Pagi yang indah menyambut...
Hari ini orang tuanya akan kembali. Qariya merasa senang akan hal itu, ia bahkan begitu semangat menghadapi jadwal paginya. Karena beberapa jadwal diubah oleh Titi.
Jam 10 pagi, dirinya keluar dari mobil dengan cepat. Ia baru saja selesai mengikuti kelas musik. Dari waktu sekarang sampai sore, jadwalnya kosong. Jadi ia akan menghabiskan waktu untuk...
“Qariya!!”
Qariya menoleh melihat Titi yang menghampirinya.
“Hai Titi, kamu menyuruh pengawal menjemputku. Dasar..hm”Qariya melangkah melewati Titi yang terhenti ditengah perjalanannya.
“Mau bagaimana lagi, Aku juga sibuk mengurus jadwalmu yang lain..”Keluh Titi yang menyusul Qariya.
“Iya..iya.....Ah Pelayan!”
Asik berbicara. Qariya melihat seorang Pelayan sibuk membaca daftar belanjaannya. Melihat hal itu, Qariya langsung memanggilnya.
“Iya, ada apa Nona Muda”Pelayan langsung menghampiri Qariya setelah dipanggil.
“Apa yang sedang kamu lakukan?”tanya Qariya menatap Pelayan yang berdiri didepannya. Titi langsung menjawab tanpa menunggu Pelayan menjelaskan.
“Dia sedang sibuk bekerja, kamu tidak melihat bahwa dirinya membaca daftar yang pasti keperluan untuk disini”
Qariya menatap kearah Titi dengan wajah anehnya.” Titi kamu lagi datang bulan ya, jarang melihatmua berreaksi secepat itu”ucap Qariya bertanya-tanya.
“Aku tidak..ah maafkan aku”Titi tampak menyesali perbuatannya. Qariya yang berdiri disamping Titi melihat wajah menyesalnya.
“Tidak apa-apa Titi, hm Nona Muda.. anda perlu sesuatu?...hari ini kegiatan ku menjaga taman dihalaman. Ada beberapa tempat untuk menambah tanaman bunga. Jadi aku ingin membelinya..”jelas Pelayan dengan begitu ramah.
Qariya berbinar mendengar apa yang diucapkan oleh Pelayan. “Kalau begitu aku ikut ya, jadwalku kosong sampai sore hari..jadi bolehkan aku ikut?”tanya Qariya.
Pelayan yang mendengarnya terteguh, dan dengan cepat Pelayan itu melihat kearah Titi yang berdiri disamping Qariya.
Mengetahui bahwa tanpa seizin Titi, Qariya tidak bisa kemana-mana. Jadi Qariya menatap kearah Titi.
“Titi, ijinkan aku ya, tenang saja..aku tidak akan kabur atau semacamnya oke”Qariya memberikan ucapan serius kepada Titi. Namun melihat Titi tak merespon dirinya, Qariya menghela nafas pelan..
“Aku tahu bahwa aku sering melanggar aturan, Titi bisa memberikan pengawal untuk menemaniku..bagaimana?”bujuk Qariya kembali.
Titi yang mendengarnya menghela nafas. “Baiklah, tapi tepati janjimu, dan jangan berpikir yang lain-lain. akan sangat bahaya jika kamu bergerak dengan bebas tanpa pengawal”
Qariya mengangguk, “Aman....Ayo Pelayan..aku ingin melihat daftarnya boleh?”
Qariya melangkah meninggalkan Titi yan menatap teduh kepadanya.
Qariya masuk kedalam mobil bersama dengan dua pengawal yang menemani mereka.
“Apa kita memang sering menanam bunga di taman, kenapa saat aku mengunjungi Taman tak melihatnya”Qariya menatap daftar perbelanjaan yang ditulis begitu rapi. Ada tulisan Tulip, mawar, melati, matahari dan bunga Red Spider lily.
Qariya menatap dengan teliti dari daftar bunga yang ada ditangannya. “Bunga Red Spider Lily?...bunga apa itu?”tanya Qariya menatap kearah Pelayan.
Pelayan itu menatap kearah kertas yang dipegang oleh Qariya. Ia melihat dengan dekat dan sedikit menjaga jaraknya.
“Yang mana?”tanya Pelayan kepada Qariya. Qariya mengangkat tangan lainnya lalu menunjuk kedaftar bunga terakhir.
“Oh, bunga Higanbana?”
“Higanbana?...disini tertulis Red Spider Lily..”Qariya menatap bingung. Pelayan kembali menjaga jarak dengan Nona Mudanya.
“Buga Higanbana atau disebut dengan Red Spider Lily. Higanbana adalah nama jepangnya, sedangkan Red Spider Lily nama bahasa inggrinya, biasanya orang menyembut bunga ini sebagai bunga kematian”jelas Pelayan.
Qariya diam mendengarkan apa yang diucapkan oleh Pelayan disampingnya. Ia menatap kearah daftar yang ada ditangan.
“Bunga kematian, apa maksdunya. Apa bunga ini akan tumbuh di pemakaman sehingga dipanggil bunga kematian?”tanya Qariya. Ia belum pernah melihat bunga seperti ini, apa lagi ini pertama kali baginya.
