BAB 13: Teman Atau Bukan

Disebuah cafe yang memiliki banyak pengunjung. Qariya duduk di ujung cafe dengan coffee capuccino yang sudah dipesan olehnya.

Duduk memandang kekanan dan kekiri, ia menanti kedatangan teman yang pernah membantu dirinya. Sebenarnya Qariya lupa temannya itu seperti apa.

Cring!!

‘Selamat datang’

Mendengar suara sapaan dari waiter cafe, Qariya menatap kearah pintu masuk yang memperlihatkan empat wanita. Dua wanita mengenakan pakaian anak tomboy yang membuat Qariya berpikir apakah mereka salah mendapatkan gender saat bayi. Lalu dua wanita yang memakai gaun cantik seperti wanita umumnya.

Keempatnya berjalan menuju kearah Qariya. Saat sudah mendekati Meja, Qariya bangun dengan cepat. “Wah..Mola, Amey, Tari..dan Nuvi”

“Hai Qariya”

“Yo!”

“Osss”

“Hm”

Keempat wanita itu duduk dikursi mereka. lalu memesan minuman dan hidangan lainnya kepada Waiter.

“Kamu tambah mengeritkan Mola, apa lagi Tari”ucap Qariya dengan senyum mekarnya.

“Hei Qariya, jangan mengatakan hal seperti itu, mereka sudah tak menampilkan tampang wanita. Jika dua gunung mereka tidak membesar, wanita-wanita yang lain akan langsung menyukai mereka.. ya”

Swussh! Thub

Sebuah pukulan manis mendarat dikepala Amey yang berbicara dengan nada mengoloknya.

“Sakit...Tari”rengek Amey yang mengusap kepalanya dengan pelan.

“Lain kali kalau berbicara jangan lupa disaring dulu, takutnya nanti bukan kepalamu yang ku pukul tapi nyawamu”dengan senyum devilnya berkembang mekar dengan baik membuat Amey merinding melihatnya.

“Sudah..sudah, mari bahas yang lain, bagaimana denganmu Mola, kamu baru kembali dari Negara J, apa disana menarik?”Qariya menatap Mola, wanita yang memiliki rambut panjang dengan bulu mata dan alis tebal. Jika dilirik dari kejauhan ia terlihat seperti anak laki-laki yang menyerupai perempuan.Untung dadanya menonjal jadi orang-orang tak akan menilai jauh tentangnya.

“Iya menarik, dan juga sulit. Disana memiliki sistem bahwa waktu disetiap menit adalah uang. Jadi jangan menyia-nyiakannya...yeah seperti itulah negara J”

“Mengerikan”Qariya membayangkan jika dirinya tinggal disana, yang ada bukannya hemat uang, ia mungkin akan boros dan malah tak bisa hidup dalam satu hari.

“Lalu, bagaimana dengan negara K, kalian kesanakan?”pandangan Qariya mengarah kepada tiga wanita yang memandangnya juga.

“Membosankan”jawab Nuvi.

“Indah, negara yang penuh akan keindahan”jawab Amey dengan senyum puas. Qariya mengangguk-angguk mendengarnya.

Perbincangan mereka terhenti saat waiter datang mengantar pesanan mereka.

“Terimakasih”

Hidangan telah disajikan, semua menikmati dengan tenang sambil bercanda-gurau.

“ Nuvi, kenapa dari tadi kamu hanya mengangguk-angguk, apa kamu capek?”

Dari pembicaraan dimulai, sampai sekarang. Orang yang bernama Nuvi tidak mengatakan apa-apa kecuali ditanya. Qariya tidak terlalu mengerti dengan Nuvi ini. Dan tidak ada kenangan yang bisa dikenang untuk Nuvi ini.

“Aku merasa tidak nyaman berada disini”ucap Nuvi tiba-tiba.

Qariya terteguh mendengarnya, suasana yang seharusnya bahagia berubah menjadi hening dengan hawa dinginnya.

“Nuvi, perhatikan ucapanmu”Tari menegur ucapan Nuvi yang tiba-tiba itu.

Namun Nuvi bukannya diam, dirinya kembali berbicara. “Apa yang harus diperhatikan, aku hanya menyampaikan kesanku saja, apa aku menyingungnya?..”

Kerutan muncul di jidat Tari,Mola dan Amey. Nuvi tak tampak tak perduli akan semua hal itu, yang membuat Qariya menjadi serba salah. Reunian yang seharusnya indah malah meninggalkan kesan yang tak baik untuk dirinya.

“lagian Mola,Tari dan Amey, apa kalian tahu bahwa kita ini hanya seorang rakyat yang tidak akan bisa berteman dengannya, kamu lihat saja dirinya..”

