Saat memasuki tempat acara, ternyata di sana begitu ramai dengan kalangan atas yang saling berbincang satu sama lain. Dapat Evelyn lihat tak ada satupun dari mereka yang menggunakan pakaian murah. Semua yang mereka kenakan adalah pakaian bermerk. Evelyn bahkan tak mampu membelinya. Kali ini saja ia bisa memakai barang yang begitu mewah karena semua ini milik Kenric.
“Ingatlah untuk tidak membuat keributan,” peringat Kenric lagi, mengingatkan Evelyn agar ia tidak membuat pertengkaran lagi. Evelyn hanya mengangguk sambil berdecak mendengarnya.
Seorang laki-laki dengan wajah tampan dan setelan tuxedo hitam yang membuat laki-laki tersebut semakin tampan, menghampiri Kenric dengan senyuman yang begitu manis. Namun Evelyn mengerutkan keningnya saat rangkulan Kenric di pinggangnya malah semakin mengerat seiring dengan langkah laki-laki tersebut yang semakin mendekat.
“Hey Ronald selamat atas jabatanmu,” ucap Kenric dengan wajah datarnya sambil mengulurkan tangannya pada laki-laki yang bernama Ronald tersebut. Dengan senyuman yang begitu manisnya Ronald menjawab jabatan tangan tersebut.
“Terima kasih Mr. Roymond yang terhormat. Terima kasih sudah datang di tengah kesibukan Anda,” ucap Ronald yang malah terdengar begitu sinis berbanding terbalik dengan senyumannya yang terlihat begitu manis.
Evelyn dapat melihat ada aura permusuhan di antara kedua nya. Senyuman dan ucapan yang terdengar bagai hinaan. Namun Evelyn memilih untuk mengabaikannya. Lagi pula ia tak peduli jika mereka memang bermusuhan, tak ada menguntungkan untuk Evelyn jika mereka bermusuhan, tak ada juga kerugian untuknya. Lagi pula ia juga bukan siapa-siapa bagi Kenric, ia hanyalah tawanan laki-laki tersebut.
“Apapun untukmu dan perkenalkan Evelyn calon istriku,” ucap Kenric dengan senyuman bangga nya pada Ronald yang kini terlihat tersenyum dengan mengejek ke arah Evelyn. Evelyn merasa tersinggung melihat tatapan laki-laki tersebut terhadapnya.
“Semakin banyak semakin baik,” ucap Ronald dengan senyuman sinisnya yang membuat Evelyn mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan laki-laki tersebut. Namun tak lama Ronald mengulurkan tangannya pada gadis tersebut untuk berkenalan tapi Kenric malah menahan tangannya. Ronald hanya terkekeh melihat reaksi Kenric yang terlihat begitu posesif
“Kau tak berubah dan ya perkenalkan aku Ronald sahabat Kenric,” ucap Ronald memperkenalkan dirinya. Evelyn menaikkan sebelah alisnya tak yakin jika Ronald benar-benar sahabat Kenric. Mereka bahkan lebih seperti musuh dari pada seorang sahabat. Aura permusuhan di antara mereka bahkan terlihat jelas.
“Cih. Ayo pergi!” ucap Kenric yang setelahnya segera membawa Evelyn untuk segera pergi dari sana yang membuat Evelyn semakin bingung melihatnya. Ronald adalah yang memiliki acara namun Kenric terlihat begitu tak menyukainya membuat Evelyn mengerutkan kening bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia semakin dibuat penasaran dengan apa yang terjadi antara Kenric juga Ronald.
Sikap Kenric begitu aneh pada sang pemilik acara, jika memang mereka bermusuhan untuk apa ia datang?
"Hei Kenric apa yang terjadi? Mengapa kau bersikap demikian?” tanya Evelyn saat Kenric membawanya pergi dari hadapan Ronald yang kali ini masih melihat ke arah mereka, Evelyn mengetahuinya karena ia menoleh ke belakang dan melihat ke arah Ronald yang kini tersenyum ke arahnya.
“Sepertinya kau tertarik dengan permasalahan kami. Tapi sayangnya kau tak perlu mengetahuinya,” ucap Kenric dengan senyuman evil nya ke arah Evelyn yang kini hanya menatapnya datar.
"Bagaimana sebuah hubungan bisa terjalin jika kau menyembunyikan banyak hal dariku?” tanya Evelyn dengan wajah datarnya, tentu saja ia tak serius dengan ucapannya tersebut. Kini ia hanya harus membuat Kenric lengah dan memberinya sedikit kebebasan. Selain itu ia juga penasaran dengan apa yang terjadi hingga ia mengatakan hal tersebut.
“Apa kau sedang memikirkan untuk menjalin hubungan denganku?” tanya Kenric dengan menaikkan sebelah alisnya dan menatap Evelyn dengan mengejek karena ia merasa berhasil membuat Evelyn menyukainya dan tertarik padanya.
"Aku kira kau menginginkan itu. Tak ada gunanya melawanmu jadi lebih baik mencobanya,” ucap Evelyn dengan wajah akuhnya yang malah membuat Kenric terkekeh mendengar jawaban gadis tersebut.
"Tapi kau tak perlu lagi menjawabnya aku sudah tak tertarik. Lagi pula aku yakin aku akan terus membencimu,” ucap Evelyn lagi melanjutkan ucapannya dengan begitu sombongnya. Sikap Evelyn yang seperti ini membuat Kenric rasanya semakin tertarik dengan gadis tersebut.
Kenric mengambil minuman untuk Evelyn yang dibawakan oleh pelayan. Kini mereka sudah berdiri di salah satu meja yang sudah dipenuhi dengan makanan.
“Minumlah!” ucap Kenric sambil menyodorkan minuman untuk Evelyn. Tentu saja minuman tanpa alkohol, karena Kenric tak ingin jika Evelyn sampai meminum minuman beralkohol.
"Terima kasih,” ucap Evelyn dengan begitu tulusnya, Kenric tak menyangka orang seperti Evelyn bisa mengucapkan terima kasih padanya.
Tak lama dua orang laki-laki datang menghampiri Kenric dan Evelyn dengan wajah tampan dan senyuman konyol yang terlihat di wajahnya. Evelyn jadi berpikir apa tempat ini memang dipenuhi dengan orang-orang tampan?
“Mereka adalah sahabatku Xavier dan Yaron. Tak perlu berkenalan dengan mereka, mereka adalah sekelompok bajingan,” ucap Kenric pada Evelyn yang kini tersenyum sinis mendengar ucapan laki-lai tersebut.
"Jangan lupa jika kau juga berada dalam kelompok mereka,” ucap Evelyn menyadarkan Kenric tentang fakta tersebut. Kenric sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan tersebut ia hanya terkekeh mendengar ucapan Evelyn.
“Hey lihatlah siapa yang datang ini,” ucap laki-laki dengan jas berwarna krem dengan rambut yang ditata begitu rapi. Laki-laki tersebut bernama Xavier salah satu sahabat Kenric.
“Dan siapa gadis cantik yang kau bawa ini hm?” tanya Xavier dengan senyuman jahilnya yang kini terlihat menggoda ke arah Evelyn yang hanya menatapnya dengan datar.
“Jangan mengganggunya dia adalah calon istriku,” ucap Kenric dengan begitu tegasnya pada kedua sahabatnya tersebut yang sontak membuat sahabatnya tersebut bersorak mendengarnya. Kini Evelyn menyadari memang tak ada yang benar dari sahabat Kenric tersebut.
"Aku? Tidak, aku hanya tawanannya,” ucap Evelyn menanggapi ucapan Kenric tersebut. Sepertinya tidak ada salahnya jika ia berbicara seperti itu pada sahabat Kenric. Siapa tahu di antara mereka ada yang waras dan dapat membantunya. Walau sebenarnya tak ada yang bisa Evelyn harapkan dari orang yang terlihat konyol di depannya tersebut. Namun tak ada salahnya mencoba bukan.
Mendengar ucapan Evelyn tersebut Kenric mendekatkan wajahnya pada telinga Evelyn lalu berucap, “Bercandamu tidak lucu, Sayang. Aku akan menghukummu saat pulang nanti. Jangan lupakan pamanmu Sweety,” ucap Kenric pada Evelyn sambil berbisik di telinga gadis tersebut. Akhirnya Evelyn hanya bisa diam saat pamannya kembali menjadi ancamannya.
“Kalau begitu bagaimana jika kau menikah denganku saja Nona?” tanya Yaron pada Evelyn dengan mengedipkan sebelah matanya pada Evelyn yang kini malah bergidik ngeri karena nya. Sepertinya memang salah jika ia berharap pada laki-laki tersebut.
“Aku berjanji akan membunuhmu Yaron. Jika kau bermain-main denganku,” tegas Kenric dengan tatapan tajamnya pada Yaron yang kini sudah terkekeh karenanya.
“Ok kau begitu kejam,” ucap Yaron pada Kenric dengan cengirannya.
“Lagi pula kau memiliki banyak bukan,” ucap Yaron yang kini membuat Kenric menatap tajam pada laki-laki tersebut. Evelyn yang mendengar ucapannya mengerutkan keningnya sebelum senyuman sinisnya terlihat.
“Tidak perlu mendengarkannya, dia hanya bercanda,” ucap Kenric tersenyum pada Evelyn lalu mendekatkan wajahnya pada gadis tersebut hendak menciummu. Harusnya Kah ia membiarkan laki-laki tersebut menciumnya atau ia harus menolaknya?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments