Rencana Bulan Madu

Nyonya Rosa menatap wajah Adryan sang putra juga Kalista istrinya secara bergantian. Ingin rasnya dia menganggukkan kepalanya dan mengatakan bawah beliau memberikan restu.

Akan tetapi, rasa ego yang dimiliki oleh perempuan yang saat ini berusia awal 60 tahunan itu pun terlalu besar saat ini.

Dia hanya melenggang begitu saja tanpa sepatah katapun lagi meninggalkan Adryan dan juga Kalista dengan sedikit tersenyum.

"Mas ..." Lirih Kalista menoleh menatap wajah suaminya.

"Kamu yang sabar ya, beri waktu kepada Mommy sedikit lagi, Mas yakin kalau sebenarnya hati Mommy sudah luluh. Terbukti beliau tidak mengatakan apapun lagi, dengan Mommy pergi begitu saja, itu tandanya beliau tidak menentang keputusan Mas untuk segera mendaftarkan pernikahan kita.'' Ucap Adryan meletakan kedua telapak tangannya di kedua sisi pipi Kalista.

"Benarkah?"

"Tentu saja, kamu tau sendiri mulut Mommy pedasnya seperti apa. Tapi, kamu lihat sekarang beliau pergi tanpa sepatah katapun. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah pendekatan yang lebih intens lagi sama beliau.''

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil.

Adryan pun memeluk tubuh istrinya seraya mengecup pucuk kepalanya mesra dan penuh kasih sayang.

"Akhirnya waktunya tiba, sayang. Waktu dimana kamu akan menjadi istri sah dari Tuan Adryan, Mas benar-benar senang karena Mas tidak perlu menyembunyikan pernikahan kita lagi."

"Iya, Mas. Aku juga senang sekali. Akhirnya apa yang kita impikan terwujud juga."

"O iya, gimana kalau kita adakan pesta besar-besaran di hotel mewah. Mas bakalan undang lebih dari 1000 tamu undangan dan memproklamirkan pernikahan kita.''

"Hmm ... Sepertinya tidak usah deh, Mas."

"Lho, kenapa? Bukannya kamu mendambakan pernikahan mewah seperti orang lain? Pakai gaun pengantin, mengundang banyak tamu, duduk di singgasana layaknya seorang raja dan ratu satu hari. Dulu kamu menginginkan hal itu lho." Tanya Adryan mengurai pelukan.

"Ya, itu dulu, Mas. Sekarang tidak lagi, bagiku semua itu tidak penting lagi sekarang. Yang terpenting itu, pernikahan kita sah secara agama dan negara. Akan tetapi, satu hal yang lebih penting daripada itu adalah, aku bisa diterima oleh Mommy sebagai menantunya.''

"Kamu benar-benar istri yang sempurna, sayang. Hmm ... Ya udah, sebagai gantinya, bagaimana kalau kita berbulan madu ke luar negeri? Tujuannya terserah kamu saja maunya ke mana."

"Boleh. Tapi, putra gimana?"

"Ya putra biar sama Mommy, kamu tidak usah khawatir Mommy sayang banget sama dia."

"Iya aku tau hal itu. Tapi, akan aneh rasanya jika kita pergi tanpa dia."

"Tidak apa-apa, kapan lagi coba kita pergi berdua? Mas ingin mengulang masa-masa waktu kita baru menikah dulu. Tidur berdua, mandi berdua, kemana-mana berdua, dan anu juga gak ada yang ganggu."

Kalista tersenyum kecil kembali membayangkan saat-saat itu, saat dimana dirinya dimanjakam sedemikan rupa saat mereka masih menjadi sepasang pengantin baru.

"Sayang? Ko malah melamun gitu?" Tanya Adryan seketika membuyarkan lamunannya.

"Eu ... Nggak ko, aku cuma lagi bayangim waktu kita baru menikah dulu. Sepertinya tidak ada salahnya juga kalau kita kembali mengulang masa-masa itu."

"Jadi, kamu setuju?"

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang. Lalu, dia pun kembali memeluk tubuh Adryan sang suami penuh kasih sayang.

"Kamu pikirkan baik-baik kemana kita akan pergi."

"Kemanapun, boleh?''

"Tentu saja boleh, bahkan jika kamu ingin ke ujung dunia pun akan Mas turuti."

"Makasih, Mas. Makasih banget, aku benar-benar beruntung punya suami seperti Mas."

"Justru Mas yang beruntung punya istri seperti kamu, cantik, sabar, penyayang, dan yang paling Mas suka dari kamu adalah, kamu itu tidak matre seperti kebanyakan perempuan, Mas sayang sama kamu, Kalista Anindia Putri, muach ..."

"Aku juga sayang sama kamu Mas Adryan Saputra Hadiningrat."

Keduanya pun saling mendekap satu sama lain dengan perasaan yang benar-benar bahagia.

"Setelah, proses pendaftaran pernikahan kita selesai dan status kita sudah benar-benar sah dan tercatat sebagai suami-istri secara negara, kita akan segera pergi berbulan madu. Mari kita ulang masa-masa saat kita masih menjadi sepasang pengantin baru, dan memberi adik buat Putra.''

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang.

❤️❤️

Keesokan harinya.

Seperti biasa, Kalista selalu bangun lebih awal dan mempersiapkan segala kebutuhan suaminya sebelum berangkat ke kantor, termasuk membuatkan sarapan pagi untuknya.

Kalau dulu dia membuatkan sarapan untuk suami dan juga putra, setelah pindah dan menetap di rumah mertuanya, dia pun membuatkan sarapan untuk kedua mertuanya juga tentunya.

Untuk menu pagi ini, Kalista spesial membuatkan nasi goreng lengkap dengan telur dan juga ayam goreng. Semua hidangan nampak sudah tersaji rapi di meja makan, dan satu persatu penghuni rumah pun mulai datang dan duduk di meja makan termasuk Adryan sang suami dan juga kedua mertuanya.

"Waah ... Sarapan pagi ini spesial banget, sepertinya juga enak." Ucap Nyonya Rosa menarik kursi lalu duduk di kursi makan.

"Tumben bibi masak banyak pagi ini?" Timpal Tuan Adi menatap meja makan yang hampir terisi penuh dengan makanan.

"Bukan saya yang masak, Nyonya besar, Tuan besar." Jawab bibi yang saat ini sedang mengisi satu-persatu gelas kosong dengan air putih.

"Lho, kalau bukan kamu yang masak, lalu siapa?"

"Anu, Nyonya. Nyonya Kalista yang masak." Jawab bibi lagi menunjuk ke arah Kalista dengan sopan.

"Hmm ... Begitu," gumam Nyonya Rosa datar dan mulai memasukan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

'Hmm ... Enak juga,' (batin Nyonya Rosa.)

"Gimana, Mom? Masakan Kalista enak 'kan?" Tanya Adryan menatap wajah sang ibu tersenyum ramah.

"Lumayan," jawabnya datar.

"Oma, masakan Mommy itu enak banget lho. Apalagi kalau Mommy masak spaghetti, hmm ... pokoknya Oma pasti bakalan ketagihan deh." Timpal Putra yang duduk tepat di samping sang Oma.

"O ya? Sepertinya boleh kapan-kapan Oma ngerasain spaghetti buatan Mommy kamu."

"Mom, kapan-kapan masakin Oma Spaghetti ya. Biar Oma tau sedapnya seperti apa." Pinta Putra mengalihkan pandangan kepada sang ibu.

"Tentu saja, sayang. Nanti malam Mommy masakin spesial buat Oma." Jawab Kalista tersenyum ramah.

"O iya, sayang. Hari ini kamu tidak lupa 'kan kalau kita akan pergi ke Kantor Urusan Agama?'' Tanya Adryan menoleh lalu menatap wajah istrinya yang duduk tepat di sampingnya kini.

"Iya, Mas. Aku tinggal ganti baju aja ko."

Adryan menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang.

Ting ... Tong ....

Tiba-tiba saja suara bel berbunyi pertanda ada tamu yang berkunjung.

"Biar saya yang buka pintu," Kalista berdiri dan berjalan menuju pintu utama.

Ceklek ....

Dia pun membuka pintu utama dan seketika mengerutkan kening juga terkejut saat menatap seseorang yang saat ini berdiri tepat di depan pintu.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Pasti pelakor yang nggak berkelas datang

2023-01-13

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

siap tuh yg datang, apa mungkin amanda

2022-11-19

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

oma rosa jgn bersikap baik lg ke amanda biar amanda itu sadar diri kehadirannya gk diharapkan

2022-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!