Kecurigaan Rex terhadap Hesti pun terbukti. Suatu malam lagi-lagi Rex bertemu dengan Hesti yang sedang diganggu preman.
Saat itu Rex sedang duduk di depan sebuah mall sambil menunggu teman-temannya. Rupanya Rex dan teamnya baru saja usai bertanding futsal. Untuk merayakan kemenangan team mereka, maka sang pelatih mentraktir mereka 'ngopi' di sebuah kafe.
Setelahnya Rex dan tiga temannya pamit undur diri karena merasa lelah.
" Masih sore Rex, ngapain sih buru-buru pulang...?" tanya salah seorang temannya.
" Capek Bang, mau tidur...," sahut Rex sambil merapatkan jaketnya.
" Jam segini tidur, ga percaya Gue...," sahut teman yang lain sambil tertawa.
" Tapi Gue emang mau tidur Bang. Biasanya kalo udah tidur otak Gue jadi encer dan gampang mencerna pelajaran. Sebentar lagi kan ujian, jadi Gue mulai nyicil belajar supaya lulus dengan nilai baik...," sahut Rex menjelaskan.
" Wuiihh anak sekolahan mah emang beda. Belajar ga kenal waktu sampe waktu libur pun harus tetep belajar...," kata teman yang lain ditingkahi tawa semua orang.
" Iya lah Bang. Orangtua Gue kan udah ngasih Gue kepercayaan dan kebebasan buat ngejalanin semuanya. Jadi ga ada salahnya Gue bikin mereka bangga. Walau ga jadi yang terbaik, tapi Gue udah berusaha melakukan yang terbaik...," sahut Rex mantap disambut tepuk tangan sang pelatih.
" Gini nih yang bikin Gue tambah salut sama Lo Rex. Ikut banyak kegiatan di luar sekolah tapi ga lupa sama kewajiban sebagai pelajar. Nah, sekarang Lo boleh pulang. Yang lain boleh tetep di sini sampe puas...," kata sang pelatih menengahi.
" Makasih Pak. Saya duluan ya, Assalamualaikum..., " kata Rex sambil melangkah keluar diikuti tiga orang temannya.
" Wa alaikumsalam...," sahut sang pelatih dan anggota team bersamaan.
Kemudian Rex melangkah ke parkiran dan bermaksud segera melajukan motornya, namun gagal karena dua temannya harus kembali ke dalam.
" Dompet Gue ketinggalan nih...," kata Ferdi.
" Kacamata Gue juga ketinggalan...," sela Damar.
" Dasar pikun. Buruan ambil, Gue sama Rex tunggu di sini...!" kata Ali kesal.
" Ok...!" sahut Ferdi dan Damar lalu bergegas kembali ke dalam kafe yang terletak di dalam mall.
" Eh, Gue ke toilet dulu ya Rex. Kebelet nih...," kata Ali sambil berlari meninggalkan Rex begitu saja.
" Ck, dasar cowok aneh. Yang dua pikun, yang satu klepnya kendor...," gerutu Rex sambil duduk di atas motor.
Sebenarnya Rex bisa langsung pulang, namun ia janji mengantar Damar tadi. Akhirnya Rex pun memutuskan menunggu ketiga temannya yang memiliki tiga keperluan berbeda itu.
Saat menunggu itu lah Rex melihat seorang wanita tengah 'dipepet' oleh dua orang pria. Anehnya tak ada seorang pun yang peduli hingga membuat Rex tergerak membantu.
Dengan mengendap-endap Rex mendekati tiga orang yang tengah ribut itu. Rex terkejut saat mengenali wanita dan dua pria itu adalah Hesti dan preman yang sama yang mengganggu Lilian tempo hari.
Awalnya Rex berniat membantu Hesti. Tapi saat mereka menyebut nama Hesti dengan lantang, Rex pun curiga dan mengurungkan niatnya. Ia sengaja sembunyi di tempat yang gelap untuk mencuri dengar apa yang dibicarakan Hesti dan kedua preman itu.
" Jangan ngelak lagi Hesti !. Kapan Lo mau bayar hutang Lo...?!" kata salah satu preman bernama Kapak.
" Iya, sabar dong Bang. Gue pasti bayar kok...," sahut Hesti dengan suara bergetar.
" Kapan...?!" tanya dua preman itu bersamaan.
