12. Luka Zada

Melihat Rex bersikap kasar pada seorang gadis belia, Ramon pun murka. Dengan lantang ia meminta Rex melepaskan Zada.

" Apa yang Kamu lakukan Rex ?!. Lepaskan dia...!" kata Ramon sambil menatap Rex dengan tatapan marah.

Rex dan Zada sama-sama terkejut lalu refleks saling menjauh. Lilian bergegas menghampiri Zada lalu memeluknya erat supaya Zada tak ketakutan mendengar suara ayahnya yang menggelegar itu.

" Kenapa Kamu menyakiti dia...?!" tanya Ramon lagi.

" Ayah salah paham. Aku ga nyakitin dia. Aku membawanya masuk supaya bisa ngobatin lukanya. Lebih seneng lagi kalo Ayah mau bantuin dia lapor Polisi karena udah dipukulin sampe babak belur kaya gitu...," sahut Rex gusar.

Jawaban Rex membuat semua orang terkejut lalu mengamati Zada yang tengah dipeluk Lilian. Mereka melihat sekujur tangan dan kaki Zada dipenuhi luka lebam berwarna kehitaman. Ditambah rambut dan pakaian yang kusut mereka yakin jika gadis belia itu telah mengalami penganiayaan.

" Sudah Nak. Jangan bikin kegaduhan di luar, ga enak diliat tetangga. Bicarakan baik-baik di dalam biar ga melebar kemana-mana...," kata Rusminah sambil mengusap punggung Ramon.

" Iya Mak. Maaf...," sahut Ramon yang diangguki Rusminah.

" Sekarang bawa Zada masuk ke dalam Lian. Dan Tini, tolong siapkan obat untuk Zada...," kata Rusminah.

" Iya Mak...," sahut Tini sambil bergegas masuk ke dalam rumah diikuti Septia.

" Ayo Zada...," ajak Lilian dengan lembut.

Zada nampak ragu melangkah. Ia menatap semua orang bergantian dengan tatapan takut hingga membuat Lanni iba.

" Ga usah takut ya. Kamu aman di sini. Sekarang masuk ke dalam sama Kak Lian dulu, biar lukanya diobatin...," bujuk Lanni sambil tersenyum.

Melihat senyum Lanni membuat ketakutan Zada menghilang. Ia mengangguk lalu mengikuti ajakan Lian.

" Keliatannya lukanya udah lumayan lama. Ditambah beberapa luka baru jadi lebih mengenaskan...," kata Gondo sambil menatap betis Zada yang bengkak.

" Betul. Tapi siapa yang tega melakukan itu sama dia...," kata Ramon sambil menggelengkan kepalanya.

" Yang pasti orang sakit jiwa Yah. Mana ada orang yang mukulin anak-anak sampe kaya gitu. Kalo jatuh pun ga akan seperti itu lukanya. Kecuali dia ketabrak atau sengaja ditabrak...," sahut Lanni kesal.

Ucapan Lanni membuat Ramon tersentak lalu bergegas menyusul ke dalam rumah. Ramon melihat Tini dan Lian tengah berusaha mengobati luka Zada. Sedangkan Septia nampak berbaring di karpet sambil memejamkan mata karena kelelahan usai berwisata seharian tadi.

" Jangan sentuh lukanya. Biarkan aja kaya gitu...!" kata Ramon saat melihat Tini akan mengompres lebam di kaki dan wajah Zada.

" Kenapa Mas ?. Kasian kan Zada, dia pasti kesakitan...," sahut Tini tak mengerti.

" Biarkan luka itu asli seperti adanya. Aku berniat membawanya ke Rumah Sakit untuk melakukan visum biar ketauan apa penyebabnya. Setelahnya Aku bakal ke kantor Polisi buat melaporkan kejadian yang menimpa gadis itu. Sekarang tolong Kamu ambilkan makanan aja buat dia Tin. Kasian dia pasti kelaparan...," sahut Ramon.

" Baik Mas...," sahut Tini.

" Ga usah masak Tin. Kita masih punya roti kok. Iya kan Bu Mira...?" tanya Lanni.

" Iya Bu...," sahut Mira sambil mengeluarkan roti dari dalam tas dan menyerahkannya kepada Lanni.

Kemudian Lanni memberikan roti itu kepada Zada yang langsung menyambutnya dengan antusias. Semua orang nampak terharu melihat cara Zada mengunyah makanan.

" Pelan-pelan aja Zada. Ga ada yang minta kok...," gurau Tini sambil menyerahkan segelas air kepada Zada.

Zada nampak tersipu malu mendengar ucapan Tini. Ia meneguk air hingga tersisa setengah gelas lalu kembali mengunyah roti.

Zada berhasil menghabiskan dua bungkus roti dan dua gelas air. Setelahnya Zada bersendawa dengan keras hingga membuat semua orang tertawa. Zada kembali tersipu karena sadar telah melakukan kesalahan kecil.

" Maaf, harusnya Aku ga gitu ya. Almarhumah Ibu bilang itu ga sopan...," kata Zada lirih sambil menundukkan kepalanya.

" Gapapa Zada. Kan Zada ngelakuinnya ga sengaja...," kata Lanni sambil tersenyum dan menyigar rambut Zada dengan jemari tangannya.

Saat jemari Lanni menyentuh kepalanya Zada meringis hingga membuat Lanni terkejut. Lanni menarik tangannya dan melihat ada darah di ujung jarinya.

" Darah..., Kamu terluka di kepala juga. Luka karena apa Zada...?" tanya Lanni hati-hati.

" Aku jatuh Bu...," sahut Zada dengan suara bergetar.

" Masa jatuh lukanya dari ujung kepala sampe ujung kaki. Yang bener aja Zada...!" kata Rex kesal.

" Rex...," panggil Lanni sambil menggelengkan kepalanya.

" Tapi itu emang ga masuk akal Bu...," sahut Rex gusar.

" Iya. Tapi sabar sedikit bisa ga sih. Kamu tuh udah bikin Zada tambah kesakitan tadi. Atau jangan-jangan Kamu yang udah bikin kepala Zada terluka...," kata Lanni sambil menatap Rex lekat.

" Kok Aku sih. Aku kan nemuin Zada udah terluka kaya gitu Bu...," sahut Rex tak terima.

" Makanya diem dan tunggu Zada jelasin semuanya...!" kata Lanni hingga membuat Rex terdiam.

" Sekarang Zada mau cerita kan apa yang terjadi ?. Jangan takut, Kita semua yang ada di sini Sayang sama Zada. Kita mau bantuin Zada supaya ga dipukulin lagi sama orang itu...," kata Rusminah dengan lembut.

Tiba-tiba Zada menangis. Melihat hal itu membuat Lanni makin iba. Ia memeluk Zada dengan erat tanpa memperdulikan pakaiannya yang akan ikut kotor nanti.

Tini nampak tersenyum melihat sikap Lanni. Ia kagum dengan kelembutan dan kasih sayang Lanni. Hal yang pernah dibanggakan Ramon di hadapannya dulu. Tini juga tahu bagaimana cara Lanni menyayanginya dan Septia hingga membuat Tini merasa Lanni benar-benar menerima kehadirannya dengan tulus.

" Cup... cup, jangan nangis lagi yaa. Kalo Zada ga mau cerita sekarang juga gapapa kok. Sekarang yang penting Zada udah aman dan ga kedinginan lagi di luar...," kata Lanni sambil mengurai pelukannya.

Kemudian Lanni mengusap air mata Zada dengan jemari tangannya. Zada nampak menatap Lanni tanpa berkedip lalu meluncur lah sebuah nama dari bibir pucatnya itu.

" Pak Tako yang mukulin Aku. Dia juga nabrak Aku pake motornya...," kata Zada lirih hingga mengejutkan Rusminah, Ramon, Tini dan Daud.

" Siapa Pak Tako...?" tanya Lanni tak mengerti.

" Dia Suami dari ibu angkatnya Zada Mbak. Mereka menikah beberapa bulan setelah Zada diangkat anak...," sahut Tini cepat hingga mengejutkan Lanni.

" Kok dia mukulin Kamu sampe kaya gini. Emangnya Kamu melakukan kesalahan apa Zada...?" tanya Lanni gusar.

" Banyak Bu...," sahut Zada sambil mengusap sudut matanya yang basah.

" Iya tau. Tapi sebanyak apa dan kesalahan sefatal apa yang Kamu lakuin sampe dia harus mukul Kamu...?" tanya Lanni lagi.

