“Mari kabur dari sini”
Qariya membuka lemari pakaiannya. Lalu masuk kedalam lemari itu dan duduk dengan posisi yang tepat. Tangan kanannya menyusuri dinding lemari. Setelah merasa sesuatu, tangannya dengan cepat menarik apa yang didapatinya.
Papan yang diduduki Qariya dengan cepat bergerak. Pakaian miliknya menabrak wajahnya, hal ini membuat Qariya harus menutup mata.
Tidak butuh waktu lama, ia tiba ditempatnya. Namun ini bukanlah tempat yang sudah menyatakan dirinya bebas. Ia saat ini berada di lorong udara mansion. Lorong ini mengarah langsung kearah taman dimansionnya.
Qariya merangkak dengan menyusuri lorong, perlu waktu 30 menit agar bisa tiba di tempat yang menjadi jalan keluarnya. Qariya menatap kebawah lorong yang mengarah kehalaman. Dengan hati-hati Qariya melompatkan diri. Untungnya ukuran lorong itu lebih besar dari tubuhnya,jadi ia tidak merasakan sesak saat turun.
Tubuhnya telah mencapai ketanah, Qariya melanjutkan langkahnya. Ia tahu CCTV diMansionya bergerak di berbagai titik. Jadi sebelum CCTV itu mengarah kepadanya, ia harus segera pergi.
Langkah Qariya terhenti di gerbang taman. Ada dua jalan keluar disini. Keduanya sudah dipakai oleh Qariya. Ia bingung mengunakan yang mana, karena kedua jalan keluar itu ada kemungkinan sudah diketahui oleh Titi.
Jadi Qariya memutuskan untuk memikirkan sebentar dengan wajah yang mulai panik.
“Titi sudah meningkatkan keamanan, aku yakin itu..apa dirinya meningkatkan..”
Qariya duduk dengan cepat ketika matanya melihat cahaya yang memantul tepat dimatanya.
Dengan membaringkan tubuh, Qariya menyembunyikan diri didalam semak-semak yang belum selesai dibersihkan.
“Sial, ah maksudku dasar Titi...dia pasti sudah mempersiapkan dengan baik, apa dia mempersiapkan ini saat waktu itu?..”Qariya mengingat tentang Titi yang terlambat menjemput dirinya.
“Wah, jangan bilang memang benar bahwa hari itu ia telat karena mempersiapkan ini, Titi engak bisa diajak kerja sama. dan ya, aku yakin Ayah yang menyetujui rencana Titi...”Benak Qariya.
Mengingat hanya ada dua jalan keluar, dan pasti jalan itu sudah dijaga oleh pengawal. Qariya berdiam diri memikirkan rencana selanjutnya apa.
“Aku tidak bisa keluar dari dua tempat itu, kemungkinan dijaga oleh mereka. aku harus pergi tanpa sepengetahuan dari Orang tuaku dan Titi tak tahu dimana aku akan keluar bukan?..hm”otak Qariya berjalan dengan cepat.
Dua jalan ditutup, tepatnya ditaman. Ada satu jalan juga untuk bisa keluar, namun jalan itu juga dijaga dan tak mungkin bisa kesana. Karena CCTV mengintai dibagian itu.
Pikiran terus berjalan hingga Qariya melihat pohon durian yang tidak terlalu tinggi, tetapi dahannya panjang hingga keluar dari perbatasan mansion.
Senyum mekar pun terukir, Qariya mengelindingkan tubuhnya untuk mencapai tempat itu, tetapi belum juga tubuhnya mengelinding, cahaya dari senter menerangi disampingnya.
“Sial, apa mereka tahu aku pergi..ah maaf..lagi-lagi aku mengumpat”benak Qariya. Diam-diam ia mendengar pembicarana pengawal yang sepertinya tidak sendirian dalam berpatroli.
“Nona muda kita ini sangat aktif ya, aku sampai lupa umurnya berapa”
“Hei kamu ini, hentikan ucapan yang tak penting. Fokus saja memeriksa sekeliling, kita tidak tahu jalan pikir Nona Muda kita”
“Aku tahu, tapi bosan jika hanya berdiam diri..kamu bayangkan saja bagaimana bisa Nona Muda selalu kabur dengan mudah, padahal kita sudah mengawasinya”
“Karena itu salahmu, jika kamu memperhatikan dengan benar, ia tidak akan kabur semudah itu”
“Hah....aku lelah, apa kita harus berganti ship berjaga?”
“Yah...ayo kita kesana”
“Hm”
Qariya menghela nafas ketika dua pengawal itu pergi dengan langkah yang cepat.
“Kasihannya kalian, sepertinya hari ini juga...kalian akan mengalami kesibukan yang lebih parah”benak Qariya. Ia membungkuk dan melangkah dengan cepat.
