Berdiri didepan rumah yang akan menjadi akhir dari rencananya. Qariya sudah bertemu dengan Tari. Dan alasannya sama, kabur dengan tujuan menikmati waktu-waktu bermainnya.
“Huh...ini yang terakhir.."
Bel ditekan oleh Qariya. Dan tak lama muncul Amey yang terkejut melihatnya.
“Oh, hai Qariya...ada apa?”tanya Amey yang langsung mempersilahkan Qariya untuk masuk kedalam rumah.
“Tidak perlu Mey, aku hanya ingin menyapa...supir sudah menjemputku tak jauh dari sini..aku ingin mengunjungimu sebentar”Qariya menolak ajakan Amey.
Amey mengangguk, “Mola sudah memberitahuku bahwa kamu akan kesini...karena supirmu sudah menjemput baiklah, kabarku baik Qariya..ah”
Qariya menatap Amey yang tersenyum kepadanya. “Terimakasih Amey....dan maaf menganggu dipagi-pagi buta ini”
“Tidak perlu minta maaf, seharusnya Kami yang minta maaf kepadamu, saat itu seharusnya Nuvi tidak membicarakan hal yang...”
“Jangan dibahas lagi, lupakan saja Amey...lagian itu sudah berlalu”Qariya mengangkat tasnya untuk membenarkan posisi tas pungungnya.
“Kalau begitu aku permisi ya, dan maaf menganggu”
Qariya melangkah dengan perlahan hingga ia tak terlihat oleh Temannya. Dengan cepat langkahnya melewati jalan yang bukan biasa dilewatinya.
Antara rumah, Mola,Tari dan Amey. Rumah Amey lah yang paling jauh dari mansion. Dan Qariya mengunakan kesempatan ini untuk bisa menjelajahi kota lebih dahulu.
Ia tak perlu menjelaskan alasan dirinya kabur. Karena ia yakin Mola pasti sudah mengatakan yang sebenarnya kepada Amey dan Tari.
Sekarang tugas Qariya mencari Pria tampan yang biasanya ia temui.
Tak tahu sudah jam berapa, Qariya berjalan dengan topi yang disiapkan olehnya. Ini berguna untuk menghindari tatapan orang-orang kepadanya.
Lalu polisi yang berpatroli. Ada kemungkinan Titi sudah mengetahui kepergiannya. Jadi Qariya memutuskan untuk tidak terlalu mencolok.
Tempat yang dicari olehnya adalah gang-gang yang ada. karena yang diketahui olehnya, Vampir sulit menghadapi matahari. Karena cahaya matahari akan membakar kulitnya.
Maka hal yang dipikirkan Qariya pertama kali adalah Gang-gang yang kedap akan cahaya.
Ia tak ingin masuk kedalam gang. Hanya mengunakan instingnya saja. Meski ia tak yakin apakah itu berhasil.
Puas mencari di beberapa tempat, Qariya beristirahat dikursi umum, ada mesin minuman yang ada disampingnya. Qariya dengan cepat mengambil minuman yang sudah dipilih oleh dirinya.
“Aku benar-benar haus, apa ini perjuangan cinta?..seperti Lily?”guman Qariya dengan pikiran aneh didalam otaknya.
Matanya menatap kearah pantulan mesin minuman, terlihat bayangan seseorang yang melesat memasuki gang.
Qariya dengan cepat menoleh, ia tidak akan salah dalam menebak seseorang. Ia sangat yakin bahwa orang yang masuk kedalam gang itu adalah Pria tampan.
Dengan cepat, Qariya membuang kaleng minumannya, lalu melangkah menyeberangi jalan dan menuju kegang yang dilewati oleh Pria tampan.
Berhenti didepan gang, ada dua hal yang diragukan Qariya. Apa didalam sana akan aman?, apa disana akan terjadi seperti waktu itu?..
“Aku harus bertemu dengannya, karena aku ingin ini cepat berakhir”benak Qariya.
Langkah kaki pun diambil,Qariya masuk kedalam gang yang memiliki beberapa belokkan. Saat langkahnya sudah masuk begitu jauh, ia menghentikan langkahnya di gang yang memiliki gang lainnya.
“kanan?,kiri?”benak Qariya menatap dengan hati-hati. Gang kali ini tidak terlalu gelap, masih ada cahaya matahari yang menerangi. Jadi ia bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.