Zada kembali menangis. Ia melirik Ramon, Gondo, Daud, Rex dan Gama bergantian seolah tak nyaman dengan kehadiran mereka.

Mengerti jika Zada tak suka dengan kehadiran laki-laki di ruangan itu, Rusminah pun meminta kalimanya keluar.

" Jadi apa yang dilakukan Tako sama Kamu Zada...?" tanya Rusminah tak sabar.

" Pak Tako giniin Aku Nek...," sahut Zada sambil membuat gerakan yang menjelaskan apa yang telah dilakukan bapak angkatnya itu.

Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut dan paham apa yang terjadi. Setelahnya Lanni memanggil Ramon dan memintanya agar segera mengantar Zada ke Rumah Sakit.

\=\=\=\=\=

Ramon, Lanni, Gondo, Mira dan Lilian mengantarkan Zada ke Rumah Sakit untuk melakukan visum. Dokter wanita yang menangani Zada pun membenarkan adanya penganiayaan pada tubuh Zada.

" Apa ada kerusakan pada orang int*mnya dok...?" tanya Lanni cemas.

" Ga ada kerusakan pada organ vitalnya. Hanya terdapat lecet di sekitar pangkal paha, seperti luka akibat cakaran. Mungkin orang itu berniat melakukan pelecehan pada gadis ini dan sayangnya ga berhasil...," sahut sang dokter.

" Astaghfirullah aladziim. Malang bener sih dia...," gumam Mira sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan karena tak sanggup membayangkan penderitaan Zada saat mempertahankan kesuciannya.

" Jangan kasih kesempatan buat Bajin*n itu melakukannya lagi Yah. Kita harus laporkan dia ke Kantor Polisi...!" kata Lanni emosi.

" Iya Bu...," sahut Ramon mantap.

" Saya dukung seratus persen niat Bapak dan Ibu untuk memenjarakan dia. Bawa juga hasil visum ini biar bisa segera diproses sama Polisi...," kata sang dokter.

" Baik, makasih dok...," kata Lanni dan Ramon bersamaan.

" Sama-sama. Semoga keadilan berpihak pada Zada dan penganiayanya segera dijebloskan ke penjara...," sahut sang dokter sambil menahan geram.

Setelah menerima bukti visum, Ramon melajukan mobilnya menuju kantor Polisi. Di sana mereka diarahkan ke divisi Perlindungan Anak dan Wanita. Kebetulan divisi itu dipimpin oleh seorang Polwan yang nampak piawai menangani kasus serupa.

Polwan bernama Arini itu bertanya banyak hal pada Zada. Sikapnya yang lembut dan 'ngemong' membuat Zada merasa nyaman dan dengan mudah menceritakan semuanya.

" Pak Tako sering ngintipin Aku mandi Bu...," kata Zada.

" Oh ya. Kenapa Zada ga ngadu sama Ibu biar Bapak dimarahin...?" tanya Arini.

" Ibu ga percaya sama Zada Bu. Bapak juga ga ngaku kalo ngintipin Zada, Bapak malah bilang kalo Zada yang sengaja ga ngunci pintu waktu mandi...," sahut Zada lirih.

" Selain itu, apalagi yang Bapak lakukan sama Zada...?" tanya Arini.

" Bapak narik baju Aku sampe sobek kalo Aku nolak ngasih liat isi dalamanku. Bapak juga mukul Aku kalo Aku teriak...," sahut Zada gusar.

" Astaghfirullah aladziim..., " gumam Lanni dan Mira sambil mengepalkan tangan.

" Apa selama ini Bapak berhasil melihat semuanya...?" tanya Arini hati-hati.

" Ga Bu. Kan Aku kabur dari rumah...," sahut Zada hingga membuat semua orang bernafas lega.

" Terus...?" tanya Arini.

" Terus kemarin Aku ditabrak pake motor sama Bapak karena Aku lari dari rumah. Aku lari karena Bapak maksa Aku buka baju...," sahut Zada sambil mengusap matanya yang basah hingga membuat semua orang marah.

Setelah Zada selesai diinterogasi, polisi pun bertindak cepat. Mereka segera meringkus Tako di rumahnya. Karena berusaha melawan, polisi terpaksa menembak betis Tako hingga tak bisa melarikan diri.

bersambung

Terpopuler

Comments

May Yadi

May Yadi

aaiisss kenapa kakinya yg di tembak, coba kepala atau selangkangannya yg di tembak 😡😡😡😡😡😡

2022-11-22

0

Iroel Airoel

Iroel Airoel

kasian zada msh kecil mengalami kekerasan

2022-11-21

2

uutarum

uutarum

minimal 15th ya..... biar kapok

2022-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 1. Gosip
2 2. Penyanyi tanpa wujud
3 3. Apaan Tuh ?
4 4. Salah Liat ?
5 5. Berseliweran
6 6. Hantu Landung ?
7 7. Kalimat Penentuan
8 8. Lega
9 9. Siapa Zada ?
10 10. Masa Lalu Tini
11 11. Teman Rex
12 12. Luka Zada
13 13. Terlibat ?
14 14. Jadi Tersangka
15 15. Salam Perpisahan
16 16. Dikejar Preman
17 17. Rencana Jahat
18 18. Lilian Kecewa
19 19. Selanjutnya
20 20. Mantan Sahabat
21 21. Salah Paham
22 22. Mungkin Jodoh ?
23 23. Menghindar
24 24. Terlambat
25 25. Datang
26 26. Boleh Numpang
27 27. Selidiki
28 28. Suara Yang Sama
29 29. Pasien Bernama Aura
30 30. Ditemenin Gama
31 31. Sebuah Nama
32 32. Kena Deh...
33 33. Bukan Dia
34 34. Ditangkap
35 35. Keluarga Dipo
36 36. Ruwet
37 37. Hanya Boneka
38 38. Liat Ruko
39 39. Ga Baik - Baik
40 40. Suara Itu Lagi
41 41. Cewek Di Bawah Pohon
42 42. Menyapa
43 43. Dia Lagi...
44 44. Mirip Rex
45 45. Inget Agus
46 46. Mengintai
47 47. Berkaitan kah ?
48 48. Membantu Satria
49 49. Hukuman
50 50. Dokter Aksara
51 51. Pingsan
52 52. Hampir Ditipu
53 53. Gamaa...!!
54 54. Sampe Jakarta
55 55. Menghindar Lagi
56 56. Hantunya Ada Dua
57 57. Konsultasi
58 58. Nurut
59 59. Kapok
60 60. Udah Punya
61 61. Mereka Adalah...
62 62. Gama Cemburu
63 63. Mantan Lilian
64 64. Lilian
65 65. Ledakan
66 66. Sedih Atau Senang ?
67 67. Ditelephon Polisi
68 68. Lilian dan Riko
69 69. Melapor...
70 70. Kios Baso
71 71. Pasangan Mesum
72 72. Reni Dan Hamidah
73 73. Buronan
74 74. Merekam
75 75. Bubuk Apa ?
76 76. Dua Bukti
77 77. Restu Urung
78 78. Meminta Kesempatan
79 79. Liat Brosur
80 80. Ngecek Rumah
81 81. Hantu Penunggu
82 82. Kenapa... ?
83 83. Ga Ingat
84 84. Meluruskan
85 85. Angko Datang
86 86. Anterin Gue Gam...
87 87. Bertemu Untuk Bersama
88 88. Tower Crane
89 89. Guling Bau ?
90 90. Gama Terluka
91 91. Menjenguk Gama
92 92. Tentang Cinta
93 93. Dilema
94 94. Ketemu Lagi
95 95. Nyaman...?
96 96. Pocong Itu Lagi
97 97. Namanya Martin
98 98. Pria Yang Sama ?
99 99. Berbunga-bunga
100 100. Gara-Gara Wafel
101 101. Saling Mendoakan
102 102. Makasih Wanita Misterius
103 103. Lakukan Saja !
104 104. Tolong Datang...
105 105. Akhirnya Tau...
106 106. Ternyata...
107 107. Dipercepat
108 108. Saahh...!
109 109. Gagal Fokus
110 110. Hari Pertama
111 111. Makhluk Apaan Tuh ?
112 112. Siluman Apa ?
113 113. Jadi Korban Juga
114 114. Cari Tempat Lain
115 115. Terbakar
116 116. Tak Pernah Ada
117 117. Pertanyaan Random
118 118. Pria Menangis
119 119. Mayat Di Dasar Danau
