17. Rencana Jahat

Kecurigaan Rex terhadap Hesti pun terbukti. Suatu malam lagi-lagi Rex bertemu dengan Hesti yang sedang diganggu preman.

Saat itu Rex sedang duduk di depan sebuah mall sambil menunggu teman-temannya. Rupanya Rex dan teamnya baru saja usai bertanding futsal. Untuk merayakan kemenangan team mereka, maka sang pelatih mentraktir mereka 'ngopi' di sebuah kafe.

Setelahnya Rex dan tiga temannya pamit undur diri karena merasa lelah.

" Masih sore Rex, ngapain sih buru-buru pulang...?" tanya salah seorang temannya.

" Capek Bang, mau tidur...," sahut Rex sambil merapatkan jaketnya.

" Jam segini tidur, ga percaya Gue...," sahut teman yang lain sambil tertawa.

" Tapi Gue emang mau tidur Bang. Biasanya kalo udah tidur otak Gue jadi encer dan gampang mencerna pelajaran. Sebentar lagi kan ujian, jadi Gue mulai nyicil belajar supaya lulus dengan nilai baik...," sahut Rex menjelaskan.

" Wuiihh anak sekolahan mah emang beda. Belajar ga kenal waktu sampe waktu libur pun harus tetep belajar...," kata teman yang lain ditingkahi tawa semua orang.

" Iya lah Bang. Orangtua Gue kan udah ngasih Gue kepercayaan dan kebebasan buat ngejalanin semuanya. Jadi ga ada salahnya Gue bikin mereka bangga. Walau ga jadi yang terbaik, tapi Gue udah berusaha melakukan yang terbaik...," sahut Rex mantap disambut tepuk tangan sang pelatih.

" Gini nih yang bikin Gue tambah salut sama Lo Rex. Ikut banyak kegiatan di luar sekolah tapi ga lupa sama kewajiban sebagai pelajar. Nah, sekarang Lo boleh pulang. Yang lain boleh tetep di sini sampe puas...," kata sang pelatih menengahi.

" Makasih Pak. Saya duluan ya, Assalamualaikum..., " kata Rex sambil melangkah keluar diikuti tiga orang temannya.

" Wa alaikumsalam...," sahut sang pelatih dan anggota team bersamaan.

Kemudian Rex melangkah ke parkiran dan bermaksud segera melajukan motornya, namun gagal karena dua temannya harus kembali ke dalam.

" Dompet Gue ketinggalan nih...," kata Ferdi.

" Kacamata Gue juga ketinggalan...," sela Damar.

" Dasar pikun. Buruan ambil, Gue sama Rex tunggu di sini...!" kata Ali kesal.

" Ok...!" sahut Ferdi dan Damar lalu bergegas kembali ke dalam kafe yang terletak di dalam mall.

" Eh, Gue ke toilet dulu ya Rex. Kebelet nih...," kata Ali sambil berlari meninggalkan Rex begitu saja.

" Ck, dasar cowok aneh. Yang dua pikun, yang satu klepnya kendor...," gerutu Rex sambil duduk di atas motor.

Sebenarnya Rex bisa langsung pulang, namun ia janji mengantar Damar tadi. Akhirnya Rex pun memutuskan menunggu ketiga temannya yang memiliki tiga keperluan berbeda itu.

Saat menunggu itu lah Rex melihat seorang wanita tengah 'dipepet' oleh dua orang pria. Anehnya tak ada seorang pun yang peduli hingga membuat Rex tergerak membantu.

Dengan mengendap-endap Rex mendekati tiga orang yang tengah ribut itu. Rex terkejut saat mengenali wanita dan dua pria itu adalah Hesti dan preman yang sama yang mengganggu Lilian tempo hari.

Awalnya Rex berniat membantu Hesti. Tapi saat mereka menyebut nama Hesti dengan lantang, Rex pun curiga dan mengurungkan niatnya. Ia sengaja sembunyi di tempat yang gelap untuk mencuri dengar apa yang dibicarakan Hesti dan kedua preman itu.

" Jangan ngelak lagi Hesti !. Kapan Lo mau bayar hutang Lo...?!" kata salah satu preman bernama Kapak.

" Iya, sabar dong Bang. Gue pasti bayar kok...," sahut Hesti dengan suara bergetar.

" Kapan...?!" tanya dua preman itu bersamaan.

" Jangan alasan lagi Hes. Lo bilang mau bayar pake temen Lo, tapi ternyata dia punya body guard. Dan Lo malah ikutan lari sama mereka waktu Gue dipukulin sama bocah tanggung itu...!" kata preman bernama Komeng.

" Gue harus ikut lari supaya mereka ga curiga Bang. Kalo Gue ga lari terus mereka lapor Polisi kan malah gawat...," sahut Hesti memberi alasan.

" Masuk akal sih. Tapi hutang Lo sama si Bos udah ga keitung Hes. Biar Lo ngangk*ng di depannya tiap hari juga ga bakal lunas tuh utang...," kata Kapak sinis.

" Iya. Apalagi Lo udah ga selincah dulu Hes. Lo kalah gesit sama pendatang baru. Makanya Bos ga lagi manjain Lo dan nagih duit yang Lo pake itu...," kata Komeng sambil mulai menyentuh bagian tubuh Hesti.

" Tolong jangan kaya gini Bang. Gue mau tobat dan ga mau lagi jadi PSK...," kata Hesti lirih hingga membuat kedua preman itu tertawa.

" Tobat ?, ga usah mimpi !. Lo ga bisa keluar dari pekerjaan ini kecuali Lo ngasih cewek lain buat gantiin Lo. Harus cantik dan masih segel. Kalo ga, Gue bakal kejar Lo terus sampe ujung dunia. Ingat itu...!" kata Kapak sambil menoyor kepala Hesti dengan keras.

" Berhubung Kita lagi happy, jadi Lo Kita bebasin malam ini. Lo ga harus muasin Kita tapi Lo cukup bayarin minuman Kita. Gimana...?" tanya Komeng sambil menepuk bok*ng Hesti.

" I... iya Bang. Biar Gue yang bayar, ini uangnya...," sahut Hesti lalu bergegas memberikan pendapatannya malam itu kepada Kapak dan Komeng.

Setelah mendapatkan uang Hesti, kedua preman itu pun pergi meninggalkan tempat itu sambil tertawa puas. Hesti pun menyandarkan tubuhnya di pohon. Dari tempatnya sembunyi Rex bisa melihat jika Hesti menangis. Beberapa saat kemudian Hesti menghentikan tangisnya lalu mengusap wajahnya yang basah.

" Gue harus cari cewek lain buat gantiin posisi Gue. Dan Gue tau siapa orang yang cocok untuk pekerjaan ini...," gumam Hesti.

Setelah merapikan penampilannya Hesti pun melangkah meninggalkan tempat itu. Rex keluar dari persembunyiannya lalu menatap kepergian Hesti sambil mengepalkan tangannya.

\=\=\=\=\=

Hari itu Lilian nampak gusar karena Hesti terus mendesak agar mengantarnya ke suatu tempat. Lilian ingat pesan Rex dan ia tak ingin sang adik marah karena ia melanggar janji.

" Ayo dong Li, sebentar aja. Gue ga tau harus minta tolong sama siapa lagi. Nadifa udah ga mau bantuin Gue lagi sejak kejadian itu. Gue kan pendatang, jadi ga tau seluk beluk kota Jakarta. Ntar kalo Gue salah masuk tempat kaya tempo hari gimana...?" tanya Hesti dengan wajah memelas.

Lilian nampak bimbang sejenak. Namun detik berikutnya Lilian menganggukkan kepala tanda setuju. Hesti tersenyum sambil memeluk Lilian erat.

" Makasih ya Li. Ga salah Gue milih Lo jadi sahabat Gue...," kata Hesti dengan mata berkaca-kaca.

Hesti mengira dengan menyerahkan Lilian ia akan segera terbebas dari jerat prostitusi yang selama ini dilakoninya.

" Sama-sama Hes. Udah yuk Kita ke kelas...," ajak Lilian sambil melangkah.

" Ok, duluan aja Li. Gue ke toilet dulu ya...," sahut Hesti sambil berlalu.

" Kalo Lo nganggap Gue sahabat, Lo ga bakal tega jerumusin Gue ke lembah nista itu Hes...," gumam Lilian dengan suara tercekat.

Tanpa Hesti sadari Lilian telah lebih dulu tahu rencana Hesti yang ingin menjebaknya. Sebelumnya Lilian sempat bertengkar hebat dengan Rex karena membela Hesti mati-matian. Akhirnya Rex menceritakan apa yang dilihatnya dan itu membuat Lilian terkejut.

\=\=\=\=\=

Kini Lilian dan Hesti tengah berada di suatu tempat yang jauh dari keramaian.

" Tempat apaan nih Hes...?" tanya Lilian curiga.

" Ini rumah sodara Gue Li. Gue mau nagih utang, kan lumayan buat biaya hidup Gue sambil nunggu kiriman dari Bapak...," sahut Hesti.

" Lo bilang ga punya sodara di Jakarta...," kata Lilian.

" Mmm..., iya. Maksud Gue kalo sodara deket ga ada. Tapi kalo sodara jauh mah ada...," sahut Hesti gugup.

Lilian pun mengangguk dan membiarkan Hesti menjalankan rencana jahatnya. Lilian juga membiarkan Hesti pergi meninggalkannya seorang diri di tempat asing itu karena yakin bantuan akan segera tiba.

Tiba-tiba masuklah tiga orang pria yang menatap Lilian dengan tatapan lapar. Pimpinan pria itu adalah pria yang sama yang pernah dilihat Lilian di lampu merah tempo hari. Lilian pun bergeser menjauh karena takut.

" Ini orangnya...?" tanya pria itu.

" Iya Bos...," sahut dua pria lainnya.

" Cantik, Gue suka..., " kata pria itu sambil mengamati Lilian dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kemudian pria itu melangkah mendekati Lilian. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh Lilian yang berdiri dengan tubuh gemetar.

" Ga usah takut. Saya ga akan nyakitin Kamu asal Kamu turuti perintah Saya...," kata pria itu dengan tatapan mesum.

Lilian pun mulai menangis. Ia menyesal karena telah sok-sok an mengikuti rencana jahat Hesti. Kini dia terjebak dalam permainannya sendiri tanpa tahu bisa selamat atau tidak.

Tiba-tiba pintu didobrak hingga hancur dan mengejutkan semua orang. Setelahnya masuk lah polisi berseragam lengkap dengan senjata api mengepung tempat itu.

" Angkat tangan dan berlutut !. Kalian sudah Kami kepung !. Laksanakan atau Kami akan menembak...!" kata seorang polisi dengan lantang.

" Sia*an !. Kita dijebak...!" kata pria itu saat dua orang polisi meringkusnya.

Lilian pun terduduk lemas. Seorang polwan mendekat kearahnya diikuti seorang pria di belakangnya yang dikenali Lilian sebagai ayahnya.

" Kamu Gapapa kan dik...?" tanya polwan itu.

Lilian hanya bisa menggelengkan kepalanya. Namun saat Ramon memeluknya, Lilian pun menangis histeris.

" Ayaaahhh..., Aku takut !. Bawa Aku pergi dari sini Yah. Hesti jahat, dia jahat Yah...!" kata Lilian sambil menangis.

" Iya Nak. Kita pergi dari sini ya. Semua aman dan terkendali sekarang. Polisi udah berhasil meringkus mereka...," sahut Ramon sambil menggendong tubuh Lilian dan membawanya keluar.

Ternyata saat Lilian tiba di luar ia melihat Hesti sudah berdiri dengan tangan diborgol bersama beberapa orang lainnya. Beberapa polisi tampak berdiri menjaganya. Saat melihat Lilian menangis dalam gendongan Ramon, Hesti pun ikut menangis. Dan saat Ramon melintas di depannya, Hesti pun berucap lirih.

" Maaf Li...," kata Hesti.

Lilian menulikan telinganya dan memilih memejamkan mata dalam gendongan sang ayah.

bersambung

# Inna Lillahi wainna ilaihi roji'uun... Turut berduka cita atas musibah yang menimpa saudara kita di tanah Cianjur. Semoga diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian Allah. Dan untuk korban meninggal dunia, semoga Husnul khatimah.

Aamiin yaa Robbal'alamiin... #

Terpopuler

Comments

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

semoga banyak jiwa2 dr korban cianjur yang di ampuni dosanya... semoga tidak ada bencana lagi di negeri ini... ngeri ya punya temen jahat gitu.. untung rex pintar.. ayah lilian jg hebat.. para polisi jg hebat

2022-11-23

3

Asih Yusneni

Asih Yusneni

Aamiin ya Rabbal'alamiin 🤲🤲🤲

2022-11-23

3

Siti komalasari

Siti komalasari

turut berbela sungkawa atas bencana gempa yang terjadi di daerah cianjur semoga diberi kesabaran dan keikhlasan... aamiin 🤲🤲

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Gosip
2 2. Penyanyi tanpa wujud
3 3. Apaan Tuh ?
4 4. Salah Liat ?
5 5. Berseliweran
6 6. Hantu Landung ?
7 7. Kalimat Penentuan
8 8. Lega
9 9. Siapa Zada ?
10 10. Masa Lalu Tini
11 11. Teman Rex
12 12. Luka Zada
13 13. Terlibat ?
14 14. Jadi Tersangka
15 15. Salam Perpisahan
16 16. Dikejar Preman
17 17. Rencana Jahat
18 18. Lilian Kecewa
19 19. Selanjutnya
20 20. Mantan Sahabat
21 21. Salah Paham
22 22. Mungkin Jodoh ?
23 23. Menghindar
24 24. Terlambat
25 25. Datang
26 26. Boleh Numpang
27 27. Selidiki
28 28. Suara Yang Sama
29 29. Pasien Bernama Aura
30 30. Ditemenin Gama
31 31. Sebuah Nama
32 32. Kena Deh...
33 33. Bukan Dia
34 34. Ditangkap
35 35. Keluarga Dipo
36 36. Ruwet
37 37. Hanya Boneka
38 38. Liat Ruko
39 39. Ga Baik - Baik
40 40. Suara Itu Lagi
41 41. Cewek Di Bawah Pohon
42 42. Menyapa
43 43. Dia Lagi...
44 44. Mirip Rex
45 45. Inget Agus
46 46. Mengintai
47 47. Berkaitan kah ?
48 48. Membantu Satria
49 49. Hukuman
50 50. Dokter Aksara
51 51. Pingsan
52 52. Hampir Ditipu
53 53. Gamaa...!!
54 54. Sampe Jakarta
55 55. Menghindar Lagi
56 56. Hantunya Ada Dua
57 57. Konsultasi
58 58. Nurut
59 59. Kapok
60 60. Udah Punya
61 61. Mereka Adalah...
62 62. Gama Cemburu
63 63. Mantan Lilian
64 64. Lilian
65 65. Ledakan
66 66. Sedih Atau Senang ?
67 67. Ditelephon Polisi
68 68. Lilian dan Riko
69 69. Melapor...
70 70. Kios Baso
71 71. Pasangan Mesum
72 72. Reni Dan Hamidah
73 73. Buronan
74 74. Merekam
75 75. Bubuk Apa ?
76 76. Dua Bukti
77 77. Restu Urung
78 78. Meminta Kesempatan
79 79. Liat Brosur
80 80. Ngecek Rumah
81 81. Hantu Penunggu
82 82. Kenapa... ?
83 83. Ga Ingat
84 84. Meluruskan
85 85. Angko Datang
86 86. Anterin Gue Gam...
87 87. Bertemu Untuk Bersama
88 88. Tower Crane
89 89. Guling Bau ?
90 90. Gama Terluka
91 91. Menjenguk Gama
92 92. Tentang Cinta
93 93. Dilema
94 94. Ketemu Lagi
95 95. Nyaman...?
96 96. Pocong Itu Lagi
97 97. Namanya Martin
98 98. Pria Yang Sama ?
99 99. Berbunga-bunga
100 100. Gara-Gara Wafel
101 101. Saling Mendoakan
102 102. Makasih Wanita Misterius
103 103. Lakukan Saja !
104 104. Tolong Datang...
105 105. Akhirnya Tau...
106 106. Ternyata...
107 107. Dipercepat
108 108. Saahh...!
109 109. Gagal Fokus
110 110. Hari Pertama
111 111. Makhluk Apaan Tuh ?
112 112. Siluman Apa ?
113 113. Jadi Korban Juga
114 114. Cari Tempat Lain
115 115. Terbakar
116 116. Tak Pernah Ada
117 117. Pertanyaan Random
118 118. Pria Menangis
