BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....

Sebuah mobil mewah berjalan meninggalkan kediaman Qariya.lambaian tangan diberikan oleh Qariya kepada Orang tuanya yang sudah melewati gerbang halaman.

“Hoam!!!”Qariya menguap dengan melangkah masuk kembali kedalam mansion. Dirinya melihat Titi tengah sibuk menyiapkan sesuatu.

“Apa yang Kamu lakukan Titi?”tanya Qariya yang berdiri disamping Titi.

Titi menoleh sesaat, lalu kembali fokus dengan urusannya. “Aku sedang menyiapkan makan siang untuk kita di desa”jawab Titi dengan menata makanan yang sudah matang.

Qariya memiringkan kepala dengan wajah bingung yang tampak dirinya. Titi yang menyadari kebisuan Qariya membuatnya menjelaskan apa yang baru saja diucapkan oleh dirinya.

“Hari ini, Ibu dan Ayah mengajakku kedesa, karena jadwal kita begitu kosong, Aku memutuskan untuk kesana. Dan juga Aku sudah meminta izin kepada Tuan Besar untuk membawamu bersamaku. Jadi hari ini kita akan kedesa”jelas Titi yang membuat Qariya mengangguk paham.

Seperti apa yang diucapkan oleh Titi, Keduanya berdiri didepan mobil yang siap mengantar mereka.

“Apa kita harus mengunakan mobil?”Tanya Qariya melihat mobil yang ada didepannya.

Dengan wajah bingung Titi bertanya kepadanya, “Ada apa?,Apa kamu mabuk saat berada didalam mobil?”

“Kamu tahu kan, kalau Aku tidak terbiasa. Meski sudah 12 tahun aku diantar mengunakan mobil, tetap saja bau ac itu memabukkanku”Qariya menutup hidungnya.

Titi melihat tingkah Qariya mengangguk, ia tahu meski Qariya sering mengunakan mobil, tetap saja akan berakhir mabuk, karena jalan menuju kedesa sedikit bergelombang yang bisa membuat mereka mabuk karena terguncang-guncang.

“Lalu, apa kita harus mengunakan sepeda?, kamu tahu kan jarak kedesa jauh”Titi menaruh bekal mereka dibagasi mobil.

Qariya diam sesaat, ia bingung menjawab ucapan Titi. Jika bersepeda bisa membuatnya aman kenapa tidak mencoba saja. Tapi jarak kedesa Titi itu jauh, perlu waktu berjam untuk tiba disana.

“Aku pikir kita harus mengunakan mobil”Qariya membuka pintu belakang mobil, lalu menenangkan diri sesaat.

“Jika kamu mabuk, kamu bisa mengunakan minyak ini untuk menenangkan dirimu”Titi memberikan sebuah botol kecil yang berisikan minyak. Ada aroma wangi yang memanjakan hidungnya.

“Baiklah, aku akan mengunakan ini, Terimakasih”Ucap Qariya yang duduk disamping Titi.

“Tidak perlu berterimakasih Qariya, kamu sering mengucapkan kata itu”Titi menatap Qariya yang menundukkan kepala.

“Ada apa?”Tanya Titi.

Untuk sesaat Qariya terdiam, ia menatap kearah Titi yang menanti jawabannya. Dengan helaan nafas pelan, Qariya menjawab.

“Aku baik-baik saja, hanya aku masih merasa tidak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Ayahku, kenapa diriku”

Titi diam mendengarkan apa yang dikatakan oleh Qariya. Ia menatap dengan tersenyum untuk menenangkan Nona muda yang ada disampingnya.

“Aku yakin, Kamu akan memahaminya...mungkin tidak akan lama lagi”

Qariya mengangguk dengan tenang lalu menatap kedepan. Mobil telah berjalan keluar dari kediaman Qariya.

-

Tiba diperdesaan...

Mobil berhenti dengan tenang. Namun Qariya yang sudah mabuk dijalan hanya bisa menahan diri untuk tidak terburu-buru.

Rasanya saat ini, Ia ingin keluar dari pintu mobil dan berbaring di tempat yang berangin. Agar bisa mengantikan bau Ac yang sangat menyengat dihidungnya.

Suara pintu mobil terbuka, Qariya melangkah keluar dari mobil dengan kaki lemahnya. Ia mengatur nafas untuk mengembalikkan kesegaran yang hilang ditubuhnya.

“Aku memberikanmu minyak itu, apa kamu mengunakannya?”Tanya Titi yang memberikan sebotol air hangat untuk Qariya.

Qariya mengangguk dengan lemah, ia membuka botol minum lalu perlahan meneguk air untuk menyegarkan tengorokkannya.

“Aku mengunakan minyak itu, tapi tetap saja tidak bekerja kepadaku”Qariya memberikan botol minyak penghilang mabuk kepada Titi.

Titi hanya bisa berdiam diri, ia membantu Qariya melangkah menuju kerumahnya.

Ada Ibu dan Ayah Titi yang sedang menunggu kedatangan mereka. Qariya dan Titi tersenyum melihat pasangan itu berdiri dengan begitu sabar.

“Selamat datang Nona Muda”Ucap Indra Gushta, Ayah Titi. Memiliki perawakkan yang tenang dengan tutur kata yang lembut. Meski Ayah Titi ini merupakan orang yang ahli mengayunkan senjata dengan perasaan dinginnya. Tak heran dirinya menjadi orang kepercayaan Ayah Qariya.

Qariya tersenyum dengan mengangguk, rasanya tidak nyaman jika orang tua menghormati dirinya. Ingin rasanya menolak sapaan yang penuh kesopanan itu. tetapi diingat lagi, ia merupakan anak bangsawan yang sepatutnya menerima hal seperti ini. Jadi mau tak mau, ia harus menerimanya.

“Masuklah Nona Muda Qariya”ucap Ikha Gushta. Ibu Titi, memiliki wajah cantik dengan mata yang memandang tajam.

Qariya mengangguk dan melangkah masuk bersamaan dengan Titi. Keduanya memilih untuk duduk diruang tamu.

“Istirahatlah, kalian baru saja tiba”Ibu Titi menyajikan dua cangkir minuman untuk mereka yang baru saja tiba.

Qariya mengangguk dengan meraih cangkir yang berisikan minuman segar. Dalam beberapa tegukkan minuman itu telah ludes diminum olehnya.

“Kalau Kamu merasa lelah, istirahatlah dulu....Aku akan membantu Ayah dan Ibu dibelakang”Titi bangun dari duduknya.

Qariya terdiam melihat Titi yang sudah kembali segar. Ingin rasanya bertukar tubuh dengan Titi. Karena terlihat sekali Titi tidak pernah kelelahan.

“Aku ikut juga”Qariya merasa tak enak jika dirinya bersantai tiba disini. Ia memiliki sebuah pelajaran untuknya. Yaitu berbaurlah dan amati. Dengan begitu dirinya akan banyak belajar tentang rakyat di kotanya.

Qariya melangkah mengikuti Titi. Dirumah Titi terdapat halaman belakang dengan hutan yang lebat. Di pedesaan tempat tinggal Titi tak sama dikota. Jika Di kota sangat jarang bertemu pohon yang begitu tinggi. Sedangkan di Desa, Qariya bisa melihat pohon yang hampir mencapai 4 lantai bahkan lebih dari itu. dengan dahan yang kokoh.

“Kita akan mencari kayu bakar...untuk mengurangi pengunaan tabung gas, jadi carilah dahan-dahan yang tak terlalu besar dan juga dahan yang sudah terpotong dari pohonnya. Oke?” Ucap Titi yang menunjukkan dahan sebesar pergelangan tangannya, sebagai contoh untuk Qariya.

Qariya dengan cepat mengangkat tangannya, dan menampilkan kedua jempol untuk menjawab apa yang diucapkan oleh Titi.

“Oke, ingat jangan sampai masuk kedalam hutan, karena itu berbahaya, jika ada apa-apa..Teriaklah”Titi memberikan Qariya peringatan untuk selalu diingat olehnya.

Qariya menghela nafas mendengarnya, ia berjalan meninggalkan Tiit yang berdiam diri. “Tenang saja, Aku tahu kok”ucap Qariya.

Melangkah sedikit kehutan, Qariya mengambil beberapa dahan yang berjatuhan. Ia merasa puas melihat hasil dari pencariannya.

“Aku yakin, Kayu bakarku lebih banyak dari Titi..hehehe”guman Qariya yang melihat dahan kayu lainnya. Dengan cepat ia mengambil dahan tersebut, namun...

“Apa lagi keinginanmu?...bukankah kita sudah menyelesaikan pertarungan kita kemarin, dan kamu telah kalah bukan?”

“Kita tarung ulang, aku tak percaya bisa kalah dari mu..seorang pria pucat”

“huh...merepotkan, aku lagi tidak ada niat untuk bertarung, sudah menjauhlah dariku”

“Tunggu!”

Qariya bersembunyi dibalik pohon besar, ia hampir saja ketahuan oleh dua orang pria yang sedang bertengkar.

“Aku bertemu lagi dengan Pria Tampan, tapi...siapa yang ada disebelahnya?”Benak Qariya.

Perlahan ia kembali melihat dibalik pohon tempat persembunyian. Memandang apakah masih ada dua orang pria yang bertengkar tadi.

Setelah melihatnya, Qariya menatap kearah lain, kanan dan kirinya. Dirinya kehilangan dua orang pria yang salah satunya dikenal oleh Qariya sendiri. ia berdecak pingang karena telah kehilangan.

“yeah sayangnya, padahal aku ingin melihatnya”Qariya menghela nafas setelah berguman.

Karena sudah kehilangan orang yang dicari, ia membalikkan tubuhnya untuk kembali pada tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari dahan kayu untuk Keluarga Titi.

BUUU!!!!

“WAAAAAAAHHHHHHH!....Hmph”

Terpopuler

Comments

Rossemarry

Rossemarry

mawar merah sudah terbang😘

2022-12-28

1

Rossemarry

Rossemarry

lanjut kim🥳

2022-12-28

1

kenapa tuh

2022-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Anak Bangsawan
2 BAB 2: Wajah Tampan
3 BAB 3: Pria Tampan
4 BAB 4: 3 Ras
5 BAB 5: Penjelasan Lanjut
6 BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7 BAB 7: Ada apa denganmu?
8 BAB 8: Jatuh Cinta
9 BAB 9: Darah...
10 BAB 10: Benjol..
11 BAB 11: Shya Vir
12 BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13 BAB 13: Teman Atau Bukan
14 BAB 14: Bar-bar..
15 BAB 15: Red Spider Lily
16 BAB 16: Cerita Leluhur
17 BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18 BAB 18: Rencana
19 BAB 19: Pergi..
20 BAB 20: Mencari
21 BAB 21: Aku menyukaimu
22 BAB 22: Terjatuh
23 BAB 23: Tidur Bersama
24 BAB 24: Pertemuan Pertama
25 BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26 BAB 26: Guar Luh
27 BAB 27: Aku akan mengantarmu
28 BAB 28: Aku Pulang
29 BAB 29: Lupakan Aku
30 BAB 30: Melupakan
31 BAB 31: Hukuman
32 BAB 32: Berangkat
33 BAB 33: Saling Berpikir
34 BAB 34: Sangat Cantik
35 BAB 35: Hasil
36 BAB 36: Festival Lampion
37 BAB 37: Mengingatku
38 BAB 38:Kamu Lagi!!!
39 BAB 39: Tidak Mungkin
40 BAB 40:Sepupu?
41 BAB 41:Keinginan Ayah
42 BAB 42: Besok Pengakuannya
43 BAB 43:Aku Tidak Perduli
44 BAB 44: Tenanglah
45 BAB 45:Empat Pohon
46 BAB 46:Indah Namun...
47 BAB 47: Tidak ada Izin...
48 BAB 48:Perang adalah Solusi...
49 BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50 BAB 50:Mata Emas
51 BAB 51: Penerus
52 BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53 BAB 53: Hilangnya Cahaya
54 BAB 54: Aku Mencintainya
55 BAB 55: Aku merestui kalian
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1: Anak Bangsawan
2
BAB 2: Wajah Tampan
3
BAB 3: Pria Tampan
4
BAB 4: 3 Ras
5
BAB 5: Penjelasan Lanjut
6
BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7
BAB 7: Ada apa denganmu?
8
BAB 8: Jatuh Cinta
9
BAB 9: Darah...
10
BAB 10: Benjol..
11
BAB 11: Shya Vir
12
BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13
BAB 13: Teman Atau Bukan
14
BAB 14: Bar-bar..
15
BAB 15: Red Spider Lily
16
BAB 16: Cerita Leluhur
17
BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18
BAB 18: Rencana
19
BAB 19: Pergi..
20
BAB 20: Mencari
21
BAB 21: Aku menyukaimu
22
BAB 22: Terjatuh
23
BAB 23: Tidur Bersama
24
BAB 24: Pertemuan Pertama
25
BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26
BAB 26: Guar Luh
27
BAB 27: Aku akan mengantarmu
28
BAB 28: Aku Pulang
29
BAB 29: Lupakan Aku
30
BAB 30: Melupakan
31
BAB 31: Hukuman
32
BAB 32: Berangkat
33
BAB 33: Saling Berpikir
34
BAB 34: Sangat Cantik
35
BAB 35: Hasil
36
BAB 36: Festival Lampion
37
BAB 37: Mengingatku
38
BAB 38:Kamu Lagi!!!
39
BAB 39: Tidak Mungkin
40
BAB 40:Sepupu?
41
BAB 41:Keinginan Ayah
42
BAB 42: Besok Pengakuannya
43
BAB 43:Aku Tidak Perduli
44
BAB 44: Tenanglah
45
BAB 45:Empat Pohon
46
BAB 46:Indah Namun...
47
BAB 47: Tidak ada Izin...
48
BAB 48:Perang adalah Solusi...
49
BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50
BAB 50:Mata Emas
51
BAB 51: Penerus
52
BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53
BAB 53: Hilangnya Cahaya
54
BAB 54: Aku Mencintainya
55
BAB 55: Aku merestui kalian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!