120 120. Jadi Tersangka
121 121. Sudahi Saja
122 122. Gusar
123 123. Ditangkap
124 124. Tak Sia-Sia
125 125. Elvira Hilang
126 126. Romansa ?
127 127. Misi Berakhir
128 128. Panti Asuhan
129 129. Hamil
130 130. Berita
131 131. Pria Tersenyum
132 132. Ramzi Ketemu
133 133. Kembali Bersama
134 134. Mirip ?
135 135. Ikatan Saudara
136 136. Ke Rumah Arini
137 137. Belum Lengkap
138 138. Kok Ada Tiga ?
139 139. Dua Dimensi Berbeda ?
140 140. Apa Salahku ?
141 141. Mengerti
142 142. Dugaan...
143 143. Pembicaraan Konyol
144 144. Menyapa Karsih
145 145. Firasat Buruk
146 146. Diam-diam
147 147. Semua Sedih
148 148. Tentang Hadini
149 149. Penasaran
150 150. Rex Siuman
151 151. Dukungan Keluarga
152 152. Sang Dokter
153 153. Maaf Zada...
154 154. Disandera
155 155. Terdiam
156 156. Mendadak Sembuh ?
157 157. Pake Kursi Roda
158 158. Teman Baik
159 159. Pemain Juga
160 160. Diringkus
161 161. Ga Menyangka
162 162. Dijemput Zada
163 163. Minta Cucu Menantu
164 164. Pertemuan Yang Unik
165 165. Ada Yang Ga Beres
166 166. Ditungguin Biawak
167 167. Segede Buaya
168 168. Ada apa Lagi...?
169 169. Ikut Tertawa
170 170. Media Santet
171 171. Dimana Anak Kami ?
172 172. Mengawasi Ari
173 173. Keluarga Siluman Biawak
174 174. Satu Tugas Lagi
175 175. Belum Ingin Menikah
176 176. Pria Bermahkota Biawak
177 177. Di Kamar Hotel
178 178. Iya, Aku Ikut...
179 179. Petunjuk Dari Nyai
180 180. Siluman Biawak Itu...
181 181. Bertemu Lagi
182 182. Mau Ngedate
183 183. Setengah Jam
184 184. Mengantar Pulang
185 185. Diajak Sarapan
186 186. Pengertian
187 187. Khawatir...
188 188. Pertengkaran
189 189. Kehilangan
190 190. Mengejar Bayangan
191 191. Menjenguk
192 192. Bertemu Keluarga
193 193. Akan Kembali...!
194 194. Mau Bunuh Diri ?
195 195. Linglung
196 196. Jejak Bau
197 197. Ada Apa Sih ?
198 198. Ga Bisa Nganter
199 199. Pilihan Elvira
200 200. Beda Dimensi
201 201. Wanita Berhati Iblis
202 202. Bukan Lampor
203 203. Mulai Ragu
204 204. Hantu Pengusung Keranda
205 205. Pesta Masa Lalu
206 206. Pria Seperti Ramon
207 207. Gagal Menjebak
208 208. Oh Gitu...
209 209. Bukan Modus Kan...?
210 210. Cewek Unik
211 211. Bukan Temen Gue
212 212. Ditunggu Janjinya
213 213. Bukan Pengganti
214 214. Ketemu Lilian
215 215. Bantuan Lanni
216 216. Kenapa Bukan Saya ?
217 217. Diajak Pergi
218 218. Lepas
219 219. Lanni Cerita
220 220. Dikejar Sepupu
221 221. Masih Tentang Shezi ?
222 222. Sombong Banget...
223 223. Udah Ketemu
224 224. Menyesal Plus Malu
225 225. Dipaksa Menjenguk
226 226. Menyelamatkan Shezi
227 227. Dipanggil Polisi
228 228. Liat Sekeliling
229 229. Kok Tega Banget
230 230. Ngeliat Juga...?!
231 231. Shezi Salah Paham
232 232. Masih Ngambek
233 233. Dimana Shezi ?
234 234. Kok Gitu Sih
235 235. Melamar Paksa
236 236. Pembukaan Klinik Aksara
237 237. Bukan Hukuman
238 238. Ziarah Makam
239 239. Kamu Bahagia...
240 240. Dikerjain Rex
241 241. Keluarga Baru
242 242. Temen Perempuan ?
243 243. Permintaan Ga Masuk Akal
244 244. Panggil Gaza
245 245. Berbeda...
Episodes