119 119. Mayat Di Dasar Danau
120 120. Jadi Tersangka
121 121. Sudahi Saja
122 122. Gusar
123 123. Ditangkap
124 124. Tak Sia-Sia
125 125. Elvira Hilang
126 126. Romansa ?
127 127. Misi Berakhir
128 128. Panti Asuhan
129 129. Hamil
130 130. Berita
131 131. Pria Tersenyum
132 132. Ramzi Ketemu
133 133. Kembali Bersama
134 134. Mirip ?
135 135. Ikatan Saudara
136 136. Ke Rumah Arini
137 137. Belum Lengkap
138 138. Kok Ada Tiga ?
139 139. Dua Dimensi Berbeda ?
140 140. Apa Salahku ?
141 141. Mengerti
142 142. Dugaan...
143 143. Pembicaraan Konyol
144 144. Menyapa Karsih
145 145. Firasat Buruk
146 146. Diam-diam
147 147. Semua Sedih
148 148. Tentang Hadini
149 149. Penasaran
150 150. Rex Siuman
151 151. Dukungan Keluarga
152 152. Sang Dokter
153 153. Maaf Zada...
154 154. Disandera
155 155. Terdiam
156 156. Mendadak Sembuh ?
157 157. Pake Kursi Roda
158 158. Teman Baik
159 159. Pemain Juga
160 160. Diringkus
161 161. Ga Menyangka
162 162. Dijemput Zada
163 163. Minta Cucu Menantu
164 164. Pertemuan Yang Unik
165 165. Ada Yang Ga Beres
166 166. Ditungguin Biawak
167 167. Segede Buaya
168 168. Ada apa Lagi...?
169 169. Ikut Tertawa
170 170. Media Santet
171 171. Dimana Anak Kami ?
172 172. Mengawasi Ari
173 173. Keluarga Siluman Biawak
174 174. Satu Tugas Lagi
175 175. Belum Ingin Menikah
176 176. Pria Bermahkota Biawak
177 177. Di Kamar Hotel
178 178. Iya, Aku Ikut...
179 179. Petunjuk Dari Nyai
180 180. Siluman Biawak Itu...
181 181. Bertemu Lagi
182 182. Mau Ngedate
183 183. Setengah Jam
184 184. Mengantar Pulang
185 185. Diajak Sarapan
186 186. Pengertian
187 187. Khawatir...
188 188. Pertengkaran
189 189. Kehilangan
190 190. Mengejar Bayangan
191 191. Menjenguk
192 192. Bertemu Keluarga
193 193. Akan Kembali...!
194 194. Mau Bunuh Diri ?
195 195. Linglung
196 196. Jejak Bau
197 197. Ada Apa Sih ?
198 198. Ga Bisa Nganter
199 199. Pilihan Elvira
200 200. Beda Dimensi
201 201. Wanita Berhati Iblis
202 202. Bukan Lampor
203 203. Mulai Ragu
204 204. Hantu Pengusung Keranda
205 205. Pesta Masa Lalu
206 206. Pria Seperti Ramon
207 207. Gagal Menjebak
208 208. Oh Gitu...
209 209. Bukan Modus Kan...?
210 210. Cewek Unik
211 211. Bukan Temen Gue
212 212. Ditunggu Janjinya
213 213. Bukan Pengganti
214 214. Ketemu Lilian
215 215. Bantuan Lanni
216 216. Kenapa Bukan Saya ?
217 217. Diajak Pergi
218 218. Lepas
219 219. Lanni Cerita
220 220. Dikejar Sepupu
221 221. Masih Tentang Shezi ?
222 222. Sombong Banget...
223 223. Udah Ketemu
224 224. Menyesal Plus Malu
225 225. Dipaksa Menjenguk
226 226. Menyelamatkan Shezi
227 227. Dipanggil Polisi
228 228. Liat Sekeliling
229 229. Kok Tega Banget
230 230. Ngeliat Juga...?!
231 231. Shezi Salah Paham
232 232. Masih Ngambek
233 233. Dimana Shezi ?
234 234. Kok Gitu Sih
235 235. Melamar Paksa
236 236. Pembukaan Klinik Aksara
237 237. Bukan Hukuman
238 238. Ziarah Makam
239 239. Kamu Bahagia...
240 240. Dikerjain Rex
241 241. Keluarga Baru
242 242. Temen Perempuan ?
243 243. Permintaan Ga Masuk Akal
244 244. Panggil Gaza
245 245. Berbeda...
Episodes

Updated 245 Episodes

1
1. Gosip
2
2. Penyanyi tanpa wujud
3
3. Apaan Tuh ?
4
4. Salah Liat ?
5
5. Berseliweran
6
6. Hantu Landung ?
7
7. Kalimat Penentuan
8
8. Lega
9
9. Siapa Zada ?
10
10. Masa Lalu Tini
11
11. Teman Rex
12
12. Luka Zada
13
13. Terlibat ?
14
14. Jadi Tersangka
15
15. Salam Perpisahan
16
16. Dikejar Preman
17
17. Rencana Jahat
18
18. Lilian Kecewa
19
19. Selanjutnya
20
20. Mantan Sahabat
21
21. Salah Paham
22
22. Mungkin Jodoh ?
23
23. Menghindar
24
24. Terlambat
25
25. Datang
26
26. Boleh Numpang
27
27. Selidiki
28
28. Suara Yang Sama
29
29. Pasien Bernama Aura
30
30. Ditemenin Gama
31
31. Sebuah Nama
32
32. Kena Deh...
33
33. Bukan Dia
34
34. Ditangkap
35
35. Keluarga Dipo
36
36. Ruwet
37
37. Hanya Boneka
38
38. Liat Ruko
39
39. Ga Baik - Baik
40
40. Suara Itu Lagi
41
41. Cewek Di Bawah Pohon
42
42. Menyapa
43
43. Dia Lagi...
44
44. Mirip Rex
45
45. Inget Agus
46
46. Mengintai
47
47. Berkaitan kah ?
48
48. Membantu Satria
49
49. Hukuman
50
50. Dokter Aksara
51
51. Pingsan
52
52. Hampir Ditipu
53
53. Gamaa...!!
54
54. Sampe Jakarta
55
55. Menghindar Lagi
56
56. Hantunya Ada Dua
57
57. Konsultasi
58
58. Nurut
59
59. Kapok
60
60. Udah Punya
61
61. Mereka Adalah...
62
62. Gama Cemburu
63
63. Mantan Lilian
64
64. Lilian
65
65. Ledakan
66
66. Sedih Atau Senang ?
67
67. Ditelephon Polisi
68
68. Lilian dan Riko
69
69. Melapor...
70
70. Kios Baso
71
71. Pasangan Mesum
72
72. Reni Dan Hamidah
73
73. Buronan
74
74. Merekam
75
75. Bubuk Apa ?
76
76. Dua Bukti
77
77. Restu Urung
78
78. Meminta Kesempatan
79
79. Liat Brosur
80
80. Ngecek Rumah
81
81. Hantu Penunggu
82
82. Kenapa... ?
83
83. Ga Ingat
84
84. Meluruskan
85
85. Angko Datang
86
86. Anterin Gue Gam...
87
87. Bertemu Untuk Bersama
88
88. Tower Crane
89
89. Guling Bau ?
90
90. Gama Terluka
91
91. Menjenguk Gama
92
92. Tentang Cinta
93
93. Dilema
94
94. Ketemu Lagi
95
95. Nyaman...?
96
96. Pocong Itu Lagi
97
97. Namanya Martin
98
98. Pria Yang Sama ?
99
99. Berbunga-bunga
100
100. Gara-Gara Wafel
101
101. Saling Mendoakan
102
102. Makasih Wanita Misterius
103
103. Lakukan Saja !
104
104. Tolong Datang...
105
105. Akhirnya Tau...
106
106. Ternyata...
107
107. Dipercepat
108
108. Saahh...!
109
109. Gagal Fokus
110
110. Hari Pertama
111
111. Makhluk Apaan Tuh ?
112
112. Siluman Apa ?
113
113. Jadi Korban Juga
114
114. Cari Tempat Lain
115
115. Terbakar
116
116. Tak Pernah Ada
117
117. Pertanyaan Random
118
118. Pria Menangis
119
119. Mayat Di Dasar Danau
120
120. Jadi Tersangka
121
121. Sudahi Saja
122
122. Gusar
123
123. Ditangkap
124
124. Tak Sia-Sia
125
125. Elvira Hilang
126
126. Romansa ?
127
127. Misi Berakhir
128
128. Panti Asuhan
129
129. Hamil
130
130. Berita
131
131. Pria Tersenyum
132
132. Ramzi Ketemu
133
133. Kembali Bersama
134
