Jessie masih menatap dengan curiga ke arah sang kakak, melipat kedua tangan di depan dada seakan ingin menginterogasi lebih lanjut, dirinya yang tidak sengaja melihat lampu kamar Alex yang masih menyala membuat dirinya begitu tertarik dan hendak masuk ke dalam. Dia memperhatikan segala tindakan dari sang kakak dan juga beberapa gumaman dan juga monolog yang terdengar di telinga.
"Apa Kakak masih ingin berbohong? Selama ini kita saling terbuka satu sama lain, tapi hari ini Kakak malah mengkhianatiku."
"Maafkan aku yang tidak bermaksud untuk membohongimu, tapi hal ini perlu dilakukan untuk menghentikan tindakan mereka yang selalu semena-mena terhadap kita."
"Dengan cara meninggalkan aku sendiri tanpa memberitahuku terlebih dahulu? Itu benar-benar tidak adil Kak, kau ingin meninggalkanku sendiri dan membiarkanku tinggal bersama ketiga iblis itu?"
Perkataan dari Jessie membuat Alex merasa bersalah, dia tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan adiknya yang tidak sengaja mendengar semua rencana. Tapi satu hal yang penting, dia hanya ingin bebas dari tempat itu dan pastinya akan membawa sang adik tercinta untuk ikut bersamanya.
Alex menyentuh tangan sang adik dengan sangat lembut dan menatap lekat. "Maafkan aku yang membuatku tersinggung."
"Kakak tidak menyayangiku dan mementingkan diri sendiri, apa bedanya kau dan ketiga kakak lainnya? Kakak tahu sendiri bagaimana keluarga termasuk Daddy memperlakukanku, tidak ada yang menyayangiku. Sekarang kau juga berencana untuk pergi meninggalkanku, mengapa dunia ini begitu kejam? Apa anak perempuan di dalam keluarga tidak ada artinya?" ucap Jessie yang membelakangi Alex, dia menyunggingkan senyuman tipis di wajah. Hanya ingin melihat bagaimana ekspresi kakak keempatnya bereaksi saat melihatnya yang begitu sedih. Dia sangat bahagia mempunyai kakak keempat, yang menyayanginya dengan tulus tidak seperti yang lainnya.
Alex mengusap wajahnya dengan kasar duduk di pinggir ranjang, wajahnya yang ditekuk karena rasa bersalah. Namun jauh di lubuk hati dan juga tak ingin pergi kabur sendirian, tapi kalau mereka kabur akan membahayakan nyawa sang adik.
"Tidak ada niatku untuk menghianati ataupun meninggalkanmu sendiri, tapi percayalah kalau ini untuk kebaikan dirimu agar tidak menjadi sasaran dari mereka."
"Sasaran apa?"
"Jika mereka menangkapku maka akulah yang hanya dihukum, kalau kau juga kabur di sini maka nyawamu dalam bahaya dan aku tidak ingin itu terjadi."
Seketika raut wajah yang murung berubah menjadi senyum cerah, Jessie menghamburkan diri memeluk kakaknya dengan sangat erat. "Aku hanya bercanda saja, kenapa Kakak begitu serius?"
Akhirnya Alex bisa bernafas dengan lega. "Aku tidak sanggup menerima kemarahanmu, tapi kau malah mempermainkan perasaanku Dasar gadis nakal!" balasnya yang juga memberikan pelukan hangat.
Jessie segera melepaskan pelukan itu dan tersenyum. "Aku tahu, kalau Kakak ingin keluar dari Mansion ini, setidaknya ajaklah aku dalam rencanamu. Itu terlihat sedikit menarik, sudah cukup kita selalu direndahkan dan saatnya menyerang."
"Hem."
"Aku sangat sedih, karena kau bukanlah kakak kandungku. Tapi kau menyayangiku, bahkan kasih sayang itu tidak pernah diberikan oleh Lucas, Lerry dan Mike."
Hati Alex tersentuh dan juga sedih mendengar pernyataan yang ada, hubungan keduanya yang begitu dekat tetapi fakta yang mengalahkan segalanya. Kasih sayang sebagai seorang kakak kepada adiknya yang ternyata bukanlah sedarah, namun hal itu tak akan membuat cintanya berkurang kepada Jessie. Dia membingkai wajah gadis itu dan menatap netral mata yang sangat indah dan juga menyejukkan. "Apapun yang dikatakan dunia kau tetaplah hatiku, kasih sayangku juga tidak akan berubah."
Walau fakta itu benar-benar mempengaruhi Alex, tapi tak bisa dipungkiri ada raut wajah kesedihan, Jessie bukalah adik kandungnya. Asal usulnya yang mulai terbuka dan juga identitasnya yang sebentar lagi akan diusut. Sangat disayangkan, tapi mereka juga tidak bisa melawan takdir yang telah tertulis di setiap jalan yang mereka lewati.
Alex tetap bersyukur walaupun Jessie bukanlah adik kandungnya, tetapi dia merasakan kehangatan keluarga yang selama ini hanyalah yatim piatu. Kedua orang tua yang telah dibunuh secara kejam dan juga bengis oleh Antoni, dia berpikir kalau pria yang dianggap sebagai dewa ternyata adalah pembunuh. Sebuah permasalahan dan tragedi yang bermula karena uang dan juga tahta, dia sangat membenci dengan kebenaran. ingin mencari kesempatan untuk bisa membunuh ketiga kakak laki-laki dan juga ayah angkatnya menggunakan tangannya sendiri.
"Dengarkan baik-baik, aku akan pergi besok malam. Aku ingin kau menjauh dariku agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka."
"Itu tidak masalah, aku akan membantu Kakak keluar dari sini."
"Baiklah, setelah aku kabur dari sini aku mohon untuk kau bersabarlah. Aku akan menyelamatkanmu dari keluarga biadab ini dan membawamu bersamaku."
"Aku pegang kata-katamu, Kak."
"Hem. Ini sudah larut malam, pergilah tidur!"
"Baik Kak." Ucap Jessie yang patuh.
Alex memperhatikan kepergian dari adik perempuannya, dia tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Aku pikir dia marah tapi ternyata malah mendukungku untuk kabur dari sini, tapi aku berjanji setelah aku keluar dari Mansion Mateo aku pasti menyelamatkanmu, Jessie." Lirihnya yang menanam janji di dalam diri dan juga hatinya.
Alex sangat gemas dengan adik perempuannya, berusaha membantunya. Padahal sudah tahu risiko yang akan mereka dapatkan, tapi Jessie tidak mempunyai rasa takut sedikitpun, dan hal itu membuatnya begitu kagum. "Dia seperti psikopat saja," batinnya sembari mengistirahatkan tubuh untuk mendapatkan tenaga.
Keesokan malam, Alex celingukan kiri dan kanan memastikan situasi aman terkendali tanpa adanya penjaga yang begitu ketat di Mansion. Terkadang dia mengalihkan perhatian para penjaga, dan mengambil kesempatan itu untuk kabur.
Setelah situasi dan kondisi yang tidak ada seorangpun Alex ingin menerobos hutan, namun langkahnya dicegat oleh seseorang. dia berpikir sudah ketahuan namun ternyata itu adalah Jessie.
"Kenapa kau datang kemari?" bisik Alex.
"Aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi, hanya ingin mengantarkanmu untuk terakhir kalinya."
Mendengar perkataan dari Jessie membuat hati Alex tersenyum, dia langsung memeluk tubuh mungil itu dengan erat untuk beberapa saat dan melepaskannya kembali. "Hanya satu pesanku, aku ingin kau tetap bertahan di tempat ini sampai aku kembali untuk menjemput!"
"Baiklah, akan aku ingat perkataan Kakak."
"Aku pergi dulu!" kami Alex yang mengecup puncak kepala sang adik dengan sangat lembut.
"Hati-hatilah dan jangan sampai tertangkap! Aku akan mendoakan Kakak di sini."
"Terima kasih." Alex berjalan beberapa langkah untuk masuk ke dalam hutan, namun sebelum perpisahan itu, dia menatap lekat ke arah manik mata yang begitu indah dan juga teduh membuatnya tak ingin berpisah. "Aku akan berusaha keras untuk membawamu bersamaku. Tuhan…tolong lindungi adikku selama aku tidak ada di sisinya." Batinnya segera menyeka air mata yang hampir menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Deg deg kan...., moga Alex gak ketangkap ma 3 iblis itu.
2023-04-18
0