Rusminah mengajak Rex, Lilian dan Gama untuk menunaikan sholat Maghrib berjamaah di rumah. Rusminah pun menunjuk Rex menjadi imam.
Tujuan Rusminah tak lain adalah untuk memberi suasana religi di rumah yang sudah lama tak ia huni itu. Walau pun Tini rajin membersihkan rumah, tetap saja suasana di dalam rumah sedikit berbeda dengan rumah pada umumnya.
Setelah menunaikan sholat Maghrib berjamaah, Rusminah pun meraih Al Qur'an dari atas lemari. Sesaat kemudian terdengar lantunan ayat suci mengalun dari bibir Rusminah.
Rex, Lilian dan Gama nampak menyimak dengan seksama ayat Al Qur'an yang dibaca sang nenek. Meski tak paham arti dari ayat yang dibaca Rusminah, ketiganya tetap diam sebagai bentuk adab saat mendengar orang membaca ayat suci Al Qur'an.
Beberapa saat kemidian Rusminah selesai membaca Al Qur'an lalu menoleh dan tersenyum kearah tiga remaja yang duduk di ruang tamu.
" Kalian mau makan sekarang atau nanti...?" tanya Rusminah.
" Nanti aja Nek...," sahut Lilian yang diangguki Rex dan Gama.
Tiba-tiba kedua mata Rex membulat saat melihat seorang anak kecil melintas menuju dapur. Bulu kuduk Rex meremang saat yakin yang dilihatnya bukan lah manusia karena ia ingat tak ada siapa pun di rumah itu selain mereka.
Rex menyimpan sendiri rasa takut yang mulai menyusupi hatinya itu dengan menyelesaikan dzikir yang tertunda tadi. Rex juga memalingkan wajahnya kearah lain supaya tak lagi melihat anak kecil yang nampak 'sibuk berseliweran' di dapur itu.
Setelahnya Rex menuju jendela samping dimana Gama melihat penampakan setan tadi. Rex belum sempat bertanya apa wujud setan yang dilihat Gama karena sudah keduluan sang nenek yang meminta mereka bersiap sholat Maghrib.
Rex pun menyibak gorden jendela lalu menajamkan tatapannya keluar jendela. Tak ada yang aneh. Hanya hamparan sawah yang membentang luas yang terlihat. Saat menggeser tatapannya ke sebelah kanan, Rex melihat kebun yang ditumbuhi pohon mangga. Kebun itu juga nampak terawat karena suami Tini rajin membersihkan dan memberi pupuk pada tanaman di sana.
Rex menghela nafas panjang dan bersiap menutup gorden jendela. Namun gerakan tangannya terhenti saat Lilian mengejutkannya. Tiba-tiba Lilian ikut menatap keluar jendela sambil menjerit tertahan.
" Kenapa Kak...?" tanya Rex dan Gama bersamaan.
Lilian tak menjawab selain menunjuk keluar jendela dengan ujung jarinya. Rex dan Gama pun menoleh kearah yang ditunjuk Lilian dan terkejut saat melihat sosok anak kecil berlarian di pematang sawah.
Rex menelan salivanya dengan sulit karena yakin jika anak kecil itu adalah anak yang sama yang dilihatnya melintas di dapur tadi.
" Tuh kan bener, anak itu pasti bukan manusia. Dia bisa keluar masuk dengan cepat tanpa ada suara...," batin Rex gusar.
" Anak kecil itu anaknya siapa Rex. Ngapain main di sawah malam-malam begini. Apa kalo di kampung anak kecil bisa main ke sawah kapan pun tanpa takut dimarahi orangtuanya...?" tanya Gama yang belum menyadari jika sosok anak kecil yang dilihatnya adalah hantu.
" Ck, masa Lo ga nyadar sih Gam. Anak itu bukan anak biasa tau...," kata Lilian ketus setelah berhasil menguasai diri.
" Eh, maksudnya gimana Kak...?" tanya Gama sambil menoleh kearah Lilian.
" Anak kecil itu udah pasti hantu. Sekarang Lo pikir aja sendiri. Mana ada anak kecil main lari-larian di sawah saat malam hari. Sendirian lagi, ga ada siapa-siapa. Gimana, paham kan maksud Gue...? " tanya Lilian.
" Astaghfirullah aladziim..., " sahut Gama sambil menegakkan tubuhnya.
" Kalian lagi ngapain di depan jendela...?" tanya Rusminah tiba-tiba.
" Ga lagi ngapa-ngapain Nek...," sahut Rex sambil bergegas merapikan gorden jendela yang tadi disibaknya.
