BAB 2: Wajah Tampan

Bruk!!!

Mata saling bertatap, pandangan saling bertemu. Hingga tak terasa bahwa dirinya tertindih oleh seseorang.

Mata merah, hidung mancung, nafas yang memburu menerpa wajah Qariya yang menatap kepadanya. Rambut hitam yang teracak-acak akibat hembusan angin, tampak begitu tampan.

Qariya tak bisa berkedip melihat apa yang ada didepannya. Hingga orang tersebut bangun dari dirinya dan menghilang seperti ditelan bulan.

Bruk!!!

Qariya membaringkan tubuhnya dengan mengingat kejadian yang baru saja dialami olehnya. Ia memegang kedua pipi yang memanas.

“Siapa Dia, kenapa Dia begitu..begitu.Agh!!!”Pekik Qariya dengan menutup wajah dan berguling-guling dikasur besar miliknya.

“Wajah tampan itu, agh!!”jerit Qariya yang duduk dikasurnya. Ia memilih membangunkan diri menatap kearah cermin besar miliknya. Ia mendekati cermin tersebut dan menyentuh wajahnya yang ada dicermin.

“Mata merah”guman Qariya yang mengarahkan tangan yang dicermin menuju matanya.

“Wajah pucat, nafas memburu..dan..”

Deg!deg!deg!

Jantung Qariya berdetak hebat. Ia menyentuh dadanya. “Eh, apa ini?”benak Qariya.

Dengan degupan jantung itu, ia melangkah mundur dan menjatuhkan diri kembali dikasur besar yang begitu empuk.

Wajahnya merah bak tomat. Ia senyum-senyum dibalik itu semua. Mengingat pertemuan singkat dengan seseorang yang membuat hatinya menjadi berdugem seperti ini.

-

Pagi hari yang indah menyambut diri, kilauan cahaya memasuki celah-celah gorden, ingin membangunkan wanita yang tidur dibawah kasur.

Tuk...Tuk..Tuk!

“Nona Qariya”Titi membuka pintu kamar Qariya. Ia melangkah kesana sini hingga matanya memandang datar kearah gadis yang tidur dibawah kasur dengan mata yang mengerjab-gerjab.

“Ayolah..Aku menjaga seorang gadis atau anak-anak”benak Titi melihat tingkah Qariya.

“Qariya!,bangun!!!”Titi menepuk-nepuk pipi Qariya.

Wajah Qariya yang masih mengantuk begitu berat membuka mata. Ia bahkan mengangguk-angguk seperti menjawab pertanyaan Titi. Padahal Titi tak berbicara atau bertanya kepadanya.

Titi memilih untuk menyiapkan air mandi untuk Qariya yang baru bangun tidur itu.

Sedangkan Qariya dengan wajah mengantuk duduk diujung kasur, ia menyeret selimutnya untuk berada diatas paha putih miliknya. mata Qariya yang mengerjab-ngerjab kini tertahan dengan suara air yang tumpah.

“Titi!”Ucap Qariya dengan nada khas bangun tidur. Ia menatap kearah kamar mandi, dimana ada Titi yang baru saja keluar dari sana.

“Oh, Ada apa putri tidur, Kamu ingin tidur kembali...tidurlah dilantai..karena aku ingin membereskan kasurmu ini”ucap Titi dengan santai, menarik selimut yang dipegang Qariya.

Greb!

“Apa yang Kamu lakukan Qariya?”tanya Titi dengan mengerutkan alisnya. Karena selimut yang ditarik olehnya, ditarik kembali oleh Qariya.

“Titi, ketika jantung kita berdebar-debar, mengingat wajah tampan seseorang, apa maksudnya itu..apa kita memiliki penyakit jantung?,atau Kita sedang kelelahan, jadi jantung berdegup cepat?, oh atau karena kita terlalu semangat hingga..”

Tap!

Titi menempelkan telapak tangannya didahi Qariya. “Nona tidak demam, tubuh anda baik-baik saja”ucap Titi.

Swussh

Qariya menghempas tangan Titi yang menempel kepadanya. “Ah Titi, Aku serius loh”

Qariya melihat Titi menghela nafas setelah ucapannya keluar dari mulutnya.

“Ya, yang salah siapa, Kamu memberiku pertanyaan bertubi-tubi, Aku mengira Kamu sedang mengigau”ucap Titi duduk disamping Qariya.

“Ulangi pertanyaanmu, tapi satu-satu”Titi kembali berucap dengan menatap kearah Qariya.

Sebagai anak tunggal, Qariya merasa senang dengan ada Titi disampingnya. Ia merasa Titi sebagai seorang Kakak dan sekaligus sahabatnya. Karena setiap masalah Titi pasti ada untuknya.

“Hm..kemarin malam, dadaku berdegup-degup”Qariya menunjuk dadanya sendiri. ia memulai ceritanya dengan wajah serius.

Titi yang melihatnya menatap kearah dada Qariya, lalu kewajah Qariya. Menatap berulang kali, hingga pandangannya berhenti diwajah Qariya.

“Lalu, apa yang membuat dadamu itu berdegup-degup?”tanya Titi.

Qariya berpikir sejenak, “Hm, Aku memikirkan kejadian tadi malam, Kamu tahu..saat itu Aku”

Tuk...Tuk...

“Maaf menganggu, Nona Qariya dan Kak Titi..Tuan besar memanggil kalian untuk segera sarapan”ucap Pelayan yang menghentikan aktifitas Qariya dan Titi.

Titi yang mendengarnya ucapan Pelayan mengangguk, “Baiklah, terimakasih”

Pelayan tersebut pergi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Titi.

Titi bangun dari duduknya, “Simpanlah pertanyaan itu, hari ini Kamu akan menghadiri sebuah acara besar, banyak yang hadir disana..mandi dan bersiaplah”ucap Titi.

Qariya yang mendengarnya mengangguk, “Oke.baiklah”

-

Sarapan pagi dimulai, Qariya duduk didekat Ibunya, ia mengambil roti yang sudah berselai dengan telur dadar yang begitu berprotein untuk mereka, jangan lupakan susu yang menjadi pelengkap segalanya.

“Ayah!”Qariya menatap Ayahnya yang menikmati sarapan pagi.

“Hm, kenapa?”perhatian Ayahnya kini tertuju kepada dirinya. Qariya tersenyum untuk mengubah suasana.

“Ayah, apa aku memang harus ikut keacara minum teh nanti?”tanya Qariya. Ia begitu malas menghadiri banyaknya acara. Acara-acara dihadirinya ini membuatnya bosan. Masa acara minum teh disiang hari harus dilakukan. Apa maksudnya itu semua.

Meski ia tahu acara itu bertujuan untuk mengeratkan hubungan antar bisnis seseorang. Dan itu bisa menjadi kemungkinan hadirnya acara jodoh menjodoh. Jujur Qariya tak menyukai hal ini. Jaman mereka sudah modern, meski masih mengikuti aturan jaman dahulu. namun tetap saja, perjodohan itu tak disetujui oleh Qariya.

“Kenapa, Kamu tak ingin kesana?”Tanya sang Ayah yang menatap Putrinya. Tatapan itu tenang namun bagi orang lain, tatapan itu mematikan.

“Iya Ayah, bosan..setiap hari aku harus menghadiri acara. Acara sarapan, acara makan,acara minum teh,acara kerabat dan acara perjamuan,itu semua merepotkan Ayah”ucap Qariya dengan nada akhirnya yang merengek.

Ibu Qariya yang ada disampingnya terkekeh, “Hahah...Suamiku, berilah Qariya waktu istirahat, ia begitu banyak menghadapi hal-hal yang membuatnya lelah”

“Aku tahu, tapi Usia Qariya tidak muda lagi, ia harus belajar berbisnis, perjamuan dan semacamnya..agar saat ia mengantikan diriku nanti, ia tak akan kebingungan”

Jawaban yang diberikan Ayah Qariya membuat Qariya terdiam. Ia memutuskan tak lagi berbicara. Ia tahu bahwa memang sudah saatnya belajar. Apa lagi dirinya wanita, ia tahu bahwa dirinya diremehkan. Tidak bisa memimpin atau semacamnya.

Namun Ayah dan Ibunya memberi tahu, jenis kelamin bukan menjadikan patokkan utama untuk membuat seseorang menjadi pemimpin. Tapi kemauan dan tekad seseorang. Ia akan bisa memimpin sebuah pasukan,karena dari kemauannya dan tekadnya.

Maka dari itulah, Qariya memutuskan untuk menguatkan diri agar ia bisa menjadi pemimpin yang layak nantinya.

“Sudahlah, kalau memang Kamu letih, Kamu bisa beristirahat Qariya..”keputusan akhir dari Ayahnya.

Qariya yang mendengarnya tersenyum, ia merasa sedikit senang dengan apa yang didapatnya. Ia bertekad didalam diri agar membuktikan ia bisa menjadi yang terbaik suatu saat nanti.

-

Karena tak ikut acara besar, Qariya melangkah kehalaman luas dibelakang mansion keluarganya.

Ada pohon apel yang berbuah lebat disana. Ia memutuskan untuk memetiknya. Jangan mengira dirinya akan memetik buah tersebut dengan alat pemetik. Ia lebih memilih memetiknya dengan memanjat pohon apel itu secara langsung.

“Hm..enaknya”belum merasakan rasa apel, Qariya sudah tahu bahwa rasa apel itu begitu enak. Karena tampak begitu merah didepan matanya.

Uhuk!

Qariya berhenti melangkah, ketika mendengar suara batuk seseorang. Ia menatap kesana sini, tapi yang didapatinya sebuah kehampaan.

Uhuk!

Mata Qariya berhenti tempat dipohon apel yang lebih besar, dengan bayangan yang begitu gelapnya. Ia melangkah mendekat kearah pohon tersebut.

“SI..Siapa?”ucap Qariya yang mengintip dibalik pohon. Ia menatap dengan perasaan yang penuh ketakutan.

Swussh!!

“Eh?”wajah datar tampak dipandangannya. Ketika melihat hanya sebuah kekosongan dari balik pohon apel yang membuatnya ketakutan.

“ku pikir ada seseorang yang bersembunyi”benak Qariya, ia memutuskan untuk segera mengambil apel sebelum Titi datang dan memarahi dirinya.

Dengan cepat, tangan kanan dan kiri mencari dahan untuk menjadi tumpuannya.

Greb!

“HUAAAAA!...KAKI SIAPA INI?

Terpopuler

Comments

Rossemarry

Rossemarry

wajah tampan itu arrggh! Rasanya pengen mom rose bungkus terus bawa pulang 🙂 Qariya gak boleh ambil, itu punya mom rose udah di booking dari jauh-jauh hari🤣🤣

2022-12-02

3

dasar cewek

2022-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Anak Bangsawan
2 BAB 2: Wajah Tampan
3 BAB 3: Pria Tampan
4 BAB 4: 3 Ras
5 BAB 5: Penjelasan Lanjut
6 BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7 BAB 7: Ada apa denganmu?
8 BAB 8: Jatuh Cinta
9 BAB 9: Darah...
10 BAB 10: Benjol..
11 BAB 11: Shya Vir
12 BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13 BAB 13: Teman Atau Bukan
14 BAB 14: Bar-bar..
15 BAB 15: Red Spider Lily
16 BAB 16: Cerita Leluhur
17 BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18 BAB 18: Rencana
19 BAB 19: Pergi..
20 BAB 20: Mencari
21 BAB 21: Aku menyukaimu
22 BAB 22: Terjatuh
23 BAB 23: Tidur Bersama
24 BAB 24: Pertemuan Pertama
25 BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26 BAB 26: Guar Luh
27 BAB 27: Aku akan mengantarmu
28 BAB 28: Aku Pulang
29 BAB 29: Lupakan Aku
30 BAB 30: Melupakan
31 BAB 31: Hukuman
32 BAB 32: Berangkat
33 BAB 33: Saling Berpikir
34 BAB 34: Sangat Cantik
35 BAB 35: Hasil
36 BAB 36: Festival Lampion
37 BAB 37: Mengingatku
38 BAB 38:Kamu Lagi!!!
39 BAB 39: Tidak Mungkin
40 BAB 40:Sepupu?
41 BAB 41:Keinginan Ayah
42 BAB 42: Besok Pengakuannya
43 BAB 43:Aku Tidak Perduli
44 BAB 44: Tenanglah
45 BAB 45:Empat Pohon
46 BAB 46:Indah Namun...
47 BAB 47: Tidak ada Izin...
48 BAB 48:Perang adalah Solusi...
49 BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50 BAB 50:Mata Emas
51 BAB 51: Penerus
52 BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53 BAB 53: Hilangnya Cahaya
54 BAB 54: Aku Mencintainya
55 BAB 55: Aku merestui kalian
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1: Anak Bangsawan
2
BAB 2: Wajah Tampan
3
BAB 3: Pria Tampan
4
BAB 4: 3 Ras
5
BAB 5: Penjelasan Lanjut
6
BAB 6: Bertemu lagi, Tapi....
7
BAB 7: Ada apa denganmu?
8
BAB 8: Jatuh Cinta
9
BAB 9: Darah...
10
BAB 10: Benjol..
11
BAB 11: Shya Vir
12
BAB 12: Sudah Ku Pastikan...
13
BAB 13: Teman Atau Bukan
14
BAB 14: Bar-bar..
15
BAB 15: Red Spider Lily
16
BAB 16: Cerita Leluhur
17
BAB 17: Ayah dan Ibu Kembali....
18
BAB 18: Rencana
19
BAB 19: Pergi..
20
BAB 20: Mencari
21
BAB 21: Aku menyukaimu
22
BAB 22: Terjatuh
23
BAB 23: Tidur Bersama
24
BAB 24: Pertemuan Pertama
25
BAB 25: Apa yang Kamu lakukan?
26
BAB 26: Guar Luh
27
BAB 27: Aku akan mengantarmu
28
BAB 28: Aku Pulang
29
BAB 29: Lupakan Aku
30
BAB 30: Melupakan
31
BAB 31: Hukuman
32
BAB 32: Berangkat
33
BAB 33: Saling Berpikir
34
BAB 34: Sangat Cantik
35
BAB 35: Hasil
36
BAB 36: Festival Lampion
37
BAB 37: Mengingatku
38
BAB 38:Kamu Lagi!!!
39
BAB 39: Tidak Mungkin
40
BAB 40:Sepupu?
41
BAB 41:Keinginan Ayah
42
BAB 42: Besok Pengakuannya
43
BAB 43:Aku Tidak Perduli
44
BAB 44: Tenanglah
45
BAB 45:Empat Pohon
46
BAB 46:Indah Namun...
47
BAB 47: Tidak ada Izin...
48
BAB 48:Perang adalah Solusi...
49
BAB 49:Mengambil Kekuasaan...
50
BAB 50:Mata Emas
51
BAB 51: Penerus
52
BAB 52: Serahkan Mata Emasmu
53
BAB 53: Hilangnya Cahaya
54
BAB 54: Aku Mencintainya
55
BAB 55: Aku merestui kalian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!