Alex Sang Pewaris
Pukulan mendarat tepat mengenai wajah tampannya, dia sangat terkejut mendapatkan serangan mendadak. Menyentuh bekas yang memerah dan menatap sang pelaku yang tak lain adalah seorang pria tampan yang lebih tua darinya, kakak kedua. Dia hanya terdiam karena sudah terbiasa mendapatkan serangan mendadak, namun kali ini dia tidak tahu penyebab dan kesalahan dirinya. Menatap sang pelaku dengan raut wajahnya yang dingin, tersirat rasa ingin membalas perbuatan kakak kedua yang selalu saja menyusahkan dirinya.
Ketiga pria tertawa melihat kondisi pipi Alex yang memar, mereka sangat puas dapat memberikan pelajaran kepada sang adik. "Ternyata dia masih sama dengan dulu, sangat bodoh dan juga payah." Celetuk Lerry, sang kakak kedua.
"Mau bagaimana lagi? Dia hanya bisa mengurus peternakan saja, tidak ada keahlian apapun yang melekat pada anak pembawa sial." Sambung Mike, kakak ketiga.
Ya, Alex mempunyai lima saudara. Namun perbedaan begitu mencolok dan lebih condong kepada kakaknya, sementara dirinya tidak pernah dianggap oleh keluarga Mateo. Sejak kecil hingga sekarang dia selalu mendapatkan siksaan dan hinaan dari ketiga kakaknya. "Apa kesalahanku hingga kalian memukulku?" tanyanya penuh keheranan, menatap ketiga kakaknya yang seakan memangsa dirinya.
"Turunkan pandanganmu itu, apa kau masih menginginkan terjadi di pipi sebelahmu?" ancam Mike yang menggertak.
Kali ini Alex tidak terima jika dia dipukuli tanpa adanya alasan, menatap ketiga kakaknya dengan tajam berbuah begitu cepat. Namun, kali ini dia menuai buah yang asam dan juga pahit.
"Kau sudah berani menantang ketiga kakak mu?" ketus Lucas yang bergerak maju kedepan dengan perlahan, membuka kancing lengan dan baju. Dia bersiap-siap untuk menendang dengan pola lingkaran yang berputar mengikuti gaya dan juga tekanan.
Alex melihat jika Lucas ingin menyerangnya, dengan cepat dan memiliki refleks yang bagus. Dia segera menghindar membuat kakak tertua sangat marah padanya. "Aku dinyatakan bersalah jika memang ada alasan yang kuat, kalian selalu mencari-cari alasan yang tidak logis untuk menyakiti dan juga menyiksa ku. Apa semuanya belum cukup? Kenapa kalian membenciku dan juga menyiksaku? Apa kesalahanku? Katakan kepadaku!" desaknya dengan tatapan tajam, tidak bisa menerima semua perlakuan itu lebih lama lagi. Sudah cukup dia menerima segalanya, tapi tidak lagi.
"Berani sekali kau meninggikan intonasi mu kepada kami?" ucap Lucas yang sangat kesal.
"Kau pantas menerimanya," sambung Lerry yang tersenyum miring.
"Pantas? Bukankah aku juga anak dari keturunan Mateo? Kita ini bersaudara, tapi kalian memperlakukanku jauh lebih buruk dari seekor binatang." Alex mengingat semua kenangan bersama dengan keluarga Mateo, tidak ada kasih sayang membuatnya merasa dikesampingkan oleh Ayah dan juga tiga saudara laki-lakinya. "Tidak ada kakak yang jauh lebih buruk dibandingkan kalian!" tekan nya yang membuang saliva kesamping, hal itu memicu kemarahan dari Lucas, Lerry,dan juga Mike.
"Sudah berani kau rupanya?" Lucas tak bisa mendengar satu kata buruk mengenainya, berjalan maju mendekati Alex. Dia segera melayangkan pukulan tepat mengenai perut, untung saja pria yang tidak mengenakan baju itu menangkisnya.
"Aku tidak akan diam seperti orang bodoh, dan gertakan itu tidak akan mempan lagi sekarang." Balas Alex yang balik menggertak, menahan tinjuan dari Lucas dan memelintirnya hingga sang empunya merasakan sakit.
Untung saja Alex mempunyai sedikit ilmu beladiri, dia mempelajari segalanya di saat berusia delapan tahun dengan otodidak. Dia ingin melindungi dirinya sendiri dari kekejaman ketiga kakak laki-lakinya. Membalas serangan dengan gerakan memutar dan mendaratkan sikut yang mengenai wajah Lucas hingga menimbulkan darah segar keluar.
Terjadi aksi pertarungan dari Lucas dan juga Alex, sementara Lerry dan juga Mike menyemangati bagai pertarungan ayam aduan, mereka berdua juga saling bertaruh siapa yang menjadi pemenang, kakak tertua atau adik keempat.
Lucas menendang perut Alex hingga membuat sang empunya terjerembab ke lantai, memberi pukulan telak. Mau bagaimanapun juga, dia tetap tidak ingin kalah dari siapapun dan hal semacam beladiri yang dimiliki oleh adik keempat membuatnya merasa geli. "Ilmu beladiri mu sangatlah kuno sekali, aku bahkan mempelajari hal itu saat masih sekolah dasar. Kau tidak akan sanggup melawan ku, pergilah urus peternakan dan jangan bermimpi terlalu tinggi," ejeknya yang tersenyum miring, tidak bisa dipungkiri jika kecepatan dari adik keempat lebih cepat dibandingkan dirinya.
"Kau membangun singa yang tertidur," ucap Alex dingin, sembari menatap tajam Lucas. Dengan kecepatan seperti angin, dia bangkit dan menyerang secara bertubi-tubi membuat kakak pertama hampir kewalahan. Lerry dan Mike melihatnya dengan menggertak gigi, mereka tidak bisa bertaruh lagi selain membantu kakak pertama.
Pertarungan terjadi tidak seimbang, antara tiga di lawan oleh satu orang. Alex tak mengeluh dan meladeni serangan demi serangan dengan tangkisan, membalikkan serangan secepat kilat ke sasaran yang sudah ditandai.
"Mau bagaimanapun juga, kau tidak akan sanggup melawan kami. Dasar anak pembawa sial!" cetus Mike yang berhasil menumbangkan Alex dan juga keyakinannya.
"Lihatlah siapa dirimu! Bahkan pelayan di kediaman Mateo juga tidak sebanding denganmu," Lucas sengaja membuang saliva mengenai wajah Alex yang terjerembab.
Alex tak terima dengan harga diri yang di injak-injak oleh ketiga saudaranya, mengusap ludah dan menyingkirkan segera dari wajahnya. Dia bangkit dan kembali menyerang, tidak akan membiarkan jika ketiga pria itu menindasnya dan juga menghinanya.
Pertarungan itu menarik perhatian seorang gadis yang kebetulan melewati peternakan, dia sangat penasaran saat menerka apa yang terjadi. "Apa di dalam sangat bising sekali? Apa yang terjadi?" ucap seorang wanita yang bernama Jessie, wanita berambut ikal itu mencoba masuk ke dalam ruangan.
Betapa terkejutnya Jessie saat melihat Alex yang dikeroyok oleh kakaknya, dia segera berlari dan mencari tahu penyebabnya. Ya, dia adalah adik paling bungsu yang selalu membela Alex yang mendapat perlakuan buruk dari ketiga kakak laki-laki mereka. "Hentikan, apa yang kalian lakukan?" pekiknya menghampiri kakak keempat yang sudah babak belur akibat serangan tidak seimbang. Menatap tajam dan ingin meminta penjelasan, mengenai pertarungan itu.
"Sebaiknya kau pergi dari sini, biarkan kami menuntaskan pekerjaan yang hampir selesai." Titah Lerry yang mencoba untuk memperingatkan adik bungsu agar tidak menghalangi mereka.
"Tidak akan aku biarkan kalian menyakiti kak Alex," keukeuh Jessie yang memangku kepala pria yang selalu dia bela.
"Apa kau tidak ingat peringatan dari Lerry? Menyingkirlah, atau kau akan terima akibatnya," ancam Lucas tidak ingin jika ada yang belum selesai, dia bergerak maju ke depan dan mendorong tubuh Jessie hingga terbentur di dinding.
Alex tak tahan dengan perlakuan kasar kepada ketiga kakaknya untuk Jessie, dia sangat menyayangi adik bungsu dan tidak bisa melihat kesusahan. Berusaha untuk bangkit dan kembali menyerang, tapi digagalkan oleh Mike.
"Jangan menghalangiku, dasar bocah!" umpat Lerry yang melemparkan tatapan tajamnya kepada Jessie.
"Kalian pecundang," umpat Jessie menyulut emosi dari ketiga pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Pa Alex bukan saudara kandung mereka ya?.
2023-04-18
0
Osie
awal ygenarik..kalau dilht dr situasinya sotinya alex bkn anak kandung klrg mateo..apa alex anak yg diculik dr klrg kandungnya?
2022-12-08
3
Siti Aisyah
menarik...nama yg bagus kelak menjadi seorang penguasa..💪🏼🥰💐
2022-12-06
1