“Bunga kematian memiliki makna yang bermacam-macam. Namun bukan berarti ia tumbuh di pemakaman. Bunga ini tubuh di tempat yang dekat dengan perairan..bungga ini melambangkan kesedihan akan kematian seseorang...seperti itulah”jelas Pelayan Kembali.
Qariya mengangguk-angguk. “Kenapa kita menanamnya?”
“Aku tidak tahu pasti kenapa Nyonya besar suka akan tanaman ini. Tapi Aku tahu satu cerita..tentang leluhur kita”
“Leluhur?”Qariya menatap bingung kearah Pelayan.
Pelayan tersenyum sesaat, ia memandang kearah pengawal yang menghentikan mobil.
“Aku ingin menjelaskannya, tapi lebih baik kita membeli bunganya terlebih dahulu. kita sudah tiba”Pelayan menunjukkan bahwa mereka sudah tiba di toko bunga.
Qariya yang sangat penasaran dengan cerita leluhur itu, memendamkan rasa penasaraanya.ia pun mengangguk dan mengikuti Pelayan yang menuntun jalan.
Didalam toko bunga.banyak aroma-aroma yang memanjakan penciuman. Qariya menatap setiap bunga yang dilewati olehnya.
“Kami mencari bibit bunga ini..”Pelayan yang diikuti Qariya mulai berbicara dengan pemilik toko. Sedangkan Qariya berjalan melihat-lihat bunga yang ada.
“Bunga disini memiliki aroma yang begitu indah”benak Qariya. Ia melanjutkan langkahnya hingga bertabrakkan dengan seorang pembeli.
“Maafkan Aku”dengan ramah Qariya meminta maaf, ia harus menunjukkan kesopanannya agar orang mengenal dirinya dengan baik.
Pembeli yang ditakbrak itu mengangguk, ia menyentuh bunga yang ada didepan mereka. “Apa anda menyukai bunga?”tanya Pembeli itu.
Qariya merasa lega jika pembeli didepannya tak mengenal dirinya siapa. Karena jika mereka mengenalinya, dirinya akan merasa tidak nyaman jika seseorang menghormatinya.
“Aku tidak bisa mengatakan apakah suka atau tidak”Qariya berbicara sambil mengikuti suasana pembeli yang berbicara kepadanya. Ia ingin berbaur sebanyak mungkin dengan orang.
“Oh, jika begitu pasti akan sulit menentukan perasaanmu dalam menyukai bunga”Pembeli itu menatap Qariya dengan wajah penuh akan kebahagiaan.
Qariya terteguh mendengar ucapan Pembeli. Ia menjadi bingung untuk berbicara.
“Ah maafkan aku, aku tidak bermaksud menyinggung mu. Yeah semua orang bisanya tidak menyukai bunga. Namun, mereka tidak risih jika bunga itu ada didekat mereka. karena bagaimana pun Bunga tak merugikan kepada orang yang melewatinya”
“Namun...”Pembeli mengambil setangkai bunga mawar yang durinya masih dibatang.
“Jika bunga itu menyakiti mereka, dengan cepat bunga itu akan di buang hingga tak terlihat lagi. sangat miris sekali...yeah itulah kenapa aku bertanya tentang perasaan anda, karena bisa saja anda menunjukkan ekspresi menyukai tapi anda malah menyakiti para bunga ini. Atau sebaliknnya...maafkan aku”
“Ah tidak..jangan minta maaf..lagi pula tidak ada salahnya anda bertanya”Qariya dengan cepat mengubah suasana cangung.
“Baiklah...oh ya anda ingin membeli bunga apa?”tanya Pembeli dengan menganti topik pembicaraan. Qariya langsung menjawab, “ah..mawar, melati dan tulip”
“Bunga yang sangat menarik. Semua memiliki maknanya...oh bagaimana jika anda juga memelihara bunga teratai. Bunga itu bisa menghiasi danau anda”ucap Pembeli sambil memberikan keyakinan tentang bunga teratai.
Qariya yang mendengarnya mengangguk, “Terimakasih sarannya”ucap Qariya. Pembeli itu mengangguk dan melangkah pergi untuk membayar bunga yang dipilih olehnya.
Tak lama Pelayannya tiba dengan membawa bunga yang berwarna merah dan putih.
“Nona Muda, yang mana menurut anda?..yang putih atau yang merah?”tanya Pelayan menunjukkan bunga ditanganya.
“Merah..Pelayan, apa itu bunga Red Spider Lily?”tanya Qariya.
“Nona muda benar..ini bunga Red Spider Lily”Pelayan terteguh melihat Qariya tepat menebak bunga yang ada ditangannya.
“Oh, maka bunga itulah yang paling bagus, yang berwarna merah...ah jangan lupa bunga teratai”Qariya melangkah keluar dari toko. Ia melihat pembeli tadi yang sedang menunggu seseorang.
Mereka saling bertatap, pembeli itu tersenyum dan melambaikan tangannya. Qariya ikut membalas apa yang diberikan orang kepadanya.
“Sepertinya,hari ini banyak yang telah ku pelajari”Benak Qariya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments