Saat terbangun Evelyn merasakan pusing yang sangat mendera kepalanya. Belum lagi perut yang terasa mual karena minuman semalam. Perpaduan yang begitu menyakitkan dan memuakkan.
"Sial kepalaku sangat sakit dan perutku terasa begitu mual. Berapa banyak yang aku minum malam tadi?” rutuk Evelyn pada dirinya sendiri sambil memukul mukul kepalanya yang terasa begitu pusing.
Evelyn memperhatikan sekeliling yang terasa asing, hingga teringat dengan kejadian di apartemen tadi malam. Gadis tersebut memejamkan matanya saat mengingat kejadian malam tadi.
"Di mana ini?!” tanya Evelyn yang lebih tepatnya bertanya pada dirinya sendiri. Karena terakhir kali yang ia ingat adalah saat laki-laki yang tak diketahui namanya tersebut membawanya dengan paksa.
Namun Evelyn bisa menebak jika saat ini ia tengah berada di udara. Kenric muncul dengan senyumannya. Meski tampan, tapi Evelyn tidak menyukainya. Masih ada dendam dalam hatinya karena laki-laki tersebut melukai pamannya dan membawanya dengan paksa.
"Kau yang membawaku kemari? Kau akan membawaku kemana?” tanya Evelyn pada Kenric. Ia sudah penasaran kemana laki-laki tersebut akan membawanya pergi.
“Kau pikir kemana aku akan membawamu pergi? tentu saja aku akan membawamu ke rumah ku,” ucap Kenric dengan begitu tegasnya pada Evelyn yang kali ini menatap tajam juga tak suka pada Kenric yang memang begitu pemaksa tersebut.
"Aku kan sudah bilang tidak mau! Kau sungguh pemaksa, Tuan!” marah Evelyn pada Kenric yang sama sekali tidak memperdulikan apa yang Evelyn katakan. Karena tentu keputusannya sudah bulat.
“Aku kira kita tak akan memperdebatkan ini lagi,” ucap Kenric pada Evelyn. Karena ia juga sudah lelah jika harus kembali bertengkar dengan Evelyn yang begitu keras kepala tersebut.
Evelyn kini menatap tak suka pada Kenric lalu berdecak dengan. Ia tak tahu harus mengatakan apa lagi agar Kenric mau untuk melepaskannya karena jujur ia juga sudah merasa lelah jika harus kembali bertengkar lagi. Berdebat dengan Kenric yang pasti tak akan ada habisnya. Namun ia juga tak ingin jika ia harus menjadi ****** untuk laki-laki tersebut
"Lalu aku harus menerimanya dan menjadi jalangmu?” tanya Evelyn pada Kenric dengan tatapan menghinanya juga tatapan tak sukanya pada Kenric.
“Apa kau memiliki pilihan lain?” tanya Kenric dengan tatapan menantangnya pada Evelyn yang kini terdiam mendengar ucapan laki-laki tersebut, Kenric benar Evelyn tak memiliki pilihan lain.
Tak lama, Evelyn benar-benar merasa tidak enak badan dan memuntahkan seluruh isi perutnya yang sedari tadi memang sudah mendesak untuk segera keluar. Melihat hal tersebut Kenric terlihat terkejut dan segera menghampiri Evelyn dengan tatapan khawatirnya.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Kenric dengan tatapan khawatirnya sambil memegangi Evelyn yang segera ditepis oleh Evelyn.
"Bukan urusanmu!” ucap Evelyn tegas pada Kenric yang kini hanya bisa menghembuskan nafasnya. Ia sepertinya harus ekstra sabar untuk menghadapi gadis keras kepala tersebut.
“Aku akan mengantarmu ke kamar mandi,” ucap Kenric tanpa mau menghiraukan larangan Evelyn.
Kenric benar memapah Evelyn membawa gadis tersebut ke kamar mandi. Bahkan dia membantu Evelyn membersihkan wajah. Anehnya, kini Evelyn merasa dia bukan iblis yang seperti yang ia kira sebelumnya. Namun setelahnya Evelyn segera menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengenyah kan pikirannya tersebut.
Setelah memuntahkan semua isi perutnya kini rasanya perutnya malah masih saja terasa mual. Efek mabuk malam tadi sepertinya memang begitu mempengaruhi tubuhnya yang memang jarang untuk minum, minuman beralkohol.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Kenric merasa khawatir saat melihat Adhara yang masih saja berada di posisinya dan menatap wajahnya dengan gusar.
"Menurutmu?” tanya Evelyn dengan begitu ketus pada Kenric.
“Berapa gelas yang kau habiskan malam tadi?” tanya Kenric pada Evelyn yang memilih untuk diam dan tak ingin untuk menjawabnya. Ia bahkan juga tak tahu berapa banyak yang ia minum hingga membuatnya seperti ini.
Setelah selesai Evelyn memilih untuk mencuci wajahnya lalu segera kembali ke kamar pesawat tersebut. Seperti efek dari mualnya bukan hanya karena mabuk tapi karena melihat wajah Kenric yang begitu memuakkan untuknya itu.
“Aku akan meminta pelayan membawakan lemon hangat,” ucap Kenric pada Evelyn setelah membantu gadis tersebut untuk merebahkan kembali tubuhnya di kasur yang berada di sana.
"Berhentilah bersikap peduli padaku,” ucap Evelyn pada Kenric. Karena ia malah semakin di buat kesal jika Kenric terus saja bersikap baik padanya.
“Berhentilah membuat keributan! Aku akan meminta pelayan untuk membuatkan air lemon,” ucap Kenric pada Evelyn tegas. Baru saja Evelyn akan membuka suaranya Kenric malah lebih dulu membuka suaranya dan memotong ucapan gadis tersebut.
“Terserah kau setelahnya akan meminumnya atau tidak! Kau memang keras kepala!” ucap Kenric dengan begitu tajam lalu segera pergi meninggalkan Evelyn di kamar sendiri dan tak lama kembali lagi dengan sebuah gelas di tangannya.
“Minumlah!” ucap Kenric sambil mengulurkan gelas tersebut pada Evelyn yang kini malah hanya menatap gelas tersebut tanpa ada niat untuk mengambilnya.
"Sudah aku katakan aku tidak ingin,” ucap Evelyn tak suka membuat Kenric berdecak mendengarnya.
“Minum atau aku akan melakukannya dengan caraku,” ancam Kenric pada Evelyn membuat Evelyn berdecak mendengarnya. Padahal tadi ia mengatakan jika Evelyn mau minum atau tidak itu bukanlah urusannya namun kini ia malah memaksanya.
"Cih, sialan,” ucap Evelyn dengan kesalnya lalu segera mengambil gelas tersebut dari tangan Kenric. Tanpa membantah akhirnya Evelyn segera menegaknya tak ingin kembali berdebat dengan laki-laki pemaksa tersebut.
“Oke! Ini udah! Sekarang tolong tinggalkan aku sendiri. Aku sangat muak melihatmu. Sebentar lagi, rasanya aku ingin muntah lagi,” ucap Evelyn pada Kenric yang kini sontak memelototkan matanya mendengar ucapan Evelyn tersebut.
“Kau?!” Kenric kini berusaha menahan amarahnya saat melihatmu yang malah terlihat begitu polos. Akhirnya Evelyn hanya mengangkat bahunya dan kembali berbaring.
“Baiklah kau bisa melanjutkan istirahatmu, Sayang,” ucap Kenric akhirnya memilih untuk mengalah. Tanpa aba-aba pria itu mencium kening Evelyn. Sungguh ini membuat gadis tersebut terkejut dan kesal. Sementara Kenric terkekeh senang karena sudah membuatmu marah.
***
Evelyn membuka matanya saat merasakan cahaya yang masuk ke retinanya. Dan hal pertama dapat ia lihat lihat adalah kamar yang begitu luas dan begitu mewah. Sepertinya Evelyn tidur terlalu lama. Evelyn pun menarik tubuhnya menjadi posisi duduk di atas ranjang. Sejenak Evelyn terdiam dan menangkap lukisan besar gambar pria brengsek itu dengan nama, Kenric.
"Hahaha! Selain gila, ternyata dia terlalu pede,” ucap Evelyn dengan tawanya saat melihat sebuah gambar lukisan tersebut yang terpasang dengan begitu besar di sana tengah ruangan.
"Mana ada pria yang memasang wajahnya sendiri sebesar itu?” tanya Evelyn pada dirinya sendiri. Gadis tersebut segera berjalan untuk memperhatikan foto tersebut lebih jelas. Hingga dapat ia lihat jika di sana tertulis nama nya juga sebuah kalimat yang bertuliskan sebuah kota yang cukup terkenal hingga dari sana ia mengetahui kini ia berada di mana.
“Ah baiklah! Dia memang Lucifer Las Vegas. Dan ya sekarang aku tahu jika aku ternyata berada di Las Vegas,” ucap Evelyn dengan dengusan kasarnya.
Tatapannya langsung tertuju ke arah pintu hingga ia dengan segera berjalan ke arah pintu untuk berharap jika pintu tersebut tidak terkunci. Namun sial, karena nyatanya pintu tersebut ternyata terkunci. Lagi pula penculik mana yang akan memberikan kebebasan pada tawanannya? Kini ia hanya bisa menghembuskan nafasnya sambil berdoa agar ia segera bisa keluar dari kamar tersebut dan melarikan diri dari Kenric.
***
Thanks for Reading All.
Semoga kalian suka ya sama cerita ini
Jangan lupa buat Like, komen, follow, dan tambah ke perpustakaan ya guys
See You Next Chapter All.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Nana
Ceritanya keren kak. Bikin penasaran
2022-12-02
0