“CUKUP!!..Nuvi kamu sudah kelewatan, lebih baik aku mengantarmu kembali. maaf Qariya..jangan masukkan ucapannya kedalam hatimu..sekali lagi maaf Qariya”ucap Mola yang bangun dan menarik Nuvi.

Qariya bingung berbicara apa, ia ingin berteman namun rasanya begitu sulit. Karena statusnya sebagai anak bangsawan, akan menjadi pusat pertama dari perhatian teman-temannya.

Kepergian tiga teman itu berhasil meninggalkan rasa sedih yang mendalam. Qariya melangkah pergi dengan lesu. Ekspetasinya sangat tinggi, ia ingin banyak mendengarkan cerita temannya, itu semua tak sesuai dengan ekspetasinya sendiri.

“Apa mereka itu disebut Teman atau bukan?..ah tidak, Mola,Tari dan Amey menghargaiku....huh”

Qariya melangkah menuju kearah mobilnya terpakir. Saat ingin mendekat ia mencium bau seseorang yang asing untuknya. Bukan bau amis, atau bau yang menjijikkan. Tapi bau ini sulit digambarkan seperti apa.

“Apa bau ini hanya aku yang menciumnya?”guman Qariya pelan. Ia melihat kearah gang kecil yang tak jauh dari mobilnya. Menatap kekanan dan kekiri, Qariya menyadari bahwa para bodyguardnya pada bersembunyi, dengan cepat ia melangkah masuk kedalam gang.

“Semoga mereka tak mengangguku”benak Qariya.

Bau yang diciumnya makin menyengat, ia mendengar nafas seseorang yang sedang kesulitan mengatur pernafasannya.

“Permisi...apa kamu sedang sakit?”Qariya mendengar suara seseorang bergeser menjauh, ia melangkah mendekat.

“Aku tidak akan menyakitimu jadi jangan takut”Qariya melangkah mendekat dengan perlahan, ia merasa orang yang bersembunyi itu makin bergeser untuk menjauh.

“Aneh, kenapa dia malah menjauh, aku ingin menolongnya sebelum bodyguardku mengetahui apa yang ku lakukan...”benak Qariya.

“Huh..aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan menyakitimu, jadi jangan takut”Qariya berpikir orang yang bersembunyi itu adalah seorang anak-anak yang ketakutan. Karena suara nafas yang rendah dan terhenga-henga.

“Hei..aku berkata bahwa kamu tak perlu tak...”

“Dia sedang Rut. Menjauhlah jika kamu ingin selamat”

Qariya terteguh dengan seseorang yang muncul tiba-tiba. Karena sudah mengalami masa lalu yang hampir membunuhnya, ia dengan cepat melayangkan tangan kanannya untuk menghajar orang yang ada dibekangnya.

Greb!

“Kamu ingin memukulku?”

Tangan dingin menyentuh lengan Qariya. Ia mengenakan baju santai dengan lengan sepanjang siku dan saat mengangkat tangannya, lengan bajunya sedikit menurun hingga pergelangan tangannya merasakan tangan seseorang yang menyentuhnya.

Qariya dengan cepat menatap kearah belakangnya, melihat siapa yang menyentuhnya, karena selama ini orang asing inilah yang pertama kali menyentuhnya, yeah sebagai status orang asing.

“Pergilah dari sini, Pria ini sedang mengalami Rut, kamu lulusan Sekolah menengah atas bukan, pasti memahami rut yang dimaksud”

Tangan kanan yang ditangkap itu lepas dengan kasar, ia melihat Pria yang berbicara kepadanya dengan nada yang dingin. Namun Qariya yang mengenal Pria itu tidak merasakan nada yang dimaksud, karena hatinya saat ini berdisko dengan kecepatan diatas rata-rata.

“Masih disini, pergilah”

Qariya tak bergeming ketika Pria tampannya mengatakan hal seperti itu, ia malah mendekat yang membuat orang dibalik pesembunyiannya menyerangnya.

Swusssh!!

Qariya merasa dirinya dipeluk oleh seseorang, dengan kepala yang menyentuh dada lebar. Ia terdiam dibalik orang yang memeluknya.

“Sial, kenapa aku menolongmu”

Qariya mengangkat kepalanya dan tersenyum, entah otaknya berkerja atau tidak, yang pasti ucapan dari mulutnya ini tak disaring bahkan dipikirkan sekalipun.

“Kamu harus menolongku..bukannya kamu memperhatikanku?”

Setelah ucapannya di katakan, Pria tampan itu menatapnya dengan wajah bengong.

“Cih!!....dengar aku tak memperhatikanmu, jadi jangan berpikir yang aneh-aneh, ini terakhir kali kita bertemu”Pria tampan mengeratkan pelukkannya. Membuat Qariya makin dekat dengan jantung Pria tampan yang disukai olehnya.

Dalam diam Qariya mendengarkan dengan tenang, ia terteguh sesaat dan kemudian kembali merilekskan dirinya.

“Dia tak punya jantung?”

Episodes
1 BAB 1: Anak Bangsawan
2 BAB 2: Wajah Tampan
3 BAB 3: Pria Tampan
4 BAB 4: 3 Ras
5 BAB 5: Penjelasan Lanjut
6 BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7 BAB 7: Ada apa denganmu?
8 BAB 8: Jatuh Cinta
9 BAB 9: Darah...
10 BAB 10: Benjol..
11 BAB 11: Shya Vir
12 BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13 BAB 13: Teman Atau Bukan
14 BAB 14: Bar-bar..
15 BAB 15: Red Spider Lily
16 BAB 16: Cerita Leluhur
17 BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18 BAB 18: Rencana
19 BAB 19: Pergi..
20 BAB 20: Mencari
21 BAB 21: Aku menyukaimu
22 BAB 22: Terjatuh
23 BAB 23: Tidur Bersama
24 BAB 24: Pertemuan Pertama
25 BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26 BAB 26: Guar Luh
27 BAB 27: Aku akan mengantarmu
28 BAB 28: Aku Pulang
29 BAB 29: Lupakan Aku
30 BAB 30: Melupakan
31 BAB 31: Hukuman
32 BAB 32: Berangkat
33 BAB 33: Saling Berpikir
34 BAB 34: Sangat Cantik
35 BAB 35: Hasil
36 BAB 36: Festival Lampion
37 BAB 37: Mengingatku
38 BAB 38:Kamu Lagi!!!
39 BAB 39: Tidak Mungkin
40 BAB 40:Sepupu?
41 BAB 41:Keinginan Ayah
42 BAB 42: Besok Pengakuannya
43 BAB 43:Aku Tidak Perduli
44 BAB 44: Tenanglah
45 BAB 45:Empat Pohon
46 BAB 46:Indah Namun...
47 BAB 47: Tidak ada Izin...
48 BAB 48:Perang adalah Solusi...
49 BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50 BAB 50:Mata Emas
51 BAB 51: Penerus
52 BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53 BAB 53: Hilangnya Cahaya
54 BAB 54: Aku Mencintainya
55 BAB 55: Aku merestui kalian
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1: Anak Bangsawan
2
BAB 2: Wajah Tampan
3
BAB 3: Pria Tampan
4
BAB 4: 3 Ras
5
BAB 5: Penjelasan Lanjut
6
BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7
BAB 7: Ada apa denganmu?
8
BAB 8: Jatuh Cinta
9
BAB 9: Darah...
10
BAB 10: Benjol..
11
BAB 11: Shya Vir
12
BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13
BAB 13: Teman Atau Bukan
14
BAB 14: Bar-bar..
15
BAB 15: Red Spider Lily
16
BAB 16: Cerita Leluhur
17
BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18
BAB 18: Rencana
19
BAB 19: Pergi..
20
BAB 20: Mencari
21
BAB 21: Aku menyukaimu
22
BAB 22: Terjatuh
23
BAB 23: Tidur Bersama
24
BAB 24: Pertemuan Pertama
25
BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26
BAB 26: Guar Luh
27
BAB 27: Aku akan mengantarmu
28
BAB 28: Aku Pulang
29
BAB 29: Lupakan Aku
30
BAB 30: Melupakan
31
BAB 31: Hukuman
32
BAB 32: Berangkat
33
BAB 33: Saling Berpikir
34
BAB 34: Sangat Cantik
35
BAB 35: Hasil
36
BAB 36: Festival Lampion
37
BAB 37: Mengingatku
38
BAB 38:Kamu Lagi!!!
39
BAB 39: Tidak Mungkin
40
BAB 40:Sepupu?
41
BAB 41:Keinginan Ayah
42
BAB 42: Besok Pengakuannya
43
BAB 43:Aku Tidak Perduli
44
BAB 44: Tenanglah
45
BAB 45:Empat Pohon
46
BAB 46:Indah Namun...
47
BAB 47: Tidak ada Izin...
48
BAB 48:Perang adalah Solusi...
49
BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50
BAB 50:Mata Emas
51
BAB 51: Penerus
52
BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53
BAB 53: Hilangnya Cahaya
54
BAB 54: Aku Mencintainya
55
BAB 55: Aku merestui kalian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!