Melihat kearah-arah yang lain, Qariya memindai ada dimana CCTV yang mengarah kepadanya.
“Sebaiknya lakukan ini dengan cepat”ucap Qariya yang memanjat pohon. Ia dengan hati-hati berpegangan.
Sudah terlatih dalam hal manjat-memanjat, Qariya dengan cepat menyusuri dahan yang akan menjadi jalan keluar untuknya. Terlihat dengan jelas dahan pohon itu keluar dari pagar mansion.
Mata Qariya melihat kekanan dan kekirinya, memastikan keadaan aman. Qariya langsung turun dari dahan pohon.
Krek!!
“Bahaya”Qariya berlari dengan cepat meninggalkan kawasan mansionya. Ia tahu bahwa baru saja dirinya mematahkan sebuah ranting. Dan kemungkinan suaranya terdeteksi oleh CCTV.
Berlari dan terus berlari. Qariya tidak ingin melihat kebelakang, karena dirinya merasa itu akan membuatnya menjadi lambat dalam berlari dan kemungkinan dirinya akan ditangkap oleh pengawal.
-
1 jam yang berhasil dilewati oleh Qariya. Ia mengatur nafas dengan begitu lelahnya.
Berdiri didepan sebuah rumah yang dikenal olehnya. “Pertama-tama, aku akan tinggal disini dulu, setidaknya beristirahat sebentar”
Qariya menekan bell yang ada disamping pintu. Ia dengan wajah panik segera mengatur kembali suasana diwajahnya.
Krekk!!
“Oh, Qariya..ada apa?”tanya Mola. Pintu terbuka lebar dan Mola mempersilahkan Qariya masuk kedalam rumah.
“Apa yang terjadi kepadamu?”tanya Mola yang memberikan minuman dingin dari kulkasnya.
“Ah tidak ada..aku hanya kepikiran menginap di rumahmu”jawab Qariya.
Mola mengerutkan alis. Melihat bahwa Temannya sulit mempercayai kata-katanya. Qariya tersenyum dan menjelaskan, “Sebenarnya aku pergi dari rumah. Karena tiba-tiba ingin saja. Kamu tahu kan bahwa aku suka lah seperti ini...”
“Seharusnya Kamu tahu bahwa tindakkanmu ini akan membuat semua orang panik. Untungnya kamu tidak melakukan hal yang berlebihan seperti orang-orang yang kabur dengan kekasihnya. Lalu kawin lari..haha aku bercanda”
Qariya diam mendengarkan ungkapan Mola. Ada benarnya ucapan itu. namun Qariya mengoreksi bahwa dirinya bukan kabur melainkan meminta jawaban dari apa yang selama ini dicari olehnya.
“Apa kamu ingin menginap?..ini sudah jam 3 pagi....akan sangat aneh saat kamu kembali kemansionmu”
Qariya mengeleng, “Tidak, sepertinya aku memang harus kembali, Aku kabur tepat dijam 6 sore. Pasti mereka mencariku”
“Baiklah..kalau begitu ini”
Botol mineral ditangkap oleh Qariya. “Untuk apa?”
“Aku ingin mengantarmu, jadi ayo kita kembali kemansion?”ajak Mola dengan mengambil mantelnya.
Qariya dengan cepat menghentikan Mola yang mengambil sebuah kunci mobil.
“Ada apa? Aku bisa mengantarmu”ucap Mola dengan wajah serius.
Qariya tersenyum, “Mola, aku ingin mengunjungi Tari dan Amey dulu..”
“Maka, akan ku antar hingga ke mansion. Tak ada salahnya”Mola makin kukuh dalam tujuannya.
Qariya menghela nafas dengan tenang, “Dengar Mola, saat ini kamu kelelahan, aku yakin kamu capek..tenang saja aku sudah memberitahukan supir menjemputku dirumah Amey”
Berbohong, Qariya melakukan kebohongannya. Ini sudah berapa kali dirinya berbohong. Namun ini demi kebaikkannya, ia harus meninggalkan jejak disini hingga orang-orang akan lama mencarinya.
Mola yang tadi masih kukuh dikeinginannya. Akhirnya mengalah. Ia pun mengangguk dan membiarkan Qariya pergi kerumah Tari seorang diri.
Berhasil mendapatkan kepercayaan temannya, Qariya melangkah lagi menjauh.
Alasannya melakukan semua ini, karena kemungkinan besar Titi akan menanyai tentangnya kepada Mola,Tari dan Amey. Dan jika dirinya tak bertemu temannya itu. kemungkinan Titi langsung menemukan alasan ia pergi. jadi untuk memperlambat pergerakkan Titi, ia harus bermain-main didalam kota. Biar semua pengawal mencarinya. Dan waktu itu akan digunakannya sebaik mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments