Hotel
178 178. Iya, Aku Ikut...
179 179. Petunjuk Dari Nyai
180 180. Siluman Biawak Itu...
181 181. Bertemu Lagi
182 182. Mau Ngedate
183 183. Setengah Jam
184 184. Mengantar Pulang
185 185. Diajak Sarapan
186 186. Pengertian
187 187. Khawatir...
188 188. Pertengkaran
189 189. Kehilangan
190 190. Mengejar Bayangan
191 191. Menjenguk
192 192. Bertemu Keluarga
193 193. Akan Kembali...!
194 194. Mau Bunuh Diri ?
195 195. Linglung
196 196. Jejak Bau
197 197. Ada Apa Sih ?
198 198. Ga Bisa Nganter
199 199. Pilihan Elvira
200 200. Beda Dimensi
201 201. Wanita Berhati Iblis
202 202. Bukan Lampor
203 203. Mulai Ragu
204 204. Hantu Pengusung Keranda
205 205. Pesta Masa Lalu
206 206. Pria Seperti Ramon
207 207. Gagal Menjebak
208 208. Oh Gitu...
209 209. Bukan Modus Kan...?
210 210. Cewek Unik
211 211. Bukan Temen Gue
212 212. Ditunggu Janjinya
213 213. Bukan Pengganti
214 214. Ketemu Lilian
215 215. Bantuan Lanni
216 216. Kenapa Bukan Saya ?
217 217. Diajak Pergi
218 218. Lepas
219 219. Lanni Cerita
220 220. Dikejar Sepupu
221 221. Masih Tentang Shezi ?
222 222. Sombong Banget...
223 223. Udah Ketemu
224 224. Menyesal Plus Malu
225 225. Dipaksa Menjenguk
226 226. Menyelamatkan Shezi
227 227. Dipanggil Polisi
228 228. Liat Sekeliling
229 229. Kok Tega Banget
230 230. Ngeliat Juga...?!
231 231. Shezi Salah Paham
232 232. Masih Ngambek
233 233. Dimana Shezi ?
234 234. Kok Gitu Sih
235 235. Melamar Paksa
236 236. Pembukaan Klinik Aksara
237 237. Bukan Hukuman
238 238. Ziarah Makam
239 239. Kamu Bahagia...
240 240. Dikerjain Rex
241 241. Keluarga Baru
242 242. Temen Perempuan ?
243 243. Permintaan Ga Masuk Akal
244 244. Panggil Gaza
245 245. Berbeda...
Episodes

Updated 245 Episodes

1
1. Gosip
2
2. Penyanyi tanpa wujud
3
3. Apaan Tuh ?
4
4. Salah Liat ?
5
5. Berseliweran
6
6. Hantu Landung ?
7
7. Kalimat Penentuan
8
8. Lega
9
9. Siapa Zada ?
10
10. Masa Lalu Tini
11
11. Teman Rex
12
12. Luka Zada
13
13. Terlibat ?
14
14. Jadi Tersangka
15
15. Salam Perpisahan
16
16. Dikejar Preman
17
17. Rencana Jahat
18
18. Lilian Kecewa
19
19. Selanjutnya
20
20. Mantan Sahabat
21
21. Salah Paham
22
22. Mungkin Jodoh ?
23
23. Menghindar
24
24. Terlambat
25
25. Datang
26
26. Boleh Numpang
27
27. Selidiki
28
28. Suara Yang Sama
29
29. Pasien Bernama Aura
30
30. Ditemenin Gama
31
31. Sebuah Nama
32
32. Kena Deh...
33
33. Bukan Dia
34
34. Ditangkap
35
35. Keluarga Dipo
36
36. Ruwet
37
37. Hanya Boneka
38
38. Liat Ruko
39
39. Ga Baik - Baik
40
40. Suara Itu Lagi
41
41. Cewek Di Bawah Pohon
42
42. Menyapa
43
43. Dia Lagi...
44
44. Mirip Rex
45
45. Inget Agus
46
46. Mengintai
47
47. Berkaitan kah ?
48
48. Membantu Satria
49
49. Hukuman
50
50. Dokter Aksara
51
51. Pingsan
52
52. Hampir Ditipu
53
53. Gamaa...!!
54
54. Sampe Jakarta
55
55. Menghindar Lagi
56
56. Hantunya Ada Dua
57
57. Konsultasi
58
58. Nurut
59
59. Kapok
60
60. Udah Punya
61
61. Mereka Adalah...
62
62. Gama Cemburu
63
63. Mantan Lilian
64
64. Lilian
65
65. Ledakan
66
66. Sedih Atau Senang ?
67
67. Ditelephon Polisi
68
68. Lilian dan Riko
69
69. Melapor...
70
70. Kios Baso
71
71. Pasangan Mesum
72
72. Reni Dan Hamidah
73
73. Buronan
74
74. Merekam
75
75. Bubuk Apa ?
76
76. Dua Bukti
77
77. Restu Urung
78
78. Meminta Kesempatan
79
79. Liat Brosur
80
80. Ngecek Rumah
81
81. Hantu Penunggu
82
82. Kenapa... ?
83
83. Ga Ingat
84
84. Meluruskan
85
85. Angko Datang
86
86. Anterin Gue Gam...
87
87. Bertemu Untuk Bersama
88
88. Tower Crane
89
89. Guling Bau ?
90
90. Gama Terluka
91
91. Menjenguk Gama
92
92. Tentang Cinta
93
93. Dilema
94
94. Ketemu Lagi
95
95. Nyaman...?
96
96. Pocong Itu Lagi
97
97. Namanya Martin
98
98. Pria Yang Sama ?
99
99. Berbunga-bunga
100
100. Gara-Gara Wafel
101
101. Saling Mendoakan
102
102. Makasih Wanita Misterius
103
103. Lakukan Saja !
104
104. Tolong Datang...
105
105. Akhirnya Tau...
106
106. Ternyata...
107
107. Dipercepat
108
108. Saahh...!
109
109. Gagal Fokus
110
110. Hari Pertama
111
111. Makhluk Apaan Tuh ?
112
112. Siluman Apa ?
113
113. Jadi Korban Juga
114
114. Cari Tempat Lain
115
115. Terbakar
116
116. Tak Pernah Ada
117
117. Pertanyaan Random
118
118. Pria Menangis
119
119. Mayat Di Dasar Danau
120
120. Jadi Tersangka
121
121. Sudahi Saja
122
122. Gusar
123
123. Ditangkap
124
124. Tak Sia-Sia
125
125. Elvira Hilang
126
126. Romansa ?
127
127. Misi Berakhir
128
128. Panti Asuhan
129
129. Hamil
130
130. Berita
131
131. Pria Tersenyum
132
132. Ramzi Ketemu
133
133. Kembali Bersama
134
134. Mirip ?
135
135. Ikatan Saudara
136
136. Ke Rumah Arini
137
137. Belum Lengkap
138
138. Kok Ada Tiga ?
139
139. Dua Dimensi Berbeda ?
140
140. Apa Salahku ?
141
141. Mengerti
142
142. Dugaan...
143
143. Pembicaraan Konyol
144
144. Menyapa Karsih
145
145. Firasat Buruk
146
146. Diam-diam
147
147. Semua Sedih
148
148. Tentang Hadini
149
149. Penasaran
150
150. Rex Siuman
151
151. Dukungan Keluarga
152
152. Sang Dokter
153
153. Maaf Zada...
154
154. Disandera
155
155. Terdiam
156
156. Mendadak Sembuh ?
157
157. Pake Kursi Roda
158
158. Teman Baik
159
159. Pemain Juga
160
160. Diringkus
161
161. Ga Menyangka
162
162. Dijemput Zada
163
163. Minta Cucu Menantu
164
164. Pertemuan Yang Unik
165
165. Ada Yang Ga Beres
166
166. Ditungguin Biawak
167
167. Segede Buaya
168
168. Ada apa Lagi...?
169
169. Ikut Tertawa
170
170. Media Santet
171
171. Dimana Anak Kami ?
172
172. Mengawasi Ari
173
173. Keluarga Siluman Biawak
174
174. Satu Tugas Lagi
175
175. Belum Ingin Menikah
176
176. Pria Bermahkota Biawak
177
177. Di Kamar Hotel
178
178. Iya, Aku Ikut...
179
179. Petunjuk Dari Nyai
180
180. Siluman Biawak Itu...
181
181. Bertemu Lagi
182
182. Mau Ngedate
183
183. Setengah Jam
184
184. Mengantar Pulang
185
185. Diajak Sarapan
186
186. Pengertian
187
187. Khawatir...
188
188. Pertengkaran
189
189. Kehilangan
190
190. Mengejar Bayangan
191
191. Menjenguk
192
192. Bertemu Keluarga
193
193. Akan Kembali...!
194
194. Mau Bunuh Diri ?
195
195. Linglung
196
196. Jejak Bau
197
197. Ada Apa Sih ?
198
198. Ga Bisa Nganter
199
199. Pilihan Elvira
200
200. Beda Dimensi
201
201. Wanita Berhati Iblis
202
202. Bukan Lampor
203
203. Mulai Ragu
204
204. Hantu Pengusung Keranda
205
205. Pesta Masa Lalu
206
206. Pria Seperti Ramon
207
207. Gagal Menjebak
208
208. Oh Gitu...
209
209. Bukan Modus Kan...?
210
210. Cewek Unik
211
211. Bukan Temen Gue
212
212. Ditunggu Janjinya
213
213. Bukan Pengganti
214
214. Ketemu Lilian
215
215. Bantuan Lanni
216
216. Kenapa Bukan Saya ?
217
217. Diajak Pergi
218
218. Lepas
219
219. Lanni Cerita
220
220. Dikejar Sepupu
221
221. Masih Tentang Shezi ?
222
222. Sombong Banget...
223
223. Udah Ketemu
224
224. Menyesal Plus Malu
225
225. Dipaksa Menjenguk
226
226. Menyelamatkan Shezi
227
227. Dipanggil Polisi
228
228. Liat Sekeliling
229
229. Kok Tega Banget
230
230. Ngeliat Juga...?!
231
231. Shezi Salah Paham
232
232. Masih Ngambek
233
233. Dimana Shezi ?
234
234. Kok Gitu Sih
235
235. Melamar Paksa
236
236. Pembukaan Klinik Aksara
237
237. Bukan Hukuman
238
238. Ziarah Makam
239
239. Kamu Bahagia...
240
240. Dikerjain Rex
241
241. Keluarga Baru
242
242. Temen Perempuan ?
243
243. Permintaan Ga Masuk Akal
244
244. Panggil Gaza
245
245. Berbeda...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!