Saat melihat Tako diringkus polisi, istri Tako yang bernama Karsih pun menjerit histeris. Ia tak menyangka jika suaminya ditangkap karena dugaan penganiayaan pada anak angkatnya.
Saat penangkapan terjadi, warga pun memadati rumah Karsih dan menyaksikan semuanya. Kasak kusuk pun mulai terdengar.
" Ga nyangka ya, orang yang penampilannya baik justru orang yang telah menyakiti Zada...," kata salah satu warga.
" Kita yang ketipu sama tampang baiknya itu. Pantesan Zada ga betah di rumah...," sahut warga lain dengan ketus.
" Jangan-jangan luka yang kemarin juga karena dia...," kata warga.
" Bisa jadi. Sayangnya Zada ga pernah jawab kalo ditanya lukanya karena apa. Harusnya dulu Kita cecar sampe ngaku...," kata warga kesal.
" Mungkin dia takut karena diancam sama Pak Tako...," sahut warga lainnya sambil balik badan.
Mendengar kasak kusuk warga membuat Karsih menangis. Sekarang ia tak bisa menemui Zada dan menanyakan apa yang telah Tako lakukan. Seperti biasa Zada pergi dan Karsih tak lagi peduli. Tapi ia tak menyangka jika kepergian Zada kali ini untuk melaporkan perbuatan suaminya kepada polisi.
\=\=\=\=\=
lnterogasi terhadap Tako pun berjalan alot. Tako berkali-kali menyangkal telah menganiaya Zada dan berniat melecehkannya.
" Saya ga mungkin tega Pak. Zada itu kan anak perempuan..." kata Tako awalnya.
" Tapi luka yang ada di tubuh Zada memang karena pukulan dan Zada bilang Kamu yang melakukannya...!" kata polisi.
" Zada itu gila Pak. Sejak awal Saya menikahi Ibunya Zada memang ga suka sama Saya. Dia sering ngamuk kalo ngeliat Saya mencium Ibunya...," kata Tako.
" Itu wajar. Dia pasti khawatir setelah menikah Ibunya ga akan sayang lagi sama dia. Dan itu terbukti sekarang kan. Ibunya ga lagi peduli apa pun yang terjadi sama Zada. Bahkan Zada ga pulang pun ibunya ga pernah mencari...," kata polisi ketus hingga membuat Tako terdiam.
Sebenarnya Tako lah yang melarang Karsih mencari anaknya. Bukan tanpa alasan Tako melakukan itu. Tako tak ingin Karsih melihat luka lebam di tubuh Zada dan membuatnya curiga lalu memaksa Zada menceritakan apa yang terjadi.
Meski pun Tako menolak mengakui perbuatannya, polisi tak patah semangat. Polisi memanggil Karsih untuk melengkapi pernyataan Tako. Di hari yang telah ditentukan Karsih pun datang memberi kesaksian.
" Jadi Kamu ga pernah curiga kenapa Zada ga betah di rumah...?" tanya polisi.
" Zada emang gitu Pak, selalu pergi dan pulang setelah beberapa hari. Setiap pulang pakaiannya kotor dan badannya lebam. Saya pikir wajar, wong dia tidur di sembarang tempat. Pasti bajunya kotor dan mungkin badannya terbentur sesuatu sampe lebam...," sahut Karsih.
" Atau justru Kamu lebih nyaman Zada di luar rumah daripada Zada tinggal di rumah...?" tanya polisi.
" Ya ga mungkin lah Pak. Zada kan anak Saya, yah walaupun bukan anak kandung tapi Saya Sayang sama Zada...," kata Karsih cepat.
" Apanya yang ga mungkin. Sekarang Zada kan udah remaja, tambah cantik lagi. Mungkin aja Kamu khawatir Zada akan memikat Suamimu. Makanya Kamu membiarkan Zada pergi keluar rumah karena ga mau Suamimu lebih tertarik sama dia daripada Kamu...," kata Arini dengan ketus.
Ucapan Arini, sang polwan cantik, membuat semua polisi pria menoleh kearahnya. Wajah Karsih pun terlihat membesi. Rupanya ia tersinggung dengan ucapan Arini tadi.
" Saya ga pernah berpikir begitu Bu...!" kata Karsih marah.
" Oh ya. Kalo emang ga berpikir begitu harusnya Kamu ga marah dong waktu Saya bilang gitu. Keliatannya ucapan Saya tadi emang bener ya...?" tanya Arini sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Karsih.
Karsih pun terlihat gelisah dan itu terlihat jelas.
" Jadi dengan kata lain Kamu tau apa yang terjadi. Iya kan...?" tanya seorang polisi.
" Saya ga tau apa-apa Pak. Sumpah...!" kata Karsih dengan tubuh dibanjiri keringat dingin.
" Masa sih. Tapi badan Kamu gemetar lho waktu denger Bu Arini ngomong tadi...," sindir seorang polisi.
" Sebaiknya Kamu jujur aja daripada Kamu terancam hukuman berat...," kata Arini.
" Hukuman berat ?. Saya ga salah, bukan Saya yang mukul Zada, kenapa Saya yang harus dihukum...?!" tanya Karsih.
" Karena Kamu sengaja membiarkan semuanya terjadi dan ga mengambil tindakan apa pun !. Jangankan lapor Polisi, membawa Zada berobat aja Kamu ga mau...!" kata polisi dengan lantang hingga membuat Karsih ketakutan.
" Iya iya. Saya mau jujur. Tapi tolong jangan penjarakan Saya...," sahut Karsih dengan suara bergetar.
" Kalo itu tergantung ucapan Kamu dan sejauh mana Kamu terlibat dengan penganiayaan yang dilakukan Tako...," kata polisi.
Karsih pun terdiam sambil menundukkan kepalanya. Dalam hati ia menyesal telah mengabaikan Zada.
Karsih teringat saat pertama kali bertemu Zada. Saat itu Zada baru saja kehilangan orangtuanya. Melihat Zada yang mungil dan rapuh membuat Karsih tersentuh. Ia pun menyampaikan niatnya untuk mengasuh Zada. Ternyata Zada menyambut keinginan Karsih, walau pun ia tahu Karsih tak memiliki suami. Padahal sebelumnya Zada selalu menolak pasangan yang ingin menjadikannya anak.
Kehidupan Karsih dan Zada sangat bahagia. Keduanya saling menyayangi layaknya ibu dan anak. Namun kebahagiaan mereka terusik dengan kehadiran Tako.
Sejak awal Zada tak menyukai Tako karena Zada yakin Tako bukan lah orang yang baik. Namun Karsih yang terlanjur jatuh hati mengabaikan kekhawatiran Zada dan menerima pinangan Tako begitu saja. Karsih pun mulai tak mempedulikan Zada dan fokus pada suami barunya itu. Karsih tak menyangka jika sikapnya yang ingin mengabdi pada suami, yang menurutnya adalah segalanya, justru membuat Zada kecewa dan menjauh.
Zada mulai sering membantah perintahnya dan mengamuk tanpa alasan. Bahkan Karsih harus mencari sekolah lain karena Zada juga sering mengamuk di sekolah hingga membuat teman-temannya takut. Dan akhirnya Zada tak sekolah karena semua sekolah menolak kehadirannya.
Karsih menghela nafas panjang lalu menegakkan kepalanya. Perlahan ia mulai bicara jujur tentang semuanya. Arini dan para polisi yang menginterogasinya pun lega karena Karsih bersedia bekerja sama untuk mengungkap kejahatan Tako.
\=\=\=\=\=
Setelah kasus Zada ditangani pihak kepolisian, Ramon dan keluarganya pun bisa bernafas lega. Mereka masih melanjutkan rencana mereka menikmati tempat wisata di kota Cirebon.
" Hari ini tugas Kita memanjakan Nenek, Ibu dan Tante Mira...," kata Ramon pagi itu.
" Lho kok gitu Yah...?" tanya Lilian tak mengerti.
" Karena hari ini Kita bakal berkunjung ke Kampung Batik Trusmi yang terkenal itu. Kalian tau ga kalo di sana bakal banyak pakaian dan pernak pernik terbuat dari batik. Bisa ditebak apa yang bakal dilakukan para Nyonya kalo udah pergi ke surga belanja kaya gitu kan...?" tanya Ramon sambil tersenyum.
Ucapan Ramon membuat suasana gaduh. Namun tiga orang yang disebut Ramon tadi terlihat santai dan tersenyum senang.
" Ga seru dong Yah. Kalo Nenek, Ibu dan Tante belanja, terus Kita ngapain...?" tanya Lilian.
" Kita makan dong Kak...," kata Rex.
" Betul tuh Rex. Kita cari tempat makan aja biar ga bete...," sahut Gama.
" Kalian jangan khawatir. Kalian ga bakal bete di sana. Tempatnya bagus dan Kita bisa keliling kampung sambil foto-foto. Kita juga bakal mampir ke salah satu rumah makan yang ada di sana sambil nunggu para Nyonya belanja...," kata Ramon menengahi.
Semua pun mengangguk senang karena mendapat solusi.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
🥀princes_novel❤️🥀
sudah mulai paham Thor🤭🤭
diriku slah Thor ini novel yg ke6 yg ku baca😅😅😅tetap setia baca novel author 🤗🤗🤗❤️❤️❤️
2023-07-16
0
Siti komalasari
ikutan belanja kak... pasti menyenangkan.
2022-11-22
0
💎hart👑
dan kekuatiran Zada pun terjawab.. Tako si manusia biadab berkedok manusia baik.
ayo Bu ibu waktu shopping 😍😁
2022-11-21
2