Sebuah mobil mewah berjalan meninggalkan kediaman Qariya.lambaian tangan diberikan oleh Qariya kepada Orang tuanya yang sudah melewati gerbang halaman.
“Hoam!!!”Qariya menguap dengan melangkah masuk kembali kedalam mansion. Dirinya melihat Titi tengah sibuk menyiapkan sesuatu.
“Apa yang Kamu lakukan Titi?”tanya Qariya yang berdiri disamping Titi.
Titi menoleh sesaat, lalu kembali fokus dengan urusannya. “Aku sedang menyiapkan makan siang untuk kita di desa”jawab Titi dengan menata makanan yang sudah matang.
Qariya memiringkan kepala dengan wajah bingung yang tampak dirinya. Titi yang menyadari kebisuan Qariya membuatnya menjelaskan apa yang baru saja diucapkan oleh dirinya.
“Hari ini, Ibu dan Ayah mengajakku kedesa, karena jadwal kita begitu kosong, Aku memutuskan untuk kesana. Dan juga Aku sudah meminta izin kepada Tuan Besar untuk membawamu bersamaku. Jadi hari ini kita akan kedesa”jelas Titi yang membuat Qariya mengangguk paham.
Seperti apa yang diucapkan oleh Titi, Keduanya berdiri didepan mobil yang siap mengantar mereka.
“Apa kita harus mengunakan mobil?”Tanya Qariya melihat mobil yang ada didepannya.
Dengan wajah bingung Titi bertanya kepadanya, “Ada apa?,Apa kamu mabuk saat berada didalam mobil?”
“Kamu tahu kan, kalau Aku tidak terbiasa. Meski sudah 12 tahun aku diantar mengunakan mobil, tetap saja bau ac itu memabukkanku”Qariya menutup hidungnya.
Titi melihat tingkah Qariya mengangguk, ia tahu meski Qariya sering mengunakan mobil, tetap saja akan berakhir mabuk, karena jalan menuju kedesa sedikit bergelombang yang bisa membuat mereka mabuk karena terguncang-guncang.
“Lalu, apa kita harus mengunakan sepeda?, kamu tahu kan jarak kedesa jauh”Titi menaruh bekal mereka dibagasi mobil.
Qariya diam sesaat, ia bingung menjawab ucapan Titi. Jika bersepeda bisa membuatnya aman kenapa tidak mencoba saja. Tapi jarak kedesa Titi itu jauh, perlu waktu berjam untuk tiba disana.
“Aku pikir kita harus mengunakan mobil”Qariya membuka pintu belakang mobil, lalu menenangkan diri sesaat.
“Jika kamu mabuk, kamu bisa mengunakan minyak ini untuk menenangkan dirimu”Titi memberikan sebuah botol kecil yang berisikan minyak. Ada aroma wangi yang memanjakan hidungnya.
“Baiklah, aku akan mengunakan ini, Terimakasih”Ucap Qariya yang duduk disamping Titi.
“Tidak perlu berterimakasih Qariya, kamu sering mengucapkan kata itu”Titi menatap Qariya yang menundukkan kepala.
“Ada apa?”Tanya Titi.
Untuk sesaat Qariya terdiam, ia menatap kearah Titi yang menanti jawabannya. Dengan helaan nafas pelan, Qariya menjawab.
“Aku baik-baik saja, hanya aku masih merasa tidak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Ayahku, kenapa diriku”
Titi diam mendengarkan apa yang dikatakan oleh Qariya. Ia menatap dengan tersenyum untuk menenangkan Nona muda yang ada disampingnya.
“Aku yakin, Kamu akan memahaminya...mungkin tidak akan lama lagi”
Qariya mengangguk dengan tenang lalu menatap kedepan. Mobil telah berjalan keluar dari kediaman Qariya.
-
Tiba diperdesaan...
Mobil berhenti dengan tenang. Namun Qariya yang sudah mabuk dijalan hanya bisa menahan diri untuk tidak terburu-buru.
Rasanya saat ini, Ia ingin keluar dari pintu mobil dan berbaring di tempat yang berangin. Agar bisa mengantikan bau Ac yang sangat menyengat dihidungnya.
Suara pintu mobil terbuka, Qariya melangkah keluar dari mobil dengan kaki lemahnya. Ia mengatur nafas untuk mengembalikkan kesegaran yang hilang ditubuhnya.
“Aku memberikanmu minyak itu, apa kamu mengunakannya?”Tanya Titi yang memberikan sebotol air hangat untuk Qariya.
Qariya mengangguk dengan lemah, ia membuka botol minum lalu perlahan meneguk air untuk menyegarkan tengorokkannya.
“Aku mengunakan minyak itu, tapi tetap saja tidak bekerja kepadaku”Qariya memberikan botol minyak penghilang mabuk kepada Titi.
Titi hanya bisa berdiam diri, ia membantu Qariya melangkah menuju kerumahnya.
Ada Ibu dan Ayah Titi yang sedang menunggu kedatangan mereka. Qariya dan Titi tersenyum melihat pasangan itu berdiri dengan begitu sabar.
“Selamat datang Nona Muda”Ucap Indra Gushta, Ayah Titi. Memiliki perawakkan yang tenang dengan tutur kata yang lembut. Meski Ayah Titi ini merupakan orang yang ahli mengayunkan senjata dengan perasaan dinginnya. Tak heran dirinya menjadi orang kepercayaan Ayah Qariya.
Qariya tersenyum dengan mengangguk, rasanya tidak nyaman jika orang tua menghormati dirinya. Ingin rasanya menolak sapaan yang penuh kesopanan itu. tetapi diingat lagi, ia merupakan anak bangsawan yang sepatutnya menerima hal seperti ini. Jadi mau tak mau, ia harus menerimanya.
“Masuklah Nona Muda Qariya”ucap Ikha Gushta. Ibu Titi, memiliki wajah cantik dengan mata yang memandang tajam.
Qariya mengangguk dan melangkah masuk bersamaan dengan Titi. Keduanya memilih untuk duduk diruang tamu.
“Istirahatlah, kalian baru saja tiba”Ibu Titi menyajikan dua cangkir minuman untuk mereka yang baru saja tiba.
Qariya mengangguk dengan meraih cangkir yang berisikan minuman segar. Dalam beberapa tegukkan minuman itu telah ludes diminum olehnya.
“Kalau Kamu merasa lelah, istirahatlah dulu....Aku akan membantu Ayah dan Ibu dibelakang”Titi bangun dari duduknya.
Qariya terdiam melihat Titi yang sudah kembali segar. Ingin rasanya bertukar tubuh dengan Titi. Karena terlihat sekali Titi tidak pernah kelelahan.
“Aku ikut juga”Qariya merasa tak enak jika dirinya bersantai tiba disini. Ia memiliki sebuah pelajaran untuknya. Yaitu berbaurlah dan amati. Dengan begitu dirinya akan banyak belajar tentang rakyat di kotanya.
Qariya melangkah mengikuti Titi. Dirumah Titi terdapat halaman belakang dengan hutan yang lebat. Di pedesaan tempat tinggal Titi tak sama dikota. Jika Di kota sangat jarang bertemu pohon yang begitu tinggi. Sedangkan di Desa, Qariya bisa melihat pohon yang hampir mencapai 4 lantai bahkan lebih dari itu. dengan dahan yang kokoh.
“Kita akan mencari kayu bakar...untuk mengurangi pengunaan tabung gas, jadi carilah dahan-dahan yang tak terlalu besar dan juga dahan yang sudah terpotong dari pohonnya. Oke?” Ucap Titi yang menunjukkan dahan sebesar pergelangan tangannya, sebagai contoh untuk Qariya.
Qariya dengan cepat mengangkat tangannya, dan menampilkan kedua jempol untuk menjawab apa yang diucapkan oleh Titi.
“Oke, ingat jangan sampai masuk kedalam hutan, karena itu berbahaya, jika ada apa-apa..Teriaklah”Titi memberikan Qariya peringatan untuk selalu diingat olehnya.
Qariya menghela nafas mendengarnya, ia berjalan meninggalkan Tiit yang berdiam diri. “Tenang saja, Aku tahu kok”ucap Qariya.
Melangkah sedikit kehutan, Qariya mengambil beberapa dahan yang berjatuhan. Ia merasa puas melihat hasil dari pencariannya.
“Aku yakin, Kayu bakarku lebih banyak dari Titi..hehehe”guman Qariya yang melihat dahan kayu lainnya. Dengan cepat ia mengambil dahan tersebut, namun...
“Apa lagi keinginanmu?...bukankah kita sudah menyelesaikan pertarungan kita kemarin, dan kamu telah kalah bukan?”
“Kita tarung ulang, aku tak percaya bisa kalah dari mu..seorang pria pucat”
“huh...merepotkan, aku lagi tidak ada niat untuk bertarung, sudah menjauhlah dariku”
“Tunggu!”
Qariya bersembunyi dibalik pohon besar, ia hampir saja ketahuan oleh dua orang pria yang sedang bertengkar.
“Aku bertemu lagi dengan Pria Tampan, tapi...siapa yang ada disebelahnya?”Benak Qariya.
Perlahan ia kembali melihat dibalik pohon tempat persembunyian. Memandang apakah masih ada dua orang pria yang bertengkar tadi.
Setelah melihatnya, Qariya menatap kearah lain, kanan dan kirinya. Dirinya kehilangan dua orang pria yang salah satunya dikenal oleh Qariya sendiri. ia berdecak pingang karena telah kehilangan.
“yeah sayangnya, padahal aku ingin melihatnya”Qariya menghela nafas setelah berguman.
Karena sudah kehilangan orang yang dicari, ia membalikkan tubuhnya untuk kembali pada tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari dahan kayu untuk Keluarga Titi.
BUUU!!!!
“WAAAAAAAHHHHHHH!....Hmph”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rossemarry
mawar merah sudah terbang😘
2022-12-28
1
Rossemarry
lanjut kim🥳
2022-12-28
1
kenapa tuh
2022-11-12
1