Bruk!!!
Mata saling bertatap, pandangan saling bertemu. Hingga tak terasa bahwa dirinya tertindih oleh seseorang.
Mata merah, hidung mancung, nafas yang memburu menerpa wajah Qariya yang menatap kepadanya. Rambut hitam yang teracak-acak akibat hembusan angin, tampak begitu tampan.
Qariya tak bisa berkedip melihat apa yang ada didepannya. Hingga orang tersebut bangun dari dirinya dan menghilang seperti ditelan bulan.
Bruk!!!
Qariya membaringkan tubuhnya dengan mengingat kejadian yang baru saja dialami olehnya. Ia memegang kedua pipi yang memanas.
“Siapa Dia, kenapa Dia begitu..begitu.Agh!!!”Pekik Qariya dengan menutup wajah dan berguling-guling dikasur besar miliknya.
“Wajah tampan itu, agh!!”jerit Qariya yang duduk dikasurnya. Ia memilih membangunkan diri menatap kearah cermin besar miliknya. Ia mendekati cermin tersebut dan menyentuh wajahnya yang ada dicermin.
“Mata merah”guman Qariya yang mengarahkan tangan yang dicermin menuju matanya.
“Wajah pucat, nafas memburu..dan..”
Deg!deg!deg!
Jantung Qariya berdetak hebat. Ia menyentuh dadanya. “Eh, apa ini?”benak Qariya.
Dengan degupan jantung itu, ia melangkah mundur dan menjatuhkan diri kembali dikasur besar yang begitu empuk.
Wajahnya merah bak tomat. Ia senyum-senyum dibalik itu semua. Mengingat pertemuan singkat dengan seseorang yang membuat hatinya menjadi berdugem seperti ini.
-
Pagi hari yang indah menyambut diri, kilauan cahaya memasuki celah-celah gorden, ingin membangunkan wanita yang tidur dibawah kasur.
Tuk...Tuk..Tuk!
“Nona Qariya”Titi membuka pintu kamar Qariya. Ia melangkah kesana sini hingga matanya memandang datar kearah gadis yang tidur dibawah kasur dengan mata yang mengerjab-gerjab.
“Ayolah..Aku menjaga seorang gadis atau anak-anak”benak Titi melihat tingkah Qariya.
“Qariya!,bangun!!!”Titi menepuk-nepuk pipi Qariya.
Wajah Qariya yang masih mengantuk begitu berat membuka mata. Ia bahkan mengangguk-angguk seperti menjawab pertanyaan Titi. Padahal Titi tak berbicara atau bertanya kepadanya.
Titi memilih untuk menyiapkan air mandi untuk Qariya yang baru bangun tidur itu.
Sedangkan Qariya dengan wajah mengantuk duduk diujung kasur, ia menyeret selimutnya untuk berada diatas paha putih miliknya. mata Qariya yang mengerjab-ngerjab kini tertahan dengan suara air yang tumpah.
“Titi!”Ucap Qariya dengan nada khas bangun tidur. Ia menatap kearah kamar mandi, dimana ada Titi yang baru saja keluar dari sana.
“Oh, Ada apa putri tidur, Kamu ingin tidur kembali...tidurlah dilantai..karena aku ingin membereskan kasurmu ini”ucap Titi dengan santai, menarik selimut yang dipegang Qariya.
Greb!
“Apa yang Kamu lakukan Qariya?”tanya Titi dengan mengerutkan alisnya. Karena selimut yang ditarik olehnya, ditarik kembali oleh Qariya.
“Titi, ketika jantung kita berdebar-debar, mengingat wajah tampan seseorang, apa maksudnya itu..apa kita memiliki penyakit jantung?,atau Kita sedang kelelahan, jadi jantung berdegup cepat?, oh atau karena kita terlalu semangat hingga..”
Tap!
Titi menempelkan telapak tangannya didahi Qariya. “Nona tidak demam, tubuh anda baik-baik saja”ucap Titi.
Swussh
Qariya menghempas tangan Titi yang menempel kepadanya. “Ah Titi, Aku serius loh”
Qariya melihat Titi menghela nafas setelah ucapannya keluar dari mulutnya.
“Ya, yang salah siapa, Kamu memberiku pertanyaan bertubi-tubi, Aku mengira Kamu sedang mengigau”ucap Titi duduk disamping Qariya.
“Ulangi pertanyaanmu, tapi satu-satu”Titi kembali berucap dengan menatap kearah Qariya.
Sebagai anak tunggal, Qariya merasa senang dengan ada Titi disampingnya. Ia merasa Titi sebagai seorang Kakak dan sekaligus sahabatnya. Karena setiap masalah Titi pasti ada untuknya.
“Hm..kemarin malam, dadaku berdegup-degup”Qariya menunjuk dadanya sendiri. ia memulai ceritanya dengan wajah serius.
Titi yang melihatnya menatap kearah dada Qariya, lalu kewajah Qariya. Menatap berulang kali, hingga pandangannya berhenti diwajah Qariya.
“Lalu, apa yang membuat dadamu itu berdegup-degup?”tanya Titi.
Qariya berpikir sejenak, “Hm, Aku memikirkan kejadian tadi malam, Kamu tahu..saat itu Aku”
Tuk...Tuk...
“Maaf menganggu, Nona Qariya dan Kak Titi..Tuan besar memanggil kalian untuk segera sarapan”ucap Pelayan yang menghentikan aktifitas Qariya dan Titi.
Titi yang mendengarnya ucapan Pelayan mengangguk, “Baiklah, terimakasih”
Pelayan tersebut pergi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Titi.
Titi bangun dari duduknya, “Simpanlah pertanyaan itu, hari ini Kamu akan menghadiri sebuah acara besar, banyak yang hadir disana..mandi dan bersiaplah”ucap Titi.
Qariya yang mendengarnya mengangguk, “Oke.baiklah”
-
Sarapan pagi dimulai, Qariya duduk didekat Ibunya, ia mengambil roti yang sudah berselai dengan telur dadar yang begitu berprotein untuk mereka, jangan lupakan susu yang menjadi pelengkap segalanya.
“Ayah!”Qariya menatap Ayahnya yang menikmati sarapan pagi.
“Hm, kenapa?”perhatian Ayahnya kini tertuju kepada dirinya. Qariya tersenyum untuk mengubah suasana.
“Ayah, apa aku memang harus ikut keacara minum teh nanti?”tanya Qariya. Ia begitu malas menghadiri banyaknya acara. Acara-acara dihadirinya ini membuatnya bosan. Masa acara minum teh disiang hari harus dilakukan. Apa maksudnya itu semua.
Meski ia tahu acara itu bertujuan untuk mengeratkan hubungan antar bisnis seseorang. Dan itu bisa menjadi kemungkinan hadirnya acara jodoh menjodoh. Jujur Qariya tak menyukai hal ini. Jaman mereka sudah modern, meski masih mengikuti aturan jaman dahulu. namun tetap saja, perjodohan itu tak disetujui oleh Qariya.
“Kenapa, Kamu tak ingin kesana?”Tanya sang Ayah yang menatap Putrinya. Tatapan itu tenang namun bagi orang lain, tatapan itu mematikan.
“Iya Ayah, bosan..setiap hari aku harus menghadiri acara. Acara sarapan, acara makan,acara minum teh,acara kerabat dan acara perjamuan,itu semua merepotkan Ayah”ucap Qariya dengan nada akhirnya yang merengek.
Ibu Qariya yang ada disampingnya terkekeh, “Hahah...Suamiku, berilah Qariya waktu istirahat, ia begitu banyak menghadapi hal-hal yang membuatnya lelah”
“Aku tahu, tapi Usia Qariya tidak muda lagi, ia harus belajar berbisnis, perjamuan dan semacamnya..agar saat ia mengantikan diriku nanti, ia tak akan kebingungan”
Jawaban yang diberikan Ayah Qariya membuat Qariya terdiam. Ia memutuskan tak lagi berbicara. Ia tahu bahwa memang sudah saatnya belajar. Apa lagi dirinya wanita, ia tahu bahwa dirinya diremehkan. Tidak bisa memimpin atau semacamnya.
Namun Ayah dan Ibunya memberi tahu, jenis kelamin bukan menjadikan patokkan utama untuk membuat seseorang menjadi pemimpin. Tapi kemauan dan tekad seseorang. Ia akan bisa memimpin sebuah pasukan,karena dari kemauannya dan tekadnya.
Maka dari itulah, Qariya memutuskan untuk menguatkan diri agar ia bisa menjadi pemimpin yang layak nantinya.
“Sudahlah, kalau memang Kamu letih, Kamu bisa beristirahat Qariya..”keputusan akhir dari Ayahnya.
Qariya yang mendengarnya tersenyum, ia merasa sedikit senang dengan apa yang didapatnya. Ia bertekad didalam diri agar membuktikan ia bisa menjadi yang terbaik suatu saat nanti.
-
Karena tak ikut acara besar, Qariya melangkah kehalaman luas dibelakang mansion keluarganya.
Ada pohon apel yang berbuah lebat disana. Ia memutuskan untuk memetiknya. Jangan mengira dirinya akan memetik buah tersebut dengan alat pemetik. Ia lebih memilih memetiknya dengan memanjat pohon apel itu secara langsung.
“Hm..enaknya”belum merasakan rasa apel, Qariya sudah tahu bahwa rasa apel itu begitu enak. Karena tampak begitu merah didepan matanya.
Uhuk!
Qariya berhenti melangkah, ketika mendengar suara batuk seseorang. Ia menatap kesana sini, tapi yang didapatinya sebuah kehampaan.
Uhuk!
Mata Qariya berhenti tempat dipohon apel yang lebih besar, dengan bayangan yang begitu gelapnya. Ia melangkah mendekat kearah pohon tersebut.
“SI..Siapa?”ucap Qariya yang mengintip dibalik pohon. Ia menatap dengan perasaan yang penuh ketakutan.
Swussh!!
“Eh?”wajah datar tampak dipandangannya. Ketika melihat hanya sebuah kekosongan dari balik pohon apel yang membuatnya ketakutan.
“ku pikir ada seseorang yang bersembunyi”benak Qariya, ia memutuskan untuk segera mengambil apel sebelum Titi datang dan memarahi dirinya.
Dengan cepat, tangan kanan dan kiri mencari dahan untuk menjadi tumpuannya.
Greb!
“HUAAAAA!...KAKI SIAPA INI?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rossemarry
wajah tampan itu arrggh! Rasanya pengen mom rose bungkus terus bawa pulang 🙂 Qariya gak boleh ambil, itu punya mom rose udah di booking dari jauh-jauh hari🤣🤣
2022-12-02
3
dasar cewek
2022-11-09
1