Updated 245 Episodes

1
1. Gosip
2
2. Penyanyi tanpa wujud
3
3. Apaan Tuh ?
4
4. Salah Liat ?
5
5. Berseliweran
6
6. Hantu Landung ?
7
7. Kalimat Penentuan
8
8. Lega
9
9. Siapa Zada ?
10
10. Masa Lalu Tini
11
11. Teman Rex
12
12. Luka Zada
13
13. Terlibat ?
14
14. Jadi Tersangka
15
15. Salam Perpisahan
16
16. Dikejar Preman
17
17. Rencana Jahat
18
18. Lilian Kecewa
19
19. Selanjutnya
20
20. Mantan Sahabat
21
21. Salah Paham
22
22. Mungkin Jodoh ?
23
23. Menghindar
24
24. Terlambat
25
25. Datang
26
26. Boleh Numpang
27
27. Selidiki
28
28. Suara Yang Sama
29
29. Pasien Bernama Aura
30
30. Ditemenin Gama
31
31. Sebuah Nama
32
32. Kena Deh...
33
33. Bukan Dia
34
34. Ditangkap
35
35. Keluarga Dipo
36
36. Ruwet
37
37. Hanya Boneka
38
38. Liat Ruko
39
39. Ga Baik - Baik
40
40. Suara Itu Lagi
41
41. Cewek Di Bawah Pohon
42
42. Menyapa
43
43. Dia Lagi...
44
44. Mirip Rex
45
45. Inget Agus
46
46. Mengintai
47
47. Berkaitan kah ?
48
48. Membantu Satria
49
49. Hukuman
50
50. Dokter Aksara
51
51. Pingsan
52
52. Hampir Ditipu
53
53. Gamaa...!!
54
54. Sampe Jakarta
55
55. Menghindar Lagi
56
56. Hantunya Ada Dua
57
57. Konsultasi
58
58. Nurut
59
59. Kapok
60
60. Udah Punya
61
61. Mereka Adalah...
62
62. Gama Cemburu
63
63. Mantan Lilian
64
64. Lilian
65
65. Ledakan
66
66. Sedih Atau Senang ?
67
67. Ditelephon Polisi
68
68. Lilian dan Riko
69
69. Melapor...
70
70. Kios Baso
71
71. Pasangan Mesum
72
72. Reni Dan Hamidah
73
73. Buronan
74
74. Merekam
75
75. Bubuk Apa ?
76
76. Dua Bukti
77
77. Restu Urung
78
78. Meminta Kesempatan
79
79. Liat Brosur
80
80. Ngecek Rumah
81
81. Hantu Penunggu
82
82. Kenapa... ?
83
83. Ga Ingat
84
84. Meluruskan
85
85. Angko Datang
86
86. Anterin Gue Gam...
87
87. Bertemu Untuk Bersama
88
88. Tower Crane
89
89. Guling Bau ?
90
90. Gama Terluka
91
91. Menjenguk Gama
92
92. Tentang Cinta
93
93. Dilema
94
94. Ketemu Lagi
95
95. Nyaman...?
96
96. Pocong Itu Lagi
97
97. Namanya Martin
98
98. Pria Yang Sama ?
99
99. Berbunga-bunga
100
100. Gara-Gara Wafel
101
101. Saling Mendoakan
102
102. Makasih Wanita Misterius
103
103. Lakukan Saja !
104
104. Tolong Datang...
105
105. Akhirnya Tau...
106
106. Ternyata...
107
107. Dipercepat
108
108. Saahh...!
109
109. Gagal Fokus
110
110. Hari Pertama
111
111. Makhluk Apaan Tuh ?
112
112. Siluman Apa ?
113
113. Jadi Korban Juga
114
114. Cari Tempat Lain
115
115. Terbakar
116
116. Tak Pernah Ada
117
117. Pertanyaan Random
118
118. Pria Menangis
119
119. Mayat Di Dasar Danau
120
120. Jadi Tersangka
121
121. Sudahi Saja
122
122. Gusar
123
123. Ditangkap
124
124. Tak Sia-Sia
125
125. Elvira Hilang
126
126. Romansa ?
127
127. Misi Berakhir
128
128. Panti Asuhan
129
129. Hamil
130
130. Berita
131
131. Pria Tersenyum
132
132. Ramzi Ketemu
133
133. Kembali Bersama
134
134. Mirip ?
135
135. Ikatan Saudara
136
136. Ke Rumah Arini
137
137. Belum Lengkap
138
138. Kok Ada Tiga ?
139
139. Dua Dimensi Berbeda ?
140
140. Apa Salahku ?
141
141. Mengerti
142
142. Dugaan...
143
143. Pembicaraan Konyol
144
144. Menyapa Karsih
145
145. Firasat Buruk
146
146. Diam-diam
147
147. Semua Sedih
148
148. Tentang Hadini
149
149. Penasaran
150
150. Rex Siuman
151
151. Dukungan Keluarga
152
152. Sang Dokter
153
153. Maaf Zada...
154
154. Disandera
155
155. Terdiam
156
156. Mendadak Sembuh ?
157
157. Pake Kursi Roda
158
158. Teman Baik
159
159. Pemain Juga
160
160. Diringkus
161
161. Ga Menyangka
162
162. Dijemput Zada
163
163. Minta Cucu Menantu
164
164. Pertemuan Yang Unik
165
165. Ada Yang Ga Beres
166
166. Ditungguin Biawak
167
167. Segede Buaya
168
168. Ada apa Lagi...?
169
169. Ikut Tertawa
170
170. Media Santet
171
171. Dimana Anak Kami ?
172
172. Mengawasi Ari
173
173. Keluarga Siluman Biawak
174
174. Satu Tugas Lagi
175
175. Belum Ingin Menikah
176
176. Pria Bermahkota Biawak
177
177. Di Kamar Hotel
178
178. Iya, Aku Ikut...
179
179. Petunjuk Dari Nyai
180
180. Siluman Biawak Itu...
181
181. Bertemu Lagi
182
182. Mau Ngedate
183
183. Setengah Jam
184
184. Mengantar Pulang
185
185. Diajak Sarapan
186
186. Pengertian
187
187. Khawatir...
188
188. Pertengkaran
189
189. Kehilangan
190
190. Mengejar Bayangan
191
191. Menjenguk
192
192. Bertemu Keluarga
193
193. Akan Kembali...!
194
194. Mau Bunuh Diri ?
195
195. Linglung
196
196. Jejak Bau
197
197. Ada Apa Sih ?
198
198. Ga Bisa Nganter
199
199. Pilihan Elvira
200
200. Beda Dimensi
201
201. Wanita Berhati Iblis
202
202. Bukan Lampor
203
203. Mulai Ragu
204
204. Hantu Pengusung Keranda
205
205. Pesta Masa Lalu
206
206. Pria Seperti Ramon
207
207. Gagal Menjebak
208
208. Oh Gitu...
209
209. Bukan Modus Kan...?
210
210. Cewek Unik
211
211. Bukan Temen Gue
212
212. Ditunggu Janjinya
213
213. Bukan Pengganti
214
214. Ketemu Lilian
215
215. Bantuan Lanni
216
216. Kenapa Bukan Saya ?
217
217. Diajak Pergi
218
218. Lepas
219
219. Lanni Cerita
220
220. Dikejar Sepupu
221
221. Masih Tentang Shezi ?
222
222. Sombong Banget...
223
223. Udah Ketemu
224
224. Menyesal Plus Malu
225
225. Dipaksa Menjenguk
226
226. Menyelamatkan Shezi
227
227. Dipanggil Polisi
228
228. Liat Sekeliling
229
229. Kok Tega Banget
230
230. Ngeliat Juga...?!
231
231. Shezi Salah Paham
232
232. Masih Ngambek
233
233. Dimana Shezi ?
234
234. Kok Gitu Sih
235
235. Melamar Paksa
236
236. Pembukaan Klinik Aksara
237
237. Bukan Hukuman
238
238. Ziarah Makam
239
239. Kamu Bahagia...
240
240. Dikerjain Rex
241
241. Keluarga Baru
242
242. Temen Perempuan ?
243
243. Permintaan Ga Masuk Akal
244
244. Panggil Gaza
245
245. Berbeda...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!