Disisi kanan terlihat bahwa jalan itu buntu, dan disisi Kiri masih berlanjut dengan gang lainnya.
Qariya memilih jalan kiri, langkah kakinya menuju kesana dengan perlahan.
Uhuk!..ehm!
Qariya berlari kearah kanan, ia melangkah dengan cepat karena dirinya tahu bahwa suara itu adalah suara yang dikenalinya.
Uhuk!!
“Pria tampan!!”pekik Qariya.
Pria tampan yang dipanggil langsung terteguh dan menatap Qariya dengan pandangan yang sulit diartikan.
“Kenapa dirimu disini?”
Hal yang sering di dengar oleh Qariya, alasannya ada disini. Qariya tak menjawab, ia mengulurkan tangan untuk membantu Pria yang dicintainya.
Swussh.
Tangan Qariya disinggirkan dengan kasar. Qariya hanya bisa memandang Pria tampan yang sedang duduk dengan pakaian kusutnya. Terlihat sekali Pria itu baru saja berkelahi, entah dengan siapa.
“Aku hanya ingin membantumu, itu saja...”ucap Qariya membuka suaranya.
Pria tampan langsung menatap dirinya, “Aku tidak memperlukan bantuan orang manja sepertimu”
Qariya memayunkan bibirnya, dirinya tahu bahwa ia ditolak secara halus disini. Tapi tolakkan ini bukan tentang hatinya, melainkan tentang bantuan saja.
Belum sempat menjawab, Qariya ditarik oleh Pria tampan dengan tiba-tiba.
“Aku merasa dia ada disini?”
“Kalau dipikirkan kekuatannya dia tidak sekuat dirimu sepupu kedua. Aku yakin Shya Vir itu akan langsung dibuang oleh Ayahnya”
“Hahahahah...mendengar pujian darimu membuat hatiku menjadi tenang. Yeah kita biarkan saja dirinya, lagian tak ada yang perlu ditakuti, dia hanya anak yang belum mendapatkan pengakuan dari para penguasa”
“Benar...sepupulah yang pantas mendapatkan pujian dari semua orang..”
Langkah kekaki pergi meninggalkan tempat mereka. Qariya diam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh dua orang itu. tidak, ia merasa ada lebih dari dua orang dari jumlah langkah kakinya.
Qariya membangunkan dirinya, ia dipeluk dengan erat oleh Vampir ini, dan lagi ia mengingat siapa nama yang ada didepannya.
“Jadi namanya Shya Vir ya?”benak Qariya. Ia duduk dipangkuan Shya Vir dengan kedua tangan dipundak. Matanya menatap mata merah yang memandang dirinya.
“Apa yang kamu pikirkan, cepat menjauh dariku”ucap Shya Vir kepada Qariya.
Qariya langsung bangun dengan wajah malunya. Ia lupa kalau dari tadi masih berdiam diri dipangkuan Shya Vir.
“Maafkan aku dan terimakasih”
Qariya membalikkan badannya, ia melihat bahwa Pria tampannya tak mendengarkan ucapannya, pria itu malah melanjutkan langkah dengan berjalan perlahan.
“Apa kamu ingin bantuan?..setidaknya aku bisa membantumu”Qariya mengusulkan diri untuk membantu. Ia punya hati nurani tentang orang-orang yang selalu kesusahan, tidak mungkin ia akan membiarkan orang terluka berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan.
“Aku..Tidak..Mau..di..BANTU!”
Jelas sekali bahwa itu adalah tolakkan yang multak, Qariya hanya bisa diam dengan melangkah dibelakang Shya Vir....
Tes..Tes..Tes
Air mengalir diwajah Qariya, dengan cepat ia mendongak dan melihat awan mendung bersamaan hujan turun dengan perlahan.
“Sepertinya hujan akan turun lebih lebat”Qariya menatap Shya Vir yang masih berjalan dengan bersandar didinding.
“huh”
Dengan cepat Qariya mendekat, mengambil tangan kanan Shya Vir, lalu meletakkan tangan kanan itu dibahunya.
“Apa yang..?”
“Aku ada keperluan denganmu, tenang saja...setelah keperluanku selesai,aku akan meninggalkanmu”
Qariya melangkah bersamaan dengan Shya Vir yang akhirnya membiarkan ia dibantu oleh Qariya. Mereka melangkah menyusuri gang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments