THE VAMPIRE IS MINE
Swuussshhhh....
Angin berhembus menerpa wajah cantik seorang gadis berusia 18 tahun. Gadis yang begitu cantik, rambut hitam yang panjang sampai kepinggulnya. Tubuh yang tinggi menurun dari Ayahnya.
Mata hitam pekat menatap kesana sini, dan jika dipandang teliti. Akan terlihat warna emas dibalik netra hitamnya. Senyum mengambang dengan bibir ranum yang begitu merah natural, terukir begitu manis.
Tak...Tak..Tak....
Langkah kaki yang berlari itu menarik perhatian orang-orang yang sedang sibuk dengan kegiatannya. Wajah yang diterpa angin begitu manis untuk dilewatkan.
“Malam!!!”ucapan keluar dari mulutnya. Yang mendengarnya langsung mengangguk-angguk menjawab ucapannya, bahkan ada yang mengeleng melihat tingkahnya.
“QARIYA!!!!”teriak wanita yang mengejar dirinya. Gadis yang bernama Qariya menghentikan langkahnya dan menatap wanita yang berhenti tepat didepannya.
Hosh!..hosh!!!
“Hei....Kamu ini sudah ku bilang jangan keluar malam-malam”cerewetnya mulai terdengar oleh Gadis yang kini tersenyum lebar.
“Hentikan senyummu itu Qariya..Ibu dan Ayahmu akan memarahiku jika Kamu seperti ini”ucap Tesha Ikha Tushti Indria,atau kerap disapa TITI.
“Hei Ayolah Titi, Kita tak akan dimarahin, lagian makan malam sudah selesai dan jadwalku juga sedang free sekarang”Qariya melanjutkan langkahnya dengan santai berjalan melewati gerbang.
Greb!
Titi mengenggam tangan Qariya, Ia menatap Qariya yang menghentikan langkahnya.
“Qariya, sudah cukup hentikan tingkah gilamu ini. Kalau kita keluar dari gerbang ini, bukan keindahan yang menanti kita,Tapi kematian”ucap Titi.
Titi adalah anak dari pekerja yang menjadi teman dekat Ayah Qariya. Titi menerima tugas untuk menjaga Qariya dari berbagai hal. Dan tugas ini akan mudah dilakukan jika yang dijaga bukan seorang gadis yang banyak bertingkah.
“Titi, please sekali saja ya..lagian kota ini luas loh, para pengawal tak akan mudah menemukan kita, lalu diriku hanya ingin kekota sebelah saja”ucap Qariya memohon dengan wajah manisnya.
Titi mengusap pelan wajahnya, ketika melihat wajah memohon dari gadis didepannya.“Ini sudah malam Qariya. Kamu sudah pergi begitu jauh dari Mansionmu, kita bisa terkena masalah nanti, Ayo kembali oke”bujuk Titi dengan menarik Qariya.
Tetapi,Qariya tak mendengarkan apa yang dikatakan Titi. Qariya malah menarik Titi untuk melewati pembatas kota.
“Hei Qariya!!!!”
Sshhhh
Qariya mengarahkan telunjuk miliknya dibibir, untuk membungkamkan Titi yang hampir berteriak. Jika teriakkan Titi terdengar oleh penjaga, dirinya akan tertangkap oleh Ayahnya.
“Ayolah Titi, Cuma sebentar saja. Kita kesana saja agar Kamu percaya dengan ucapanku ini”tunjuk Qariya dengan menarik Titi melewati pembatasan.
Titi yang ditarik hanya bisa meramalkan doa, semoga saja tak ada masalah yang datang, dan mereka bisa aman sampai esok harinya.
Sebuah tebing yang menjadi perbatasan kota. Di Kota tempat tinggal Qariya bernama Aelius. Kota Aelius kota terbesar yang penduduknya begitu banyak.
Dan pemimpin Kota Aelius adalah Qafiysa Hidkha, Ayah Qariya. Sedangkan Ibunya, Raiya Hidkha merupakan seorang mantan menteri dari Ayahnya. Jodoh yang luar biasa bukan?.
Dikota Aelius ini, ada dua kota yang berdekatan. Dan memiliki batasan. Tentu pemimpinya berbeda. Meski Ayah Qariya lah yang paling memimpin setiap kota. Kecuali Wilayah yang lain.
Kaki yang menginjak diatas tanah itu, berada di sebuah kota yang begitu indah,nama Kotanya adalah Kota Malam. Kenapa seperti itu, karena dimalam hari, Kota itu begitu diterangi oleh sinar bulan. Entah apa alasan bulan begitu meneranginya.
“Qariya, Ayo kita kembali, ini benar-benar lewat dari waktu malam”ucap Titi yang mulai tampak gelisah.
“Tenanglah Titi, lagian perbatasannya tak jauh kok, aku ingin melihat kota malam ini, sekali saja”Qariya mendudukkan dirinya diujung tebing yang tak tinggi dan tak curam. Namun mampu meremukkan tubuh jika jatuh dari sana. Karena turunan tebing terdapat ranting dan dahan pohon..
Untuk benar-benar tiba diKota Malam. Memperlukan waktu 3 jam berjalan kaki, namun jika kalian memiliki kendaraan, akan lebih cepat tiba dikota malam. Kota Aelius dan Kota Malam lebih dekat dari Kota Bulan.
Kota Bulan dan Kota malam memiliki kesamaan, sama-sama disukai oleh bulan.
Titi yang merasa cemas ingin segera menarik Nona Mudanya, anak bangsawan yang begitu keras kepala. Tetapi ia tak mungkin melakukan hal itu, karena dirinya menganggap Qariya sebagai adiknya sendiri.
“Qariya...Ayolah”ucap Titi membujuk. Namun gadis yang sudah melihat indahnya Kota malam tak mendengarkan ucapannya sama sekali.
Swussshhh!!!
Angin malam berhembus. Namun kali ini hembusannya lebih cepat. Titi yang mulai cemas bergegas mendekati Qariya.
Qariya juga tak tinggal diam, Ia menatap kesegala arah, karena hembusan angin makin menerpa wajahnya.
Swusshh!!
Shing!
Tang!!
Swussshh!!!
Suara angin dipadu dengan hentakkan senjata dan benturan pedang yang membuat Indra pendengaran Qariya menyelisik. Hingga matanya menatap hal yang tak pernah dilihatnya.
“Kamu..berani memasuki Wilayahku!”
“Justru Kamu yang menginjakkan kaki diwilayahku, pergilah sebelum Aku membunuhmu”
“Kamu yang pergi, jika tidak Aku akan membunuhmu”
Qariya menatap peperangan yang cepat didepannya. Beda dengan Titi yang kebingungan. Ia mendengar suara seseorang tapi tidak dapat melihat orang tersebut.
Greb!!
Titi mengenggam tangan Qariya, lalu menariknya menjauh karena Firasatnya mengatakan disini tidaklah baik.
Clang !!!
Bruk!!!
Ouch!
Asik menarik, hingga tak sadar bahwa yang ditarik lepas dari genggaman. Titi menatap kearah Nona Mudanya. Dan yang didapatinya..
“Nona!!”Pekik Titi melihat wujud seseorang yang melesat menjauh dari Qariya. Ia bergegas menarik Nonanya dan melangkah pergi meninggalkan tempat yang Titi bersumpah tak akan kesana. Meski suatu saat nanti, sumpah itu harus dilanggar karena dirinya mudah melupakan apa yang baru saja diucapkan.
-
Tiba di Mansion...
Titi mengendap-ngendap bersama Qariya yang berjalan dibelakangnya.
“Titi...Ibu dan Ayahku sudah tidur kan?”Qariya bertanya sambil menatap kekanan dan Kirinya. Ia begitu waspada karena takut jika Ayahnya tahu apa yang diperbuat olehnya.
“Tak tahu...”belum selesai Titi berbicara, suara lain menyambut kedatangan mereka.
“OH...DARI MANA DIRIMU QAILA RIHYA YAMNI atau QARIYA?”
Qariya dan Titi berhenti ditempat dan membalikkan tubuh melihat kearah seorang Pria tampan tetapi usianya sudah berkepala tiga.Dan juga sudah beristri, lalu anaknya berdiri didepannya.
Orang yang bertanya dengan nada tingginya, tak lain adalah Ayah Qariya.
Qariya tercengir mendengar pertanyaan Ayahnya. “Hm..Itu Ayah, Aku sedang menikmati waktu malam dijalanan”ucapnya menjawab apa yang ditanyakan oleh Ayahnya.
Ayahnya atau Tuan Qafiysa Hidkha, mengangkat alis seakan-akan ia terkejut dengan ucapan dari Qariya.
“Oh, benarkah itu Titi?”tanya Ayah Qariya yang langsung mengarah ke Titi.
Titi menghela nafas didalam hati. Ia tersenyum dengan otak yang berjalan dipikirannya. “Tuan Besar,Nona Qariya memang berjalan-jalan disekitar kota”ucap Titi dengan begitu serius.
“Titi, Aku tahu Kamu membela Putriku, bahkan Kamu selalu melindunginya. Namun bicaralah dengan jujur..karena Aku tak ingin putriku kenapa-napa”ucap Ayah Qariya yang tahu apa yang disembunyikan.
“Maaf Tuan, ini memang kesalahanku”Titi menundukkan kepalanya. Hal ini membuat Qariya bergegas mendekat kearah Titi.
“Tidak Ayah, bukan salah Titi..ini salahku karena memaksanya”ucap Qariya menghalangi pandangan Ayahnya dari Titi.
Ayah Qariya mengusap kepala Putrinya. “Ayah tahu, makanya Ayah menyuruh Titi bersamamu Qariya. Ayah takut Kamu kenapa-napa. Ayah tak memarahi Titi, hanya mengingatkan agar Titi lebih waspada nanti, dan Kamu..”Ayah Qariya menyentuh dagu Putrinya.
“Kamu harus belajar bela diri, agar Kamu tak tergantung kepada Titi, Titi sama sepertimu, ia juga ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya”lanjut Ayahnya yang melangkah pergi meninggalkan Putrinya dan Titi sang penjaga Qariya.
“Titi, terimakasih, dan maafkan Aku yang begitu nakal ini”ucap Qariya setelah Ayahnya pergi. Keduanya melangkah menuju kekamar Qariya yang berada dilantai dua mansion.
“Tidak perlu berterimakasih Qariya, bahkan minta maaf sekalipun, itu tak perlu...karena Kamu anak bangsawan disini, tak pantas mengatakan itu” Titi berbicara dengan santai menanggapi apa yang baru saja diucapkan oleh Qariya.
Qariya yang mendengarnya cemberut, “Kamu ini..kita itu sama...jangan mengatakan anak bangsawan, aku tak suka mendengarnya”
“Baiklah, maafkan Aku..hm.ada apa denganmu?”Titi menatap Qariya yang senyum-senyum dengan semu merah dipipinya.
“Ah..tak ada, selamat malam Titi sampai jumpa esok pagi”Qariya berlari meninggalkan Titi yang mengerutkan alis.
“Apa yang terjadi padanya?”benak Titi mengingat wajah Qariya yang bersemu merah. Ia melangkah pergi meninggalkan Kamar Qariya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
ria anila
misi kak. jangan lupa mampir di karyaku judul gadis desa & CEO Tampan
2023-10-23
0
Rossemarry
mampir kak, seru nih kayaknya. temanya pervampiran, auto banya cogan nongol nih🤣
2022-11-19
2
Nia sumania
wkwkwkkk nama panjang disingkat begitu
2022-11-15
1