" Jangan alasan lagi Hes. Lo bilang mau bayar pake temen Lo, tapi ternyata dia punya body guard. Dan Lo malah ikutan lari sama mereka waktu Gue dipukulin sama bocah tanggung itu...!" kata preman bernama Komeng.
" Gue harus ikut lari supaya mereka ga curiga Bang. Kalo Gue ga lari terus mereka lapor Polisi kan malah gawat...," sahut Hesti memberi alasan.
" Masuk akal sih. Tapi hutang Lo sama si Bos udah ga keitung Hes. Biar Lo ngangk*ng di depannya tiap hari juga ga bakal lunas tuh utang...," kata Kapak sinis.
" Iya. Apalagi Lo udah ga selincah dulu Hes. Lo kalah gesit sama pendatang baru. Makanya Bos ga lagi manjain Lo dan nagih duit yang Lo pake itu...," kata Komeng sambil mulai menyentuh bagian tubuh Hesti.
" Tolong jangan kaya gini Bang. Gue mau tobat dan ga mau lagi jadi PSK...," kata Hesti lirih hingga membuat kedua preman itu tertawa.
" Tobat ?, ga usah mimpi !. Lo ga bisa keluar dari pekerjaan ini kecuali Lo ngasih cewek lain buat gantiin Lo. Harus cantik dan masih segel. Kalo ga, Gue bakal kejar Lo terus sampe ujung dunia. Ingat itu...!" kata Kapak sambil menoyor kepala Hesti dengan keras.
" Berhubung Kita lagi happy, jadi Lo Kita bebasin malam ini. Lo ga harus muasin Kita tapi Lo cukup bayarin minuman Kita. Gimana...?" tanya Komeng sambil menepuk bok*ng Hesti.
" I... iya Bang. Biar Gue yang bayar, ini uangnya...," sahut Hesti lalu bergegas memberikan pendapatannya malam itu kepada Kapak dan Komeng.
Setelah mendapatkan uang Hesti, kedua preman itu pun pergi meninggalkan tempat itu sambil tertawa puas. Hesti pun menyandarkan tubuhnya di pohon. Dari tempatnya sembunyi Rex bisa melihat jika Hesti menangis. Beberapa saat kemudian Hesti menghentikan tangisnya lalu mengusap wajahnya yang basah.
" Gue harus cari cewek lain buat gantiin posisi Gue. Dan Gue tau siapa orang yang cocok untuk pekerjaan ini...," gumam Hesti.
Setelah merapikan penampilannya Hesti pun melangkah meninggalkan tempat itu. Rex keluar dari persembunyiannya lalu menatap kepergian Hesti sambil mengepalkan tangannya.
\=\=\=\=\=
Hari itu Lilian nampak gusar karena Hesti terus mendesak agar mengantarnya ke suatu tempat. Lilian ingat pesan Rex dan ia tak ingin sang adik marah karena ia melanggar janji.
" Ayo dong Li, sebentar aja. Gue ga tau harus minta tolong sama siapa lagi. Nadifa udah ga mau bantuin Gue lagi sejak kejadian itu. Gue kan pendatang, jadi ga tau seluk beluk kota Jakarta. Ntar kalo Gue salah masuk tempat kaya tempo hari gimana...?" tanya Hesti dengan wajah memelas.
Lilian nampak bimbang sejenak. Namun detik berikutnya Lilian menganggukkan kepala tanda setuju. Hesti tersenyum sambil memeluk Lilian erat.
" Makasih ya Li. Ga salah Gue milih Lo jadi sahabat Gue...," kata Hesti dengan mata berkaca-kaca.
Hesti mengira dengan menyerahkan Lilian ia akan segera terbebas dari jerat prostitusi yang selama ini dilakoninya.
" Sama-sama Hes. Udah yuk Kita ke kelas...," ajak Lilian sambil melangkah.
" Ok, duluan aja Li. Gue ke toilet dulu ya...," sahut Hesti sambil berlalu.
" Kalo Lo nganggap Gue sahabat, Lo ga bakal tega jerumusin Gue ke lembah nista itu Hes...," gumam Lilian dengan suara tercekat.
Tanpa Hesti sadari Lilian telah lebih dulu tahu rencana Hesti yang ingin menjebaknya. Sebelumnya Lilian sempat bertengkar hebat dengan Rex karena membela Hesti mati-matian. Akhirnya Rex menceritakan apa yang dilihatnya dan itu membuat Lilian terkejut.
\=\=\=\=\=
Kini Lilian dan Hesti tengah berada di suatu tempat yang jauh dari keramaian.
" Tempat apaan nih Hes...?" tanya Lilian curiga.
" Ini rumah sodara Gue Li. Gue mau nagih utang, kan lumayan buat biaya hidup Gue sambil nunggu kiriman dari Bapak...," sahut Hesti.
" Lo bilang ga punya sodara di Jakarta...," kata Lilian.
" Mmm..., iya. Maksud Gue kalo sodara deket ga ada. Tapi kalo sodara jauh mah ada...," sahut Hesti gugup.
Lilian pun mengangguk dan membiarkan Hesti menjalankan rencana jahatnya. Lilian juga membiarkan Hesti pergi meninggalkannya seorang diri di tempat asing itu karena yakin bantuan akan segera tiba.
Tiba-tiba masuklah tiga orang pria yang menatap Lilian dengan tatapan lapar. Pimpinan pria itu adalah pria yang sama yang pernah dilihat Lilian di lampu merah tempo hari. Lilian pun bergeser menjauh karena takut.
" Ini orangnya...?" tanya pria itu.
" Iya Bos...," sahut dua pria lainnya.
" Cantik, Gue suka..., " kata pria itu sambil mengamati Lilian dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kemudian pria itu melangkah mendekati Lilian. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh Lilian yang berdiri dengan tubuh gemetar.
" Ga usah takut. Saya ga akan nyakitin Kamu asal Kamu turuti perintah Saya...," kata pria itu dengan tatapan mesum.
Lilian pun mulai menangis. Ia menyesal karena telah sok-sok an mengikuti rencana jahat Hesti. Kini dia terjebak dalam permainannya sendiri tanpa tahu bisa selamat atau tidak.
Tiba-tiba pintu didobrak hingga hancur dan mengejutkan semua orang. Setelahnya masuk lah polisi berseragam lengkap dengan senjata api mengepung tempat itu.
" Angkat tangan dan berlutut !. Kalian sudah Kami kepung !. Laksanakan atau Kami akan menembak...!" kata seorang polisi dengan lantang.
" Sia*an !. Kita dijebak...!" kata pria itu saat dua orang polisi meringkusnya.
Lilian pun terduduk lemas. Seorang polwan mendekat kearahnya diikuti seorang pria di belakangnya yang dikenali Lilian sebagai ayahnya.
" Kamu Gapapa kan dik...?" tanya polwan itu.
Lilian hanya bisa menggelengkan kepalanya. Namun saat Ramon memeluknya, Lilian pun menangis histeris.
" Ayaaahhh..., Aku takut !. Bawa Aku pergi dari sini Yah. Hesti jahat, dia jahat Yah...!" kata Lilian sambil menangis.
" Iya Nak. Kita pergi dari sini ya. Semua aman dan terkendali sekarang. Polisi udah berhasil meringkus mereka...," sahut Ramon sambil menggendong tubuh Lilian dan membawanya keluar.
Ternyata saat Lilian tiba di luar ia melihat Hesti sudah berdiri dengan tangan diborgol bersama beberapa orang lainnya. Beberapa polisi tampak berdiri menjaganya. Saat melihat Lilian menangis dalam gendongan Ramon, Hesti pun ikut menangis. Dan saat Ramon melintas di depannya, Hesti pun berucap lirih.
" Maaf Li...," kata Hesti.
Lilian menulikan telinganya dan memilih memejamkan mata dalam gendongan sang ayah.
bersambung
# Inna Lillahi wainna ilaihi roji'uun... Turut berduka cita atas musibah yang menimpa saudara kita di tanah Cianjur. Semoga diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian Allah. Dan untuk korban meninggal dunia, semoga Husnul khatimah.
Aamiin yaa Robbal'alamiin... #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
semoga banyak jiwa2 dr korban cianjur yang di ampuni dosanya... semoga tidak ada bencana lagi di negeri ini... ngeri ya punya temen jahat gitu.. untung rex pintar.. ayah lilian jg hebat.. para polisi jg hebat
2022-11-23
3
Asih Yusneni
Aamiin ya Rabbal'alamiin 🤲🤲🤲
2022-11-23
3
Siti komalasari
turut berbela sungkawa atas bencana gempa yang terjadi di daerah cianjur semoga diberi kesabaran dan keikhlasan... aamiin 🤲🤲
2022-11-23
1