" Jangan bohong...!" kata Rusminah sambil menatap tajam tiga remaja di depannya.
Rex pun menghela nafas panjang lalu menjawab pertanyaan sang nenek.
" Mmm..., itu Nek. Ada anak kecil lagi lari-lari di sawah. Gama tanya apa kalo di kampung anak kecil bisa main di sawah sampe malam begini. Terus Kakak bilang kalo itu bukan anak biasa tapi hantu...," sahut Rex.
" Anak kecil ?. Coba Nenek liat...," kata Rusminah sambil menuju pintu rumah dan membukanya.
Rex, Lilian dan Gama pun mengikuti Rusminah keluar menuju teras samping. Beruntung ada lampu sebagai penerang hingga suasana di samping rumah tak terlalu gelap.
" Mana anak kecil yang Kalian liat tadi...?" tanya Rusminah sambil menyusuri sawah dengan tatapannya.
" Udah pergi kali Nek...," sahut Lilian sambil merapat kearah Rusminah.
" Jangan-jangan itu beneran hantu. Soalnya di sini ga ada anak kecil yang bisa berseliweran di luar rumah setelah Maghrib kecuali untuk ke masjid dan mengaji di rumah guru ngaji...," kata Rusminah gusar.
" Kok Nenek keliatan bingung gitu. Bukannya wajar ya kalo tempat yang lama ga dihuni manusia selalu dihuni oleh makhluk lain. Soalnya Aku ngeliat hantu anak kecil itu berseliweran di dalam rumah sejak tadi...," kata Rex.
" Nenek paham kok. Cuma Nenek heran aja. Setau Nenek, hantu yang sering datang ke rumah ini paling cuma pocong atau suara-suara tanpa wujud. Kalo hantu anak kecil, ya baru sekarang...," sahut Rusminah.
" Jadi Aku ga salah liat tadi. Emang ada pocong kan di jendela...," kata Gama.
" Iya, mungkin pocong itu sengaja memperlihatkan diri di depan Kamu...," sahut Rusminah sambil tersenyum.
" Jangan-jangan hantu itu semasa hidupnya sering ke rumah ini Nek...," kata Gama.
" Betul Gam. Biasanya kan hantu selalu datang ke tempat terakhir yang dia kunjungi atau ke tempat yang paling sering dia kunjungi...," kata Rex.
" Ish, Lo berdua jangan sok tau ya. Mana ada anak kecil yang sering main ke sini. Kan di sini ga ada orang dan pintu rumah selalu tertutup. Paling cuma Bi Tini dan Suaminya yang masuk buat bersihin rumah...," sahut Lilian.
Ucapan Lilian membuat jantung Rusminah berdetak lebih cepat. Kecemasan pun membayang di wajahnya. Ia teringat dengan sosok Landung, anak laki-laki Tini.
Rusminah pun bergegas masuk ke dalam rumah untuk mencari ponselnya. Ia menghubungi Daud, suami Tini.
" Bisa ke rumah sebentar ga Ud...?" tanya Rusminah.
" Bisa Mak, sebentar lagi ya. Nanggung udah mau Isya, soalnya Saya masih di masjid nih...," sahut Daud dari seberang telephon.
" Iya gapapa. Setelah Isya langsung ke sini ya Ud. Sendiri aja ga usah ngajak Tini...," pinta Rusminah.
" Kenapa ga boleh ngajak Tini Mak...?" tanya Daud.
" Tini kan capek udah seharian bantuin Mamak tadi. Biarkan istrimu itu istirahat, jangan diganggu lagi...," sahut Rusminah.
" Oh gitu. Iya Mak, Saya langsung ke rumah Mamak nanti...," kata Daud.
Rusminah pun tersenyum lalu mengakhiri pembicaraan. Saat menoleh ia mendapati Rex tengah berdiri di sampingnya sambil menatap kearahnya dengan tatapan curiga.
" Ya Allah, ngagetin aja sih Rex...!" kata Rusminah sambil memegangi dadanya.
Namun Rex nampak mengabaikan keterkejutan sang nenek dan lebih ingin bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya.
" Kenapa Nenek nyuruh Mang Daud ke sini...?" tanya Rex.
" Mau ada yang Nenek omongin sama Mang Daud. Karena Kamu udah besar, Kamu juga boleh ikutan nanti...," sahut Rusminah sambil menepuk pundak Rex.
Rex pun mengangguk sambil tersenyum mendengar ucapan sang nenek.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Ali B.U
.next
2024-09-24
2
💎hart👑
apa Landung udah meninggal ya?
2022-11-16
3
uutarum
ada rahasia apakahhh
2022-11-16
4