Mafia's woman
Happy Reading All.
***
Hari ini adalah Sabtu tepatnya adalah malam minggu. Tentu saja malam ini adalah malam yang indah untuk sekedar berbincang dan menikmati malam dengan orang terkasih. Mengingat ini adalah malam minggu yang begitu indah Evelyn memutuskan untuk pergi menemui kekasihnya di apartemen laki-laki itu.
Gadis itu memencet bel apartemen kekasihnya dengan senyuman yang merekah di wajah gadis itu, menunggu untuk di bukakan pintu. Namun setelah memencet bel sebanyak tiga kali masih belum ada tanda-tanda jika kekasihnya itu akan muncul dan membukakan pintu.
“Kenapa belum dibuka juga? Apa dia tidak tahu kakiku sudah sangat pegal,” gadis itu menggerutu kesal karena kekasihnya masih saja tak kunjung membukakannya pintu.
Sekali lagi Evelyn mencoba memencet bel dan menunggu, namun tetap saja laki-laki itu tak kunjung datang membukakan pintu, padahal tadi ia mengatakan sedang berada di rumah. Merasa lelah menunggu di luar Evelyn memutuskan untuk membuka pintu apartemen itu sendiri mengingat ia juga sudah mengetahui sandi unit kekasihnya itu.
Dengan lihai jemari lentik gadis itu memasukkan sandi unit yang tak lain adalah tanggal lahir Evelyn, bukankah kekasihnya itu sangat manis hingga menjadikan tanggal lahir gadis itu sebagai sandi unit apartemen nya.
Saat memasuki apartemen, telinga gadis itu tak sengaja mendengar suara yang terasa begitu aneh. Dengan segera ia mencari sumber suara yang ternyata berasal dari kamar kekasihnya.
“Suara siapa itu?” Evelyn pada dirinya sendiri sebisa mungkin ia berpikir positif karena suara itu mirip suara *******. Evelyn menggeleng memikirkan hal tersebut.
Semakin dekat dengan kamar kekasihnya suara yang kini berubah menjadi suara yang begitu menjijikkan itu membuat pikiran gadis itu mulai kacau. Pintu yang tak ditutup rapat membuat Evelyn bisa mengintip apa yang tengah terjadi.
“Kerel,” gumamnya lirih dengan dada yang terasa tercabik-cabik.
Menatap tak percaya dengan adegan yang tengah terjadi di depannya. Karel, kekasihnya itu kini tengah menyatu dengan Marya, sahabat gadis itu sendiri. Air mata kini mulai mengalir membasahi pipi mulus Evelyn. Hatinya jelas saja begitu terluka saat melihat laki-laki yang begitu dicintai kini tengah mengkhianatinya. Ia tak menyangka Karel bisa mengkhianatinya terlebih dengan sahabatnya sendiri.
Apa dua orang itu tak memikirkan perasaan Evelyn jika perilaku mereka terbongkar seperti saat ini? Sungguh, Evelyn tak ingin mempercayai apa yang dilihatnya saat ini. Karel adalah laki-laki yang selalu menemaninya dan ia pikir laki-laki itu begitu mencintainya namun apa yang kini tersaji di hadapannya seoleh memberitahunya jika ia tak diinginkan.
“Marya aku menyukai ini,” suara menjijikkan yang berasal dari kekasihnya itu membuat Evelyn tanpa sadar kembali meneteskan air matanya.
“Lebih dari Evelyn?” pertanyaan yang terlontar dari Marya itu membuat Evelyn tersenyum sini.
Evelyn masih setia berada di tempatnya mendengarkan pembicaraan mereka dengan hati yang begitu terluka, dan air mata yang tak ada hentinya mengalir.
“Kau tahu dia tidak pernah mau ku sentuh,” sepertinya sekarang Evelyn tahu mengapa Karel melakukan semua ini padanya.
Evelyn memang masih gadis, ia tak mau di sentuh sebelum menikah. Dan ternyata yang ia pikirkan selama ini jika Karel tulus mencintainya dan mau menunggu hingga mereka menikah ternyata hanya sebuah kepalsuan. Di belakangnya laki-laki itu ternyata mencari kehangatan lain.
“Karena itu kau mencari pelampiasan lain hm?” tanya Maria kini berada di atas Karel. Evelyn memegang dadanya ia begitu membenci kejadian yang tersaji di depannya sekarang ini.
“Kau tahu itu Marya,” jawaban Karel tersebut membuat hati Evelyn semakin kesal pada nya.
Evelyn begitu marah mendengar semua pembicaraan mereka dan berpikir apa mereka sering melakukan ini di belakangnya? Sungguh keterlaluan dua manusia itu. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengannya namun dengan tega menusuknya dari belakang.
“Mereka sangat menjijikkan.” Evelyn berdecak menghapus kasar air matanya tak ingin terlihat lemah di depan laki-laki itu dan wanita sialan itu.
Evelyn memutuskan untuk menghampiri mereka, membuka pintu kamar dengan lebar. Memandang begitu jijik pada pasangan di depan nya yang sedang bergulat tersebut. Mereka begitu larut dalam kegiatan mereka hingga tak menyadari keberadaan Evelyn yang tengah menyaksikan perbuatan mereka.
Evelyn mengambil sepatu yang berada di samping kaki nya yang tergeletak berserakan dengan banyak pakain lainnya dan segera melemparkan sepatu itu pada kekasihnya yang berada di atas Marya. Membuat mereka dengan kompak menoleh ke arah Evelyn dengan wajah terkejut.
“Evelyn kau.…” Karel tak mampu melanjutkan ucapannya karena Evelyn sudah lebih dulu menyela ucapan laki-laki itu.
“Kalian begitu jahat telah mengkhianatiku,” marah Evelyn dengan tawa hambarnya menatap tak percaya pada Karel yang kini segera bangun dan menggunakan jubah mandi yang berada di gantungan dekat nya.
“Evelyn aku bisa menjelaskan semua ini Honey,” mohon Karel yang kini sudah berjalan ke arah gadis tersebut dengan wajahnya yang dilingkupi rasa bersalah. Bahkan setelah ketahuan berselingkuh laki-laki itu memanggilnya Honey? Sungguh tidak tahu malu.
“Tak ada lagi yang perlu dijelaskan, semua yang aku lihat sudah cukup untuk menjelaskan jika kau telah mengkhianatiku.” Evelyn menatap nyalang ke arah Karel. Hatinya sungguh hancur dan ia sungguh frustasi akan semua yang terjadi saat ini.
Karel berusaha mendekati Evelyn dan menggenggam tangan gadisnya itu tapi Evelyn malah menghempaskan tangan Karel dengan kasar. Laki-laki itu mengusap rambutnya gusar dan masih berusaha untuk menggapai Evelyn.
“Salahkan dirimu yang tak bisa memuaskannya Evelyn,” maki Marya yang kini ikut membuka suaranya. Karel dan Evelyn kompak menatap Marya namun dengan tatapan yang berbeda Karel dengan amarahnya dan Evelyn dengan kekecewaan yang ia tutupi dengan senyuman sinis.
“Diam kau Marya,” bentak Karel yang membuat Marya terdiam dan merasa kesal dengan Karel yang membela Evelyn.
“Kau benar Marya aku tak bisa memuaskannya karena aku bukan wanita murahan sepertimu,” ucap Evelyn sambil mengangguk dan tersenyum sinis pada Marya.
Evelyn tahu pasti kini Marya tengah menahan amarahnya mendengar ucapan gadis itu, semua itu terlihat begitu jelas dari raut wajahnya.
“Aku rasa tak perlu lagi ada ikatan di antara kita, kita akhiri semua sampai di sini. Aku begitu muak dengan kalian,” setelah mengatakan hal tersebut Evelyn langsung keluar dari kamar tersebut.
Evelyn keluar dari apartemen tersebut dengan rasa sakit yang ia rasakan. Gadis itu sedikit berlari takut jika Karel mengejarnya walau itu terasa mustahil mengingat laki-laki itu telah mengkhianatinya. Bagaimana mungkin dia akan mengejarnya?
Bahkan bisa Evelyn tebak pasti sekarang mereka tengah mentertawakan Evelyn. Kini gadis tersebut hanya bisa berharap agar ia bisa melupakan laki-laki pengkhianat tersebut dan tidak lagi terjebak pada laki-laki tersebut yang dengan tega menyakitinya.
***
Hai, ini pertama kalinya aku bikin novel yang genre nya bukan Teenfiction tapi semoga kalian bisa suka sama cerita aku ini.
Kalau ada saran dan kritik silahkan komentar ya kak.
Jangan lupa Follow, like, komentar, dan love nya ya all.
Happy Reading All.
See You Next chapter all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
ArlettaByanca
wahh gmn klo lg begitu divideo setelah selesai baru labrak tuh pasangan selingkuh. pasti pusing stress tuh pasangan takut dìsebar
2024-08-05
0
Debby Tewu
semoga cerita ini sampai tamat dan asik,dan akhirnya balas dendam.
2024-08-05
0
Qaisaa Nazarudin
Awal bab aja udah seru nih,,,Mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2022-12-31
1