134. Mirip ?
135
135. Ikatan Saudara
136
136. Ke Rumah Arini
137
137. Belum Lengkap
138
138. Kok Ada Tiga ?
139
139. Dua Dimensi Berbeda ?
140
140. Apa Salahku ?
141
141. Mengerti
142
142. Dugaan...
143
143. Pembicaraan Konyol
144
144. Menyapa Karsih
145
145. Firasat Buruk
146
146. Diam-diam
147
147. Semua Sedih
148
148. Tentang Hadini
149
149. Penasaran
150
150. Rex Siuman
151
151. Dukungan Keluarga
152
152. Sang Dokter
153
153. Maaf Zada...
154
154. Disandera
155
155. Terdiam
156
156. Mendadak Sembuh ?
157
157. Pake Kursi Roda
158
158. Teman Baik
159
159. Pemain Juga
160
160. Diringkus
161
161. Ga Menyangka
162
162. Dijemput Zada
163
163. Minta Cucu Menantu
164
164. Pertemuan Yang Unik
165
165. Ada Yang Ga Beres
166
166. Ditungguin Biawak
167
167. Segede Buaya
168
168. Ada apa Lagi...?
169
169. Ikut Tertawa
170
170. Media Santet
171
171. Dimana Anak Kami ?
172
172. Mengawasi Ari
173
173. Keluarga Siluman Biawak
174
174. Satu Tugas Lagi
175
175. Belum Ingin Menikah
176
176. Pria Bermahkota Biawak
177
177. Di Kamar Hotel
178
178. Iya, Aku Ikut...
179
179. Petunjuk Dari Nyai
180
180. Siluman Biawak Itu...
181
181. Bertemu Lagi
182
182. Mau Ngedate
183
183. Setengah Jam
184
184. Mengantar Pulang
185
185. Diajak Sarapan
186
186. Pengertian
187
187. Khawatir...
188
188. Pertengkaran
189
189. Kehilangan
190
190. Mengejar Bayangan
191
191. Menjenguk
192
192. Bertemu Keluarga
193
193. Akan Kembali...!
194
194. Mau Bunuh Diri ?
195
195. Linglung
196
196. Jejak Bau
197
197. Ada Apa Sih ?
198
198. Ga Bisa Nganter
199
199. Pilihan Elvira
200
200. Beda Dimensi
201
201. Wanita Berhati Iblis
202
202. Bukan Lampor
203
203. Mulai Ragu
204
204. Hantu Pengusung Keranda
205
205. Pesta Masa Lalu
206
206. Pria Seperti Ramon
207
207. Gagal Menjebak
208
208. Oh Gitu...
209
209. Bukan Modus Kan...?
210
210. Cewek Unik
211
211. Bukan Temen Gue
212
212. Ditunggu Janjinya
213
213. Bukan Pengganti
214
214. Ketemu Lilian
215
215. Bantuan Lanni
216
216. Kenapa Bukan Saya ?
217
217. Diajak Pergi
218
218. Lepas
219
219. Lanni Cerita
220
220. Dikejar Sepupu
221
221. Masih Tentang Shezi ?
222
222. Sombong Banget...
223
223. Udah Ketemu
224
224. Menyesal Plus Malu
225
225. Dipaksa Menjenguk
226
226. Menyelamatkan Shezi
227
227. Dipanggil Polisi
228
228. Liat Sekeliling
229
229. Kok Tega Banget
230
230. Ngeliat Juga...?!
231
231. Shezi Salah Paham
232
232. Masih Ngambek
233
233. Dimana Shezi ?
234
234. Kok Gitu Sih
235
235. Melamar Paksa
236
236. Pembukaan Klinik Aksara
237
237. Bukan Hukuman
238
238. Ziarah Makam
239
239. Kamu Bahagia...
240
240. Dikerjain Rex
241
241. Keluarga Baru
242
242. Temen Perempuan ?
243
243. Permintaan Ga Masuk Akal
244
244. Panggil Gaza
245
245. Berbeda...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!